EMPAT

“ Lepaskan gadis itu Br*ngsek” ucap laki-laki itu dengan suara lantangnya.

Kiara dan anak buah tuan Ben yang sedang memegang Kiara itu mendengar teriakan seseorang, mereka berdua pun langsung berbalik untuk melihat siapa orang tersebut.

“ Lepaskan dia” teriak orang itu lagi.

Karena si anak buah tak segera melepaskan Kiara, laki-laki itu langsung berlari dan menghajarnya. Perkelahian pun di mulai dan Kiara dapat melepaskan diri dari si anak buah tuan Ben.

Perkelahian itu di menangkan oleh laki-laki itu, yang kemudian menghampiri Kiara yang masih sempat kaget dengan keadaannya saat ini.

“ Kau baik-baik saja” Tanya laki-laki itu.

“ Apakah aku terlihat baik-baik saja menurutmu?” balas Kiara dengan wajah judesnya.

Bukannya bilang makasih malah judesin gw lu, semakin menarik aja sih, kata laki-laki itu dalam hati.

“ Masih inget aku?” katanya lagi.

“ Kau…. Ehmmmmmm siapa ya?” Tanya Kiara yang memang Kiara tidak mengingat laki-laki itu. Jika di lihat secara seksama pasti Kiara menginggat nya tetapi otak Kiara memang kecil, sehingga dia tidak menggat laki-laki itu.

“ Aku Johan, kita pernh ketemu di pesta Jesicca. Kamu temannya Jesicca kan?” tanyanya lagi. Saat ini tangan Johan sudah terulur untuk membantu membenahi pakaian Kiara yang sempat berantakan.

“ Johan?.... Oh aku ingat” dengan wajah yang sedikit bingung dan mulai membenarkan pakaiannya.

Tanpa basa-basi Johan langsung menuntun Kiara menuju mobilnya. Johan mempersilahkan Kiara untuk duduk di sampingnya kemudian Johan membenarkan duduknya dan memakaikan seat belt pada Kiara.

Dalam perjalanan tak ada dari mereka yag berbicara, mereka berdua sama-masa tenggelam dalam pikiran masing-masing. Johan yang bingun akan bicara apa meskipun hatinya senang karena ia telah menemukan Kiara, sedangkan Kiara sibuk bertanya dalam hati, bagaimana keadaanya setelah ini, secara Kiara tak mungkin pulang apartementnya ataupun ke rumahnya di Bandung. Kiara bisa saja kembali ke apartement Dinda, tapi Kiara takut kalau anak buah tuan Ben menemukannya lagi. Sampai di pertematan yang entah akan kemana Johan membuka suara dengan bertanya.

“ Kau mau ku antar kemana?” tanyanya tanpa melihat Kiara.

“…..ehhhmmmmmm…….” Kiara bingung dan dia membutuhkan waktu untuk berfikir.

“ Hai, aku bertanya padamu….. Kau mau ku antar kemana?” Johan bertanya lagi, kali ini nadanya agak sedikit meninggi, Johan terlihat emosi karena Kiara tidak segera menjawab. Johan berfikir kalau Kiara mengabaikannya.

“ Ehmmmmm…. Aku gak tau….. hikkssss… hikkkssss…hikkkssss….” Tanpa di saradi air mata Kiara turun secara perlahan yang lama-lama semakin deras. Johan yang melihanya pu kebingungan dengan tingkah Kiara. Johan tak tahu apa yang harus dia lakukan.

“ Hikssss…Hiksss…. Hiks…… aku gak punya tujuan om, bawa aku aja sama om” entah setan apa yang membuat Kiara berfikir jika bersama Johan ia akan aman.

“ Oke, kau boleh bersama ku asal ada syaratnya” Jawab Johan. Akan busuk dan mesum johan seakan berjingkrak-jingkrak mendengar ucapan Kiara yang meminta Johan untuk membawanya.

Kalau tau segampang ini buat dapetin kamu sayang, kenapa gak dari kemari sih, katanya dalam hati. senyumnya mengembang tanda bahwa Johan puas. Tanpa mengeluarkan tenaga, pikiran dan uangnya, dia bisa mendapatkan sang pujaan hati.

(Aduuuhhhh ini mah namanya Ucup di cinta ulam pun tiba)😀😀

Tak menunggu waktu lama, mobil yang di tumpangi Johan dan Kiara sampai di depan rumah besar. Rumah yang sangat besar melebihi rumah Kiara di Bandung. (jelaslah, wong bapak Kiara udah mo bangkrut, ya pasti rumah dan beberapa asetnya udah di jual). Mobil terparkir dengan sempurna di deretan beberapa mobil elit yang ada di depan rumah tersebut.

“ Om…. Om gak tinggal sendiri” Tanya Kiara yang takjub dengan bangunan yang ada di depannya. Kiara berfikir, kalau rumah aja segede ini trus mobilnya sebanyak ini, pasti dia tinggal baeng keluarga besar ye, kata pikran Kiara.

“ Gak usah bengong gitu, ayo masuk. Kamu pasti capek kan” Kata Johan lembut dan menggandeng tangan Kiara.

Kiara dan Johan mulai memasuki ruang utama rumah tersebut, begitu megahnya rumah itu. Saat Johan membuka pintu yang cukup tinggi dan mewah, terdapat tiga maid yang sudah menunggunya dan bertanya “ ada yang perlu di siapkan”. Tak hanya itu, ruangan utama yang begitu elegan dengan ornament naga yang mengiasi dinding ruangan itu, deretan sofa yang terlihat sangat mahal dan jam besar yang cukup langka yang jelas pasti haganya sangat mahal.

“ Mau sampai kapan berdiri di depan pintu, ayo masuk!” kata Johan dengan melihat kebelakang melihatku yang sedang mematung di depan pintu dengan tangan tang mengepal karena sedari tadi genggaman tangan Johan telah Ia lepaskan.

“ Siapkan kamar untuk calon istriku” suruhnya pada salah satu maid.

“ Dan kau Gunawan, carian beberapa pasang pakaian yang bisa dia gunakan, ambilkan langsung dari butik” perintahnya pada gunawan yang mana gunawan langsung keluar untuk mencarikan Kiara pakaian.

“ eh tunggu” sela Kiara.

“ Maksudmu apa, CALON ISTRI” pertanyaan dengan nada sedikit tinggi itu terlontar secara otomatis dari bibir mungil Kiara.

“ Saat ini kau akan menjadi calon istriku dan tiga hari lagi kita akan menikah, itu adalah syarat pertama jika kau ingin aku membawamu” Johan berkata dengan tegasnya di sertai senyuman yang menyeringgai seakan otak licik dan sifat jahatnya keluar. Sebenarnya sedari tadi Johan memikirkan bagaimana caranya agar Kiara dapat dia ikat secara langsung, dan hanya cara inilah yang dapat Johan lakukan.

“ Maksudmu apa, me….menikah…. dengan mu? Tapi…. Tapi aku tak mengenalmu. Aku saja bertemu denganmu baru beberapa saat yang lalu?” ucap Kiara bingung. Kiara memang sial dia lepas dari lubang buaya tetapi masuk ke lubang Singa janan yang haus akan belaian kasih sayang.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***