Episode 6

Kris tiba di rumahnya, keadaan rumah nampak sepi. Pemandangan yang memang sudah biasa untuk Kris, rumah yang luasnya hampir satu hektar itu, hanya di tinggali oleh Kris dan papahnya Yudistira, serta beberapa Asisten rumah mereka.

Kris menghempaskan tubuhnya ke atas kasur king size miliknya itu. Rasanya begitu penat, apa lagi mengingat kembali ucapan papah-nya tadi.

Huuffff....

Kris membuang nafas, saat-saat seperti ini rasanya Kris merindukan sosok wanita tercintanya. Kris pun berajak dari kasurnya itu, ia mengambil sebuah Poto terpajang di atas meja kecil miliknya. Kris tersenyum sambil mengusap lembut wanita yang berada di dalam Poto tersebut.

"Kris rindu mamah..." Lirih Kris, "Kris tau saat ini mamah pasti sedang melihat Kris, mamah yang tenang disana, Kris yakin mamah sudah bahagia di sana dan tidak merasakan sakit lagi." Ada rasa sesak dihati Kris, mengingat sosok almarhum mamahnya, yang sudah satu tahun lebih meninggalkannya dan papahnya. Meyra, mamahnya Kris sudah meninggal, setelah melawan sakit kanker rahim, selama 4 tahun terakhir. Tak terasa butiran air mata menitih membasahi pipi Kris.

Kris yang terkenal Angkuh dan dingin, siapa sangka dalam hatinya ia sangat rapuh. Kris sangat pandai mengendalikan dirinya, bahkan seorang Kris tidak akan pernah bisa di tebak.

Kris mengusap air matanya, ia kembali menyimpan Poto itu, ketempat semula. Lalu Kris berjalan menuju kamar mandi, untuk membersikan diri.

..._____________________...

Viola terbangun dari tidur pulas-nya, dengan mata yang masih setengah mengantuk, Viola meraih ponsel miliknya yang tersimpan di atas meja. Viola mulai membuka ponselnya, di sana terdapat beberapa notifikasi panggilan tak terjawab, dari nomer yang tidak di kenal.

"Siapa yang nelponin gue? Nomer baru lagi." Ucap Viola, menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.

Huaaaah.....

Viola menguap, sambil menggeliatkan tubuhnya. Viola masih mengumpulkan nyawanya, yang berhamburan usai tertidur. Beberapa detik kemudian ponselnya berbunyi kembali. Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya itu.

"Vio, ini gue Lulu. Gue telponin elo dari tadi gak diangkat."

"Oh si Lulu, gue kira siapa." Ucap Viola, usai membaca pesan tersebut.

"Sorry Lu, gue tadi ketiduran. Gue kira siapa, ada apa?" Balas Viola.

"Enak banget ya elo bisa tidur siang. Ini gue tadi udah tanya sama orang kantor, soal lowongan kerjaan di kantor gue itu. Katanya bener lagi ada lowongan kerjaan. Tapi gue gak tau jabatannya apa!!"

"Oh gitu, oke-oke. Nanti gue coba kirim CV gue sama surat lamarannya. Thanks ya."

"Oke, semoga berhasil."

Viola kembali meletakan ponselnya itu, ia tak membalas kembali pesan dari Lulu, Viola bukan tipe orang yang suka basa-basi. Viola tidak seperti wanita pada umum-nya, bila sudah saling mengirim pesan mereka akan bertanya sedang apa, atau bla-bla. Viola hanya mengirim pesan jika menurutnya ada kepentingan.

"Gue coba, kirim lamarannya aja deh, siapa tau Dewi Fortuna memihak gue." Viola mengambil leptop-nya, Viola memutuskan untuk melamar Via Online, mengirim email ke perusaahan tersebut. Viola tersenyum, usai mengirimkan Email tersebut.

"Viola...." Terdengar suara teriakan dari luar kamar Viola, siapa lagi kalau bukan Bu Hanun.

Viola berajak dari kasur, untuk membuka pintu kamarnya itu. Dengan langkah yang melas Viola berjalan dan membuka pintu kamarnya itu.

"Ada apa sih ibuku yang cantik jelita, baik hati dan tidak sombong!" Ucap Viola, dengan kata-kata yang dimanis-maniskan, melewati manisnya gula kiloan, lalu Viola memutar bola matanya malas.

