Amarah Bella 2

Bella duduk tertidur di kursi rotan ruang tamu. Tangannya memeluk sebuah boneka, matanya terpejam rapat dengan sisa jejak air mata yang masih terlihat. Kipas angin yang dipasang di platform rumah berputar memberi angin. Televisi juga hidup dengan volume yang cukup keras.

"Ayah, Ibu, Nenek, aku gagal." Bella mengingau dan setetes air mata kembali turun.

*

*

*

Bella membuka matanya kala mendengar pintu diketuk dengan keras.

"Assalamualaikum!"

"Nenek! Kakak! Nesya pulang!"

"Nenek … Nek, buka pintunya Nek."

Bella masih diam, menatap pintu dengan perasaan rumit. Menyingkirkan boneka dari pangkuannya, Bella berdiri dan melangkah dengan langkah yang berat. Tatapannya mata kosong, menyentuh knop pintu lalu mengerjap sekali.

"Nenek! Kakak! NESYA PULANG! Yuhuuu!"

Ceklek!

Bella membuka pintu dan Hap!

Seorang perempuan mengenakan celana sport berwarna hitam dengan sweater dan jilbab berwarna abu-abu memeluk erat Bella. Bella mematung, tangannya tetap berada di sisi jahitan celana dengan tatapan kosong ke depan.

Penampilan yang sama saat video call juga dari postingan dan story medis sosial Nesya, sopan dan menutup aurat. 

Bella tersenyum miring. 

"Kak Abel! Akhirnya Kakak pulang juga. Nesya sangat-sangat merindukan Kakak! Delapan tahun, akhirnya Nesya bisa meluk Kakak lagi! Kakak jangan pergi lagi ya."

Bella tidak menjawab, memejamkan matanya.

"Tapi Kakak kok nggak ngasih tahu Nesya? Kalau nggak kan Nesya bakal jemput Kakak di bandara. Oh iya Nenek mana?"

Mata Bella terbuka, tangannya bergerak, mendorong Nesya menjauh, kemudian menutup rapat pintu. Bella berbalik dan kembali duduk di kursi rotan. Kembali memeluk bonekanya.

Nesya, perempuan berusia 22 tahun itu mirip dengan Bella. Hanya saja, Bella lebih tomboy daripada Nesya yang terkesan feminin, mungkin.

Nesya menatap bingung sang Kakak, melangkah masuk dengan ransel hitam yang ia jinjing masuk.

"Dari mana kamu?" Akhirnya setelah beberapa lama, Bella bertanya.

"Dari PKL kak, untuk penyusunan skripsi. Tapi seharusnya belum waktunya Nesya pulang. SMS Kakak yang buat Nesya pulang lebih awal."

"PKL? Skripsi?" Bella terkekeh mendengarnya.

"Kamu pergi PKL saat nenek sakit? Apa kamu nggak punya hati, Nesya?"

Biarpun datar, Nesya merasakan emosi besar di sana. 

Nesya menunduk, takut dengan tatapan Bella. Delapan tahun berpisah, membuat Nesya lupa tentang seberapa seram jika Bella marah. Kali ini, hanya tekanan kecil sudah membuat hatinya ciut.

"Nesya juga nggak mau pergi Kak. Tapi nenek maksa. Kata nenek, nenek nggak mau buat Nesya ketinggalan skripsi. Kakak jangan marah sama Nenek ya. Ini salah Nesya."

Bulir air mata turun. Nesya menangis.

"Kamu tahu apa yang terjadi selama kamu pergi?" Nada datar yang dijawab gelengan kepala.

"Nenek! Nenek ada di mana Kak?"

Nesya berdiri dan langsung menuju kamar nenek Marissa. Tentu saja tidak ada. 

"Kakak Nenek mana? Apa Nenek di rumah sakit? Kakak jawab dong. Nesya khawatir sama Nenek!"

Dengan nadas terengah-engah Nesya bertanya pada Bella.

"Kamu ingin tahu di mana Nenek?"

"Iya Kak! Ayo ke rumah sakit Kak!" 

"Baiklah." Satu kata dan Bella segera bangkit. Meraih helm juga kunci motornya. Bella mengeluarkan motor dari rumah kemudian memanaskannya sejenak.

"Ayo!"

Nesya naik dan memeluk erat pinggang Bella.

Bella yang emosinya sudah mencapai puncak, langsung saja mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Telinganya seakan tuli mendengar seruan takut Nesya.

