12. Tentang Rindu

Malam ini hatiku bergetar dengan tulus ungkapannya namun belum bisa kulihat dengan jelasnya usaha sampai didepan mata. Ia menyampaikan rasanya mungkin hati ini akan bergerak lebih.

Hanya akan melihatnya, melihatnya hanya dia dapatkah semuanya takkan pudar lagi? Aku tak yakin dengan diriku sendiri.

Bisakah aku menjadi teman bicaramu nanti sampai hari tuamu tanpa takut wajah ini mengerut tanpa takut kulit ini menghitam, tanpa takut, pandangan mulai kabur dan tak bisa melihat lagi, tanpa takut kau tinggalkan dan hanya terlihat kenangan lalu. Pelukanku semakin erat.

Dapatkah kau buat begitu artian kata yg selalu kau ucap ingin aku merasa wajar tak masalah tanpa adanya status dalam hubungan ini. Cuma ingin kau tau kau ada dan selalu ada padaku melihatku cukup dengan melihatku.

Bisakah ini menjadi cinta terakhir! Aku masih bertanya pada hatiku sendiri.

Dan sekarang kamu berada di tumpukan paling bawah di antara prioritas; tak terlihat tapi paling kupikirkan.

Karena apa? Tak ubah menunjukkan rasaku sudah lebih dari cukup untuk teracuhkan bahkan kata pencarian darimu tak pernah ada sama sekali

Malam itu pelukanku atas kepergiannya kembali, aku tak tau kapan lagi iya kembali, dengan rasa penasaran seperti kedatangannya kembali atau seperti kejutan kala itu. Kenapa si kau menjadi manusia yang sulit ku tebak, "Yo aku akan rindu lagi."

Termenung di taman kampus, memandangi daun-daun berguguran, menatap kearah langit biru. Tempias cahaya berhasil mengusikku. Seseorang dalam gelap cahaya itu datang dan duduk disampingku dengan begitu saja dan aku tak terlalu peduli sampai dia berbicara kepadaku.

"Sudah selesaikan tugas kuliahnya?" Tanyanya santai sambil membawa dua kota kopi dingin dan memberikannya kepadaku.

Aku menoleh, dan menyadari dia pak Ahmad dosenku, yang paling dikagumi di jurusanku.

"Terima Kasih kopinya pak, sudah pak." Sambil memegang beberapa map di pahanya.

"Bagaimana tugasmu?" Tanya Pak Ahmad.

"Ini. Menunjuk beberapa berkas di pangkuannya. Saya sudah mengumpulkan setengah tugas teman-teman Pak." Jawabnya.

"Benarkah! Sepertinya hari ini kau tampak tak begitu bersemangat. Ada apa?" Tanyanya sambil minum kopi kotaknya dan memandangi ke arah langit tanpa batas.

"Haaaaa. Nafas panjang. Saya hanya bingung dengan apa itu rasanya bahagia dan kesepian." Ucap Rere datar tak menghiraukan itu dosen atau teman seolah perbincangan mereka sudah sangat lama.

"Kau harus bisa menafsirkannya terlebih dahulu apa yang kau rasakan." Ucapnya dengan sangat santai.

"Aku terus berfikir tentang pengajaran mata kuliah anda, membahas tentang perasaan yang dirasakan lebih lalu tertulis pada sebuah naskah yang ingin saya kerjakan saat ini." Jawab Rere sambil nenunggu masukkan dari Dosen mudanya tersebut.

"Jadi, apa yang kau rasakan?" Tanyanya sedikit penasaran dan melirik gadis tersebut yang masih memangku berkas-bertas tugasnya.

"Sebaiknya setiap baitnya aku tulis ringkas dalam sebuah kertas dan akan ku buat suatu cerita tentang perpisahan." Ucap Rere sambil menghela nafas dan tersenyum kearah pak Ahmad.

Lelaki itu menoleh ke arah Rere dan menatap ke dalam matanya.

"Kenapa harus menuliskan suatu perpisahan jikalau tak tau ceritamu dan dia akan berakhir seperti apa, kenapa tidak membuat cerita kesedihan dengan ujung kebahagiaan. Karena sesuatu yang membuatmu bahagia akan menarik kebahagiaan baru pula." Ucapnya berdiri dengan senyuman kecil

Dan mengelus rambutku, sebenarnya tidak mengelus tapi mengacak-acak poniku tanpa sengaja.

"Baik pak terimakasih sarannya." Ucapku menatapnya pergi dengan langkah tegap dan santai.

Dia berjalan lurus kedepan tanpa menoleh dan melambai, sosok lelaki itu menghilang dalam lorong.

