This Is Our Love

This Is Our Love

Ingin Pulang

Di dalam sebuah ruangan, terdapat dua orang yang tengah berbicara dalam bahasa jerman.

"Abel kau sungguh-sungguh ingin pulang? Pikirkan lah lagi. Masa depanmu sangat cerah di sini. Kau bisa memperbarui kontrak dengan banyak tambahan keuntungan. Ku mohon pikirkan lagi."

Seorang pria meminta penuh harap pada seorang wanita berhijab yang sibuk memasukkan barang ke dalam kardus.

"Tuan Louis, keputusanku sudah bulat. Tidak peduli keuntungan atau apapun itu yang Anda janjikan kepada saya, saya tetap akan pulang. Tolong jangan ganggu gugat lagi keputusan saya."

Tanpa menatap lawan bicaranya, wanita itu tetap fokus pada pekerjaannya.

"Abel pikirkan lagi! Jika kau pulang, kau akan mencari kerja lagi, belum tentu mendapat posisi sebaik di sini. Juga belum pasti bisa bekerja di perusahaan yang besar seperti ini. Atau sebenarnya ada membuatku tidak nyaman di sini? Katakan padaku, biar aku mengurusnya untukmu."

 Tak lelah membujuk walau terus ditolak. Wanita itu menghentikan pekerjaannya, menatap pria itu, menghela nafas pelan.

"Tuan Louis, saya sangat senang bisa bekerja di sini. Bergabung dengan perusahaan ini adalah suatu kehormatan. Hanya saja, Anda tidak perlu khawatir saya resign dari sini. Atau Anda tidak yakin dengan kemampuan saya? Atau Anda merendahkan perusahaan di negara saya? Itu maksud Anda, Tuan?" 

Tatapan tajam. 

"Tidak. Bukan itu maksudku, Abel. Hanya saja aku dan perusahaan ini belum siap untuk kehilanganmu."

 Nada pelan, raut wajah sedih.

Hah.

Wanita itu menggerakkan tangannya menepuk pundak sang pria.

"Kakak, aku paham betul maksudmu. Tolong hargai keputusanku. Jika memang aku berjodoh lagi dengan perusahaan ini, cepat atau lambat aku juga akan kembali kemari. Ku mohon, jangan sedih. Jangan membuatku merasa bersalah."

"Abel, kau berjodoh dengan perusahaan ini. Kau hanya menolaknya," balas Louis lirik.

Nabilla Arunika Candra atau yang biasa disapa Bella atau Abel kembali menghela nafas pelan.

"Jodoh tak akan kemana. Hanya saja kita tidak akan pernah berjodoh. Aku hanya menganggapmu sebagai kakak angkatku. Maaf, Kakak!"

Bella memegang kardusnya, kemudian melangkah keluar.

"Tunggu, Abel!"

Bella menghentikan langkahnya, berbalik menatap Louis.

"Apa kau akan langsung pulang?"

"Keberangkatanku besok pagi, ada apa?"tanya balik Abel.

"Makan malam lah di rumah. Daddy dan Mommy merindukanmu. Key juga," ucap Louis, penuh harap. Bella berpikir sejenak, tak lama mengangguk.

"Baiklah. Aku akan ke rumah," jawab Bella.

*

*

*

"Abel!"

Seorang wanita dengan rambut anjut bergelombang, mengenakan dress berwarna hitam berlari ke arah Bella yang berdiri di dekat parkiran sepeda motor.

"Teresa? Ada apa?"

"Abel kau benar-benar tidak melanjutkan kontrak? Posisimu sudah sangat tinggi. Seorang GM! Kau melepas sebuah posisi penting, Abel!"

"Hahahaha."

"Kenapa kau tertawa?"

"Tahukah dirimu? Ini pertanyaan kesekian kalinya. Dengan kan aku baik-baik, Resa! Aku sudah final untuk pulang. Berkumpul bersama keluargaku. Kau tahu betul, bertahun-tahun aku di negeri orang, dari kuliah sampai sekarang. Lagipula pengalaman bekerja di perusahaan ini bisa menjadi nilai plusku bekerja di Indonesia."

"Jadi aku yang terakhir tahu? Keterlaluan!" Resa menggerutu, memukul pelan bahu Bella.

