Episode 16

Jam pulang kantor pun tiba, para karyawan YS grup terlihat satu mulai keluar dari dari kantor tersebut.

Begitu pun Viola ia terlihat sudah bersiap-siap untuk pulang, namun begitu ia melewati ruangan Kris.

"Ya ampun!" Viola menepuk jidatnya. "Gue-kan ada kerjaan lain." Sambungnya.

"Eh tuh Presdir Arogan udah pulang belum ya?" Ucap Viola. Lalu Viola membuka pintu ruangan Kris.

"Astagfirullah, apa-apaan ini?" Viola membulatkan matanya, saat melihat ruangan tersebut bak kapal pecah. "Sial ini mah gue di kerjain namanya!" Sambung Viola.

Viola pun masuk kedalam ruangan tersebut, ruangan yang tadinya terlihat rapi dan bersih, kini terlihat begitu sangat berantakan. Posisi sofa yang tadinya rapi kini terlihat posisi sofa-sofa itu terjungkir. Lantai yang bersih mengkilat, kini terlihat kotor sekali, dan bau.

"Ck, bau apaan ini?" Viola menutup hidungnya.

"Ya ampun baunya seperti lumpur dari got!!"

"Owooooo...."

"Sialan elo Persdir Arogan." Teriak Viola kesal. Bagaimana tidak kesal, Kris benar-benar keterlaluan.

Huuuuh...

Viola membuang nafas berat, lalu ia mulai membereskan ruangan tersebut, percuma terus menggerutu, buang-buang waktu pikir Viola. Kalau gak mulai di bersihin, kerjaannya itu gak akan beres-beres. Mana udah sore, bisa-bisa Viola pulang malam kalau begini ceritanya.

"Ya Allah beri hamba kesabaran."

"Kalau gini caranya mending gue jadi pengangguran aja dah, hiks jadi kangen suara cempreng ibu deh." Ucap Viola berpura-pura sendu.

___________________________

Kris terlihat tersenyum penuh kemenangan, sambil menatap layar laptop yang ada di depannya.

Melihat Viola yang kesal di sana, sambil membersihkan ruangannya.

Kris memang sengaja mengerjai Viola, bahkan ia menyuruh security untuk membawa lumpur dari got, dan menumpahkannya di lantai ruangan Kris. Sebenarnya Kris belum pulang, ia masih ada di kantor, malah di Kris berada di ruangannya, di ruangan Kris terdapat pintu rahasia. Wis udah macam Doraemon aja ya Kris punya pintu rahasia, eh salah kalau Doraemon pintu kemana saja, dan pintu rahasia itu menuju ke sebuah ruangan pribadi Kris, yang tepatnya bersampingan dengan ruangan tempat ia berkerja.

"Hahaha, emang enak gue kerjain. Gue yakin besok pasti gadis gila itu akan memundurkan diri." Ucap Kris dengan Angkuh.

2 jam berlalu, akhirnya Viola selesai juga membersikan ruangan bosnya itu. Ah badannya kini terasa sangat pegal, apa lagi bagian pinggang.

Viola tersenyum puas, melihat ruangan Kris yang sudah bersih dan rapi seperti sebelumnya.

"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga." Ucap Viola sambil berdecak pinggang. Lalu ia melihat kearah jam ding-ding yang berada di ruangan tersebut.

"Gila sampe dua jam gue ngebersihin ini tempat. Bener-bener tuh Presdir Arogan, ngerjain gue. Gue sumpahin elo jatu----"

"Jatuh apa?"

Deg....

Viola langsung menoleh kearah suara tersebut, Kris terlihat sudah berdiri dibelakangnya.

'Sial, kenapa dia ada di sini?' Ucap Viola dalam hatinya.

"Jatuh apa?" Tanya Kris lagi, kini dengan suara terdengar lebih keras.

"Jatuh cin-ta...eh!!" Ucap Viola keceplosan, Viola langsung menutup mulutnya. "Ya ampun, kenapa jadi jatuh cinta, gue--kan mau sumpahin dia jatuh kepeleset." Lanjut Viola dalam hatinya.

Kris menaikan kedua alisnya, namun masih menatap Viola dengan tatapan dingin, dan wajah datarnya.

"Jatuh Cinta?" Kris tersenyum tipis.

"Kamu sumpahin saya jatuh cinta sama kamu?" Sambung Kris. "Jangan mimpi."

