"Hal---"
"Dari mana aja? Kenapa baru ngangkat telefon aku? Kamu mau aku hukum ya?! Udah ditelfon berkali-kali dan baru jawab sekarang! Kan aku udah bilang, jangan lupa kabari aku setiap satu jam sekali!"
Thania menjauhkan ponsel dari telinganya. Baru juga mau menyapa, sudah disapa duluan oleh sederet omelan panjang dari Gevano.
"Maaf. Tadi aku habis masak buat makan malam, ini aku mau makan dulu sama Bang Nathan," jawab Thania kemudian.
"Ya udah makan aja dulu gih. Habis itu telfon aku balik. Aku mau keluar sebentar."
Kening Thania berkerut, "mau ke mana?" tanyanya penasaran.
"Rahasia. Udah dulu ya, Sayang, aku mau siap-siap. Bye."
"Gev---"
Tut...
"Sialan!" umpat Thania karena telfonnya dimatikan secara sepihak. Dasar tidak punya sopan santun! Sudah baik-baik Thania masih mau mengangkat teleponnya dulu sebelum makan. Tapi pemuda itu dengan seenak jidat malah mematikan sambungan telepon mereka!
"Dasar cowok sialan."
"Nia!! Ayo makan!! Nanti aja pacarannya!! Keburu dingin makanannya ni..!" teriak Nathan.
"Iya, Bang!!!" balas Thania ikut berteriak sembari berjalan menuju ke ruang makan.
Sampai di sana dia langsung mengambil nasi dan Mie Goreng nya.
"Makan yang banyak, habis itu belajar. Jangan pacaran terus, Abang nggak mau sekolah kamu keganggu gara-gara keenakan pacaran. Paham kan?" ujar Nathan sambil memakan makanannya dengan santai.
"Iya, Bang." Thania menjawab dengan mulut penuh nasi.
"Cewek makannya kok kayak babi," ejek Nathan.
Thania mencebik dengan mata mendelik tajam. "Mending Abang diem deh! Nggak usah ngurusin gimana makannya Thania!" ketusnya.
"Bukan gitu, lo kan cewek masak makan kayak gitu si? Entar kalo pacar lo tau terus ilfil gimana?" tanya Nathan.
"Ya bagus dong! Itu berarti Thania bisa bebaskan dari dia?"
"Hemm, bener juga," gumam Nathan.
"Ya udah lanjutin makannya gih," tambah Nathan.
Thania hanya membalas dengan deheman karena mulutnya sudah terlanjur penuh dan susah untuk berbicara. Takutnya nanti muncrat ke mana-mana. Kan jorok.
...***...
Gevano mengambil jaket kulitnya lalu memakainya. Tak lupa dia juga mengambil ponsel, dompet, serta kunci motornya. Setelah itu dia keluar dari kamarnya dengan cara berjalan mengendap-endap.
Dirasa di luar aman, Gevano langsung berlari cepat menuju ke garasinya dan mengambil motor sport yang berwarna hitam kesayangannya. Dia keluar dari garasi dengan menuntun motornya. Berhenti sejenak untuk sekedar membuka gerbang besar itu. Setelahnya dia kembali menuntun motornya hingga dirasa sudah jauh dari rumahnya.
Gevano berhenti lalu menaiki motornya. Memakai helm full face-nya, menghidupkan mesin dan mulai melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Dalam hati bersorak gembira karena bisa keluar dari rumahnya tanpa ketahuan sang Ayah.
Saat sampai di basecamp-nya, teman-teman Gevano langsung bersorak.
"Akhirnya lo datang juga, Bos," ujar salah satu pemuda di sana, sebut saja Gerry.
“Hmm. Siapa yang jadi lawan gue kali ini?" tanya Gevano membuka helmnya dan menatap satu persatu teman gengnya.
"Dari geng sebelah, geng Verlix," jawab Aksel.
Sebelah alis Gevano terangkat, "nama ketuanya Marcell bukan?" tanyanya.
"Iya, Bos." angguk mereka.
Gevano menyeringai, "di mana mereka? Dan apa taruhannya?"
"Taruhannya masih belum tau, Bos," jawab Gerry.
"Mereka udah nunggu kita di sirkuit," kata Aksel menambahkan.
"Oke. Kita langsung ke sana sekarang."
"Baik, Bos!"
Gevano keluar dari basecamp diikuti dengan geng motornya. Mereka langsung menuju ke lokasi balapan.
Xevior adalah geng yang dibentuk oleh Gevano bersama teman-temannya. Ada 60 orang lebih di dalam geng itu. Hanya saja kali ini beberapa dari mereka yang ikut. Karena sisanya masih ada urusan. Jika ada suatu masalah penting, mereka semua pasti akan berkumpul.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Lucia andini
berasa baca whatpad gw
2021-10-02
3
Susanti Shanty
kok omongnya kotor y....anjing sm babi....itu kan TDK bagus....tdk sopan....trlalu. kasar bahasanya....
2021-08-29
1
Sully Cungliie
lanjut thor..... ceritanya bagus
2021-07-28
7