"Resa kau sahabat terbaikku, biarpun aku sudah pulang, kau tetaplah sahabat sejatiku. Jauh di mata bukan berarti jauh di hati bukan?"

"Ahh ucapanmu meluluhkan hatiku." Langsung memeluk Bella.

"Ah hati-hati Resa! Barang-barangku bisa jatuh!"

"Astaga! Maaf-maaf. Aku tidak sengaja, Abel!"

"Ya-ya. Kau ceroboh dan aku paham."

"Lalu kapan kau akan pulang?"

"Besok pagi."

"Secepat itu?" Teriakan Resa sukses membuat keduanya menjadi pusat perhatian.

"Apa lihat-lihat?!" Nada galak Resa membuat sebuah perhatian pada mereka hilang. 

"Secepat itu?" Resa kembali menanyakan hal yang sama.

"Ya."

"Ah ini tidak adil. Mengapa kau buru-buru kembali ingin pulang?"

"Nenekku sakit."

Bella kehabisan tiket penerbangan tercepat ke Indonesia. Untungnya masih ada tiket pemberangkatan pagi. 

"Sakit? Nenek Marissa sakit? Kasihan sekali."

"Baiklah -baiklah. Aku Izin kan kau pulang. Ayo cemas berkemas!" Resa langsung naik ke sepeda motor.

"Err semua sudah finish."

"Finish? Ahhh Abel!"

"Shut! Berhentilah berteriak!" Bella menutup mulut Resa.

"Sebentar lagi jam makan siang. Bagaimana jika kita makan siang bersama?"tawar Bella.

"Okay."

*

*

*

"Abel mengapa tidak kau terima saja cinta Tuan Louis? Dia pria yang sempurna. Presdir muda dengan segala kesempurnaan. Bahkan anak-anak yang lain sudah menganggap kalian sebagai pasangan."

"Huh tentang itu lagi!"

Bella yang sedang menumis udang mendengus sebal.

"Apa kau benar-benar tidak suka pada Tuan Louis? Why?"

"Kau akan benar-benar hidup enak. Nenek dan saudarimu juga bisa tinggal di sini. Kalian tidak akan terpisah lagi. Kita juga tidak akan berpisah."

Lagi-lagi menyelipkan bujukan. 

Bella mematikan kompor, udang tumisnya sudah matang.

"Jikapun aku suka padanya, kami tidak akan pernah bersatu, Resa. Jarak kami terlalu jauh. Keyakinan yang berbeda terlalu mustahil untuk bersama. Akan ada banyak pertentangan."

"Apa kau takut?" Bella diam, keadaan hening hanya terdengar suara blender yang tengah menghaluskan buah apel.

 "Aku hanya tidak ingin menyalahi keyakinanku. Resa kau paham dengan karakterku. Tolong jangan bahas ini lagi. Aku lelah mendengarnya." Nada penuh harap, wajah penuh ketegasan.

Resa diam, menghela nafas pelan.

"Baiklah. Aku paham."

Senyum Bella terbit.

"Ya sudah, ayo bawa jus nya ke meja makan," ajak Bella. Resa mengangguk, melangkah di belakang Bella.

"Wah udang asam manis buatanmu memang yang terbaik, Abel!" Mata Resa terpejam menikmati perpaduan gurihnya nasi dan udang asam manis.

"Kalau begitu makanlah yang banyak. Setelah ini aku tidak tahu kapan lagi akan makan denganmu," tutur Bella, menambahkan nasi dan lauk pauk ke piring Resa.

Namun gerakan Resa berhenti, ia meletakkan sendok dan kembali menatap sendu Bella. 

"Aku ingin ikut denganmu tapi tanggung jawabku tidak mengizinkannya. Ah Abel jangan bahas hal menyedihkan lagi. Cepat atau lambat kita pasti akan berkumpul lagi! Kau bukan hanya sahabatku tapi juga saudariku!"