*

*

*

"Kakak kenapa kita ke pemakaman?" Nesya turun dari motor dan menatap rumit gapura pemakaman.

Bella tidak menjawab, meletakkan helmnya kemudian masuk ke dalam makam. Nesya mengikut dengan langkah berat dan hati tak karuan. Pikiran buruk langsung menyeruak masuk. 

"Ini Nenek!" Bella berdiri di samping sebuah makam yang tanahnya masih basah. Papan nisan belum diganti, masih berupa papan kayu dengan tulisan pulpen. 

Nesya menatap gundukan tanah itu, berjongkok untuk melihat nama pemilik makam itu.

...Marissa ...

...Binti ...

...Dave...

...Lahir:--,--,----...

...Wafat:--,--,---...

"Nenek?"

"Nggak! Nggak mungkin! Nggak mungkin ini Nenek!" Nesya menggeleng keras, ia terhuyung dan terduduk di tanah. Matanya kembali berkaca-kaca.

"Perlu ku bongkar makamnya untukmu?"

Nesya mendongak menatap Bella. Perasaan sedih dan ganjil. Mengapa Kakaknya selalu berbicara datar setelah bertemu? Apa Kakaknya semarah itu? Tapi, biarpun begitu seharusnya Bella tidak bersikap dingin begini. Harusnya kakaknya ini memeluknya, memberi support agar ia ikhlas. 

Sorot mata Bella? Kosong yang menandakan sebuah kekecewaan. 

"Ada apa lagi? Bukankah kau ingin bertemu dengan nenek? Temui dia, katakan apa yang ingin kau sampaikan!"

"Kakak mengapa sikapmu begini padaku? Aku akui aku salah tapi ini juga bukan keinginanku!"

"Oh apa kau dokter hewan yang PKL di alam liar?" Bella tak mampu lagi menahan amarahnya.

"Apa? Apa maksudmu, Kak? Aku memang  PKL di kampung terpencil, tapi bukan di alam liar. Di Labuhan Bajo, aku PKL di sana!" Nesya membantah ucapan Bella.

"Oh benarkah?"

"Kalau Kakak nggak percaya, tanyakan saja pada temanku. Sebentar aku hubungi dia dulu!"

Nesya mengambil ponsel dari tasnya. Namun segera Bella merebut ponsel tersebut dan membantingnya ke tanah.

"Kakak!" Nesya berteriak marah pada Bella. Bella menatap dingin Nesya. 

"Jadi maksudmu, kau sebelum pulang, kau kehilangan ponselmu? Kau di Labuhan Bajo sedangkan ponselmu di Gunung Kerinci, Jambi? Begitu maksudmu?"

Bulir keringat dingin keluar. Nesya jelas kalah telak jika berdebat dengan Bella. 

"Gunung Kerinci? Kak aku benar-benar tidak tahu apa yang bicarakan!"

Masih berkilah. 

Nenek sudah tiada, hanya beberapa orang saja, mudah bagiku meyakinkan Kakak. Tapi, bagaimana Kakak bisa tahu aku di Gunung Kerinci? Aduh aku mati kutu jika berdebat dengan Kakak. Apa? Apa yang harus aku jawab. Tatapan Kakak sungguh dingin seakan menusuk jantungku.

"Alasanku pergi karena nenek dan kau, begitu juga dengan alasanku kembali. Tapi aku tak pernah berharap alasanku untuk pergi lagi adalah sebuah kekecewaan. Harapanku hancur saat melihat nenek terbaring kaku di rumah. Bukannya pelukan hangat yang ku dapati malah sebuah kesedihan. Saat malam, aku baru sadar kau tidak di rumah, aku bertanya pada tetangga dan kau tahu apa jawaban mereka?"

"Kak. Kakak jangan percaya mereka Kak! Sebelum pergi aku sudah meminta Bik Susi menjaga Nenek. Kakak ini bukan salahku, ini sudah takdir Kak!"

Bella kembali terkekeh, muak dengan kebohongan Bella.

"Mereka bilang kau pergi dengan segerombolan anak motor dengan membawa tas gunung. Aku tidak percaya. Mana mungkin adik yang ku kenal baik dan penurut tega meninggalkan nenek yang ia sayangi sendirian dalam keadaan sakit. Mana mungkin, adik yang selama ini ku kenal sangat pemalu bergaul dengan anak motor dan pergi hingga berhari-hari."

