My Presdir Arogan
Suara teriakan terdengar dari balik pintu kamar yang bernuansa biru, di penuhi dengan stiker doraemon, pernak-pernik Doraemon jiga terlihat berjejer rapi dikamar tersebut.
"Viola Bangun....." Teriak suara cempreng seorang wanita parubaya dari luar kamar Viola.
Namun Viola tidak menghiraukannya, wanita 22 tahun itu masih dengan nyaman memejamkan matanya sambil memeluk boneka Doraemon kesayangan--nya.
"Viola, bangun cepet..." Suara teriakan kembali terdengar, dari luar kamar Viola, suara Bu Hanum membangunkan anaknya bahkan sampai terdengar keluar rumah, saking keras dan cemprengnya.
Karna tak mendengar sahutan dari anaknya, bu Hanum menggedor-gedor pintu yang terbuat dari triplek itu. Hingga menimbulkan suara yang keras.
"Aduh bu, sudah-sudah. Kebiasaan deh pagi-pagi gini sudah ribut," ucap pak Arga, suaminya. Yang melewati kamar Viola, dengan handuk yang sudah melilit di pundaknya. Pak Arga Mencoba menghentikan aksi brutal sang istri yang membangunkan anak bungsunya itu.
"Sudah deh pak diam! Ini anak kalau gak di bangunin kaya gini, gak akan bangun-bangun," pungkas Bu Hanum, dengan kesal menatap suaminya. Lalu kembali menggedor-gedor pintu kamar Viola.
"Viola bangun kamu..." Teriak bu Hanum lagi, dengan wajah yang sudah sangat kesal.
Pak Arga menutup telinganya, suara istrinya itu memang mengalahkan suara toa yang ada dimasjid. Lalu pak Arga menggeleng-gelengkan kepalanya, dan segara beranjak menuju kamar mandi.
Sudah biasa setiap pagi, dan setiap hari rumah tersebut di penuhi dengan teriak-teriakan sang istri.
Viola yang mendengar kehebohan sang ibu pun, akhirnya membuka matanya, lalu mengangkat setengah tubuhnya, bersandar dikepala ranjang, dengan santai Viola menggeliatkan tubuhnya.
Tak menghiraukan suara ibu--nya yang masih berkomandang di balik pintu sana.
"Selamat pagi hari-hari yang selalu menyebalkan," ucap Viola, lalu ia menurunkan kakinya, memijak lantai yang beralaskan karpet bulu respur yang ia beli di online shop, harganya murah namun lumayanlah bulu-bulanya agak lembut.
Dengan langkah yang menggontai Viola meraih handuk yang tergantung di dekat lemari, lalu ia berjalan menuju pintu. Viola memutar kunci pintu, lalu membuka pintu tersebut.
Bu Hanum yang masih berdiri di depan pintu Viola, terlihat menatap kesal anak bungsunya itu.
"Sampai kapan kamu akan seperti ini Viola, anak gadis itu tidak boleh malas-malasan ngerti gak kamu hah?" Pekik bu Hanum.
"Iya-iya Bu," jawab Viola simple, dengan santainya Viola berjalan melewati sang ibu yang masih terasa panas akibat ulahnya itu, Viola berjalan menuju kamar mandi.
Bu Hanum menatap punggung Viola yang berjalan meninggalkan-nya, entah bagaimana lagi mengatasi anak bungsunya itu.
Setiap di nasehati, selalu saja jawabannya 'Iya-iya' tapi besoknya ia kembali seperti itu.
"Ya tuhan berikan aku kesabaran yang lebih banyak untuk menghadapi anak itu" Ucap bu Hanum, sambil mengelus-ngelus dadanya. Lalu bu Hanum beranjak dari depan pintu kamar anaknya itu.
Viola adalah anak bungsu dari tiga bersaudara.
Kakak pertama Viola laki-laki yang bernama Adam, dan kakak keduanya perempuan bernama Anita.
Kakak pertama Viola Adam sudah tidak tinggal bersama mereka lagi, Adam sudah menikah dan ia tinggal dirumah mertuanya dengan istrinya, istri Adam memang berasal dari keluarga berada, Adam juga di percaya oleh mertuanya untuk menjalankan bisnis-bisnis keluarga mereka.
Setiap bulan Adam selalu mengirim uang untuk membantu meringankan beban orang tuanya, yang masih membiayai adik-adiknya.
Dan kakak kedua Viola, Anita, dia sudah berkerja di salah satu perusahan swasta di kota tersebut. Ya walau pun gajihnya tidak terlalu besar, namun Anita bangga dengan pekerjaanya, setidaknya ia bisa memenuhi kebutuhannya tanpa harus membebani keluarga, jika ada sisa gajih Anita pasti memberikan uang tersebut kepada orang tuanya.
Namun pak Arga dan bu Hanum tak pernah berharap pemberian dari anak-anaknya, melihat anaknya yang sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri pun, itu sudah menjadi kebanggan bagi pasangan suami istri itu.
Pak Arga hanya pekerja PNS, dan ibu Hanum wanita itu tidak berkerja, hanya menjadi ibu rumah tangga.