Mata berkaca-kaca. Bella diam sejenak. Lima tahun, lima tahun persahabatan mereka sudah terjalin. Banyak hal yang mereka lalui bersama. Resa adalah wanita yang tanpa ragu berteman dengannya. Di saat awal masuk perusahaan, semua tatapan aneh dan penuh selidik padanya. Wajar, ia berbeda sendiri. Biarpun hidup di negeri orang, Bella tetap mempertahankan keyakinannya, juga mematuhi setiap ketentuan. Hijab, awalnya ia ditolak di perusahaan ini karena berhijab. Tapi syukurlah ada keajaiban datang dan ia bisa bertahan sampai posisi seorang GM. 

"Resa jangan menangis, please."

"Huhuhu bagaimana bisa aku tidak menangis? Aku akan berpisah dengan saudariku."

"Aku tahu. Aku juga sedih tapi ini sudah jalannya."

"Huhuhu aku juga tahu. Tapi perasaan tidak bisa berbohong."

Bella meletakkan sendoknya, berdiri dan mendekati Resa. Keduanya berpelukan, erat dan saling mengeluarkan air mata.

*

*

*

"Kak Loius? Mengapa kau di sini?" Bella terkejut mendapati Loius berada di depan pintu apartemennya.

"Menjemputmu. Malam ini menginap di rumah. Permintaan Daddy dan Mommy ."

"Hah?"

Bella terkesiap saat Louis masuk tanpa izin, langsung menuju kamarnya di mana ada tiga koper sudah ready. 

"Hanya ini barangmu?"

"Ya."

"Sedikit sekali."

"Kau tahu aku sangat hemat."

Gaji yang Bella terima selalu Bella bagi-bagi. Setengah untuk dikirim pulang, sebagian untuk keperluan hidup dan sebagian lagi untuk simpanan. Memasak sendiri adalah cara efektif Bella untuk menghemat biaya hidup. 

"Ya sudah. Aku bawa dua, kau bawa satu. Kita pulang sekarang."

"Apa?"

"Kita pulang sekarang!"

"Jangan menolak atau Key yang akan menjemputmu langsung."

"Ah jangan! Baiklah. Sebentar aku siap-siap dulu!"tolak Bella langsung. 

"Aku menunggu di bawah." Louis tersenyum kemudian keluar dengan membawa dua koper Bella.

Bella melamun sejenak. Keluarga angkat, keluarga angkat yang sangat baik. Tidak pernah menyangka akan memilki keluarga angkat yang baik lagi terpandang. Sungguh keberuntungan yang manis.

Sadar dari lamunannya, Bella segera memakai jaket dan membawa koper serta helm nya keluar. Mengunci apartemen rapat-rapat. 

Sebelum pergi, Bella menitipkan kunci apartemen pada tetangganya. 

Di parkiran, Louis menunggu dengan bersandar pada body mobil. Sesaat Bella terpanah dengan Louis. Memang pria yang sempurna dan penuh pesona.

"Abel? Kau melamun?" Louis menyadarkan lamunan Bella.

"Kemarikan kopermu!"titah Louis.

"Ah ya."

Louis memasukkan koper yang dibawa oleh Bella ke dalam mobil. 

"Jalanlah duluan, aku mengikut di belakang."

"Yakin?" Bella tersenyum.

"Lekaslah hari semakin gelap!"ucap Louis, masuk ke dalam mobil. 

Bella menggeleng pelan, naik ke sepeda motornya. Tak lupa mengenakan helm, Bella melajukan kendaraannya keluar area basement.

"Ck! Wanita ini! Mengapa tak bisa pelan bawa motornya?"gerutu Louis, yang kini kesulitan untuk tetap memposisikan mobilnya di belakang Bella.

*

*

*

Motor sport Bella berhenti manis di depan sebuah kediaman. Rumah yang terlihat sederhana nan elegan. Dengan cat berwarna coklat, rumah terlihat bersinar di bawah pancaran lampu.

"Kak Abel!" Seorang bocah laki-laki berlari menghampiri Bella. Bella berjongkok.

Hap.

Anak itu kini dalam pelukan Bella.

"Key mengapa kau berlarian begini? Nanti jatuh loh." Bella mencubit pelan hidung Key.

"Key rindu Kakak. Kakak sudah lama tidak kemari. Sekali kemari, Kakak akan pergi jauh. Key tidak rela, Kak." Nada yang menggemaskan bercampur sedih.

Bella tersentuh dengan ucapan itu. 