Bella menatap gundukan tanah itu, memejamkan mata untuk mengisi ketenangan melanjutkan ucapannya.

"Kakak itu semua bohong. Mereka teman-temanku. Benar, aku memang bawa tas gunung, tapi itu semua isinya kebutuhan untuk PKL Kak!"

"Cukup Nesya! Diam kau! Aku belum selesai!"bentak Bella yang langsung membuat Nesya terdiam, merinding.

"Kau berbohong padaku, Nesya! Kau berbohong. Tadinya aku berharap bahwa kau akan jujur dan menyesali semuanya! Tapi apa?! Kau kembali berbohong dan berbohong! Kenapa Nesya? Kenapa?!"

"Ku tanya padamu, bagaimana bisa mahasiswi yang sudah di DO ikut PKL penyusunan skripsi? Bagaimana bisa?!"

Nada tinggi. 

Deg!

Semua nyali dan kekuatan Nesya hilang. Mata Kakaknya seakan ingin melahapnya.

Bella bergerak, mendekati Nesya yang merangkak mundur. Bella tanpa kesulitan mencengkeram kerah baju Nesya lalu dengan paksa menarik hijab Nesya. Nesya berteriak kaget.

Nesya yang tadinya berontak lagi menutupi kepalanya, menunduk tapi Bella mencengkeram dagunya. Mata mereka beradu pandang. Nesya masih berusaha menghidari tatapan itu.

"Semua palsu! Palsu! Kau penuh kepalsuan, Nesya!"teriak Bella langsung mendorong Nesya hingga terbaring di tanah. Bella berdiri, menutupi kepalanya sendiri.

Mana mungkin seorang perempuan baik-baik menato tubuhnya? Leher Nesya penuh dengan tato. Telinga yang penuh dengan tindikan seperti paku payung serta rambut yang tidak terurus. Rambut yang diberi hiasan seperti ring, benar-benar seperti perempuan jalanan yang tidak terurus. 

"Kak …."

Memanggil dengan nada takut.

"Gulung swetermu!" Bella kembali menatap datar Nesya.

"Kak aku tidak …."

"Gulung atau aku akan mengoyaknya!"bentak Bella dengan nafas memburu. 

Dengan gemetar, Nesya menggulung lengan sweaternya.

"Kau! Kau benar-benar!"

Wajah Bella semakin memerah marah. Tangan yang penuh tato. 

Bella langsung terduduk lemas.

"Kak, Kakak. Aku salah, Kak. Aku minta maaf. Kakak, kakak jangan begini Kak!" Hati Nesya menjerit sakit melihat kekecewaan Bella.

"Jangan! Jangan mendekat!"

Nesya menarik kembali tangannya. 

"Aku bertanya-tanya, apa yang membuatmu di DO dari kampus. Kau anak yang cantik dan cerdas. Biaya kuliah juga tidak pernah kekurangan. Semua aku tanggung dengan harapan kau bisa sukses menjadi seorang dokter. Tapi semua hanya tinggal harap."

"Sekarang muncul satu pertanyaan lagi di benakku, mengapa kau bisa lolos melewati pemeriksaan bandara?"

Bella berdiri dan membelakangi Nesya yang masih tertunduk dalam.

"Tak perlu kau jawab. Aku tahu semuanya. Kau seorang pemakai narkoba. Aku menemukan alat hisab sabu dan beberapa pil yang kau sembunyikan di kamarmu. Apa alasannya? Apa alasan kau berbuat begitu?"

"Kakak …."

"Tapi apapun jawabanmu, tak mengubah apapun. Aku tetaplah seorang Kakak yang gagal. Aku gagal!"

Nesya menggigit bibirnya. Kakaknya benar-benar hebat. Dalam beberapa hati saja sudah bisa membongkar semuanya. Sekarang, tidak ada yang perlu disembunyikan lagi.

"Kau mau tahu alasannya?"

Bella yang sudah melangkah cukup jauh berhenti dan menatap datar Nesya.

"Itu semua karena kau!"

