Episode 12

Diki pun membawa VIola kesebuah ruangan dekat dengan ruangan Kris.

"Ini ruangan anda bu Viola." Ucap Diki. "Silahkan masuk,"Diki membukakan pintu ruangan tersebut.

Viola berdecak kagum saat memasuki ruangan tersebut, ruangannya terlihat luas, rapi dan mewah. Ck, ya ialah wong ini kantor ternama,apa lagi ini ruangan sekertaris ya jelas bagus. Viola masuk kedalam ruangan yang mulai saat ini akan menjadi tempatnya berkerja itu, di ikuti oleh Diki yang berjalan dibelakangnya.

"Pak Diki, ini beneran ruangan kerja saya?" Tanya Viola, antusias. Dan Diki menganggukan kepalanya.

"Gila ini mah keren banget!!" Decaknya. "Terus sekarang apa yang harus saya kerjakan?"

"Oh iya ini," Diki memberikan sebuah map kepada Viola. "Ini daftar-daftar pekerjaan ibu Viola, boleh di pelajari dulu. Kalau ibu tidak mengerti boleh tanyakan pada saja." Jelas Diki.

Viola tersenyum sambil menganggukan kepalanya, "oke baiklah, terima kasih pak Diki."

"Iya sama-sama. Oh iya sepertinya kita seumuran. Jangan panggil saya bapak, kesannya aku terbilang tua!" Ucap Diki sambil terkekeh pelan.

"Kamu juga jangan panggil aku ibu, emangnya saya ibu-ibu." Lalu mereka tertawa.

"Panggil saja saya Diki."

"Oke Diki, panggil saya Viola." Ucap Viola sambil melebarkan senyumannya.

"Oke kalau begitu aku permisi dulu, mau lanjut kerja." Pamit Diki, diangguki oleh Viola. Diki pun berjalan keluar dari ruangan tesebut.

"Oke semangat Viola, kamu pasti bisa menjadi sekertaris yang baik." Ujar Viola, lalu Viola pun duduk dikursinya, dengan penuh semangat Viola mulai membuka map yang di berikan oleh Diki tadi, Viola mulai mempelajari setiap poin-poin yang tertulis di lembaran kertas tersebut. Tak butuh waktu lama untuk seorang Viola, karna mamang otak Viola itu encer, jadi Viola dengan mudah memahami apa saja yang harus ia kerjakan.

"Itu saja, cukup mudah." Ucap Viola, ia melebarkan senyumannya.

Namun tiba-tiba telpon yang ada di meja Viola berbunyi, Viola langsung mengangkat telpon tersebut.

"Hallo.."

"Keruangan saya sekarang." Ucap Kris, dalam sambungan telpon tersebut.Tanpa menunggu jawaban Viola Kris langsung mematikan sambungan telpon tersebut.

"Ck, belum aja gue jawab udah dimatiin, bos laknat." Umpatnya, sambil berajak dari tempat duduknya,dan berjalan menuju ruangan bos-nya itu.

Viola menghelai nafas panjang, sebelum ia memasuki ruangan Kris tersebut.

Fuuuh...

Lalu Viola mengetuk pintu ruangan tersebut.

Tok...Tok... Tok...

"Masuk..."

Viola pun membuka pintu itu perlahan, lalu melangkahkan kakinya memasuki ruangan Kris.

"Apa yang bisa saya bantu pak?" Tanya Viola dengan ramah dan sopan.

"Kamu periksa semua berkas ini." Titah Kris, pandanganya masih fokus dengan leptop-nya. Tangannya menggeser tumpukan map yang ada di mejanya, kedekat Viola.

"Ini pak?" Viola membulatkan matanya, sambil menelan ludahnya. 'Buset banyak banget.' Lanjut Viola dalam hatinya.

"Kenapa kamu masih diam, cepat ambil dan kerjakan!" Ucap Kris mengalihkan pandangannya kepada Viola, dengan tatapan dingin dan tajam.

"Eh iya pak, baik." Viola mengambil setumpuk map tersebut. Lalu membalikan tubuhnya, untuk berjalan keluar ruangan Kris itu.

"Hey kamu mau kemana?"

Viola menghentikan langkahnya, lalu menoleh kearah Kris. "Bukannya bapak menyuruh saya untuk memeriksa berkas ini!" Ucap Viola, masih mengelus senyumannya, tentu saja senyuman terpaksa. Kalau bukan bosnya sudah Viola keramasih tuh manusia setengah batu.

"Siapa yang menyuruh kamu keluar dari sini?" Tanya Kris, dan Viola menggelengkan kepalanya. Emang Kris tidak memintanya untuk keluar dari ruangannya itu, tapi masa iya sih Viola harus memeriksa setumpuk berkas itu di sini. Ck, bisa-bisa pekerjaanya tidak akan beres-beres.

"Kerjakan di situ." Kris menunjuk sofa yang ada di ruangannya itu, meminta Viola untuk mengerjakan tugasnya di sana.

"Tapi pak, sa-"

"Kerjakan sekarang, atau mau kamu saya pecat hah?" Ucap Kris dengan wajah datarnya.

"Tidak pak." Jawab Viola, ia langsung menuju sofa tersebut. 'Sabar Viola sabar, awal bukanlah akhir oke. Fokus dan hiraukan saja Presdir Arogan itu.' Lanjut Viola dalam hatinya, sambil memulai membuka map itu satu persatu-satu, dan memeriksanya.

Kris tersenyum tipis, tentu saja Kris tersenyum penuh kemenangan, 'aku yakin gadis gila itu tidak akan mampuh mengerjakan itu semua, apa lagi satu ruangan denganku. Bagus ini cela untuk membuatnya bersalah, karna tidak becus berkerja dan aku bisa sangat mudah untuk protes ke papah untuk memecatnya.' Gunam Kris.

