17. Menunggu kabar kembali

Sebenarnya perasaanmu kepadaku itu seperti apa mengapa kau sering sekali membiarkanku kesepian tanpa harapan. Bisakah kau jelaskan maksud dari hatimu tersebut berbuat begitu kepadaku? aku sungguh tak memahamimu.

...

“Kenapa gak aktif lagi?” Tanyaku menatap wajahnya yang gadis itu yang tertunduk.

“Percuma, Dein.” Jawab Rere datar.

“Percuma kenapa?” Mencari jawaban lewat tatapan matanya namun tak sampai.

“Percuma aku bela-belain pakai satu aplikasi chat untuk satu orang dan aku nunggu kabar dari dia tiap malam tapi gak pernah ada dan aku sadar untuk apa lagi aku memakai alat telekomunikasi untuk menghubungi seseorang jika orang tersebut saja gak mencoba memprioritaskan aku dihidupnya." Tegas menatap lelaki itu dengan mata berkaca-kaca hampir tak bisa terbendung.

Tangan lelaki itu menahan, namun gadis itu pergi dan melepaskan genggamannya. Genggaman itu terlepas dan lelaki itu pasrah.

Kita berlalu dan chatmu berada di tumpukan paling bawah arsipku. Kadang gila, aku senang sekali melihat chat kita berdua sewaktu bersama, bagai history kecil yang yang mengingatkanmu untuk aku. Ya, Rindu ya sudah pasti. Kau rindu.

Sejauh ini walaupun sering diterpa badai dan harapan yang terlalu berlebih, kekacauan hingga kebahagiaan yang mendalam menjadi tegar adalah salah satu pilihan dalam menjalani hidup. Menjadi yang memfokuskan satu hidup pada jalan terbaik.

Menjadi yang memfokuskan satu titik saja tanpa gentar memikirkan lainnya, lebih tepatnya masa bodoh. Masih bersyukur masih memiliki beliau, support system di segala kegiatan dan bukan hanya itu tertidur pun ditunggunya sampai dengan terlelap.

Siang itu di studio membahas naska shooting kali ini, Rere yang membolak balik kertasnya dan menstabilo bagian-bagian yang perlu ditandai dan di revisi. Salah seorang senior bernama Reza menghampiri meja kerja Rere di ruangan itu.

Lelaki itu memberikan satu gelas kopi hangat di mejanya dan satunya dipegang di tangan kirinya untuk diminumnya. Lelaki itu menggunakan tangan kanannya membaca dan memeriksa kembali laporan dan naskah yang ditulis gadis itu lalu membaca judul halaman pertama.

"Kekuatan dalam doa. Hmmm. Kapan terakhir kali kau mendapatkan kekuatan itu." Meminum kopinya perlahan sambil membaca naskahnya hampir satu lembar penuh dan memahami inti dari yang ingin disampaikan.

"Kaka tanya saya." Menunjuk diri sendiri, seolah kaget.

"Jadi saya tanya siapa lagi Re. Tersenyum kepada gadis itu dan menatapnya. Ayolah di ruangan ini cuma ada kamu dan aku." Mengetuk meja dengan pulpen membangun fokus gadis itu kembali.

Gadis itu tersadar dari keheningan, sampai dia tak menyadari ada seseorang yang masuk di ruangan itu. Bahkan terlalu fokus dan tak sadar jika iya melewatkan makan siangnya

"Ah, Setiap hari kak. Setiap orang pasti akan selalu berdoa akan selesai beribadah." Tersenyum dan meneguk kopi yang dibawakan seniornya itu.

"Hmmm. Ada apa dengan pancaran matamu itu." Menatap mata Rere namun gadis itu mengalihkan pandangannya.

"Terima Kasih kopinya kak." Senyumnya dan merapikan berkasnya.

"Jodoh itu apa si?" Masih bertanya kepada gadis itu dan menyandarkan punggungnya di ujung meja.

"Jodoh ya." Mengulang pertanyaan kembali.

"Iya jodoh. Lihatlah, disini kau menuliskan kata-kata. Jika berjodoh maka akan segera kembali pada peluk seseorang." Memperlihatkan bait ke lima di paragraf keempat naskah tersebut.

"Jodoh itu seperti seseorang yang ditakdirkan untuk kita kak." Jawaban klasik yang diucapkan gadis itu.

Lelaki itu menaikkan alisnya.