Terpopuler

Comments

triana 13

triana 13

semangat kak

nyicil dulu ya

2021-09-01

1

Anti Veryanty S

Anti Veryanty S

aku hadir membwa 5 like.
mampir juga yuk di novel pertamaku.
mari saling mendukung.
🙏🙏😀

2021-08-22

1

Syafira

Syafira

semangat Thor aku mampir

2021-08-11

1

lihat semua
Episodes
1 Ingin Pulang
2 Harapan yang tak terwujud
3 Amarah Bella 1
4 Perhatian
5 Amarah Bella 2
6 Alasan
7 Suka atau Duka?
8 Pindah
9 Langkah Selanjutnya
10 Kekasih Nesya
11 Penyergapan
12 Mencari Kerja
13 Pertemuan Pertama
14 Sebuah Hutang
15 Yang Terlupakan
16 Interview
17 Interview 2
18 Anjani
19 Izin?
20 Membatalkan Niat
21 Sekali lagi
22 Pertimbangan
23 Meminta
24 Meminta (2)
25 Pertemuan (2)
26 Terbuka
27 Penolakan
28 Terpaksa Setuju
29 Pertemuan (3)
30 Pernikahan
31 Hati Yang Luka
32 Malam Pertama?
33 Balada Pagi
34 Ke Rumah Cia?
35 Rumah Cia
36 Ganti Hari?
37 Menjemput Bella
38 Kediaman Mahendra
39 Rindu Bagai Rasa Lapar
40 Mengambil Hak (1)
41 Mengambil Hak (2)
42 Anak dan Menantu Keluarga Mahendra
43 Belajar?
44 Rumah Anjani
45 Tak Rela
46 Kesal dan Cemburu
47 Tiket Nonton
48 Bertemu Gio
49 My Aru
50 Dilema Hati
51 Sugar Mommy?
52 Weekend Bareng
53 Setitik Titik Terang
54 Sidang Cerai Anjani
55 Melepas Rindu 1
56 Melepas Rindu 2
57 Jemput Suamimu!!
58 Nonton
59 Saling Melepas dan Melupakan?
60 Merasa bersalah
61 Bantuan El
62 I Love You too
63 Rencana Perjodohan Louis?
64 Asal Fobia
65 Teresa
66 Pembicaraan di Kala Senja
67 Menghindar
68 Kakak Kapan Menikah?
69 Aku Terima!
70 Quality Time
71 Congratulations!
72 Perbincangan Bella dan Brian
73 Selamat Bergabung!
74 Hari Pertama- El
75 Tenanglah
76 Rencana Bulan Madu?
77 Amnesia Disosiatif
78 Dylan
79 Harus Sabar dan Mengerti
80 Setengah Berbohong
81 Aku Pegang Janjimu!
82 Kecurigaan Leo
83 Getaran asing?
84 Cemburu karena Masa Lalu
85 Apa Itu Benar?
86 Bersabarlah!
87 Perbincangan Sesama Menantu
88 El dan Nizam
89 Seperti Pernah Kenal
90 Bali, We Coming!
91 Bali, We Coming 2
92 Aku Percaya Padamu
93 Aku Berjanji!
94 Memberi Aba-Aba
95 Perpisahan manis?
96 Disergap!
97 Golden Blood
98 Sesungguhnya
99 Bella Kabur, Lagi?!
100 Penyebabnya
101 Siapa Sebenarnya?
102 Harus Hati-Hati
103 Undangan Reuni
104 Aku Tidak Mungkin Melakukannya
105 Cerita Malam
106 Akan Aku Pertimbangkan
107 Gara-Gara Berita
108 Sudah Berdamai
109 Jadwal yang Padat
110 Reuni 1
111 Reuni 2
112 Sadar
113 Penjelasan Ken dan Bella 1
114 Penjelasan Ken dan Bella 2
115 Sudah Saatnya
116 Menjenguk Nesya
117 Kejujuran Nesya
118 Kau Ibu yang Baik
119 Rasa Bersalah Berkurang Sebahagian
120 Undangan Telah Datang
121 Sedikit Mencair
122 Terlambat!
123 Memberi Pengertian
124 Terkejut
125 Kencan Singkat
126 Dokter dari Jerman
127 Kado Pernikahan untuk Anggara
128 Calia
129 Pernikahan Anggara dan Azzura
130 Pernikahan Anggara dan Azzura 2
131 Hubungan Kita Sudah Berakhir
132 Gawat!
133 Cinta yang Gila!
134 Baikan
135 Teresa dan Louis part 1
136 Teresa dan Louis Part 2
137 Kembali ke Lapas?
138 Proyek telah Usai
139 Elvano
140 Rupanya
141 Proyek yang Dipilih