Viola terlihat benar-benar fokus dengan kerjaannya itu, bahkan Viola tak menghiraukan Kris yang sedari tadi mencuri-curi pandang kepadanya, 'Ck, elo pikir gue bakalan Salting satu ruangan sama elo, uwoooo, jangan ngimpi My PRISDER AROGAN-ku. Gue Viola gak akan ngaruh sama pesona elu.' Batin Viola.

Kris yang sedari tadi memperhatikan Viola, Kris merasa kesal, gadis itu terlihat begitu lihay dan cepat mengerjakan pekerjaannya, dan gadis itu terlihat begitu tenang, seakan ia tak menganggap Kris berada di sana. Lihat saja setumpuk map yang Kris berikan tadi, Viola sudah hampir setengahnya memeriksanya.

'Stttt, kenapa dia begitu terlihat tenang sekali, bahkan seperti tidak menganggap aku ada di sini. Biasanya wanita-wanita lain mereka akan merasa gugup bila bersamaku. Sial.' Kris mengumpat dalam hatinya.

Tak lama kemudian, Viola terlihat sudah membereskan pekerjaannya, map berkas-berkas yang bertumpuk itu sudah selesai Viola periksa, dan semuanya aman, tidak ada masalah. Viola mengambang senyumannya, lalu berajak dari sofa tersebut, berjalan kearah Kris, yang masih duduk di kursi kebesarannya, mata laki-laki itu tidak lepas dari layar leptop yang ada dihadapannya.

"Sudah selesai pak!" Ucap Viola, meletakan map itu di atas meja Kris kembali.

"Sudah di periksa semuanya?"

"Sudah."

"Yakin datanya tida ada yang salah?"

"Tidak pak, saya yakin, bahkan saya memeriksanya sampai berkali-kali." Jelas Viola.

"Baiklah, kembali keruangan mu." Usir Kris. Viola langsung menganggukan kepalanya, lalu ia pun segara keluar dari ruangan Kris tersebut.

Viola membuang nafas lega, usai ia keluar dari ruangan bosnya itu, Viola berjalan kembali menuju ruangannya.

Kris menatap kesal Viola yang sudah keluar dari ruangannya itu, rencana amburadul, gagal.

'Aku harus memikirkan cara lain, biar itu gadis gila gak betah kerja di sini.' Gunam Kris.

Viola terlihat sedang duduk di kursinya, lalu Viola melihat kearah jam tangan yang terlilit di pergelangan-nya. Tidak terasa waktu istirahat jam makan siang tiba. Viola pun berajak dari duduknya itu. Tapi bukan untuk makan, Viola akan mengambil motornya terlebih dahulu, jujur saja hatinya sedikit tidak tenang karna meninggalkan motor kesayangannya itu di bengkel tadi. Usai itu jika masih ada waktu sisa istirahatnya Viola akan makan, kalau tidak ya gak apa-apa, lagian ia masih belum merasa lapar.

Viola pun berjalan menuju Lift, saat Lift itu terbuka terlihat Diki berada dalam lift tersebut.

"Hey Vi...'' Sapa Diki.

"Hey..." Balas Viola, sambil melangkah masuk kedalam lift tersebut.

"Makan siang bareng yuk?" Ajak Diki.

"Emm, gak bisa deh kayanya, soalnya gue harus ambil motor gue di bengkel." Tolak Viola halus.

"Emm, emang kenapa motor elo?"

"Tadi pas mau berangkat kesini mogok tuh motor."

Diki hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Ting..

Lift pun terbuka, mereka sudah sampai dilantai bawah.

"Gue duluan ya Dik." Pamit Viola, berjalan terlebih dahulu keluar dari Lift tersebut. Diki mengangguk kembali sambil mengacungkan ibu jarinya kepada Viola.

Diki terlihat mengambangkan senyumannya, sambil memandangi Viola yang terus berjalan keluar dari kantor tersebut.

"Menarik." Ucap Diki.

"Siapa yang menarik?" Kris yang tiba-tiba sudah berdiri disamping Diki.

"Eh monyet." Diki terkejut, "Sialan ngagetin gue aja." Lanjut Diki, melototi Kris.

Kris hanya tersenyum tipis, "Makan yuk." Ajak Kris.

"Ayo, kebetulan gue udah laper banget nih." Ucap Diki, sambil mengelus-elus perutnya, yang memang sudah terasa perih, cacing-cacing di perutnya sudah meronta-ronta.

Mereka pun berjalan menuju resto yang tak jauh dari kantor tersebut.

Bersambung...

Jangan lupa like, komen dan Votenya.

Hay maaf ya baru sempat up, aku mau curhat. Belakangan ini semangat menulisku hancur guy, hiks...

Kalian taukan belakangan ini author-author yang menulis di sini pada ngeluh, itu pun terjadi pada daku..hiks..

Sekian dan terima gajih. Eh terima kasih.

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

kacian deh Lo Kris mau ngerjain Vio dngn stumpuk dokumen, Lo pikir Viola GeEr salting kerja di ruanganmu 🤦😁😂pugu Vio pinter encer otakny ngerjain gitu mah 🤔😁😂mau Lo kasih kerjaan apa lagi 🤔yg jelas c Viola pinter mah pasti bisa 😁😂😂jngn samain sama perempuan yg cm bisa glowing tpi ngk kompoten cara kerjanya 🤦😁😂😂

semangat Vio maju terus pantang mundur 👌😁😍

2023-08-12

0

Juragan Jengqol

Juragan Jengqol

asprinya latah.. 🤔🤭

2023-03-21

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

bang kris,keduluan bang dik

2022-12-11

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!