"Wah sederhana sekali ya. Jadi menurut kamu, kamu bekerja dibidang ini yang menjadi passionmu itu adalah keberuntungan atau jodoh memang kamu di bidang ini." Tanyanya sambil melipat satu tangannya yang memegang naska tersebut dan meneguk kembali kopinya.

"Hahaha. Mungkin karena keberuntungan bertemu pak Ahmad yang membawa saya berjodoh pada bidang ini." Jawabnya sedikit ragu.

"Berarti sama pak ahmad jodoh donk." Tertawa sedikit mengejek dan bergurau.

"Haha, bukan begitu kak. Menggaruk kepalanya dan meletakkan penanya dan meminum sedikit kopinya. Lalu menurut kaka jodoh itu apa?" Tanyanya kembali.

"Jodoh gak akan bisa terjawab sampai benar-benar mati." Jawabnya sambil berdiri tegak dan kembali ke meja kerjanya tepat setengah meter di depan meja Rere.

"Kalau begitu kak, Jodoh itu mau cepat atau lambat akan datang dan datangnya itu pasti bakalan  diperlancar." Tersenyum dan kembali menatap laptopnya merevisi sebagian naskahnya.

"Good job. Maksud saya itu. Jangan terpaku pada satu hal saja, dan cobalah berpikir lebih luas lagi." Tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.

"Terimakasih kak, untuk revisi dan masukkan naskahnya." Melirik lelaki itu dan melanjutkan kerjanya.

Untuk kita yang pernah dipisahkan keadaan, kuharap kita tak pernah melupa atas keadaan dan asas percaya bahwa tuhan takkan memberikan pertemuan tanpa maksud didalamnya. Tanpa adanya hikma dan bagaimana hambanya menjadi manusia yang benar-benar menjadi manusia.

Telepon Rere berdering, nama panggilan dari Afran.

"Hallo Fran." Menjawab panggilan tersebut.

"Re gua dah kelar ni, 10 menit lagi gua jemput ya." Pungkasnya sedikit kewalahan di ujung telpon.

"Santai aja Fran, ni gua dah mulai selesai kok." Jawabnya menenangkan.

"Baiklah. Siap-siap gih, dah dulu ya." Pungkasnya.

"Iya bye." Mematikan telponnya dan merenggangkan tubuhnya kekanan dan kekiri dan baru menyadari hanya dia saja yang lembur di studio ini.

Berjalan keluar studio dan menunggu Afran menjemputnya di halte depan gedung. Rere menatap layar ponselnya dan memanggil Dein sebanyak 3x namun tidak ada jawaban. Teleponnya mati.

Seorang lelaki menghampirinya dan menatapnya.

"Re mau kemana." Tanya lelaki itu melepaskan jaket dan memberikannya pada gadis itu.

"Eh gak usah gak dingin kok." Ucapnya menolak namun lelaki itu tetap memakaikan jaketnya ke pundak Rere.

"Gak usah apaan, udah tau gak bisa kena dingin. Kalau sakit siapa yang repot." Lelaki itu seolah marah padahal sangat peduli.

"Ahh Jie. Menatap lelaki itu dengan mata berlinang dan memegang bahunya yang sudah memakai jaket jeans lelaki yang ada di depannya. Makasih." Tangisnya hampir pecah.

Lelaki itu memegang kepala Rere dan mendongakkan dagunya keatas.

"Yaelah anak kecil mau nangis." Lalu menjitak kepalanya.

"Ahhh apaan si, rambut gua jadi rusak." Memukul Jie seketika.

"Awww...sakit Re. Memegang lengannya yang kebas akibat pukulan gadis itu. Eh lu mau kemana? kabari aja kalo butuh sesuatu." Pungkasnya.

Menghapus air matanya yang hampir jatuh.

"Lagi nunggu Afran, mau bantu opening cafenya." Menatap lelaki yang ada di depannya itu.

"Ahhhh iya. Mulai teringat. Si kecebong waktu itu, hmmmm." Tertawa mengejek.

"Ih apaan si kecebong-kecebong." Pungkas Rere memanyunkan mulutnya.

"Yaudah deh, gua juga dah di tungguin sama tu Aurel." Menunjuk ke sebuah mobil.

"Ah iya. Yaudah gapapa bentar lagi juga dia datang. Titip salam Aurel ya." Tersenyum kepada Jie.

"Ahh iya nanti gua sampein, eh dimana cowo lu?" Menghentikan langkah kakinya dan berbalik.

"Dia balik ke kampungnya." Memberi senyuman menyatakan keadaannya baik.

