Episode 15

Viola meringis wajahnya terasa perih, serta kepalanya terasa pusing. Mungkin efek dari jambak-kan Anggita.

Seketika Viola merasa pandangannya buram, dan tak lama semuanya gelap.

"Viola ..." Teriak Diki, menahan tubuh Viola yang sudah tak sadarkan diri.

Anggita dan kedua temannya pun ikut panik.

"Bagaimana ini Gi, gimana kalau Viola kenapa-napa pasti kita akan di pecat tanpa ampun sama pak Kris." Bisik Rini.

"Ck, kalian tenang saja. Paling dia cuman pura-pura doang." Bisik Anggita. Mencoba menenangkan dirinya, berusaha tidak terlihat ketakutan di depan kedua temannya itu. Padahal dalam hati Anggita mulai merasa cemas melihat Viola yang tak bangun-bangun saat Diki menepuk-nepuk wajah Viola, mencoba menyadarkannya.

"Vi..Viola, bangun Viola..."

Ting...

Lift terbuka, Diki langsung mengangkat Viola menuju ruangan Kris di ikuti oleh Anggita dan yang lainnya.

"Ada apa ini?" Tanya Kris, terkejut saat melihat Diki yang membawa Viola yang tak sadarkan diri itu.

"Pake nanya lagi orang pingsan juga!" Sahut Diki, sambil membaringkan Viola ke atas sofa.

Kris hanya memutar bola matanya malas, melipatkan tangannya di depan dada, lalu memasang wajah datarnya kembali.

"Vi...bangun Vi..Vio bangun." Diki berusaha membangunkan gadis itu kembali.

Perlahan Viola mulai membuka matanya, kepalanya masih terasa pusing.

"Syukurlah,'' Diki tersenyum lega melihat Viola yang sudah sadarkan diri itu.

Viola berusaha bangun dari sofa tersebut, tanganya memegangi kepalanya yang masih terasa pusing itu.

"Pelan-pelan." Ujar Diki sambil membantu Viola untuk duduk.

"Terima kasih." Ucap Viola tulus.

"Gue'kan udah bilang pasti dia cuman pura-pura pingsan aja!" Sahut Anggita, tersenyum sinis.

Viola membulatkan matanya, menatap tajam ke arah Anggita. "Elo.."

"Sudah." Teriak Diki, memotong ucapan Viola.

Sedangkan Kris, Kris hanya menonton dengan ekspresi wajah datarnya itu.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruangan tersebut,

"Masuk." Pinta Kris.

Terlihat seorang petugas keamanan masuk kedalam ruangan tersebut. lalu memberi hormat kepada Kris.

"Ini pak rekaman CCTV yang bapak minta!" Ucapnya, sambil memberikan Flashdisk kepada Kris. Usai memberikan Flashdisk tersebut petugas keamanan itu pun keluar dari ruangan Kris.

Anggita terlihat pucat saat mendengar kata rekaman sisi CCTV tersebut.

'Sial, mati gue." Umpatnya dalam hati.

Begitu juga dengan kedua teman Anggita, mereka terlihat sangat ketakutan, pasalnya memang merekalah yang bersalah.

Sedangkan Viola, ia tersenyum penuh kemenangan.

Ya walau pun ia juga salah, tapi-kan Viola hanya berusaha membela dirinya.

Kris terlihat fokus menatap layar leptop yang ada dihadapannya, melihat reka ulang adegan Viola dan Anggita serta teman-temannya tadi. Tak lama kemudian Kris mengalihkan pandangannya kepada Anggita dan kedua temannya itu.

"Kalian bertiga saya pecat. Dan ambil gajih serta konpensasi kalian kepada pihak administrasi sekarang." Tegas Kris.

"Tapi pak..''

"Keluar dari ruangan saya sekarang." Pungkas Kris, memberikan tatapan dingin, yang sulit diartikan.

Anggita dan kedua temannya itu pun keluar dari ruangan Kris tersebut, dengan wajah menahan amarah.

Viola terlihat memberikan senyuman penuh kemenangan, sambil melambaikan tangan kearah tiga wanita itu.

'Mampus!" Ucap Viola dalam hatinya.

______________________

"Gi ini semua gara-gara elo." Ucap Resi.

"Kok gue, elo jugakan ikutan tadi." Jawab Anggita, tak mau kalah, saat temannya menyalahkan dirinya.

"Sudah jangan saling menyalahkan." Pungkas Rini.

"Kita harus kasih pelajaran tuh si Viola." Ucap Anggita.

"Udah jangan macam-macam." Sahut Rini.

