Gevano sampai di arena balapan bersama teman-temannya. Di sana sudah ada Vino dan juga Rafael yang sedang menggoda para gadis cantik nan sexy.
"Gue kira lo nggak akan dateng," celetuk Vino pada Gevano.
"Tentu aja gue dateng," jawab Gevano.
"Bokap lo nggak marah?" tanya Vino.
"Enggak."
"Tumben?"
"Kalau nggak tau." Gevano tertawa kecil melihat raut Vino yang tadi heran kini berubah datar.
"Bangsat lo, Gev!" kesal Vino.
"Oh ya, si Marcell mana?"
"Belum dateng," sahut Rafael tiba-tiba ikut nimbrung.
"Lah, katanya tadi udah di sini," ucap Gerry.
"Belum. Kita aja udah nunggu mereka dari tadi tapi belum dateng-dateng," jelas Rafael.
"Ck, lambat," gumam Gevano datar.
Brum... brum...
Gevano dan yang lain langsung menoleh ke sumber suara. Itu adalah geng Verlix, musuh bebuyutan Gevano dan teman geng-nya dalam hal balapan. Nama Ketua dari geng Verlix adalah Marcell Darwino Affegan.
Marcell menyeringai menatap Gevano yang memasang wajah datar.
"Udah siap buat kalah?" tanyanya pada Gevano.
"Jangan kebanyakan mimpi," balas Gevano tenang.
Marcell berdecih, "gua nggak mimpi! Kali ini akan gua buktiin kalau gua," Marcell menunjuk dirinya sendiri lalu melanjutkan ucapannya. "Marcell Darwino Affegan bisa mengalahkan seorang Gevano Ananda Zibrano! Lo liat aja nanti!" sambung Marcell angkuh.
Gevano tertawa, "lo lupa ya kalau hampir setiap waktu lo ngomong gitu ke gua? Tapi hasilnya apa? Tetap sama. Gua menang, lo kalah! Hahahah," ujar Gevano tertawa semakin keras.
Wajah Marcell memerah padam. "Gevano sialan! Ayo kita tanding sekarang juga! Akan gua buktiin kalau gua bisa ngalahin lo! Jika gua menang lo harus jadi budak gua selama satu bulan penuh! Tapi jika lo yang menang, gua akan nurutin apapun yang lo minta!" desisnya.
Akibat amarah yang menguasai Marcell membuat pemuda itu berucap tanpa memikirkan apa yang keluar dari belah bibirnya.
Gevano menyeringai, "siapa takut," tantangnya.
Gevano dan Marcell menaiki motor sport masing-masing. Mereka memasang helm untuk melindungi kepala mereka. Setelah siap mereka mulai menghidupkan mesin kendaraan dan memanaskan mesinnya.
Gevano melirik Marcell yang juga melirik ke arahnya. Mereka sama-sama melirik tajam satu sama lain.
Seorang wanita dengan baju seksi berdiri di tengah dan membawa sebuah bendera. "Are you ready?" tanyanya pada kedua pemuda tampan itu. Keduanya mengangguk kompak.
Wanita itu mulai menghitung.
"*One..."
"Two*..."
Bendera di angkat tinggi, suara mesin motor saling bersahutan.
Brum...Brum...Brum...
"GO!!"
Gevano dan Marcell melepas rem, dan saat itu pula kedua motor sport berwarna hitam dan hijau langsung melaju dengan kencang, dengan Marcell yang berada di depan.
Marcell tersenyum sinis di balik helm-nya melihat motor Gevano yang berada jauh di belakangnya. Dia semakin menambah kecepatan laju motornya.
Sedangkan Gevano menyeringai sinis. Dia sengaja memelankan laju motornya agar Marcell merasa menang. Saat ada di tingkungan, Gevano langsung melajukan motornya kencang. Lalu menyalip motor Marcell, membuat pemuda itu melotot kaget saat Gevano menyalip motornya.
Sekarang Gevano yang memimpin pertandingan. Seringainya semakin lebar melihat Marcell kesusahan mengimbangi kecepatan motornya. Dia semakin menambah dan menambah. Hingga sampai di jalur finish.
Ckitt...
Suara gesekan ban dan aspal terdengar saat Gevano menghentikan motornya di garis finish. Suara sorakan terdengar dari teman geng serta para penonton. Sedangkan Marcell yang baru tiba mengumpat kesal.
"Lo kalah," ujar Gevano pada Marcell dengan senyum mengejek.
"Oke. Lo mau apa?" dengus Marcell dan menatap datar Gevano.
"Gua mau lo sujud di kaki gua!"
Mata Marcell mendelik nyalang. "Lo!!!"
"Gua apa? Lo nggak mau? Ini udah kesepakatan, laki-laki sejati nggak akan mengikari janji yang dia buat sendiri, bung!"
Geng Xevior tersenyum penuh kemenangan melihat Marcell yang mengepalkan tangannya. Dengan hati yang tidak iklas Marcell menekuk lututnya di depan kaki Gevano.
"Sekarang lo bilang, kalau Gevano Ananda Zibrano tidak bisa dikalahkan oleh semut kecil seperti Marcell Darwino Affegan," kata Gevano menekan namanya dan nama Marcell.
"Gua nggak mau!" tolak Marcell tegas. Bisa-bisanya Gevano membuatnya malu di tempat umum sepetti ini! Jika dia tidak menolak, harga dirinya akan seperti terinjak!
"Nggak mau? Dasar laki-laki pengecut!" celetuk Gerry tertawa, mengejek Marcell.
Marcell melayangkan tatapan membunuh ke arah pemuda itu.
"Oke kalau lo nggak mau." Gevano sedikit membungkuk untuk membisikan sesuatu di telinga Marcell. "Gua akan bilang ke semua orang, kalau lo pernah ngehamilin cewek dan nggak mau tanggung jawab. Gua juga akan bilang kalau cewek itu sekarang lo sekap di tempat yang jauh dari sini!"
Mata Marcell membulat terkejut, dia menatap tak percaya Gevano yang kini tersenyum pada padanya. Lebih tepatnya tersenyum licik.
"Semuanya dengerin baik-baik!! Gua ada berita ada penting untuk kalian semua!!!" teriak Gevano membuat seluruh pasang mata menoleh penuh ke arah pemuda tampan itu.
Gevano melirik ke arah Marcell lebih dulu. Lalu kembali menatap ke depan. "Gua mau ngasih kabar kalau ternyata---"
"Stop!!" potong Marcell dengan wajah pucat.
Gevano langsung berhenti dan menatap Marcell dengan tatapan pura-pura bertanya. Sedangkan Marcell, dia menatap penuh dendam ke arah Gevano. Dengan terpaksa dia berucap, "Gevano... Ananda,,, Zibrano ti-- dak, bisa di-- kalahkan oleh sem-- mut kecil seperti-- Mar-- Cell Darwino Affegan."
Matanya terpejam dengan dada naik turun mendengar tawa mengudara Gevano dan teman-temannya. Sialan! Gevano benar-benar mempermalukan harga dirinya di sini! Lihat saja, dia akan membalas pemuda itu suatu saat nanti!
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kenapa kamu harus marah, Kamu sendiri kan yg bilang kalo kalah akan lakuin apapun yg Vano inginkan,,,
2023-09-28
1
Nazwah Azahrah
ekstra sabar ngadapinya...
2021-09-23
0
Dafkia🍃🍃
uppp thorrr
2021-07-29
4