Kring..! Kring..! Kring..!
Suara bel tanda pulang sudah berbunyi. Semua murid membereskan buku dan alat tulis. Begitu pun dengan Thania dan Gita yang membereskan buku dan alat tulis mereka.
Setelah memasukan buku dan alat tulis ke dalam tas, Gita langsung menghadap Thania dan ia langsung menyuruh Thania untuk menceritakan semuanya.
"Jelasin semuanya!!" perintah Gita mutlak.
Thania menghembuskan nafasnya. "Bentar napa, gua masih belum selesai beres-beres nih!" ujar Thania tanpa menatap Gita.
"Cepetan dong!! Gua udah nggak sabar!" ucap Gita tak sabar.
Setelah selesai Thania menghadap Gita dan mulai menceritakan semuanya dari awal kejadian di kantin hingga di rooftop tadi.
Gita mendengar cerita Thania dengan seksama. Setelah Thania selesai bercerita, Gita menganga tak percaya.
"Lo serius, Than?" tanya Gita.
"Serius lah! Ya kali gua bo'ong! Nggak ada untungnya buat gua," dengus Thania.
Gita menggeleng takjub sambil menatap Thania kagum. "Lo kenapa natap gua gitu sih?!" kesal Thania.
"Wah, Than. Lo tau nggak?" kata Gita masih dengan tatapan binarnya.
"Gak," jawab Thania singkat. Gadis itu mendekat ke Thania. Beneran ini lama-lama si Thania takut sama Gita.
"Lo cewek pertama yang bisa buat hati es Gevano cair!!" ucap Gita heboh.
Untung saja kelas sudah sepi, jadi Thania tidak perlu menanggung malu akibat tingkah memalukan Gita.
"Gua yang pertama? Maksud lo sebelumnya si Gevan-gevan itu nggak pernah deket sama cewek gitu?"
"Enggak! Makanya gua kaget banget waktu lo ke kelas dianter sama si Gevano! Dia itu Most Wanted di sekolah sini, Than! Papanya juga pemilik sekolah SMA Merdeka ini! Lo beruntung bisa jadian sama Gevano. Banyak loh cewek di sini yang nembak Gevano tapi ditolak mentah-mentah. Bahkan ada yang dipermaluin di tempat umum juga," jelas Gita panjang lebar.
Thania terdiam. Masak si Gevano seperti itu? Kok Thania jadi sedikit baper ya, waktu jadi cewek pertama yang berhasil naklukin hati Gevano? Eh, eh, kenapa mikir gitu sih?! Tapi, apa alasan Gevano menembaknya? Menembak dalam artian bukan dibunuh ya.
"Walau Gevano itu tampan, tapi dia nggak punya hati! Gevano juga pernah mukul guru di sini ampek bonyok gara-gara ngasih soal yang gak ada jawaban. Terus ya dia itu biang kerok! Banyak siswa yang dia bikin sekarat di rumah sakit. Saran gua si mending lo jauhin Gevano. Gua takutnya lo disakitin sama dia, soalnya tu cowok kagak pernah mandang bulu!" saran Gita.
"Ta---"
"Udah puas ngomongin gua?"
Perkataan Thania terputus akibat suara datar yang berasal dari pintu masuk. Kedua gadis itu melihat ke ambang pintu dan mata mereka sontak membola.
Gevano berjalan mendekati meja Thania dan Gita dengan wajah datar.
"Aduh, Than gimana nih? Mampus gua!" bisik Gita pada Thania dengan wajah pucatnya.
Thania menggeleng, ia pun tidak tau harus berbuat apa.
"Udah puas ghibahin gue?" tanya Gevano setelah sampai di meja Thania dan Gita.
"E- eh Ga- Gavin, ta- tadi i---"
Nyali Gita buat jelasin langsung ciut saat mata elang milik Gevano mengarah padanya.
"Sejak kapan di situ?" Thania bertanya dengan tatapan bingung. Ia jelas bingung saat tiba-tiba Gevano datang ke sini tanpa suara.
"Sejak kamu sama dia ghibahin aku," balas Gevano menunjuk Gita.
"E- ehehe, gu- gua nggak bermaksud ghi- ghibahin lo kok, Gav. Iya, kan Nia?" kata Gita pada Thania dengan tatapan memelas.
"Hem ya," angguk Thania.
"Terus apa kalo gak ghibah? Gosip?"
"Iya! Eh enggak, enggak!!" Gita menutup mulutnya, goblok banget!
Thania menepuk jidatnya pelan, "bego!" lirih Thania.
"Duh, Gev gue minta maaf ya... Iya, iya gue ngaku kalo tadi ghibahin lo, ta- tapi jangan hajar gua ya, plisss..." ucap Gita memohon dengan tangan yang ia satukan di depan wajahnya.
"Mumpung gua lagi baik hati, gue lepasin lo! Sekarang pergi sebelum gua berubah pikiran!" kata Gevano.
Gita mendongak dengan wajah berseri. "Makasih, Gev!" katanya senang yang hanya diangguki malas oleh Gevano.
"Gua duluan ya, Than, Gav! Sekali lagi makasih! Gua doain lo langgeng sama Thania! Bye!" teriak Gita sebelum meninggalkan kelas.
Thania mendelik sinis mendengar ucapan Gita. Tadi sebelum Gevano datang tu orang kan yang bilang jangan deket-deket Gevano?! Bahaya! Tapi sekarang lihat? Dia malah mendoakan Thania agar langgeng sama si Gevano. Nggak waras otaknya si Gita.
"Kenapa mukanya kesel gitu?" tanya Gevano saat melihat wajah kesal Thania.
"Gak papa, ayo pulang! Aku capek!"
Thania bangkit terus jalan cepat meninggalkan Gevano.
"Tungguin!" teriak Gevano.
"Cepetan!!" balas Thania berteriak juga tanpa menoleh ke belakang.
Gevano menyusul Thania, setelah langkahnya seimbang sama Thania, dia langsung genggam tangan gadisnya.
"Biarin gini!! Jangan ngebantah!" kata Gevano.
Thania yang memang sudah terlalu capek hanya pasrah saat tangannya digenggam sama Gevano. Lagipula dia tidak keberatan saat tangannya digandeng Gevano. Tangan Gevano hangat, membuat Thania sedikit nyaman. Hanya sedikit!
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Akmila Akmila Efendi
cieee
2022-04-02
0
ẓɦ⍲ρ✓ 🌽 🇮🇩
yup nyaman... awal dari sebuah hubungan
2022-03-22
0
Xyzell05
lanjut thor
2022-03-19
0