"Gak gue gak terima di pecat secara gak terhormat gini. Gue akan kasih pelajaran tuh anak. Liat aja." Ujar Anggita, dengan senyuman yang sulit diartikan.

Kedua temannya itu, hanya menggelengkan kepalanya. Lalu mereka pun berlalu dari kantor tersebut.

_______________________

Kini diruangan tersebut hanya ada Kris, Diki dan Viola. Viola masih mengulas senyuaman penuh kemenangannya itu. Tapi sebenarnya dalam hati Viola merasa iba kepada tiga orang itu. Tapi bodo amatlah. Lagian itukan emang salah mereka.

"Vio elo gak apa-apakah?" Tanya Diki.

"Masih agak pusing dikit," jawab Viola jujur.

"Mau gue anter ke rumah sakit?"

"Gak usah, gue baik-baik aja kok."

Diki mengangguk-anggukan kepalanya. "Ya udah gue lanjut kerja lagi." Lanjutnya, pamit. Viola menganggukan kepalanya, lalu Diki pun keluar dari ruangan Kris tersebut.

'Ck, peduli amat tuh si Diki sama orang.' Gunam Kris dalam hatinya.

Lalu Viola pun berajak dari sofa yang ia duduki itu.

"Pak saya juga mau lanjut kerja lagi." Ucap Viola ramah dan sopan. Sambil memberikan senyuman manisnya kepada Kris. Kris tak menyahut ia hanya memasang wajah datarnya.

'Ck, dasar muka tembok.' Gunam Viola, lalu ia pun berjalan menuju pintu, untuk keluar dari ruangan Kris tersebut.

"Hey, siapa yang menyuruhmu keluar?" Ucap Kris.

Viola mengentikan langkahnya, lalu menoleh kearah Kris. Dan mengelengkan kepalanya. "Tidak ada pak! Tapikan saya sudah pamit tadi."

"Siapa yang menyuruhmu berbicara?"

Viola kembali menggelangkan kepalanya, sambil mengumpat dalam hatinya, lagi-lagi sikap bosnya itu sangat menyebalkan.

'Ya ampun ini orang maunya apa sih?' Ucap Viola dalam hatinya.

"Duduk." Pinta Kris. Viola pun menurut gadis itu kembali duduk di sofa.

Seketika suasana menjadi hening...

'Sabar Viola sabar..." Batin Viola.

'Sial kenapa jantung gue jadi gak karuan gini? Ada apa ini?" Gunam Kris dalam hatinya.

"Ehemm..." Kris berdehem. Membuka suaranya kembali, dan refleks Viola pun menatap kearah Kris.

Kris mencoba mencoba menenangkan dirinya, entah kenapa Viola yang melihat kearahnya, membuat Kris seperti salah tingkah.

'Sial fokus Kris.' Umpat Kris dalam hatinya.

"Dengar, karna kamu sudah membuat ulah hari ini, saya akan memberikan hukuman kepada kamu!" Ujar Kris.

"Hukuman?" Viola mengulang ucapan Kris. 'Stt apa lagi ini, ya Tuhan beri hamba kekuatan dan kesabaran.' Lanjut Viola dalam hatinya.

"Iya, hari ini usai semua pekerjamu selesai, kamu harus membersikan ruangan saya. " Titah Kris.

'Hanya membersihkan ruangan, ck gampang lagian ini ruangan gak kotor juga, paling 15 menit juga selesai.' Seru Viola dalam hatinya.

"Apa kau mengerti?" Lanjut Kris.

"Baik pak.'' Jawab Viola.

"Keluar dari ruangan saya!" Usir Kris. Viola menganggukan kepalanya, lalu ia pun keluar dari ruangan tersebut.

Huuuuh...

Viola membuang nafas lega. Akhirnya Viola bisa keluar juga dari itu ruangan buaya.

Kris tersenyum tipis, melihat Viola yang sudah keluar dari ruangannya itu.

"Kamu pikir membersikan ruangan ku akan semudah yang kamu pikirkan? Lihat saja nanti. Aku akan membuatmu tersiksa dan menyerah." Ucap Kris, dengan senyuman yang sulit diartikan.

Bersambung...

Jangan lupa like, komen dan Votenya temen-temen.

Love u...

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

ualaaah Kris yg ada jantungmu tambah deq2an nanti ngerjain c Vio aja 🤦😁😂

2023-08-13

0

Arik Kristinawati

Arik Kristinawati

buat viola rubah pnampilan dikit dong...biar kris lirik2 dikit trus nyut2an jntungnya

2023-01-30

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

memporak porandakan ruanganmu boss..niatan mo ngerjain eneng

2022-12-11

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!