Pak Ahmad terus berjalan dan menggumam dalam hati, “Kenapa anak-anak muda di zaman sekarang memilih merencanakan perpisahan sedangkan kebahagiaan mungkin saja di depan matanya.” Sambil menggelengkan kepalanya dan tetap berjalan keujung lorong.

Rere masih temenung dan bertanya pada dirinya sendiri.

"Merasa bahagia agar menarik kebahagiaan itu datang kepada diriku? Gumamnya dalam hati. Entahlah, aku hanya menikmati laju angin di taman ini dan menatap Kotak kopi yang di berikan lelaki itu. Tampan si tapi dosenku." Tersenyum sendiri.

Sepertinya sudah sore sebaiknya aku pulang. Melihat tumpukan tugas di pangkuannya. Kayaknya aku kasih sama Afran aja deh biar tugasku lebih ringan sedikit. Mengambilnya dan berdiri.

“Aduh kakiku kesemutan dan sedikit kaku sepertinya aku kebanyakan duduk dan berdiri perlahan.” Terlihat sedikit pincang.

Berjalan perlahan tanpa arah melewati lorong demi lorong. Wah ternyata yang paling kesepian itu aku atau dirinya si? aku susah berpikir dan tak tahu ingin berbuat apa. Akankah aku menjadi manusia paling kesepian? Entahlah entahlah. Langkah kakiku dengan pandangan sempoyongan membuatku hampir menabrak tiang didepanku. Tangan seseorang menghalanginya, dia. dia dan aku terjatuh begitu saja.

Kerumunan mendekati kami dalam keadaan setengah sadar dia menggendongku dan berlari ke ruang kesehatan.

"Lah Re, Rere." Teriak Gebby di tengah kerumunan dan mengutip berkas-berkas gadis itu dan tasnya mengikuti lelaki itu memboyongnya ke ruang kesehatan.

"Bu tolong periksa dia. Menunjuk Rere. Tadi dianya pingsan." Ucapnya pergi melalui pintu.

Berpapasan dengan Gebby yang bergegas memasuki ruang Kesehatan.

"Eh hampir aja. Maaf ya mas. Eh tunggu mas, makasih ya dah gendong temen saya." Ucap Gebby.

"Mba bilang ma temennya klo sakit dirumah aja." Jawab Lelaki berkacamata itu dan pergi.

Ruangan yang paling menenangkan, dimana aku bisa tertidur pulas dengan infus dan tekanan darah rendah sebagai makananku sehari-hari.

Hp Rere berdering.

"Aduh mana ya, eh." Ucap Gebby mencari-cari hpnya di dalam tas.

Terlihat nama Jie memanggil.

"Hallo Re, lama amat jawabnya gua di depan kampus ni. buruan keluar." Suara dari ujung telepon.

"Jie, Jie buruan kesini. Teriak Gebby. Rere pingsan masuk ruang kesehatan." Ucapnya histeris.

"Ahh. Kok bisa? dimana?" Jie berlari mencari ruang kesehatan dan menabrak seseorang.

"Aduh maaf mas gak sengaja. Ruang kesehatan dimana ya." Ucapnya bertanya usai menabrak lelaki berkacamata itu.

Lelaki itu mengibas bajunya dan bahunya.

"Hati-hati kalo jalan mas. Menatap lelaki itu. Eh Cewe lu yang ruangan kesehatan tu. Lu lurus mentok belok kiri." Ucapnya dan pergi.

"Makasih mas, maaf sekali lagi. Eh diakan yang kemaren." Ucap Jie berlari ke ruangan kesehatan.

"Re. Menggoyang-goyang badannya agar terbangun. Lu gimana sih." Tangis Gebby.

"Re. Teriak Jie memasuki ruangan. Dia kenapa? Masih terengah engah." memeriksa infus dan nafasnya di hidung dengan jari.

"Lu kira dia mati." Gebby memukul dengan sebuah map.

"Sttttt... Perawat datang dan menyuruh mereka tidak ribut. Tolong suaranya dijaga." Ucapnya tegas.

"Maaf mba." Jawab serentak.

"Kok bisa si dia pingsan. Tanya Jie pada Gebby. Dan memegangi tangan Rere. Ya Ampun Re lu kenapa si?" Tanyanya dalam hati.

"Gua gak tau tiba-tiba dia pingsan dan di kerumuni banyak orang jadi gua ngumpulin barang-barangnya dan dia diangkat sama cowo kacamata yang tinggi ganteng lagi." Ucap Gebby.

"Ha cowo kacamata?" Tanyanya.

"Iya." Jawab Gebby cepat.

