Episode 20

Tok tok tok

"Krisna bukan pintunya?" Teriak Yudistira, sambil menggedor pintu kamar anaknya itu.

"Krisna cepat!!"

'Mau ngapain sih papah ganggu saja.' Gumam Kris, sambil berjalan membukakan pintu kamarnya.

Klek..

"Ada apa Pah?" Tanya Kris, dengan suara malas.

"Apa yang sudah kamu lakukan?" Sorot mata Yudistira terlihat penuh amarah, menatap anaknya.

"Maksud papah?" Kris terlihat bingung.

"Kamu jangan pura-pura tidak mengerti Krisna!" Tegas Yudistira.

"Emang Kris gak ngerti pah."

"Sudah ah, Kris mau istirahat capek!" Sambung Kris, sambil menutup pintu kamarnya.

"Krisna!" Teriak Yudistira, menahan pintu tersebut.

"Pah, papah ini kenapa sih? Tiba-tiba marah tidak jelas begini? Kris baru pulang kerja Pah! Kris mau istirahat." Ucap Kris, sudah mulai kesal.

"Apa maksud kamu mengerjai Viola dengan mengotori ruangan kamu? Dan menyuruhnya untuk membersihkannya?"

"Dia itu sekertaris kamu Krisna, bukan Office girl di kantor kita. Jangan pikir papah tidak tau ya Kris, kelakuan kamu! Dengar Krisna jangan kamu pikir dengan melakukan rencana bodoh--mu itu, Viola akan keluar dari kantor kita. Jika itu pun terjadi papah yang akan membawanya kembali ke kantor atau perlu ke rumah ini." Pekik Yudistira, lalu ia beranjak dari hadapan Kris.

Kris hanya diam mematung, sambil memandangi papahnya yang berlalu itu.

"Sialan, apa gadis itu mengadu sama papah? Lihat saja besok aku akan buat perhitungan denganmu gadis gila!" Marah Kris.

"Tapi tunggu! Apa maksud papah membawa dia ke rumah? Sebenarnya apa hubungan papah dengan gadis itu? Sampai papah segitu membelanya? Apa jangan-jangan gadis itu sudah menggoda papah?"

Pikiran Kris mulai di penuhi sejuta tanda tanya?

"Apa jangan-jangan?!!!"

"Ah tidak-tidak, aku tidak mau mempunyai ibu tiri seperti dia. Ya tuhan sadarkan--lah papah. Jangan sampai papah memilihnya untuk menjadi ibu sambung ku."

"Sepertinya aku harus menyelidiki semua ini, tapi bagaimana caranya?" Kris terlihat berfikir.

"Sepertinya aku harus berpura-pura baik dengannya! Agar aku bisa mendapat kebenarannya!" Ucap Kris, bermonolog dengan dirinya sendiri.

Lalu Kris pun berajak menuju kamar mandi, rasanya tubuhnya terasa lengket, dan pikiranya berkecamuk. Mungkin dengan guyuran air Kris bisa membuatnya terasa segar.

15 menit kemudian, Kris sudah selesai membersikan seluruh tubuhnya itu. Lalu ia berganti pakaian dan merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Bayang-bayangan Viola terus muncul di benaknya saat Kris mencoba untuk menutup matanya. Kris membayangkan, jika Viola benar menjadi ibu tirinya.

"Arggg...." Teriak Kris, kepalanya terasa pusing. Kris menyugar rambutnya frustasi.

"Membayangkan-nya saja aku sudah hampir gila. Ya tuhan apa papah sudah gila?"

"Lagian apa menariknya wanita itu? Wajahnya pun biasa saja, bahkan jelek! Body gak ada sexy-sexy--nya, sikapnya menyebalkan! Apa papah buta? Apa yang di harapkan dari gadis itu? Tidak ada istimewanya? Jauh dari kata wanita idaman."

"Bahkan usianya lebih muda dariku!! Astaga ya tuhan..." Kris terus menggerutu. Berbicara dengan diri sendiri.

___________________________________

Pagi harinya.

Pagi ini Viola tidak terlambat bangun, dari jam 5 subuh wanita itu sudah terbangun, dan sekarang sudah tepat jam 6 pagi, Viola sudah rapi dengan pakainya formalnya.