"Oke deh. Hati-hati ya Re." Pergi melambai tanpa melihat gadis itu.

"Kamu juga hati-hati ya." Ucap Rere.

Telpon kembali berdering.

"Iya Fran. Gua dah di depan gedung studio." Memberitahu posisinya saat ini.

"Eh Re sorry banget, temen barista gua yang jemput lu ya di depan studio. Maaf Re namanya Aska, hati-hati ya Re." Langsung mematikan telponnya.

"Yaelah oke deh Fran gua aja naik ojol kesana. Hallo Fran. Hallo? Melihat ponselnya sudah mati. Fran, Fran."  Menatap layar hpnya dan duduk di halte merenggangkan kakinya dan bermain saling menyentuh ujung sepatunya keujung satunya.

Sebuah kendaraan bermotor berhenti tepat di depannya, sosok pria itu membuka helmnya dan mengibaskan rambutnya lalu menaruh helmnya diatas tangki sepeda motor CBnya dan menoleh kesamping.

Tatapan mata mereka bertemu, mata Rere kembali berkaca-kaca dan telepon genggam di tangannya terjatuh.

Episodes
1 1. Saat Aku Jatuh Cinta
2 2. Siapa aku, bagimu
3 3. Letak dari pondasi itu sendiri
4 4. Bahasa rindu
5 5. Surat Cinta yang telah lampau
6 6. Kedatangan
7 7. Dapatkah Bersama Kembali?
8 8. Antara Siapa? Aku tak tau
9 9. Bagaimana Bisa?
10 10. Promise
11 11. Mungkinkah?
12 12. Tentang Rindu
13 13. Pertemuan Dengan Dia
14 14. Peluk aku saja
15 15. Ada yang hilang
16 16. Sapaan
17 17. Menunggu kabar kembali
18 Pengenalan Karakter
19 18. Aku sembab atas sebab-sebab kepergianmu
20 19. Selalu ditemukan
21 20. Apa itu cinta?
22 21. Kolase waktu
23 22. Apakah ini bentuk Pengkhianatan?
24 Eps 23. Cahaya
25 24. Kalkulasi Waktu
26 25. Jatuh Cinta Kembali
27 26. Terluka
28 27. Konflik
29 INFORMASI
30 28. Konflik 2
31 29. Memangnya kamu bisa?
32 30. Tentang Yo
33 31. Boleh Aku saja?
34 32. Sebenernya ...
35 33. Siapa Perempuan itu?
36 34. Terlepas dari Semuanya
37 35. Tentang Cinta Pertama
38 36. Tentang Deinandra
39 37. Hujan Adalah Kita
40 38. Diantara Yo dan Dein?
41 39. Kita bukan?
42 40. Dia Siapa?
43 41. Apa Aku Bukan Pilihan?
44 42. Tertinggal
45 43. Waktu yang telah lama hilang,
46 44. Kehilangan lagi?
47 45. Pencarian
48 46. Mencari Resiko
49 47. Cengkrama
50 48. Pilihan
51 49. Pemahaman
52 50. Ungkapan Rasa
53 51. Lara
54 52. Memahami Rasa
55 53. Memahami Cinta
56 54. Double Date
57 55. Perasaan
58 56. Keresahan
59 57. Hujan dan Obsesi
60 58. Malam Pesta
61 59. Dua sejoli
62 60. Ada apa denganku?
63 61. Siapa Pinkan?
64 62. Memberi Jarak
65 63. Memberi Jarak 2
66 64. Memberi Jarak 3
67 65. Menemui Cinta
68 66. Model Dadakan
69 67. Perasaan
70 68. Kepulangan
71 69. Dipaksa Jadi Penerus
72 70. Pertemuan
73 71. Pilihan
74 72. Kedatangan
75 73. Hadiah sebelum Wisudah
76 74. Seperti Kejutan
77 75. Dejavu
78 76. Wisuda Penuh kejutan
79 77. Keseriusan
80 78. Rumah Baru
81 79. Awal baru
82 80. Bertemu Pinkan
83 81. Berkenalan
84 82. Perasaan Yang Kacau
85 83. Masalah Waktu
86 84. Kesadaran
87 85. Bertemu namun tak mengenali
88 86. Feeling Lonely
89 87. Bertemu juga
90 88. Kesalah Pahaman
91 89.Privilege
92 90. Mencari Kehilangan
93 91. Kita