"Apa mungkin cowok yang tadi gua tabrak. Mengingat kejadian tadi. Oh iya dia bilang cewe gua di ruang kesehatan. Yaampun. Menepuk kepalanya sendiri. Dah dua kali Rere diselamatkan sama dia." Gumang dalam hati.

Afran menoleh melihat kerumunan dan menghampiri mereka. "Ada apa?" Tanyanya.

"Anak Jurusan Film pingsan tadi diangkat ke ruang kesehatan." Jawab salah satu mahasiswa.

"Oh siapa?” Tanya heran.

”Lah kamu gak tau, kayaknya gebetan kamu si Rere.” Ucap salah satu perempuan yang lewat.

Tangan Afran langsung memegang lengan perempuan itu dengan kaget.

“Ha Rere, sekarang dia di klinik?” Tanya Afran masih kaget.

”Iya,” perempuan itu mengangguk.

Afran melepas tangannya, “Makasih,terima kasih." Berjalan menuju ruang kesehatandan melihat  Jie berlari kocar kacir.

Di balik pintu ruang kesehatan. Afran melihat Gebby dan Jie menunggu Rere siuman.

"Re, kenapa bukan gua yang mengangkat Elu dan kenapa Jie yang menangani tangan lu disitu." Gumang kesal dalam hati.

...

*Sampai dengan kemarin; kita hanyalah salah satu manusia yang bertemu atas dasar kesepian dari kesendirian---*Deinandra