Kemeja kotak-kotak, berwarna merah di padukan dengan celana hitam formal yang kemarin ia pakai. Ya terpaksa Viola memakai celananya itu lagi, dalam lemarinya tidak ada stok celana lagi, ada juga celana jeans, masa ia Viola ke kantor memakai celana itu? Gak mungkin-kan. Bisa-bisa Viola di tendang sama si Presdir Arogan--nya itu.

"Sudah rapi!!" Ucap Viola sambil bercermin melihat penampilannya itu.

"Gak apa-apalah, pakai celana yang kemarin juga lagian masih bersih ini, gak keliatan kotor. Lagian gak mungkin jugakan orang bertanya? Apa ini celana yang kemarin atau bukan." Lanjut Viola, sambil tertawa cengengesan.

Lalu Viola pun keluar dari kamarnya.

"Tumben udah rapi?" Tanya ibu Hanum, wanita itu terlihat sedang menata sarapan di atas meja makan.

"Iya dong Bu!" Sahut Viola, "kak Anita di mana Bu?" Sambung--nya bertanya.

"Masih di kamarnya, barusan dia baru selesai mandi."

Viola pun berjalan menuju kamar sang kakak. Membuka pintu kamar itu dan langsung masuk.

"Masuk kamar orang itu permisi dulu!" Ketus Anita, yang sedang merias wajahnya di depan cermin.

"Sttt, sensi amat si elo kak." Kata Viola, sambil berjalan mendekat kearah kakaknya itu.

"Mau ngapain elo?"

"Mau minta farpume dikit, punya gue abis." Jawabnya, langsung mengambil dan menyemprotkan farpume milik Anita, keseluruh tubuhnya. Tak peduli kakaknya itu memberinya atau tidak.

"Udah woy, farpume mahal ini." Anita merebut farpume itu dari tangan adiknya yang masih asik menyemprotkannya. "Tuhkan habis farpume gue!"

"Ck, pelit amat sih elo kak," decak Viola. "Masih banyak juga itu, abis dari mananya."

"Dikit lagi ini, ganti rugi elo!"

"Huh, punya kakak itungan banget sama adek sendiri." Ledek Viola.

"Hey miskah, elo pikir, elo gak itungan sama gue hah? Gue pinjem uang 50 rebu aja elo nagih mulu. Bahkan nagihnya lebih dari depkoletor." Ketus Anita, tidak mau kalah.

"Depkoletor apaan? Jangan ngendi-ngendi ya kak!"

"Terserah elo, sana elo keluar dari kamar gue." Usir Anita, "ganggu orang lagi dandan aja."

"Sok cantik elo dandan mulu." Ejek Viola, "peke bedak nyampe 5 cm gitu, kaya gue dong natural."

"Berisik elo, sana pergi. Ngelayanin elo gak bakalan kelar-kelar nih gue."

Viola pun akhirnya berjalan keluar dari kamar sang kakak itu.

"Eh-eh dek tunggu!" Teriak Anita, menahan Viola yang sudah diambang pintu.

"Apa lagi sih? katanya tadi suruh keluar. Sekarang manggil. Lama-lama gue gedeg juga punya kakak kaya elo, aneh." Ucap Viola, sambil menoleh kearah kakaknya itu.

"Coba elo balik kesini!" Titah Anita.

"Mau ngapain sih kak?" Dengan malas Viola pun menuruti kepada kakaknya itu, Viola membalikan tubuhnya kearah Anita.

"Elo pake celana yang kemarin?" Tanya Anita, memandangi adiknya itu, dari ujung kaki sampai ujung kepalanya.

"Kalau emang ia kenapa? Masalah buat elo?" Jawab Viola, memutar bola matanya memalas.

"Elo bener-bener jorok ya dek." Ejek Anita.

"Sialan elo, gue ke paksa pakai ini celana, lagian gue gak ada celana lagi. Di lemari gue gak ada celana model beginian! Adanya juga celana jeans, masa gue ke kantor pake celana jeans. Gak lucukan?"

"Pake aja lucu tuh!!" Ucap Anita, seraya tertawa.

"Gak lucu onta."

"Nih pakai aja baju gue." Anita mengambil satu setel pakaian kantornya, lalu memberikan kepada adiknya itu.

"Ogah banget gue! Yang benar aja elo ngasih gue baju kaya beginian." Ucap Viola, matanya menelusuri pakaian yang di berikan sang kakak itu.

