Thania, Gevano, Vino, Rafael dan Gita berada di depan kelas kedua gadis cantik itu. Sedari tadi kedua pasangan itu berdebat. Sedangkan sahabat Gevano dan Thania hanya diam menonton.
"Masuk gih, jangan bolos," ujar Gevano menyuruh Thania untuk masuk ke dalam kelas.
Bibir Thania mengerucut, gadis itu menggeleng menolak ucapan Gevano.
"Nggak! Aku mau ke kantin aja!" Thania berbalik tapi dengan cepat Gevano menahan Thania.
"Jangan membantah! Aku nggak suka kamu bolos-bolos gini. Pelajaran itu penting, mau kamu suka atau nggak sama pelajaran itu, kamu tetap wajib masuk kelas!" tegas Gevano.
"Kamu juga sering bolos. Terus kenapa aku nggak boleh ikut bolos juga?" ketus Thania.
"Biar aku aja yang bolos, kamu jangan ikut-ikutan."
"ihhh... Nggak mau~ aku juga mau bolos, aku nggak paham Fisika! Itu cuma bikin aku ngantuk sama bosen di kelas. Plis lah biarin aku bolos ya, ya, ya..." melas Thania dengan puppy eyes nya.
Gevano menahan gemas melihat tatapan Thania. Dia juga harus menguatkan dirinya agar tidak luluh dengan wajah memelas Thania.
"Enggak! Aku bilang masuk ya masuk!" tegas Gevano lagi.
Thania memutar otaknya, kemudian dia teringat hukuman itu. "Tapi, aku kan lagi dihukum nggak boleh masuk kelasnya Pak Joko, makanya aku ke kantin aja!"
Gevano menatap Thania dengan ekspresi datar.
"Biar aku yang ngomong sama Pak Joko."
Gevano berjalan mendekati pintu kelas, dan hendak mengetuknya. Tapi segera dihentikan oleh Thania.
"Nggak mau berubah pikiran?" ucap Thania imut.
"Enggak!"
"Plissss..."
Gevano berusaha untuk tidak menatap wajah lucu Thania. Tapi tidak bisa. Ia akhirnya menghembuskan nafas lelah. Ia menghadap Thania dan menatapnya serius.
"Dengerin aku ya. Meskipun aku sering bolos dan berandal di sini. Tapi aku masih waras untuk nggak ngajak pacar aku jadi kayak aku gini. Aku pengen kamu jadi gadis pintar, Keyla," ucap Gevano memberi pengertian.
Thania speechless mendengar ungkapan Gevano yang menurutnya sedikit membuatnya baper. Pemuda ini memang nakal, tapi dia masih punya akal untuk tidak menjerumuskan dirinya ke jalan yang sama seperti pemuda itu.
"Jangan jadi nakal kayak aku. Kalo aku si nggak masalah, aku nakal tapi pintar. Kalo kamu kan enggak. Nilai juga masih bagusan aku," tambah Gevano dengan nada angkuhnya.
Wajah Thania yang semula sedikit melembut berubah menjadi datar mendengar kenarsisan Gevano.
"Enak aja kalo ngomong! Aku ini pinter! Tau darimana kamu kalo nilaimu jauh lebih bagus dari aku!" ketus Thania.
"Emang apa yang nggak aku tau tentang kamu, hm? Aku ini tau semua tentang kamu, Sayang," kata Gevano menyeringai kecil.
Thania melotot, "tau dari---"
"Jangan debat terus. Sekarang masuk kelas sama teman kamu!" ujar Gevano menyeret Thania.
Thania hendak protes, tapi langsung dibungkam oleh tatapan tajam Gevano. Gadis itu pun cemberut dengan tangan yang diseret oleh Gevano.
Gevano membuka pintu kelas Thania tanpa mengetuknya. Dia masuk ke dalam tanpa menghiraukan tatapan semua murid dan guru yang mengajar di sana.
"Belajar yang bener, jangan bolos lagi. Nanti pulang sekolah aku jemput ke sini. Jangan pulang dulu, kamu dengar kan, Sayang?" kata Gevano.
Thania mengangguk malas masih dengan bibir yang ia poutkan. Gita ikut menyusul Thania, dan duduk di samping gadis itu. Di sebelahnya ada Vino yang menggenggam tangannya. Entah sejak kapan keduanya bergandengan tangan.
Sedangkan Rafael menggoda beberapa siswi cantik di kelas. Jiwa fakboy nya keluar.
Pak Joko yang tadi diam mulai berjalan ke belakang.
"Sedang apa kalian di kelas saya?" tanyanya.
Gevano menoleh dan menatap guru itu. "Pak, biarin mereka masuk ke kelas lagi," ucapnya.
Pak Joko menatap kedua siswi itu. Kemudian kembali menatap Gevano. "Tapi mereka sedang saya hukum!"
"Cabut hukumannya dan biarin mereka masuk."
"Nggak bi---"
Mata Gevano menyorot tajam ke arah guru tua tersebut. Membuat Pak Joko meneguk salivanya susah payah.
"Biarin mereka masuk, atau Bapak yang akan menanggung akibatnya!" ancam Gevano.
Pak Joko yang mendengar ancaman itu hanya bisa menghela nafas. Kemudian dia mengangguk dan memperbolehkan kedua gadis itu masuk ke dalam kelasnya.
Thania mendesah kecewa. Tadi dia sangat berharap bahwa guru itu menolaknya. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Dengan sekali ancaman guru itu langsung takut. Tch!
"Aku ke kelas dulu. Jangan membuat masalah dan jadilah gadis yang baik!" pamit Gevano pada Thania.
Thania hanya menanggapi ucapan Gevano dengan anggukan malas. Sudut bibir Gevano tertarik. Tangannya ia bawa untuk mengusap lembut surai Thania sebelum berlalu dari sana diikuti oleh kedua sahabatnya.
Setelah kepergian Gevano dan teman-temannya, pelajaran kembali di mulai. Diiringi dengan tatapan tajam dari para gadis untuk Thania.
Namun, gadis itu lebih memilih mengacuhkannya. Bodoamat, selagi mereka tidak mengganggunya dia tidak masalah.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Cie cie Gota Vino 😅😅
2023-09-28
0
Dhea Nanda Purti
tetap semangat ya thor up nya
2022-04-10
0
Ell∆°~°
monmaap kelakuan si epan bikin ngkk trs.. 😭🙏
2022-03-14
0