"Nih makan," ujar Gevano menyerahkan sepiring nasi goreng.
Thania menatap piring itu dengan wajah tidak berminat.
"Nggak," tolak Thania menggeleng, matanya masih menatap miris mangkuk seblak yang sudah kosong.
"Makan!" tegas Gevano tidak bisa dibantah.
Namun, Thania tetap menggeleng. Gevano dibuat geram oleh tingkah keras kepala Thania. Gadis ini benar-benar menguji kesabarannya! Tadi mungkin dia tidak akan marah saat Thania berbohong sakit perut. Tapi sekarang, tidak lagi. Dia benar-benar kesal.
"Makan, Thania!" desis Gevano penuh penekanan. Tatapan menajam menusuk manik hitam Thania.
Thania takut dengan tatapan tajam itu. Tapi dia tidak akan menuruti perintah Gevano, sekali pun pemuda itu marah padanya. Toh malah bagus kalau Gevano marah. Nanti juga akan mutusin Thania.
"Enggak!" balas Thania tanpa rasa takut sedikitpun.
Gita saja sudah menggigit ujung kukunya tadi semenjak Thania dan Gevano beradu mulut.
"Keyla, aku bilang makan ya makan! Jangan keras kepala!" bentak Gevano.
"Nama gua bukan Keyla! Tapi Thania! Lo nggak berhak manggil nama itu!" jawab Thania menaikkan nada bicaranya.
Kepala Gevano sudah mendidih mendengar teriakan Thania. Di bawah sana kedua tangannya terkepal erat.
Thania bangkit dan berniat pergi dari sana. Tapi Gevano dengan sigap menarik tangan gadis itu, hingga Thania kembali duduk di tempat.
Thania meringis saat merasakan bokongnya mendarat kencang di kursi kantin. Belum lagi cengkraman yang ia rasakan di pergelangan tangannya. Ia melirik Gevano dengan tatapan nyalang.
"Mau lo apa sih?!" kesal Thania.
"Makan!"
"Kan gua udah bilang nggak mau!! Lo dengar nggak si?! Apa kuping lo budek?!"
Cengkraman Gevano semakin mengerat di pergelangan tangan Thania. Mati-matian gadis itu berusaha untuk tidak meringis. Tapi percuma, rasanya tangannya akan remuk digenggam kuat oleh Gevano.
"Lepas, anjing!" umpat Thania berusaha melepas cengkraman itu.
"Bilang lagi!" kata Gevano dengan intonasi rendah. Dia menghiraukan ucapan Thania yang menyuruhnya untuk melepas cengkraman tersebut.
"Lepas, anj--- akhh!"
Thania memekik sakit saat Gevano menarik kencang rambut panjangnya.
"Aku nggak suka kamu ngomong kotor. Mulut kamu nggak cocok buat ngomong kotor kayak gitu. Jadi, jangan pernah ngomong kotor lagi, apalagi di depan aku. Kamu denger kan, Sayang?" bisik Gevano rendah.
Pemuda itu menahan kesal karena gadis di depannya ini begitu keras kepala. Dia ini tempramen, dan Thania menguji kesabarannya sejak tadi.
"Sa- sakit lepasin!!" ronta Thania.
"Nurut dulu sama aku, baru aku lepasin jambakannya," kata Gevano dingin.
Thania tetap menggeleng, Gevano kembali menarik keras rambut Thania.
"Akhh!!"
Thania meringis ketika Gevano semakin menjambak rambutnya. Kulit kepalanya sakit akibat tarikan kuat itu, ia yakin jika beberapa helai rambutnya sedikit rontok.
"Nurut, atau aku botakin kepala kamu!! Aku nggak peduli mau punya pacar botak atau apapun itu! Karena aku maunya punya pacar yang nurut! Bukan gadis pembangkang kayak kamu."
"Kalo gitu kenapa lo nggak mutusin gua!! Lo pikir gua sudi jadi pacar lo, hah?! Dasar cowok gil--- akhh anjing!!"
"Tapi pengecualian untuk kamu, Sayang. Aku nggak masalah punya pacar pembangkang, asalkan itu kamu." Gevano menarik sudut bibirnya, lalu kembali menambahkan.
"Lagi pula, mau sekuat apapun kamu membangkang perintahku, kamu nggak akan pernah bisa lepas dari aku. Jadi, usaha kamu memberontak akan percuma. Semua yang kamu perbuat untuk membuatku ilfil akan sia-sia. Kamu pahami itu baik-baik, gadisku..."
Gevano melepas cengkramannya pada rambut Thania. Lalu mengelus rambut kusut itu lembut. Thania bergeming di tempatnya. Ucapan Gevano membuatnya berpikir bahwa memang usahanya kali ini gagal. Tapi, hanya kali ini saja! Besok-besok ia yakin akan bisa membuat Gevano ilfil dan berakhir memutuskannya.
"Tenang saja, Sayang, kamu masih bisa menikmati kebebasanmu selama satu Minggu. Selebihnya aku nggak akan tinggal diam kalo kamu nggak nurut ucapan aku," ucapan Gevano mendingin diakhir kata.
Setelah mengatakan itu Gevano pergi bersama kedua sahabatnya yang sedari tadi diam menyaksikan.
Kantin langsung ricuh begitu Gevano dan kedua sahabatnya pergi meninggalkan kantin.
Gita pun demikian, dia langsung berucap ini itu kepada Thania yang tentunya tidak digubris oleh si empu. Karena gadis itu sibuk bergelut dengan pikirannya.
Bersambung...
Visual cast:
Gevano Ananda Zibrano
Nathania Keyla Adhitama
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Apa maksudnya dgn kata2 dlm seminggu?? Waah jangan2 Vano nekat mau nikahin Thania, Pasti Vano akan nyuruh papanya ngurusin pernikahannya dgn Thania..🤫🤫
2023-09-28
0
Qaisaa Nazarudin
Tanaia juga,audah tau Vano nekat, malah mancing2 lagi 🤦🏻♀️🤦🏻♀️🙆🏻♀️🙆🏻♀️
2023-09-28
0
Rhiyhanayha Clikers
sepertinya buka posesif dech lebis ke psikopat...dasar cowok aneh
2022-12-11
0