Episode 9

"Akhirnya aku diterima kerja kak!" Teriak Viola, dengan senangnya.

"Apa? Demi susu sapi bergambar beruang, dan iklannya naga, serius kamu di terima kerja?" Ucap Anita, sambil membulatkan matanya.

"Iya kak beneran, serius!"

"Yeee...." Teriak Anita, Anita ikut berdiri di atas kasur Viola, mereka berpelukan. Dan melompat-lompat bersama.

"Astagfirullah, Viola.. Anita...!!! Kalian ini apa-apaan hah? Nanti roboh kasurnya!" Teriak Bu Hanum, yang berdiri diambang pintu kamar Viola.

Viola dan Anita langsung menghentikan aksi konyol mereka itu, lalu Viola terlihat lompat dari kasur. Langsung berlari mendekat kearah Ibu-nya.

"Viola, ngapain kamu. Patah kakimu baru tau rasa!" Teriak Bu Hanum, saat melihat Viola yang melompat dari atas kasurnya itu.

"Ibu..." Viola memeluk ibunya. Membuat Bu Hanum kebingungan, Bu Hanum menatap kearah Anita yang berjalan mendekatinya, sorotan mata Bu Hanum seakan bertanya pada Anita, ada apa dengan Viola.

Namun Anita hanya mengambangkan senyumannya.

"Bu, akhirnya Bu.." Ucap Viola. Terdengar isakan tangis dari gadis itu. Membuat Bu Hanum terkejut bukan main. Apa Viola berantem dengan Anita? Pikirnya.

Bu Hanum melepaskan pelukan Viola, "kamu ini kenapa hah? Kok nangis ada apa? Ngomong yang jelas Viola?"

"Viola di terima kerja Bu!" Sahut Anita. Dan Bu Hanum terlihat membulatkan matanya, menatap kearah Viola tak percaya.

"Vi, benar yang di katakan kakak mu?" Tanya Bu Hanum kepada Viola, dan Viola menganggukan kepalanya.

"Alhamdulillah, ya Allah terima kasih." Bu Hanum langsung memeluk Viola, terlihat senyuman bahagia terpancar dari wanita parubaya itu.

"Selamat ya sayang!" Mata Bu Hanum terlihat berkaca-kaca, terharu bahagia. Akhirnya setelah sekian lama putri bungsunya mendapatkan pekerjaan juga.

"Di terima kerja dimana kamu Vi?" Lanjut Bu Hanum, bertanya kepada Viola, sambil perlahan melepaskan pelukannya.

"Iya kerja dimana Vi?" Timpal Anita.

"Di YS Grup." Jawab Viola, sambil mengambangkan senyumannya, dan mengusap air matanya.

"Apa YS Grup?" Teriak Bu Hanum dan Anita bersamaan.

"Serius elo?"

Viola menganggukan kepalanya.

"Gila-gila keren banget elo dek, bisa di terima disana!" Decak Anita, kagum kepada adiknya itu.

"Iya kak akhirnya, penantian gue selama ini gak sia-sia. Padahal gue baru tadi sore ngirim CV lamaran gue lewat Email ke perusahan itu." Jelas Viola.

"Ya itu mungkin memang sudah Rezki kamu Vio." Sahut Bu Hanum. Diangguki oleh kedua anak gadisnya itu.

"Terus elo diterima apa sebagai posisi apa disana?" Tanya Anita lagi. Dan Viola terlihat menggelengkan kepalanya.

"Gak tau, tadi mereka gak bilang."

"Ck, kenapa elo gak tanya? Jangan-jangan elo nanti dijadiin Office girl lagi disana." Ledek Anita, di iringi dengan tawanya.

"Huus, jangan ngomong gitu Kak. Doakan adikmu ini biar dapet posisi yang bagus." Pungkas Bu Hanum.

"Iya-iya Bu, aku becanda kok."

"Secara adek ku ini-kan lulusan akuntansi terbaik di kampus. Iya gak dek?" Lanjut Anita, sambil memancingkan matanya kearah Viola.

"Ya iyalah, emangnya elo." Ucap Viola, malah mengejek Anita.

"Sialan elo dek, gue puji, elo malah ngelunjak." Pekik Anita. Menatap malas adiknya itu. Dan Viola hanya menjulurkan lidahnya.

"Sudah-sudah ibu mau masak buat makan malam dulu, bapak kalian sebentar lagi pulang, katanya udah di jalan."

"Ya udah, ayo Bu kakak bantu." Bu Hanum menganggukan kepalanya, lalu mereka pun keluar dari kamar Viola.

"Dek elo mau bantuin kita gak?" Teriak Anita, sambil berjalan menuju dapur mengikuti langkah ibunya.

"Enggak, gue mau menikmati masa-masa terakhir pengangguran gue." Teriak Viola, sambil menutup pintu kamarnya. Viola pun menghempaskan tubuhnya keatas kasurnya itu.