142 Terapi
143 Soal Pendidikan
144 Ada di Hati
145 Terapi 2
146 Merasa Heran
147 Kunjungan Anjani dan Arka
148 Belum Terlambat
149 Prewedding, Lagi?
150 She is Back
151 Tak Habis Pikir
152 Siapa Dalangnya?
153 Clear!
154 Menambah Besar Masalah
155 Tak Tergoyahkan
156 Finally
157 Sayonara
158 Selamat Jalan Clara, Cia
159 Kabar Bahagia yang Dipermasalahkan
160 Terdiam
161 Ada yang Salah
162 Kabar Louis dan Teresa
163 Obrolan dengan Keluarga Kalendra
164 Silvia Berhijab?!
165 Drama Pagi Lagi
166 Prediksi yang Benar?
167 Kembali Terguncang
168 Keheranan Silvia, Duka Twins A
169 Memulai Rencana
170 Siapa Ahli Warisnya?
171 Keputusan Azzura
172 Anugrah dan Musibah
173 Kegusaran Anggara
174 El, Anjani Comeback
175 Anjani, Will You Marry Me?
176 Yes, i will!
177 Masa Lalu dan Masa Depan
178 Sebentar Lagi Akan Bertemu
179 Jerman
180 Bella menjemput Teresa
181 Pernikahan Louis dan Teresa
182 Menuju Pertemuan
183 Pertemuan Ibu dan Anak
184 Calia Dijodohkan?
185 Calon Calia
186 Detik-Detik
187 Lamaran di Resepsi
188 Kabar Suka
189 Keraguan yang Tuntas
190 What This?
191 Ahli Waris
192 Hukuman (1)
193 Awal Mula
194 Meluruskan
195 Adik Silvia
196 Anggap Saja Tidak Terjadi
197 Tidak Akan Menariknya
198 Keluarga Yang Lengkap
199 Restu
200 Umi Hani dan Allen (1)
201 Umi Hani dan Allen (2)
202 Hukuman (2)
203 Calia dan Evan
204 Kau cantik, Lia
205 Penculikan ?
206 Ken dan Bella
207 Desya
208 Pulang
209 Rusia or Mongolia?
210 Rusia or Mongolia 2
211 Kediaman Desya
212 Who Is She?
213 Desya (2)
214 Tempat Mendarat
215 Ngidam?!
216 Negosiasi
217 Tak Bisa Berkata
218 Tidak Sah
219 Mundur
220 Pendekatan
221 Sarapan Bersama
222 Pulang
223 Diskusi
224 Harus Kuat!
225 Langkah
226 Yang Dimaksud
227 Tidak Sesuai Ekspetasi
228 Obrolan
229 Butuh Bukti
230 Malam Desya dan Evalia
231 Anjani Tahu
232 Buku Besar (1)
233 Datar
234 Tidak Menduga
235 Pengunduran dan Pengangkatan
236 Makan Siang Bersama Keluarga Volcov
237 The Kick
238 Andry
239 Mimpi adalah Sebuah Pertanda
240 Irene yang Berencana, Desya yang Terkena Bencana
241 Menggoda dan Berdiskusi
242 Ariel berencana, Perkara Tidur Desya dan Lucia
243 "Itu Pasti"
244 El Ke Jerman
245 Keputusan
246 Penawaran dan Tantangan
247 Taruhan dan Kemenangan
248 Balasan Bella Untuk Desya
249 Desya Mulai Belajar Agama?
250 Hubungan Yang Tidak Akan Putus
251 Perpisahan dan Sebuah Pesan
252 Pesan dan Kesepakatan
253 Evalia Hamil
254 She's Crazy!
255 Malam Tahun Baru
256 Plot Twins?
257 Membersihkan
258 Hubungan Batin
259 Memeluk Keyakinan
260 Akhirnya
261 Family
262 Perkenalan
263 Gagal
264 Hal Yang Dibicarakan
265 Kembali 1
266 Kembali 2
267 Mimpi Yang Menjadi Kenyataan
268 Kabar Bahagia
269 Hari Bahagia
270 Hari Bahagia 2
271 Bukan Berarti Berubah Menjadi Kelinci
272 Malam Kemenangan
273 Hari Kemenangan
274 Hari Resepsi
275 Dylan Nesya Sah, Bella Akan Melahirkan?
276 Baby Nayan dan Baby Nazira
277 Kebahagian Berlimpah
278 Bergiliran
279 Liburan Akhir Tahun 1
280 Liburan Tahun Baru 2
281 Ending
282 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 282 Episodes