"Mak-sud sa-ya, jatuh kepeleset." Jawab Viola terbata-bata. "Bukan jatuh cinta, bapak jangan GR deh. Lagian kalau pun bapak jatuh cinta sama saya, saya gak akan pernah membalas rasa suka bapak kepada saya. Mohon maaf ya pak!" Sambung Viola, tak mau kalah.

'Ih amit-amit.' umpat Viola dalam hatinya.

"Jadi kamu sumpahin saya kepeleset?"

"Eh enggak kok pak maksud saya, jatuh kaya raya." Ucap Viola, sambil menyengir kuda.

"Emang saya udah kaya raya!" Sombong Kris.

'Ya ampun ini orang bener-bener ngeselin banget, lama-lama gue hajar juga nih bos.' Gerutu Viola dalam hatinya.

"Ya sudah saya permisi dulu pak, kerjaan saya-kan udah beres." Viola membalikan tubuhnya, berjalan keluar dari ruangan Kris.

'Gak ada gunanya ngelayanin nih orang, mending gue pulang.' Batin Viola.

Namun baru saja Viola melangkahkan kakinya.

Sleeeeet....

Viola terpeleset, karna memang lantai itu masih sedikit basah. Namun dengan refleks Kris menangkap Viola. Tangan Kris melingkar di pinggang Viola, dan Viola mengalungkan tangannya di leher Kris.

Pandangan Kris dan Viola bertemu, mereka saling bertatapan dengan jarak yang sangat dekat.

Deg...Deg.. Deg..

Terdengar detak jantung keduanya.

'Ya ampun kenapa jantungku dag-dig-dug ser begini.' Batin Viola.

'Stt, ada apa ini. Sial kenapa jantungku berdetak tidak karuan seperti ini.' Batin Kris.

Keduanya masih saling menatap, dalam posisi tersebut. Viola dan Kris terlihat sama-sama gugup. Namun detik kemudian Kris memasang wajah stay cool-nya kembali. Dan...

Bruuuuggg...

"Awwwww...." Teriak Viola, kesakitan karna Kris melepas tanganya dari pinggang Viola.

"Makanya jangan sumpahin saya kepeleset. Kualatkan, kamu sendiri yang kena sumpah itu." Ucap Kris, sambil berjalan keluar, tanpa menghiraukan Viola yang tengah kesakitan.

"Sialan dasar bos laknat...." Teriak Viola, usai Kris keluar. Ya iyalah mana mungkin Viola bilang Kris bos laknat di depan orangnya, bisa-bisa Viola di keramasin sama tuh orang. Padahal nyatanya Kris masih mendengar teriakan Viola. Karna belum jauh dari ruangannya. Dasar Viola!!!

"Awww, sakit banget pinggang gue." Viola mencoba bangun. "Baru aja gue kerja sehari, lama-lama badan gue jadi ayam geprek, kalau kaya gini terus."

Dengan susah payah akhirnya Viola pun sudah berdiri.

"Nasib-nasib gini amat ya tuhan. Kalau begini caranya gue mending jadi babu aja dah." Sambungnya, sambil berjalan keluar dari ruangan tersebut. Lalu Viola pun masuk kedalam lift, tak lama kemudian Lift tersebut terbuka, Viola keluar dari Lift tersebut, berjalan sambil mengusap-usap pinggang-nya yang benar-benar terasa sakit.

"Harus ke tukang urut ini mah." Ucapnya. Viola kini sudah berada di parkiran motornya. Tapi dimana motor kesayangannya itu?

"Kemana motor gue?"

Viola pun berjalan menuju pos keamanan, untuk bertanya.

"Pak liat motor saya gak?" Tanya Viola, kepada security yang bertugas disana.

"Motor yang mana neng? Di sini-kan banyak motor."

Iya juga ya, Viola menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Hay sekertaris burik..." Terdengar suara seseorang menyapa Viola, Viola pun langsung menoleh kearah suara tersebut.

"Anggita?"

Anggita tersenyum kepada Viola, "iya, pasti lagi nyari motor butut elo itukan?" Ucap Anggita. "Tuh..." Sambungnya, sambil menunjuk kearah belakangnya.

Viola langsung mengikuti arah telunjuk Anggita, dan..

Jlep...

Viola melihat motornya, tapi keadaan motornya itu sangat rusak parah, menjadi beberapa bagian. Ban motor yang copot, cover motornya hancur berkepingan. Pokoknya tidak terlihat seperti motor, tapi seperti barang rongsokan.

"Elo..." Viola mengalihkan pandangnya, menatap kearah Anggita, dengan tatapan mata tajam.