Dan Viola, Viola baru lulus beberapa bulan lalu dari salah satu universitas ternama di kotanya, saat ini Viola tengah mencari pekerjaan, tidak tau sudah beberapa surat lamaran ia berikan kepada perusahan-perusahan yang ada kotanya itu. Bahkan Viola juga mengikuti lamaran kerja lewat online.
Namun sampai saat ini nihil, Viola masih belum mendapatkan panggilan dari perusahan-perusahan yang ia lamar.
Setiap hari Viola hanya menghabiskan waktunya di kamarnya, tidur, makan, nasib orang pengangguran ya rebahan. Tak lupa suara cempreng ibu Hanum juga selalu menemani hari-hari Viola.
Pak Arga yang baru saja selesai dengan ritual mandinya, dengan pakaian yang sudah ganti dengan pakaian dinas, pak Arga keluar dari kamar mandi.
"Astagfirullah..." Pak Arga terkejut, saat membuka pintu kamar mandi dan melihat Viola tengah bersandar di sela pintu kamar mandi, dengan mata terpejam.
Pak Arga, terlihat menggelengkan kepalanya. Mendapati sifat kebo anaknya itu.
"Vi kamu ngapain disini?" Pak Arga menggoyangkan lengan Viola pelan.
"Astagfirullah, bapak! Mengagetkan saja," Ucap Viola, membuka matanya serentak, dengan ekspresi wajah terkejut.
"Sudah sana kamu mandi cepat," titah pak Arga. Diangguki oleh Viola, Lalu Viola pun masuk kedalam kamar mandi tersebut.
Kamar mandi dirumah tersebut memeng hanya ada satu, jadi setiap akan mandi mereka selalu bergantian.
Viola sudah selesai dengan ritual mandinya, kini dia sudah berada dikamarnya, sudah berganti pakaian.
Lalu Viola keluar dari kamarnya, karna menghirup bau enak sakali dari arah luar, ibunya pasti sedang memasak dan menyiapkan sarapan untuk mereka.
Dengan langkah yang gesit, Viola berjalan menuju meja makan, dan benar disana ibu--nya tengah menatap nasi goreng, tak lupa ada telor mata sapi, dan kerupuk juga yang menemani--nya.
Ayah dan kak Anita juga sudah terlihat duduk disana, Menatap ibu yang sedang menata nasi goreng--nya.
Viola pun dengan cepat menarik kursi meja makan, dan duduk bersampingan dengan kak Anita.
"Giliran makan saja tidak di panggil-panggil juga datang!'' Ketus bu Hanum. Dengan sewot.
"Manusiawi bu..." Sahut Viola, sebelum ia memasukan suapan nasi goreng yang sudah ada di depan mulutnya.
"Manusiawi apaan coba?" Kata bu Hanum. "Itu bukan manusiawi Viola tapi..."
"Sudah-sudah kalain ini selalu saja gak pernah akur, ini lagi makan, sudah jangan banyak bicara. Habiskan makanan kalian," titah pak Arga. Memotong ucapan istrinya.
Mendengar ucapan dari kepala keluarga mereka itu, seketika ibu Hanum dan Viola terdiam.
Sedangkan Anita, ia terkekeh sambil mengelengkan kepalanya, mendapati tingkah ibu dan adiknya.
Bagi Anita pemandangan setiap pagi seperti itu sudah terbiasa, dan terkadang Anita terkekeh sendiri melihat ibu dan adiknya itu selalu tidak sejalan. Ya itung-itung hiburan.
Lalu mereka mulai menikmati nasi goreng tersebut.
"Aku berangkat dulu ya," pamit Anita, usai menghabiskan nasi gorengnya, Anita berajak dari kursi meja makan tersebut, lalu menyalami kedua orang tuanya.
"Hati-hati ya kak kerjanya!" Ucap Ibu Hanum.
Anita tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
Lalu Anita pun berangkat menuju tempat kerjanya.
Tak lama setalah Anita berangkat, kini pak Arga pun berpamitan untuk berangkat kerja.
Ibu hanun dan Viola menyalami pak arga, lalu pak Arga pun berangkat menuju tempat kerjanya.
Kini hanya ibu Hanum dan Viola saja yang ada di rumah itu.
"Viola juga pamit ya Bu.." ucap Viola berajak dari kursinya.
"Pamit kemana kamu?"
"Ke kamar, hahaha" Jawab Viola sambil berlari menuju kamarnya.
Bu Hanum hanya mengelus dadanya. Tingkah anak bungsunya itu benar-benar, membuatnya harus banyak istighfar.
Bersambung...
YUK BERI DUKUNGAN SAMA AUTHOR, KIRIM HADIAH SERTA LIKE, KOMEN, DAN VOTENYA.
TERIMA KASIH.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Aidah Djafar
mampir Thor 🙏
2023-08-11
0
Tika Rotika
🤣🤣baru aja mampir thor udh ngakak 🤣👍
2023-07-11
0
Griselda Nirbita
kocak abiss... bahasa yg di pakai bahasa sehari hari... enak aja... bacanya... alur ceritanya mengalir apa adanya...
2023-03-21
0