"Key kecil, Kakak hanya pergi sementara. Pasti akan pulang kemari lagi," hibur Bella, menggendong Key dan melangkah masuk ke dalam rumah.

"Benarkah? Tapi kata Grandfa , Kakak akan pulang kampung. Apa Kakak tidak betah di sini?" Mata sayu, menatap Bella memelas.

"Apa Grandfa bilang begitu? Ya benar sih. Kakak akan pulang kampung, tapi nggak berarti selamanya Kakak di kampung halaman kan? Key nggak perlu sedih. Nanti Kakak pasti akan sering-sering hubungi Key. Kalau pergi tiap hari," bujuk Bella.

"Benarkah? Kakak janji?" Langsung berbinar. Bella tersenyum lembut.

"Janji!"

Mereka saling menautkan jari kelingking.

"Abel sudah datang?" Sepasang suami istri paruh baya berdiri. Bella menurunkan Key. Bocah itu langsung lari dalam pelukan orang tuanya.

"Iya, Mom, Dad."

Bella berpelukan dengan sepasang suami istri itu.

"Beberapa hari tidak bertemu, kau semakin gemuk, Abel," lakar Mommy.

"Benarkah? Mungkin efek ingin pulang kampung, Mom."

"Ah Abel, mana Louis?" Daddy ke arah pintu masuk. 

"Mungkin ketinggalan, Dad."

Auh.

"Dad?!" Bella mengaduh sakit saat dahinya disentil oleh Daddy.

"Apa yang kau lakukan, Max?!" Mommy berseru tidak suka, langsung menarik Bella ke sisinya.

"Sudah Daddy katakan jangan bawa motor ngebut. Kamu kenapa ngeyel sekali?"gemas Daddy.

"Ngejar waktu magrib, Dad."

Daddy langsung melihat jam tangannya. Menghela nafas pelan kemudian tersenyum.

"Lain kali jangan diulangi. Bahaya!"

"Okay, Dad."

"Ya sudah sana ke kamar. Selesai ibadah kemari lagi," suruh Mommy. Bella mengangguk dan segera menuju kamarnya. 

"Kakak ikut!" Key melompat turun dari sofa dan langsung mengejar Bella.

"Hati-hati Key!"seru Ibunda Key.

*

*

*

"Loius mengapa kamu lama sekali?"tanya Mommy heran.

"Kejebak macet Mom," jawab Louis langsung mengambil tempat duduk.

"Pantas saja." Daddy menyahut setelah meminum kopinya.

"Wajahmu muram sekali, adik ipar. Apa semua bujukanmu gagal?" Ibunda Key bertanya dengan penasaran. Louis mengangguk pelan.

"Kapan keberangkatan Abel?"tanya Leo, anak tertua keluarga Kalendra. Keluarga Kalendra hanya memiliki dua orang anak, yakni Leo dan Louis.

"Besok pagi."

"Secepat itu?" Semua membulatkan mata.

"Neneknya sakit."

Semua menunjukkan wajah prihatin. Semua tahu bahwa Bella sangat menyayangi neneknya.

"Jika sudah begitu, tidak ada lagi yang bisa menahannya." Daddy menyadarkan punggungnya di sandaran sofa.