"Baru nyadar kamu kalau ibu ini memang cantik jelita, baik hati dan tidak sombong." Bu Hanum memuji dirinya sendiri.

"Iya-iya. Ada apa sih Bu?"

"Ini kamu tolong anterin, pesanan kue customer ibu." Pinta Ibu Hanum, sambil menunjukan kearah kotak yang tersimpan di meja makan.

"Aku Bu?" Viola menunjuk dirinya sendiri, seakan ia tak percaya pada ucapan ibunya itu.

"Ya iya kamu, siapa lagi?" Ketus ibu Hanum.

"Gak ah Bu, aku itu baru bangun tidur, badanku bau, belum mandi lagi. Lagian juga biasanya bapak yang suka nganterin pesan kue-nya." Dengan berbagai alasan, Viola mencoba menolak ibunya itu.

"Bapak belum pulang Viola."

"Ya nanti tunggu bapak pulang aja Bu. Paling bentar lagi juga pulang."

"Viola kamu itu bisa gak sih, kalau di suruh orang tua itu nurut. Cuman nganterin kue doang Viola." Ucap Bu Hanum, dengan wajah kesalnya. "Ibu juga terpaksa nyuruh kamu, karna tadi ibu udah telpon bapak, bapak pulangnya nanti malam, karna ada rapat.

Pokoknya ibu gak mau tau, antarkan kue itu sekarang. Ini total bayaran kuenya, dan alamat yang pesan kue-nya." Lanjut Bu Hanum, sambil memberikan selembar kertas nota kepada Viola. Lalu Bu Hanum berajak dari hadapan putrinya itu.

"Benar-benar, lama-lama aku tekanan darah tinggiku semakin jadi. Ya tuhan dosa apa aku, sampai bisa punya anak kaya Viola." Ucap Bu Hanum, sambil terus berjalan.

"Ck, dosa ibu banyak." Ketus Viola, namun pelan hanya terdengar oleh dirinya saja.

"Tidak jauh, syukurlah." Ucap Viola, usai membaca alamat yang tertulis di kertas yang diberikan ibunya itu. Viola pun masuk kembali kedalam kamarnya, mengambil jaket kesayangannya dan kunci motornya.

Lalu Viola keluar dari rumahnya itu, tak lupa ia membawa kotak kue yang sudah di siapkan oleh ibunya itu.

"Bismilah..." Ucap Viola, sebelum melajukan motor metiknya itu. Motor Viola pun mulai melaju membelah jalan raya. Sekitar 15 menit Viola sudah sampai di depan komplek perumahan elit. Viola menghentikan motornya, tepat di depan gerbang pintu masuk ke perumahan elit tersebut. Viola mengambil kertas yang tadi di berikan ibunya itu, Viola ingin memastikan bahwa ia tidak salah alamat. Namun seorang security terlihat berjalan menghampiri Viola.

"Maaf ada yang bisa saya bantu mbak?" Tanya Security tersebut, kepada Viola.

"Oh iya ini pak, saya lagi nyari alamat rumah ini." Viola memberikan kertas, yang diberikan ibunya tadi kepada Security tersebut.

"Iya benar mbak! Tapi maaf tidak sembarangan orang yang bisa masuk kesini." Ucap Security tersebut.

"Maksud bapak apa?" Viola merasa terpancing dengan ucapan Security itu, Viola menatap tajam kepada-nya.

"Emm-emm, maksud saya. Tidak sembarang orang bisa masuk ke perumahan ini mbak, kalau tidak ada kepentingan." Jelas Security tersebut, dengan wajah terlihat gugup.

'Cantik-cantik galak.' Batin-nya.

"Oh gitu, makanya kalau ngomong yang jelas pak." Viola langsung tersenyum. "Saya mau nganterin kue, pesenam customer ibu saya pak!" Lanjutnya.

"Oh iya, silahkan mbak. Tapi mbak harus di periksa dulu."

"Periksa, emang gue sakit hah?" Viola kembali, menatap tajam Security itu.

"Bukan periksa itu mbak, maksudnya di periksa sama pihak keamanan di sini, takutnya mbak membawa barang yang mencurigakan atau membahayakan." Jelas Security tersebut.

Viola memutar bola matanya malas. "Iya-iya, ribet banget sih." Ketus Viola. Lalu Viola turun dari motornya. Berjalan menuju pos keamanan.