1
Ingin Pulang
2
Harapan yang tak terwujud
3
Amarah Bella 1
4
Perhatian
5
Amarah Bella 2
6
Alasan
7
Suka atau Duka?
8
Pindah
9
Langkah Selanjutnya
10
Kekasih Nesya
11
Penyergapan
12
Mencari Kerja
13
Pertemuan Pertama
14
Sebuah Hutang
15
Yang Terlupakan
16
Interview
17
Interview 2
18
Anjani
19
Izin?
20
Membatalkan Niat
21
Sekali lagi
22
Pertimbangan
23
Meminta
24
Meminta (2)
25
Pertemuan (2)
26
Terbuka
27
Penolakan
28
Terpaksa Setuju
29
Pertemuan (3)
30
Pernikahan
31
Hati Yang Luka
32
Malam Pertama?
33
Balada Pagi
34
Ke Rumah Cia?
35
Rumah Cia
36
Ganti Hari?
37
Menjemput Bella
38
Kediaman Mahendra
39
Rindu Bagai Rasa Lapar
40
Mengambil Hak (1)
41
Mengambil Hak (2)
42
Anak dan Menantu Keluarga Mahendra
43
Belajar?
44
Rumah Anjani
45
Tak Rela
46
Kesal dan Cemburu
47
Tiket Nonton
48
Bertemu Gio
49
My Aru
50
Dilema Hati
51
Sugar Mommy?
52
Weekend Bareng
53
Setitik Titik Terang
54
Sidang Cerai Anjani
55
Melepas Rindu 1
56
Melepas Rindu 2
57
Jemput Suamimu!!
58
Nonton
59
Saling Melepas dan Melupakan?
60
Merasa bersalah
61
Bantuan El
62
I Love You too
63
Rencana Perjodohan Louis?
64
Asal Fobia
65
Teresa
66
Pembicaraan di Kala Senja
67
Menghindar
68
Kakak Kapan Menikah?
69
Aku Terima!
70
Quality Time
71
Congratulations!
72
Perbincangan Bella dan Brian
73
Selamat Bergabung!
74
Hari Pertama- El
75
Tenanglah
76
Rencana Bulan Madu?
77
Amnesia Disosiatif
78
Dylan
79
Harus Sabar dan Mengerti
80
Setengah Berbohong
81
Aku Pegang Janjimu!
82
Kecurigaan Leo
83
Getaran asing?
84
Cemburu karena Masa Lalu
85
Apa Itu Benar?
86
Bersabarlah!
87
Perbincangan Sesama Menantu
88
El dan Nizam
89
Seperti Pernah Kenal
90
Bali, We Coming!
91
Bali, We Coming 2
92
Aku Percaya Padamu
93
Aku Berjanji!
94
Memberi Aba-Aba
95
Perpisahan manis?
96
Disergap!
97
Golden Blood
98
Sesungguhnya
99
Bella Kabur, Lagi?!
100
Penyebabnya
101
Siapa Sebenarnya?
102
Harus Hati-Hati
103
Undangan Reuni
104
Aku Tidak Mungkin Melakukannya
105
Cerita Malam
106
Akan Aku Pertimbangkan
107
Gara-Gara Berita
108
Sudah Berdamai
109
Jadwal yang Padat
110
Reuni 1
111
Reuni 2
112
Sadar
113
Penjelasan Ken dan Bella 1
114
Penjelasan Ken dan Bella 2
115
Sudah Saatnya
116
Menjenguk Nesya
117
Kejujuran Nesya
118
Kau Ibu yang Baik
119
Rasa Bersalah Berkurang Sebahagian
120
Undangan Telah Datang
121
Sedikit Mencair
122
Terlambat!
123
Memberi Pengertian
124
Terkejut
125
Kencan Singkat
126
Dokter dari Jerman
127
Kado Pernikahan untuk Anggara
128
Calia
129
Pernikahan Anggara dan Azzura
130
Pernikahan Anggara dan Azzura 2
131
Hubungan Kita Sudah Berakhir
132
Gawat!
133
Cinta yang Gila!
134
Baikan
135
Teresa dan Louis part 1
136
Teresa dan Louis Part 2
137
Kembali ke Lapas?
138
Proyek telah Usai
139
Elvano
140
Rupanya
141
Proyek yang Dipilih
142
Terapi
143
Soal Pendidikan
144
Ada di Hati
145
Terapi 2
146
Merasa Heran
147
Kunjungan Anjani dan Arka
148
Belum Terlambat
149
Prewedding, Lagi?