*

*

*

Terpopuler

Comments

Arshafi Ray

Arshafi Ray

bpbbphg

2022-08-17

1

Fitri cute

Fitri cute

manteppp jiwaaaa

2022-05-10

2

Nurhalisa 054

Nurhalisa 054

nyimak

2021-11-12

1

lihat semua
Episodes
1 Ingin Pulang
2 Harapan yang tak terwujud
3 Amarah Bella 1
4 Perhatian
5 Amarah Bella 2
6 Alasan
7 Suka atau Duka?
8 Pindah
9 Langkah Selanjutnya
10 Kekasih Nesya
11 Penyergapan
12 Mencari Kerja
13 Pertemuan Pertama
14 Sebuah Hutang
15 Yang Terlupakan
16 Interview
17 Interview 2
18 Anjani
19 Izin?
20 Membatalkan Niat
21 Sekali lagi
22 Pertimbangan
23 Meminta
24 Meminta (2)
25 Pertemuan (2)
26 Terbuka
27 Penolakan
28 Terpaksa Setuju
29 Pertemuan (3)
30 Pernikahan
31 Hati Yang Luka
32 Malam Pertama?
33 Balada Pagi
34 Ke Rumah Cia?
35 Rumah Cia
36 Ganti Hari?
37 Menjemput Bella
38 Kediaman Mahendra
39 Rindu Bagai Rasa Lapar
40 Mengambil Hak (1)
41 Mengambil Hak (2)
42 Anak dan Menantu Keluarga Mahendra
43 Belajar?
44 Rumah Anjani
45 Tak Rela
46 Kesal dan Cemburu
47 Tiket Nonton
48 Bertemu Gio
49 My Aru
50 Dilema Hati
51 Sugar Mommy?
52 Weekend Bareng
53 Setitik Titik Terang
54 Sidang Cerai Anjani
55 Melepas Rindu 1
56 Melepas Rindu 2
57 Jemput Suamimu!!
58 Nonton
59 Saling Melepas dan Melupakan?
60 Merasa bersalah
61 Bantuan El
62 I Love You too
63 Rencana Perjodohan Louis?
64 Asal Fobia
65 Teresa
66 Pembicaraan di Kala Senja
67 Menghindar
68 Kakak Kapan Menikah?
69 Aku Terima!
70 Quality Time
71 Congratulations!
72 Perbincangan Bella dan Brian
73 Selamat Bergabung!
74 Hari Pertama- El
75 Tenanglah
76 Rencana Bulan Madu?
77 Amnesia Disosiatif
78 Dylan
79 Harus Sabar dan Mengerti
80 Setengah Berbohong
81 Aku Pegang Janjimu!
82 Kecurigaan Leo
83 Getaran asing?
84 Cemburu karena Masa Lalu
85 Apa Itu Benar?
86 Bersabarlah!
87 Perbincangan Sesama Menantu
88 El dan Nizam
89 Seperti Pernah Kenal
90 Bali, We Coming!
91 Bali, We Coming 2
92 Aku Percaya Padamu
93 Aku Berjanji!
94 Memberi Aba-Aba
95 Perpisahan manis?
96 Disergap!
97 Golden Blood
98 Sesungguhnya
99 Bella Kabur, Lagi?!
100 Penyebabnya
101 Siapa Sebenarnya?
102 Harus Hati-Hati
103 Undangan Reuni
104 Aku Tidak Mungkin Melakukannya
105 Cerita Malam
106 Akan Aku Pertimbangkan
107 Gara-Gara Berita
108 Sudah Berdamai
109 Jadwal yang Padat
110 Reuni 1
111 Reuni 2
112 Sadar
113 Penjelasan Ken dan Bella 1
114 Penjelasan Ken dan Bella 2
115 Sudah Saatnya
116 Menjenguk Nesya
117 Kejujuran Nesya
118 Kau Ibu yang Baik
119 Rasa Bersalah Berkurang Sebahagian
120 Undangan Telah Datang
121 Sedikit Mencair
122 Terlambat!
123 Memberi Pengertian
124 Terkejut
125 Kencan Singkat
126 Dokter dari Jerman
127 Kado Pernikahan untuk Anggara
128 Calia
129 Pernikahan Anggara dan Azzura
130 Pernikahan Anggara dan Azzura 2
131 Hubungan Kita Sudah Berakhir
132 Gawat!
133 Cinta yang Gila!
134 Baikan
135 Teresa dan Louis part 1
136 Teresa dan Louis Part 2
137 Kembali ke Lapas?
138 Proyek telah Usai
139 Elvano
140 Rupanya
141 Proyek yang Dipilih
142 Terapi
143 Soal Pendidikan
144 Ada di Hati