"Rentangkan tangannya!" Titah Security, yang bertugas memeriksa setiap tamu yang memasuki komplek perumahan elit tersebut.

Viola menurut, ia merentangkan tangannya. Petugas keamanan tersebut mulai memeriksa Viola dengan alat sensor yang berada di tangannya. Alat sensor tesebut menulusi setiap tubuh Viola.

"Aman..." Ucap petugas keamanan, usai selasai memeriksa Viola.

"Amanlah, emang kalian pikir aku ini penjahat apa!" Ketus Viola, sambil kembali menaiki motornya, dan melajukan kembali motornya itu, memasuki kompleks perumahan elit tersebut.

Viola menghentikan motornya, tepat di salah satu rumah yang berada di kompleks perumahan elit itu, Viola kembali mengambil kertas alamat yang di berikan oleh ibunya tadi, dan Viola menyamakannya dengan rumah yang ada di depannya itu.

"Blok-nya sama, nomernya juga sama. Oke gak salah berarti ini orangnya." Ucap Viola, lalu turun dari motornya mengambil kotak kue yang tadi ia bawa.

Viola dibuat takjub dengan rumah mewah itu, rumah arsitektur modern, dengan cat bernuasa putih abu-abu. Halaman rumah tersebut pun sangat luas.

"Gila ini halaman rumah, apa lapangan sepak bola gede banget!" Takjub Viola, mengintip rumah tersebut dari cela gerbang rumah tersebut. Rumah tersebut memang terhalang oleh gerbang yang menjulang tinggi.

"Keren juga ibu, ibu bisa punya customer tajir begini. Pasti gue dikasih tips gede nih, sama ini orang." Ucap Viola, tersenyum lebar. Dengan semangat Viola menekan tombol Bel yang berada di depannya.

Ting tong...

Ting tong...

Beberapa kali Viola mencoba menekan bel tersebut, namun belum ada satu pun tuan rumah yang menyahutnya.

"Pada kemana orangnya? Apa gue salah alamat. Tapi gak mungkin deh." Viola Kembali menekan tombol bel itu.

Ting tong ...

Ting tong...

"Sebentar...." Terdengar suara teriak dari dalam sana. Viola yang mendengar teriakan tersebut pun mengerti, Viola menunggu, Viola membalikan badannya, ia mengamati rumah-rumah yang berada disekitar sana.

"Semoga suatu saat, gue bisa punya rumah kaya gini." Lirih Viola.

Gerbang rumah tersebut, terlihat terbuka laki-laki keluar dari sana. " Ada apa?" Tanya-nya, suaranya terdengar tak bersahabat.

"Ini saya mau nganterin pesanan kue yang anda pesan!" Ucap Viola, membalikan badannya, lalu memberikan kotak yang berisi kue tersebut kepada orang yang berdiri dihadapnnya itu.

"Oh iya, terima kasih." Ucap-nya, meraih kotak kue tersebut dari tangan Viola.

"Sama-sa...." Viola tertegun saat melihat laki-laki yang berada dihadapannya itu, bahkan Viola tak melanjutkan ucapan-nya, Viola tiba-tiba merasakan lidahnya kelu.

Sedangkan laki-laki yang dihadapan Viola, ia terlihat terkejut. "Elo....." Teriaknya, namun sedetik kemudian ia memasang wajah dingin menatap gadis itu.

Sedangkan Viola, ia masih memandangi laki-laki itu, bahkan mata Viola tak berkedip sama sekali.

'Ya tuhan mimpi apa tadi aku tidur, bisa ketemu cowok ganteng ini lagi.' Sorak Viola dalam hatinya.

Bersambung...

Baru up lagi nih, maaf ya lama nunggunya.

Maunya sih aku up tiap hari, tapi apalah daya tangan tak sampai ...

Eh..

Jangan lupa like, komen dan Votenya!!

Ibu-ibu, bapak-bapak, adek-adek, kakak-kakak, tante-tante, pokonya siapa pun kalian. Jangan lupa dukungannya.

Terima kasih.

Iloveu..MUACH..

see u..

Bye-bye..

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

wkwkwk lucu Viola 😁
mimpi ketiban durian c Viola 😁 ketemu cowok galak 🤦🤣🤣

2023-08-12

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

segsnteng apa sih babang ....visual ada ga

2022-12-11

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

aamiin
..itu calon rumah masa depanmu neng

2022-12-11

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!