"Ahh, akhirnya...." Teriak Viola, dengan bahagia.

_____________________________

Sedangkan di sebuah ruangan yang berada di rumah Yudistira, ruang tersebut adalah ruangan kerja milik Yudistira. Ya walau pun Yudistira sudah menyerahkan semua aset perusahaannya kepada putranya itu, namun Yudistira selalu memantau perkembangan perusahannya itu. Setiap laporan yang diberikan kepada para karyawannya, kepada Kris, pasti mereka juga akan mengirimkannya kepada Yudistira.

"Papah king, apa yakin gadis ini yang akan dijadikan sekertaris-nya Kris?" Tanya Diki, usai menelpon kepada orang yang di perintahkan oleh Yudistira untuk menjadi sekertaris-nya Kris.

"Iya papah yakin Dik," jawab Yudistira dengan senyumannya. "Menurut kamu gimana Ki?"

"Emm, dari CV yang ia kirimkan sih mulai dari nilai-nilainya, bagus Pah King. Tapi..." Diki mengangutungkan ucapannya.

"Tapi apa? Gak goodloking? Ck, kamu sama saja kaya Kris." Pekik Yudistira.

Diki hanya memberikan cengiran kuda, sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ternyata Papah King bisa membaca pikirannya.

"Hehe, bukan begitu Pah King, Pah King tau-kan Kris gimana. Dia itu orangnya..."

"Sudah-sudah, kamu ini memang sama aja. Diki papah ingatkan kamu ya. Jangan nilai orang dari luarnya saja, kamu tau dimana berlian bisa ditemukan? Berlian bisa di temukan dibongkahan batu yang terlihat jelek. Terkadang sesuatu yang kita lihat jelek itu, tak tau di dalam sana ternyata ada barang berharganya." Tutur Yudistira. Diki hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Karna memang yang di ucapkan Papah King-nya itu memang benar.

"Ya sudah sana kamu istirahat." Lanjut Yudistira.

"Iya Pah King, Diki pulang dulu ya." Pamit Diki.

"Loh gak nginep aja."

"Enggak Pah King, masih ada kerjaan dikit, buat besok metting." Ucap Diki, "Diki pamit ya Pah King."

"Ya hati-hati, terima kasih ya Ki, kamu udah bantu Kris." Ujar Yudistira, tersenyum tulus kepada Diki. Yudistira tidak tau bagaimana, jika tidak ada Diki, Diki memang selalu bisa diandalkan, dalam urusan apa pun, dan Yudistira merasa beruntung Kris bisa berteman dengan Diki, Yudistira menyayangi Diki, sudah seperti anaknya sendiri. Diki juga sebaliknya ia sudah menganggap Yusdistira itu seperti papahnya, karna memang Diki sudah tidak mempunyai orang tua. Diki seorang anak yatim piatu, kedua orang tuanya meninggal waktu Diki masih bersekolah SMA. Bahkan Yudistira membiayai kuliahnya Diki.

Diki tersenyum, "iya Pah King, Diki juga terima kasih sama Pah King, karna selama ini Pah King selalu memperhatikan Diki." Ujar Diki, "Ya sudah Diki pamit Pah King." Lanjut Diki, sambil meraih tangan Yudistira menyalaminya.

Lalu Diki pun berjalan keluar dari ruangan tersebut. Dan keluar dari rumah mewah itu, untuk pulang menuju apartemen-nya.

"Elo mau kemana?" Tanya Kris, kepada Diki yang terlihat sedang berjalan keluar rumah tersebut.

"Pulang."

"Gak nginep?"

"Masih ada kerjaan gue, buat siapin metting besok." Ucap Diki. Dan Kris menganggukan kepalanya.

"Hati-hati." Pesan Kris, dengan wajah datarnya.

"Tumben." Ketus Diki.

"Apa?" Tanya Kris, masih dengan wajah datarnya.

"Gak." Jawab Diki, sambil melanjutkan langkah kakinya meninggalkan rumah tersebut, Diki pun masuk kedalam mobilnya, lalu melajukan mobilnya untuk pulang menuju apartemen-nya.

Kris tersenyum tipis, usai melihat Diki pergi. Namun detik kemudian Kris membuang nafas beratnya.

'Kasian juga di Diki, masih harus ngerjain kerjaan kantor, memang benar kata papah.' Gunam Kris.

Bersambung....

Jangan lupa like, komen dan Votenya temen-temen.

See u..

bye-bye.

Makasih.

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

papah King the best 👍👌
yg nerima Viola krja 👍sekalian c Viola jadiin menantu pah King 😁😂😍

2023-08-12

0

shyafira fitri

shyafira fitri

lanjut

2021-08-11

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

tenang kris bsk ada vio..lanjut thor craezy up thor

2021-08-11

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!