145 Terapi 2
146 Merasa Heran
147 Kunjungan Anjani dan Arka
148 Belum Terlambat
149 Prewedding, Lagi?
150 She is Back
151 Tak Habis Pikir
152 Siapa Dalangnya?
153 Clear!
154 Menambah Besar Masalah
155 Tak Tergoyahkan
156 Finally
157 Sayonara
158 Selamat Jalan Clara, Cia
159 Kabar Bahagia yang Dipermasalahkan
160 Terdiam
161 Ada yang Salah
162 Kabar Louis dan Teresa
163 Obrolan dengan Keluarga Kalendra
164 Silvia Berhijab?!
165 Drama Pagi Lagi
166 Prediksi yang Benar?
167 Kembali Terguncang
168 Keheranan Silvia, Duka Twins A
169 Memulai Rencana
170 Siapa Ahli Warisnya?
171 Keputusan Azzura
172 Anugrah dan Musibah
173 Kegusaran Anggara
174 El, Anjani Comeback
175 Anjani, Will You Marry Me?
176 Yes, i will!
177 Masa Lalu dan Masa Depan
178 Sebentar Lagi Akan Bertemu
179 Jerman
180 Bella menjemput Teresa
181 Pernikahan Louis dan Teresa
182 Menuju Pertemuan
183 Pertemuan Ibu dan Anak
184 Calia Dijodohkan?
185 Calon Calia
186 Detik-Detik
187 Lamaran di Resepsi
188 Kabar Suka
189 Keraguan yang Tuntas
190 What This?
191 Ahli Waris
192 Hukuman (1)
193 Awal Mula
194 Meluruskan
195 Adik Silvia
196 Anggap Saja Tidak Terjadi
197 Tidak Akan Menariknya
198 Keluarga Yang Lengkap
199 Restu
200 Umi Hani dan Allen (1)
201 Umi Hani dan Allen (2)
202 Hukuman (2)
203 Calia dan Evan
204 Kau cantik, Lia
205 Penculikan ?
206 Ken dan Bella
207 Desya
208 Pulang
209 Rusia or Mongolia?
210 Rusia or Mongolia 2
211 Kediaman Desya
212 Who Is She?
213 Desya (2)
214 Tempat Mendarat
215 Ngidam?!
216 Negosiasi
217 Tak Bisa Berkata
218 Tidak Sah
219 Mundur
220 Pendekatan
221 Sarapan Bersama
222 Pulang
223 Diskusi
224 Harus Kuat!
225 Langkah
226 Yang Dimaksud
227 Tidak Sesuai Ekspetasi
228 Obrolan
229 Butuh Bukti
230 Malam Desya dan Evalia
231 Anjani Tahu
232 Buku Besar (1)
233 Datar
234 Tidak Menduga
235 Pengunduran dan Pengangkatan
236 Makan Siang Bersama Keluarga Volcov
237 The Kick
238 Andry
239 Mimpi adalah Sebuah Pertanda
240 Irene yang Berencana, Desya yang Terkena Bencana
241 Menggoda dan Berdiskusi
242 Ariel berencana, Perkara Tidur Desya dan Lucia
243 "Itu Pasti"
244 El Ke Jerman
245 Keputusan
246 Penawaran dan Tantangan
247 Taruhan dan Kemenangan
248 Balasan Bella Untuk Desya
249 Desya Mulai Belajar Agama?
250 Hubungan Yang Tidak Akan Putus
251 Perpisahan dan Sebuah Pesan
252 Pesan dan Kesepakatan
253 Evalia Hamil
254 She's Crazy!
255 Malam Tahun Baru
256 Plot Twins?
257 Membersihkan
258 Hubungan Batin
259 Memeluk Keyakinan
260 Akhirnya
261 Family
262 Perkenalan
263 Gagal
264 Hal Yang Dibicarakan
265 Kembali 1
266 Kembali 2
267 Mimpi Yang Menjadi Kenyataan
268 Kabar Bahagia
269 Hari Bahagia
270 Hari Bahagia 2
271 Bukan Berarti Berubah Menjadi Kelinci
272 Malam Kemenangan
273 Hari Kemenangan
274 Hari Resepsi
275 Dylan Nesya Sah, Bella Akan Melahirkan?
276 Baby Nayan dan Baby Nazira
277 Kebahagian Berlimpah
278 Bergiliran
279 Liburan Akhir Tahun 1
280 Liburan Tahun Baru 2
281 Ending
282 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 282 Episodes