Episodes
1 1. Saat Aku Jatuh Cinta
2 2. Siapa aku, bagimu
3 3. Letak dari pondasi itu sendiri
4 4. Bahasa rindu
5 5. Surat Cinta yang telah lampau
6 6. Kedatangan
7 7. Dapatkah Bersama Kembali?
8 8. Antara Siapa? Aku tak tau
9 9. Bagaimana Bisa?
10 10. Promise
11 11. Mungkinkah?
12 12. Tentang Rindu
13 13. Pertemuan Dengan Dia
14 14. Peluk aku saja
15 15. Ada yang hilang
16 16. Sapaan
17 17. Menunggu kabar kembali
18 Pengenalan Karakter
19 18. Aku sembab atas sebab-sebab kepergianmu
20 19. Selalu ditemukan
21 20. Apa itu cinta?
22 21. Kolase waktu
23 22. Apakah ini bentuk Pengkhianatan?
24 Eps 23. Cahaya
25 24. Kalkulasi Waktu
26 25. Jatuh Cinta Kembali
27 26. Terluka
28 27. Konflik
29 INFORMASI
30 28. Konflik 2
31 29. Memangnya kamu bisa?
32 30. Tentang Yo
33 31. Boleh Aku saja?
34 32. Sebenernya ...
35 33. Siapa Perempuan itu?
36 34. Terlepas dari Semuanya
37 35. Tentang Cinta Pertama
38 36. Tentang Deinandra
39 37. Hujan Adalah Kita
40 38. Diantara Yo dan Dein?
41 39. Kita bukan?
42 40. Dia Siapa?
43 41. Apa Aku Bukan Pilihan?
44 42. Tertinggal
45 43. Waktu yang telah lama hilang,
46 44. Kehilangan lagi?
47 45. Pencarian
48 46. Mencari Resiko
49 47. Cengkrama
50 48. Pilihan
51 49. Pemahaman
52 50. Ungkapan Rasa
53 51. Lara
54 52. Memahami Rasa
55 53. Memahami Cinta
56 54. Double Date
57 55. Perasaan
58 56. Keresahan
59 57. Hujan dan Obsesi
60 58. Malam Pesta
61 59. Dua sejoli
62 60. Ada apa denganku?
63 61. Siapa Pinkan?
64 62. Memberi Jarak
65 63. Memberi Jarak 2
66 64. Memberi Jarak 3
67 65. Menemui Cinta
68 66. Model Dadakan
69 67. Perasaan
70 68. Kepulangan
71 69. Dipaksa Jadi Penerus
72 70. Pertemuan
73 71. Pilihan
74 72. Kedatangan
75 73. Hadiah sebelum Wisudah
76 74. Seperti Kejutan
77 75. Dejavu
78 76. Wisuda Penuh kejutan
79 77. Keseriusan
80 78. Rumah Baru
81 79. Awal baru
82 80. Bertemu Pinkan
83 81. Berkenalan
84 82. Perasaan Yang Kacau
85 83. Masalah Waktu
86 84. Kesadaran
87 85. Bertemu namun tak mengenali
88 86. Feeling Lonely
89 87. Bertemu juga
90 88. Kesalah Pahaman
91 89.Privilege
92 90. Mencari Kehilangan
93 91. Kita
94 92. Merayakan Kehilangan
95 93. Sesal
96 94. Cerita lama
97 95. Sebatas Kerinduan
98 96. Kepulangan
99 97. Sirkuit
100 98. Rumah Lama
101 99. Lara Dalam Kerinduan
102 100. Pertemuan Kembali
103 Season 2. Eps 1. Kerinduan
104 S2. Eps 2. Mengulang Waktu
105 S2. Eps. 3 Ungkapan Hati
106 S2. Eps 4. Sosial Media
107 S2 Eps 5. Dalam Keabadian
108 S2 Eps. 6. Keluarga
109 S2 Eps. 7 Roda
110 S2. Eps 8 Pesona
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Saat Aku Jatuh Cinta
2
2. Siapa aku, bagimu
3
3. Letak dari pondasi itu sendiri
4
4. Bahasa rindu
5
5. Surat Cinta yang telah lampau
6
6. Kedatangan
7
7. Dapatkah Bersama Kembali?
8
8. Antara Siapa? Aku tak tau
9
9. Bagaimana Bisa?
10
10. Promise
11
11. Mungkinkah?
12
12. Tentang Rindu
13
13. Pertemuan Dengan Dia
14
14. Peluk aku saja
15
15. Ada yang hilang
16
16. Sapaan
17
17. Menunggu kabar kembali
18
Pengenalan Karakter
19
18. Aku sembab atas sebab-sebab kepergianmu
20
19. Selalu ditemukan
21
20. Apa itu cinta?
22
21. Kolase waktu
23
22. Apakah ini bentuk Pengkhianatan?
24
Eps 23. Cahaya
25
24. Kalkulasi Waktu
26
25. Jatuh Cinta Kembali
27
26. Terluka
28
27. Konflik
29
INFORMASI
30
28. Konflik 2
31
29. Memangnya kamu bisa?
32
30. Tentang Yo
33
31. Boleh Aku saja?
34
32. Sebenernya ...
35
33. Siapa Perempuan itu?
36
34. Terlepas dari Semuanya
37
35. Tentang Cinta Pertama
38
36. Tentang Deinandra
39
37. Hujan Adalah Kita
40
38. Diantara Yo dan Dein?
41
39. Kita bukan?
42
40. Dia Siapa?
43
41. Apa Aku Bukan Pilihan?
44
42. Tertinggal
45
43. Waktu yang telah lama hilang,
46
44. Kehilangan lagi?
47
45. Pencarian
48
46. Mencari Resiko
49
47. Cengkrama
50
48. Pilihan
51
49. Pemahaman
52
50. Ungkapan Rasa
53
51. Lara
54
52. Memahami Rasa
55
53. Memahami Cinta
56
54. Double Date
57
55. Perasaan
58
56. Keresahan
59
57. Hujan dan Obsesi
60
58. Malam Pesta
61
59. Dua sejoli
62
60. Ada apa denganku?
63
61. Siapa Pinkan?
64
62. Memberi Jarak
65
63. Memberi Jarak 2
66
64. Memberi Jarak 3
67
65. Menemui Cinta
68
66. Model Dadakan
69
67. Perasaan
70
68. Kepulangan
71
69. Dipaksa Jadi Penerus
72
70. Pertemuan
73
71. Pilihan
74
72. Kedatangan
75
73. Hadiah sebelum Wisudah
76
74. Seperti Kejutan
77
75. Dejavu
78
76. Wisuda Penuh kejutan
79
77. Keseriusan
80
78. Rumah Baru
81
79. Awal baru
82
80. Bertemu Pinkan
83
81. Berkenalan
84
82. Perasaan Yang Kacau
85
83. Masalah Waktu
86
84. Kesadaran
87
85. Bertemu namun tak mengenali
88
86. Feeling Lonely
89
87. Bertemu juga
90
88. Kesalah Pahaman
91
89.Privilege
92
90. Mencari Kehilangan
93
91. Kita
94
92. Merayakan Kehilangan
95
93. Sesal
96
94. Cerita lama
97
95. Sebatas Kerinduan
98
96. Kepulangan
99
97. Sirkuit
100
98. Rumah Lama
101
99. Lara Dalam Kerinduan
102
100. Pertemuan Kembali
103
Season 2. Eps 1. Kerinduan
104
S2. Eps 2. Mengulang Waktu
105
S2. Eps. 3 Ungkapan Hati
106
S2. Eps 4. Sosial Media
107
S2 Eps 5. Dalam Keabadian
108
S2 Eps. 6. Keluarga
109
S2 Eps. 7 Roda
110
S2. Eps 8 Pesona

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!