94 92. Merayakan Kehilangan
95 93. Sesal
96 94. Cerita lama
97 95. Sebatas Kerinduan
98 96. Kepulangan
99 97. Sirkuit
100 98. Rumah Lama
101 99. Lara Dalam Kerinduan
102 100. Pertemuan Kembali
103 Season 2. Eps 1. Kerinduan
104 S2. Eps 2. Mengulang Waktu
105 S2. Eps. 3 Ungkapan Hati
106 S2. Eps 4. Sosial Media
107 S2 Eps 5. Dalam Keabadian
108 S2 Eps. 6. Keluarga
109 S2 Eps. 7 Roda
110 S2. Eps 8 Pesona
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Saat Aku Jatuh Cinta
2
2. Siapa aku, bagimu
3
3. Letak dari pondasi itu sendiri
4
4. Bahasa rindu
5
5. Surat Cinta yang telah lampau
6
6. Kedatangan
7
7. Dapatkah Bersama Kembali?
8
8. Antara Siapa? Aku tak tau
9
9. Bagaimana Bisa?
10
10. Promise
11
11. Mungkinkah?
12
12. Tentang Rindu
13
13. Pertemuan Dengan Dia
14
14. Peluk aku saja
15
15. Ada yang hilang
16
16. Sapaan
17
17. Menunggu kabar kembali
18
Pengenalan Karakter
19
18. Aku sembab atas sebab-sebab kepergianmu
20
19. Selalu ditemukan
21
20. Apa itu cinta?
22
21. Kolase waktu
23
22. Apakah ini bentuk Pengkhianatan?
24
Eps 23. Cahaya
25
24. Kalkulasi Waktu
26
25. Jatuh Cinta Kembali
27
26. Terluka
28
27. Konflik
29
INFORMASI
30
28. Konflik 2
31
29. Memangnya kamu bisa?
32
30. Tentang Yo
33
31. Boleh Aku saja?
34
32. Sebenernya ...
35
33. Siapa Perempuan itu?
36
34. Terlepas dari Semuanya
37
35. Tentang Cinta Pertama
38
36. Tentang Deinandra
39
37. Hujan Adalah Kita
40
38. Diantara Yo dan Dein?
41
39. Kita bukan?
42
40. Dia Siapa?
43
41. Apa Aku Bukan Pilihan?
44
42. Tertinggal
45
43. Waktu yang telah lama hilang,
46
44. Kehilangan lagi?
47
45. Pencarian
48
46. Mencari Resiko
49
47. Cengkrama
50
48. Pilihan
51
49. Pemahaman
52
50. Ungkapan Rasa
53
51. Lara
54
52. Memahami Rasa
55
53. Memahami Cinta
56
54. Double Date
57
55. Perasaan
58
56. Keresahan
59
57. Hujan dan Obsesi
60
58. Malam Pesta
61
59. Dua sejoli
62
60. Ada apa denganku?
63
61. Siapa Pinkan?
64
62. Memberi Jarak
65
63. Memberi Jarak 2
66
64. Memberi Jarak 3
67
65. Menemui Cinta
68
66. Model Dadakan
69
67. Perasaan
70
68. Kepulangan
71
69. Dipaksa Jadi Penerus
72
70. Pertemuan
73
71. Pilihan
74
72. Kedatangan
75
73. Hadiah sebelum Wisudah
76
74. Seperti Kejutan
77
75. Dejavu
78
76. Wisuda Penuh kejutan
79
77. Keseriusan
80
78. Rumah Baru
81
79. Awal baru
82
80. Bertemu Pinkan
83
81. Berkenalan
84
82. Perasaan Yang Kacau
85
83. Masalah Waktu
86
84. Kesadaran
87
85. Bertemu namun tak mengenali
88
86. Feeling Lonely
89
87. Bertemu juga
90
88. Kesalah Pahaman
91
89.Privilege
92
90. Mencari Kehilangan
93
91. Kita
94
92. Merayakan Kehilangan
95
93. Sesal
96
94. Cerita lama
97
95. Sebatas Kerinduan
98
96. Kepulangan
99
97. Sirkuit
100
98. Rumah Lama
101
99. Lara Dalam Kerinduan
102
100. Pertemuan Kembali
103
Season 2. Eps 1. Kerinduan
104
S2. Eps 2. Mengulang Waktu
105
S2. Eps. 3 Ungkapan Hati
106
S2. Eps 4. Sosial Media
107
S2 Eps 5. Dalam Keabadian
108
S2 Eps. 6. Keluarga
109
S2 Eps. 7 Roda
110
S2. Eps 8 Pesona

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!