1
Ingin Pulang
2
Harapan yang tak terwujud
3
Amarah Bella 1
4
Perhatian
5
Amarah Bella 2
6
Alasan
7
Suka atau Duka?
8
Pindah
9
Langkah Selanjutnya
10
Kekasih Nesya
11
Penyergapan
12
Mencari Kerja
13
Pertemuan Pertama
14
Sebuah Hutang
15
Yang Terlupakan
16
Interview
17
Interview 2
18
Anjani
19
Izin?
20
Membatalkan Niat
21
Sekali lagi
22
Pertimbangan
23
Meminta
24
Meminta (2)
25
Pertemuan (2)
26
Terbuka
27
Penolakan
28
Terpaksa Setuju
29
Pertemuan (3)
30
Pernikahan
31
Hati Yang Luka
32
Malam Pertama?
33
Balada Pagi
34
Ke Rumah Cia?
35
Rumah Cia
36
Ganti Hari?
37
Menjemput Bella
38
Kediaman Mahendra
39
Rindu Bagai Rasa Lapar
40
Mengambil Hak (1)
41
Mengambil Hak (2)
42
Anak dan Menantu Keluarga Mahendra
43
Belajar?
44
Rumah Anjani
45
Tak Rela
46
Kesal dan Cemburu
47
Tiket Nonton
48
Bertemu Gio
49
My Aru
50
Dilema Hati
51
Sugar Mommy?
52
Weekend Bareng
53
Setitik Titik Terang
54
Sidang Cerai Anjani
55
Melepas Rindu 1
56
Melepas Rindu 2
57
Jemput Suamimu!!
58
Nonton
59
Saling Melepas dan Melupakan?
60
Merasa bersalah
61
Bantuan El
62
I Love You too
63
Rencana Perjodohan Louis?
64
Asal Fobia
65
Teresa
66
Pembicaraan di Kala Senja
67
Menghindar
68
Kakak Kapan Menikah?
69
Aku Terima!
70
Quality Time
71
Congratulations!
72
Perbincangan Bella dan Brian
73
Selamat Bergabung!
74
Hari Pertama- El
75
Tenanglah
76
Rencana Bulan Madu?
77
Amnesia Disosiatif
78
Dylan
79
Harus Sabar dan Mengerti
80
Setengah Berbohong
81
Aku Pegang Janjimu!
82
Kecurigaan Leo
83
Getaran asing?
84
Cemburu karena Masa Lalu
85
Apa Itu Benar?
86
Bersabarlah!
87
Perbincangan Sesama Menantu
88
El dan Nizam
89
Seperti Pernah Kenal
90
Bali, We Coming!
91
Bali, We Coming 2
92
Aku Percaya Padamu
93
Aku Berjanji!
94
Memberi Aba-Aba
95
Perpisahan manis?
96
Disergap!
97
Golden Blood
98
Sesungguhnya
99
Bella Kabur, Lagi?!
100
Penyebabnya
101
Siapa Sebenarnya?
102
Harus Hati-Hati
103
Undangan Reuni
104
Aku Tidak Mungkin Melakukannya
105
Cerita Malam
106
Akan Aku Pertimbangkan
107
Gara-Gara Berita
108
Sudah Berdamai
109
Jadwal yang Padat
110
Reuni 1
111
Reuni 2
112
Sadar
113
Penjelasan Ken dan Bella 1
114
Penjelasan Ken dan Bella 2
115
Sudah Saatnya
116
Menjenguk Nesya
117
Kejujuran Nesya
118
Kau Ibu yang Baik
119
Rasa Bersalah Berkurang Sebahagian
120
Undangan Telah Datang
121
Sedikit Mencair
122
Terlambat!
123
Memberi Pengertian
124
Terkejut
125
Kencan Singkat
126
Dokter dari Jerman
127
Kado Pernikahan untuk Anggara
128
Calia
129
Pernikahan Anggara dan Azzura
130
Pernikahan Anggara dan Azzura 2
131
Hubungan Kita Sudah Berakhir
132
Gawat!
133
Cinta yang Gila!
134
Baikan
135
Teresa dan Louis part 1
136
Teresa dan Louis Part 2
137
Kembali ke Lapas?
138
Proyek telah Usai
139
Elvano
140
Rupanya
141
Proyek yang Dipilih
142
Terapi
143
Soal Pendidikan
144
Ada di Hati
145
Terapi 2
146
Merasa Heran
147
Kunjungan Anjani dan Arka
148
Belum Terlambat
149
Prewedding, Lagi?