Atasannya kemeja berwarna putih, oke gak masalah, Viola masih bisa memakainya. Tapi yang jadi masalahnya itu, bawahannya. Masa ia Viola harus memakai rok mini sih. Gak banget. Mending pake celana yang kemarin dari pada pakai rok itu, mana roknya pendek banget lagi kayanya.

"Coba aja dulu aja dek, elo--kan sekertaris. Masa elo berpenampilan kaya Office girl sih. Lagian itukan perusahan terkenal. Elo itu harus berpenampilan oke. Biar nanti pas elo dampingin bos elo gak malu-maluin."

Viola pun terdiam sejanak, sambil memikirkan kata-kata kakaknya itu. Emang benar sih apa yang di katakan kakaknya. Kalau sampai Viola malu-maluin, bisa-bisi ia langsung di keramasin sama si bos Arogan-nya.

"Gimana?" Lanjut Anita, bertanya.

"Oke deh, gue ganti dulu." Viola pun berjalan keluar dari kamar kakaknya itu.

"Ganti di sini aja kali."

"Enggak malulah."

"Ck, pake acara malu-malu lagi. Gue dulu cebokin elo, waktu orok."

Viola tak mendengarkan ocehan kakaknya itu, ia langsung berjalan menuju kamarnya, untuk mengganti pakaian dengan pakaian yang di berikan kakaknya itu.

"Gila ini baju nyetret amat."

"Roknya ketat banget lagi, bokong gue jadi nonjol gini, kaya pentol Pete." Sambungnya, sambil bercermin mengamati setiap tubuhnya.

Lalu Viola pun keluar dari kamarnya, Viola kembali menuju kamar kakaknya.

"Kakak masa kaya gini sih? Ketat banget bajunya." Protes Viola, memperlihatkan penampilannya.

"Gila elo cakep banget dek," seru Anita, terkagum. Untuk pertama kalinya Anita melihat Viola berpakaian seperti itu. Viola terlihat sangat feminim dan Anggun.

"Tapi tunggu! Ada yang kurang." Anita menarik Viola, dan mendudukan adiknya itu di depan meja rias.

"Kakak gue mau di apaan ini?!"

"Diam aja jangan banyak ngemeng, merem dan jangan banyak gerak." Pinta Anita. Viola pun mau tidak mau menurutinya.

Anita terlihat memoles wajah Viola, dengan alat make-up miliknya. Viola yang di minta diam oleh Anita, wanita itu masih terus nyerocos, dan tidak mau diam. Saat Anita hendak memoles wajahnya. Namun Anita tak menghiraukannya, Anita terus memoles wajah sang adik dengan sangat antusias. Untunglah Anita sudah lihay dalam urusan make-up, jadi walau pun Viola tidak mau diam, Anita masih bisa membereskankan memoles wajah adiknya itu sangat bagus dan rapi.

"Tara selesai..." Seru Anita, Viola pun membuka matanya perlahan. Viola membuatkan matanya, tak percaya ia melihat pantulan dirinya di dalam cermin.

"Ini beneran gue?" Ucap Viola.

"Gimana baguskan hasil tangan lihey gue?" Ucap Anita sombong.

"Gak biasanya, emang dasarnya aja gue cantik, jadi mau di make-up atau enggak, gue tetep cantik kali."

"Gak tau terima kasih emang elo."

"Nih pake ini," sambung Anita, sambil memberikan sebuah sepatu heels miliknya kepada Viola.

"Ogah ah, gak bisa gue pake sepatu kaya gituan." Tolaknya.

"Jangan banyak protes, pake aja! Susah amat sih."

"Emang susah Maemunah."

"Di coba dulu Viola, elo harus terbiasa. Pake sepatu heels kaya gitu. Biar gak malu-maluin." Ketus Anita.

Viola pun menurut, ia melepas sepatu sneker yang ia pakai itu, lalu menggantikan--nya dengan sepatu heels yang di berikan kakaknya itu.

"Nah gitu dong nurut. Cantikan." Seru Anita, melebarkan senyumanya.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

bisa bengong nih c Presdir ngeliat penampilan Vio hari ini 😁😂😂

2023-08-13

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

surprises abang

2022-12-11

0

Airin Moo

Airin Moo

lucu abissss🤣🤣🤣

2022-07-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!