Thania sekarang ini sedang memasak makan malam untuk dirinya dan juga Nathan. Dia hanya membuat Mie Goreng, karena kebetulan bahan persediaan mereka tinggal Mie Burung D*ara dan juga Sawi.
''Dek, handphone lo bunyi terus tuh,'' celetuk Nathan tiba-tiba.
Thania menoleh sambil terus mengaduk Mie Goreng-nya. ''Siapa yang nelfon, Bang?" tanya Thania.
Nathan mengambil ponsel milik sang Adik dan membaca nama si penelfon, "My Boyfriend?"
Thania mematikan kompornya, dan mengambil ponsel dari genggaman Nathan.
"Itu siapa? Pacar lo yang tadi itu ya, Dek?" tanya Nathan memincingkan matanya dengan tajam.
"Bukan!" sangkal Thania.
"Terus siapa?"
"E- emm i- itu..."
"Nggak bisa jawab kan lo? Berarti benerkan kalo itu pacar lo yang tadi pagi. Udah lah, Nia, jujur aja kenapa si?" ujar Nathan.
Thania menunduk dan mengangguk pelan, "Iya, Bang, itu pacar gue yang tadi pagi."
"Tuhkan bener, kenapa lo bo---"
"Tapi, Bang, gue beneran nggak suka sama dia kok!" potong Thania.
"Nggak suka tapi kok pacaran?" kata Nathan datar. Tangannya ia lipat di depan dada.
Thania menghembuskan nafasnya berat, dia duduk di samping sang Kakak. "Gue pacaran sama dia juga terpaksa, Bang."
"Kok bisa? Coba lo ceritain ke Abang. Semuanya!" tegas Nathan.
Thania mengangguk dan mulai menceritakan semuanya dari awal. Mulai di mana dia menabrak Gevano, masalah di kantin dan ancaman yang Gevano berikan padanya agar mau menjadi kekasih.
"Jadi gitu, Bang," usai Thania.
"Wahh, minta dihajar tu bocah!" marah Nathan langsung berdiri.
"Di mana rumahnya? Biar Abang kasih pelajaran tuh bocah! Bisa-bisanya ngancem adek gue!"
"Udah lah, Bang, nggak usah emosi gitu. Lagi pula kita nggak akan bisa menang ngelawan dia." Helaan nafas terdengar.
"Asal Abang tau, dia itu punya kuasa, sementara kita? Apa yang akan kita lakuin kalo dia gunain kekuasaannya? Nggak ada, Bang. Yang ada hidup kita makin susah gara-gara Gevano. Jadi, Thania minta supaya Abang nggak perlu ngelakuin hal apapun! Itu juga demi keamanan kita. Thania yakin bisa selesaikan masalah ini sendiri. Abang tenang aja ya?"
Thania menepuk pundak sang Abang serta memberikan senyum menyakinkan agar Nathan tak khawatir padanya. Dia tau seperti apa Gevano itu. Dia sudah banyak mendengar gosip tak mengenakan tentang pemuda itu, dan dia juga tau bahwa Gevano bukanlah orang yang main-main dengan ancamannya.
Dia hanya takut bahwa Gevano benar-benar melukai Nathan jika kakaknya itu menghalangi Gevano untuk mendapatkan dirinya. Saat pulang sekolah tadi, Gevano memang sempat memberikan sebuah ancaman padanya. Karena waktu itu dia berniat meminta bantuan Nathan agar bisa lepas dari genggaman Gevano.
*Gevano menghentikan motornya di depan gerbang kecil Rumah Thania. Gadis itu turun dan membuka helmnya lalu hendak pergi setelah mengucapkan kata 'terima kasih'. Namun tangannya dicekal oleh tangan Gevano.
"Ada apa?" tanya Thania bingung.
"Aku cuma mau bilang, jangan coba-coba minta bantuan kakak kamu atau siapapun itu buat lepas dari aku. Karena itu akan percuma. Aku akan buat mereka yang mengganggu hubungan kita, mati. Kamu tentu tau bagaimana kekuasaan dan gosip tentangku di sekolah. Aku ini nggak pernah main-main sama anceman aku. Jadi, kamu harus nurut kalau nggak mau liat Kakak kamu ada di Rumah Sakit. Kamu paham kan, Sayang?" kata Gevano sembari menyelipkan helai rambut Thania ke telinga gadisnya.
Dengan anggukan kaku Thania membalas ucapan Gevano.
"Good girl. Aku suka gadis penurut seperti itu." Gevano mengelus rambut panjang Thania.
"Masuk gih, aku mau pulang dulu," titah Gevano.
Thania mengangguk dan langsung berlari masuk ke dalam rumahnya. Saat di depan pintu, Thania membalikan badan dan menatap Gevano yang menyeringai ke arahnya, dengan cepat dia langsung masuk ke dalam dan menutup serta mengunci pintu itu.
Setelah Thania masuk ke dalam rumahnya, Gevano pergi dari sana*.
"Dek! Thania! Hei!"
Thania tersentak dari lamunannya mendengar teriakan Nathan. Dia menatap Nathan dengan mata yang berkedip beberapa kali. "Iya, Bang, ada apa?" tanyanya.
"Lo ngelamunin apa si sampai nggak dengerin ucapan gue?" tanya Nathan jengkel.
"Ma- maaf, Bang. Thania cuma mikirin tugas sekolah. Thania ke atas dulu ya mau ngerjain tugas dulu," pamit Thania.
"Nanti aja, lo belum makan. Ayo makan dulu terus belajar."
Thania mengangguk dan berdiri tapi baru beberapa langkah ponselnya kembali berdering.
"Kayaknya lo harus bicara dulu sama pacar lo itu. Gue makan duluan ya, Nia. Udah laper, kalo dia marah-marah sama lo bilang sama Abang. Ngerti kan?"
"Iya, Bang."
Nathan berlalu dari sana menuju ke ruang makan. Menyisahkan Thania yang sudah mengangkat telefon dari Gevano.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Ell∆°~°
emng yg berkuasa selalu se enak jidatny
2022-03-14
0
Affan Diyo
lanjut thor
2021-07-27
2
🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤
Lanjut Thor, up yg banyaklah
2021-07-27
0