Thania beberapa kali menguap saat guru di depannya menerangkan materi Fisika. Sungguh ia bosan di dalam kelas, dan dia juga tidak suka pelajaran Fisika!
'Bosen, njir. Pengen keluar dari neraka dunia ini ya Allah...' batin Thania berteriak dramatis.
Thania kembali menguap lebar. Ia melirik ke samping, mata Gita dengan fokus memperhatikan ucapan guru Fisika itu. Thania heran, mengapa Gita tidak bosan? Apa hanya dia yang sering bosan di dalam kelas hingga beberapa kali menguap karena mengantuk akibat kebosanan?
"Git," panggil Thania berbisik pada Gita.
Gita menoleh lalu menjawab dengan gumaman pelan.
"Apa'an?"
"Gue bosen, ngantuk juga. Temenin gue ke toilet yuk, sekalian bolos ke kantin," kata Thania menaik turunkan alisnya.
"Gila ya lo? Kagak mau ah! Ini masih jam pelajaran, apalagi sekarang pelajaran Pak Joko. Nggak, nggak! Gue nggak mau kena omelan tu guru killer!" ujar Gita menggeleng.
Thania mendesah lesu mendengar penolakan Gita. Padahal dia sangat bosan di dalam kelas ini.
Saat ia akan menjawab ucapan Gita, guru yang tadi menerangkan di depan berteriak pada mereka.
"Itu yang duduk di belakang ngapain bisik-bisik?!" bentaknya.
Thania dan Gita terkejut mendengar bentakan menggelegar itu. Semua pasang mata melirik ke meja kedua gadis cantik itu.
"Ngomongin apa kalian sampai tidak mendengar penjelasan dari saya?" kata Pak Joko sambil menunjuk ke meja mereka menggunakan rotan yang dipegang olehnya.
"Ki- kita nggak ng- ngomong apa-apa kok, Pak! Ki- kita juga dengerin penjelasan, bapak!" ucap Gita gugup.
"Iya kan, Than?!"Gita menyenggol lengan Thania yang menyangga kepalanya dengan memasang wajah bosan.
Wajahnya tidak menyiratkan ketakutan sedikitpun meski sang guru saat ini sudah bertanduk. Berbeda dengan Gita yang sejak tadi sudah mengeluarkan keringat dingin karena keciduk berbisik-bisik dengan Thania.
Dengan ekspresi malas Thania mengangguk.
"Kalau kalian memang mendengar penjelasan bapak tadi, coba kerjakan soal di sebelahnya itu," kata Pak Joko menunjuk papan tulis yang sudah berisi soal.
Gita meneguk ludahnya melihat angka-angka itu. Sialan, dia kan tidak bisa?! Meski tadi dia mendengar penjelasan guru itu, tapi percayalah bahwa dia tidak paham sama sekali. Ia hanya duduk diam dan mendengarkan saja, paham atau tidaknya itu biar jadi urusan belakangan.
Tapi sekarang? Mati dia!
"A- anu Pak..." Gita berusaha berpikir, tapi percuma. Tidak ada jawaban apapun dalam otaknya!
Pak Joko dengan sabar menanti jawaban Gita sambil menatap Gita dengan wajah sangar. Itu membuat Gita semakin tidak fokus. Sialan tu guru! Bisa-bisanya natap dia kayak gitu!
"Than, lo bisa nggak?" bisik Gita pada Thania.
Thania menatap soal itu sejenak, kemudian menggeleng. Gita mengusap wajahnya. Bingung dia. Dengan senyum yang dipaksakan Gita menatap Pak Joko, lalu hendak berucap tapi keduluan oleh Pak Joko.
"Keluar dari kelas saya!!" final Pak Joko menunjuk pintu keluar.
"Pak, tapi..." ucapan Gita terpotong oleh teriakan Thania.
"Beneran, Pak?!" teriak Thania antusias, gadis itu bahkan langsung berdiri mendengar kata 'keluar'.
Sampai-sampai Pak Joko dan siswa di kelas kaget, termasuk Gita. Gadis manis itu mengelus dada sabar mendengar teriakan melengking Thania.
"Iya. Kenapa kamu berteriak seperti itu?" tanya Pak Joko datar.
"Hehe, maaf ya, Pak. Habisnya saya seneng banget waktu bapak nyuruh saya keluar," cengir Thania.
"Yuk, Git. Kita keluar dari ni kelas." Thania menarik tangan Gita yang sedari tadi diam.
"Ta- tapi..."
"Sstt!! Ini itu muzizat, nggak boleh disia-siain. Jadi ayo kita pergi!"
Thania menyeret Gita supaya keluar dari kelas. Gadis berambut panjang berteriak senang saat diluar kelas.
"Akhirnya gue bebas... Yeeee..." teriak Thania melompat kecil, ia berhenti sejenak menatap jendela kelasnya, lalu memeletkan lidahnya mengejek teman sekelasnya.
Kemudian tertawa kecil dan lanjut melangkah dengan riang. Gita sudah menutup wajahnya melihat kelakuan bar-bar Thania.
Sementara di dalam kelas semua siswa cengo melihat tingkah Thania, apalagi Pak Joko yang sudah membuka lebar mulutnya. Baru kali ini dia menemukan siswi yang otaknya sedikit tidak waras seperti Thania.
Sedangkan dibalik tembok seorang pemuda tampan terkekeh melihat kelakuan Thania. Kedua sahabatnya juga tertawa melihatnya. Dia adalah Gevano dan kedua temannya, Vino dan Rafael.
"Cewek lo bar-bar banget, sumpah!" kata Vino tertawa kecil.
"Iya. Baru kali ini gue nemu cewek kayak dia. Hahahah," sahut Rafael ikut tertawa.
Gevano mengangguk setuju, "Ya, tingkahnya emang beda dari cewek lain," gumamnya. Kemudian tersenyum tipis.
Tadi niat mereka mau ke Ruang basket dan kebetulan lewat kelas Thania. Lalu mereka mendengar teriakan Pak Joko, jadi lebih memilih berhenti dan mengintip hingga Thania dan Gita akan keluar kelas, mereka bersembunyi di balik tembok.
"Ayo kita ikuti mereka," kata Gevano berjalan diikuti oleh kedua sahabatnya.
Mereka tidak jadi ke Ruang basket, lebih memilih untuk mengikuti Thania dan Gita.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
ẓɦ⍲ρ✓ 🌽 🇮🇩
kalian bar.. bar lah
2022-03-22
0
Iiq Rahmawaty
kya gw.. yg pnting duduk diem anteng dan dengerin.. urusan ngarti atau ga itu urusan blkangan🤣🤣🤣🤣🤣
2022-01-07
0
Elea asyafiq
lucu si gita dengirn biar gk di tanya ama guru ya git...
2021-10-21
0