"Apa hah?" Anggita pun menatap Viola tak kalah tajam.

"Kenapa elo rusakkin motor gue hah? Apa salah gue?" Teriak Viola, dengan penuh amarah.

"Salah elo?" Anggita menjawab dengan begitu santainya. "Salah elo karna udah bikin gue dan temen-temen gue di pecat dari kantor ini!" Sambung Anggita.

"Elo bener-bener ya!" Viola mengepalkan kedua tangannya. Ingin rasanya Viola mengajar Anggita sekarang juga. Tapi semua itu tidak ada gunanya, hanya mengotori tangannya saja. Viola pun langsung berlari menuju motornya yang kini sudah tak berbentuk lagi.

Anggita tersenyum penuh kemenangan, lalu ia pun pergi.

"Motor maafin gue, gue gak bisa jagain." Ucap Viola, dengan mata yang sudah berkaca-kaca, mengingat motor tersebut adalah barang yang paling berharga untuknya. Di tambah ini motor pemberian sang ayah.

"Ayah maafin Viola." Ucap Viola lirih, dengan air mata yang sudah menetes dari pelupuk matanya.

Wah ternyata Viola bisa nangis juga ya?! Eh...

Sudah hampir setengah jam Viola berjongkok di depan motor yang sudah hancur lebur, macam hati author eh..

Dengan air mata yang terus menetes, membanjiri pipinya. Udah dong Viola jangan nangis, nanti banjirnya nyebar lagi ke kantor YS grup.

Rasanya berat Viola untuk pulang, padahal badannya sudah sangat lelah. Tapi kalau pulang gimana nanti Viola bilang sama ayah dan ibunya?

Tapi kalau ia tetap disini? Gak mungkin jugakan? Mana cacing-cacing di perutnya sudah meronta-ronta lagi. Ya udah pulang aja deh.

Viola pun berdiri, mengusap air matanya. Lalu berjalan kearah pos keamanan kembali.

"Pak, boleh minta tolong gak?" Ucap Viola.

"Tolong apa neng?"

"Bapak bisa beresin itu gak, maksud saya bawa motor saya ke bengkel terdekat di sini."

"Motor yang mana neng?"

"Yang itu pak!" Viola menunjuk kearah motornya yang hancur itu.

"Loh kenapa motor neng bisa jadi kaya gitu?" Tanya Security tersebut.

"Sudah bapak jangan banyak tanya, mau nolongin apa enggak?" Ucap Viola, dengan suara sedikit ngegas.

"Emmm," Security tersebut terlihat berpikir.

"Tenang saya bayar kok pak." Ucap Viola sudah tau apa yang di pikiran Security yang berkumis tebal itu. "Nih.." Viola memberikan dua lembar uang berwana merah.

Dengan wajah yang berbinar, Security yang bernama Emis bin kumis itu pun mengambil uang tersebut.

"Siap neng laksanakan!" Ucapnya dengan girang, sambil memberi hormat.

'Ck, dasar mata duitan.' Gunam Viola.

"Oke, awas aja kalau kerjanya gak bener! Saya potong tuh kumis baplang bapak." Ancam Viola dengan tatapan yang sulit diartikan.

Pak Emis bin kumis itu pun, terlihat menelan ludahnya. Seram sekali ancamanmu anak muda.

"Jangan atuh neng, saya pasti kerjain sesuai perintah si neng. Jangan potong kumis saya neng!" Ucapnya sambil mengelus-elus kumisnya itu. "Ini kumis bukan sembarang kumis neng, ini kumis, kumis legendaris." Sambungnya, dengan bangga.

"Terserah." Ketus Viola, " saya pulang dulu." Sambungnya, sambil berjalan.

Pak Emis bin kumis itu pun, menganggukan kepalanya, "hati-hati neng!" Teriaknya, namun Viola tak menyahutnya.

"Lumayan." Ucap pak Emis bin kumis itu, sambil mengibas-gibaskan dua lembar uang berwarna merah tersebut...

Bersambung...

Lanjut up gak nih?!!

Like, komen dan Votenya dulu.

Aku up 1 bab lagi deh kalau banyak yang kasih jempol sama komennya.

See u....

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

duuuh kacian c Vio 😒
lucnut bener kelakuan c Anggita 🤦

2023-08-13

0

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

harus nya viola hajar aj tuh anggi

2022-06-10

0

Sibuea

Sibuea

Si viola menanh ngomong sama teriak doang ya thor?

2022-06-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!