150
She is Back
151
Tak Habis Pikir
152
Siapa Dalangnya?
153
Clear!
154
Menambah Besar Masalah
155
Tak Tergoyahkan
156
Finally
157
Sayonara
158
Selamat Jalan Clara, Cia
159
Kabar Bahagia yang Dipermasalahkan
160
Terdiam
161
Ada yang Salah
162
Kabar Louis dan Teresa
163
Obrolan dengan Keluarga Kalendra
164
Silvia Berhijab?!
165
Drama Pagi Lagi
166
Prediksi yang Benar?
167
Kembali Terguncang
168
Keheranan Silvia, Duka Twins A
169
Memulai Rencana
170
Siapa Ahli Warisnya?
171
Keputusan Azzura
172
Anugrah dan Musibah
173
Kegusaran Anggara
174
El, Anjani Comeback
175
Anjani, Will You Marry Me?
176
Yes, i will!
177
Masa Lalu dan Masa Depan
178
Sebentar Lagi Akan Bertemu
179
Jerman
180
Bella menjemput Teresa
181
Pernikahan Louis dan Teresa
182
Menuju Pertemuan
183
Pertemuan Ibu dan Anak
184
Calia Dijodohkan?
185
Calon Calia
186
Detik-Detik
187
Lamaran di Resepsi
188
Kabar Suka
189
Keraguan yang Tuntas
190
What This?
191
Ahli Waris
192
Hukuman (1)
193
Awal Mula
194
Meluruskan
195
Adik Silvia
196
Anggap Saja Tidak Terjadi
197
Tidak Akan Menariknya
198
Keluarga Yang Lengkap
199
Restu
200
Umi Hani dan Allen (1)
201
Umi Hani dan Allen (2)
202
Hukuman (2)
203
Calia dan Evan
204
Kau cantik, Lia
205
Penculikan ?
206
Ken dan Bella
207
Desya
208
Pulang
209
Rusia or Mongolia?
210
Rusia or Mongolia 2
211
Kediaman Desya
212
Who Is She?
213
Desya (2)
214
Tempat Mendarat
215
Ngidam?!
216
Negosiasi
217
Tak Bisa Berkata
218
Tidak Sah
219
Mundur
220
Pendekatan
221
Sarapan Bersama
222
Pulang
223
Diskusi
224
Harus Kuat!
225
Langkah
226
Yang Dimaksud
227
Tidak Sesuai Ekspetasi
228
Obrolan
229
Butuh Bukti
230
Malam Desya dan Evalia
231
Anjani Tahu
232
Buku Besar (1)
233
Datar
234
Tidak Menduga
235
Pengunduran dan Pengangkatan
236
Makan Siang Bersama Keluarga Volcov
237
The Kick
238
Andry
239
Mimpi adalah Sebuah Pertanda
240
Irene yang Berencana, Desya yang Terkena Bencana
241
Menggoda dan Berdiskusi
242
Ariel berencana, Perkara Tidur Desya dan Lucia
243
"Itu Pasti"
244
El Ke Jerman
245
Keputusan
246
Penawaran dan Tantangan
247
Taruhan dan Kemenangan
248
Balasan Bella Untuk Desya
249
Desya Mulai Belajar Agama?
250
Hubungan Yang Tidak Akan Putus
251
Perpisahan dan Sebuah Pesan
252
Pesan dan Kesepakatan
253
Evalia Hamil
254
She's Crazy!
255
Malam Tahun Baru
256
Plot Twins?
257
Membersihkan
258
Hubungan Batin
259
Memeluk Keyakinan
260
Akhirnya
261
Family
262
Perkenalan
263
Gagal
264
Hal Yang Dibicarakan
265
Kembali 1
266
Kembali 2
267
Mimpi Yang Menjadi Kenyataan
268
Kabar Bahagia
269
Hari Bahagia
270
Hari Bahagia 2
271
Bukan Berarti Berubah Menjadi Kelinci
272
Malam Kemenangan
273
Hari Kemenangan
274
Hari Resepsi
275
Dylan Nesya Sah, Bella Akan Melahirkan?
276
Baby Nayan dan Baby Nazira
277
Kebahagian Berlimpah
278
Bergiliran
279
Liburan Akhir Tahun 1
280
Liburan Tahun Baru 2
281
Ending
282
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!