150
She is Back
151
Tak Habis Pikir
152
Siapa Dalangnya?
153
Clear!
154
Menambah Besar Masalah
155
Tak Tergoyahkan
156
Finally
157
Sayonara
158
Selamat Jalan Clara, Cia
159
Kabar Bahagia yang Dipermasalahkan
160
Terdiam
161
Ada yang Salah
162
Kabar Louis dan Teresa
163
Obrolan dengan Keluarga Kalendra
164
Silvia Berhijab?!
165
Drama Pagi Lagi
166
Prediksi yang Benar?
167
Kembali Terguncang
168
Keheranan Silvia, Duka Twins A
169
Memulai Rencana
170
Siapa Ahli Warisnya?
171
Keputusan Azzura
172
Anugrah dan Musibah
173
Kegusaran Anggara
174
El, Anjani Comeback
175
Anjani, Will You Marry Me?
176
Yes, i will!
177
Masa Lalu dan Masa Depan
178
Sebentar Lagi Akan Bertemu
179
Jerman
180
Bella menjemput Teresa
181
Pernikahan Louis dan Teresa
182
Menuju Pertemuan
183
Pertemuan Ibu dan Anak
184
Calia Dijodohkan?
185
Calon Calia
186
Detik-Detik
187
Lamaran di Resepsi
188
Kabar Suka
189
Keraguan yang Tuntas
190
What This?
191
Ahli Waris
192
Hukuman (1)
193
Awal Mula
194
Meluruskan
195
Adik Silvia
196
Anggap Saja Tidak Terjadi
197
Tidak Akan Menariknya
198
Keluarga Yang Lengkap
199
Restu
200
Umi Hani dan Allen (1)
201
Umi Hani dan Allen (2)
202
Hukuman (2)
203
Calia dan Evan
204
Kau cantik, Lia
205
Penculikan ?
206
Ken dan Bella
207
Desya
208
Pulang
209
Rusia or Mongolia?
210
Rusia or Mongolia 2
211
Kediaman Desya
212
Who Is She?
213
Desya (2)
214
Tempat Mendarat
215
Ngidam?!
216
Negosiasi
217
Tak Bisa Berkata
218
Tidak Sah
219
Mundur
220
Pendekatan
221
Sarapan Bersama
222
Pulang
223
Diskusi
224
Harus Kuat!
225
Langkah
226
Yang Dimaksud
227
Tidak Sesuai Ekspetasi
228
Obrolan
229
Butuh Bukti
230
Malam Desya dan Evalia
231
Anjani Tahu
232
Buku Besar (1)
233
Datar
234
Tidak Menduga
235
Pengunduran dan Pengangkatan
236
Makan Siang Bersama Keluarga Volcov
237
The Kick
238
Andry
239
Mimpi adalah Sebuah Pertanda
240
Irene yang Berencana, Desya yang Terkena Bencana
241
Menggoda dan Berdiskusi
242
Ariel berencana, Perkara Tidur Desya dan Lucia
243
"Itu Pasti"
244
El Ke Jerman
245
Keputusan
246
Penawaran dan Tantangan
247
Taruhan dan Kemenangan
248
Balasan Bella Untuk Desya
249
Desya Mulai Belajar Agama?
250
Hubungan Yang Tidak Akan Putus
251
Perpisahan dan Sebuah Pesan
252
Pesan dan Kesepakatan
253
Evalia Hamil
254
She's Crazy!
255
Malam Tahun Baru
256
Plot Twins?
257
Membersihkan
258
Hubungan Batin
259
Memeluk Keyakinan
260
Akhirnya
261
Family
262
Perkenalan
263
Gagal
264
Hal Yang Dibicarakan
265
Kembali 1
266
Kembali 2
267
Mimpi Yang Menjadi Kenyataan
268
Kabar Bahagia
269
Hari Bahagia
270
Hari Bahagia 2
271
Bukan Berarti Berubah Menjadi Kelinci
272
Malam Kemenangan
273
Hari Kemenangan
274
Hari Resepsi
275
Dylan Nesya Sah, Bella Akan Melahirkan?
276
Baby Nayan dan Baby Nazira
277
Kebahagian Berlimpah
278
Bergiliran
279
Liburan Akhir Tahun 1
280
Liburan Tahun Baru 2
281
Ending
282
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!