Cinta Para CEO Tampan

Cinta Para CEO Tampan

Kinara Intan Permata

Kinara melangkahkan kakinya dengan begitu yakin, iya dia akan merantau ke kota karena dia adalah tulang punggung keluarga.

Kinara hidup dengan kedua orang tuanya dan satu adik laki-laki.

Kinara adalah gadis yang berusia 20 tahun dan dia juga hanya tamatan SMA, dia pergi merantau ke kota berharap dia bisa sukses dan bisa membahagiakan keluarganya.

Kinara adalah gadis polos, sebelumnya dia belum pernah pergi ke kota apalagi kerja di kota. Karena setiap harinya dia hanya membantu kedua orang tuanya bekerja di kebun.

Dengan penampilan seadanya dan apa adanya, Kinara berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk merantau ke kota.

Kinara membawa satu tas besar berisi pakaian, dan kini keluarganya mengantar Kinara ke terminal bus.

"Ma, pa, Nara berangkat dulu ya! Mama dan papa jaga kesehatan!" Kinara memeluk kedua orang tuanya secara bergantian.

"Kamu hati-hati ya nak, ingat jaga kesehatan di kota!" Kata Rani, yang tidak lain adalah mamanya Nara. Dia tidak rela melepas kepergian Nara untuk memantau ke kota.

Kinara hanya mengangguk, kini air matanya sudah menetes membasahi pipi mulusnya. Nara melihat adik laki-lakinya yang berdiri di samping mamanya.

"Natan, kamu jaga mama dan papa ya! Kabari kakak kalau penyakit mama kambuh," pinta Nara dan dia memeluk Natan dengan erat.

"Iya kak, pasti Natan akan kabari kakak." Jawab Natan, dia juga menangis apalagi kakaknya ini adalah teman berdebat bagi Natan, pasti Natan sangat sedih.

Nara melepaskan pelukannya dari pelukan Natan, lalu dia melihat papanya.

"Papa, ingat Nara tidak mau menikah dengan Ricky. Nara tidak suka padanya!" Kata Nara dengan tegas.

Ricky adalah pemuda desa yang tidak lain adalah anak orang kaya di desa Nara tinggal. Dan Ricky itu sangat menyukai Nara jadi Ricky begitu antusias untuk menjadikan Nara sebagai istrinya, tapi Nara selalu menolaknya.

"Kamu ini bagaimana nak? Ricky adalah anak orang kaya di desa ini, jika kamu menikah dengan dia pasti hidupmu tidak akan susah lagi dan kamu tidak perlu repot-repot memantau ke kota," tutur Anwar. Yang tidak lain adalah papanya Nara. Tapi Nara hanya menatap sang papa dengan tatapan kesal, dasar papanya ini matre sekali.

Setelah berpamitan Nara langsung naik ke bus untuk berangkat ke kota.

Setelah bus Nara berangkat, kedua orang tuanya dan adiknya itu pulang ke rumah.

*****

Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, akhirnya Nara sampai di kota dan dia sedang menunggu sahabatnya menjemputnya.

Clara mengitari terminal bus, dia mencari sosok Nara yang tidak kelihatan.

"Apa anak itu nyasar?" Gumam Laras, dia terus mencari sosok Nara.

Laras adalah sahabat Nara, dia sangat bawel tapi manis sekali seperti gula.

Nara hanya duduk di sebuah kursi, perasaannya begitu takut apalagi ini pertama kalinya Nara menginjakkan kakinya di kota.

"Laras mana?" Gumam Nara pelan, kini dia kawatir sahabatnya itu tidak menjemput dirinya.

Nara terlihat sedih, dia takut bagaimana jika Laras tidak menjemput dirinya? Dia akan tidur dimana nanti?

Laras tersenyum saat melihat gadis cantik dengan rambut yang di cepol dua dan baju yang sangat kampungan.

"Nara, akhirnya aku menemukanmu!" Laras langsung memeluk Nara, membuat Nara merasa sangat tenang.

"Laras, akhirnya kamu datang." Kata Nara disela-sela pelukannya.

"Dasar kamu ini, pastilah aku datang. Sekarang ayo, kita pulang ke rumahku!" Ajak Laras dengan antusias.

Mereka berdua menuju ke mobil dan Laras langsung melajukan mobilnya menuju ke rumahnya.

"Bagaimana?" Tanya Laras.

"Bagaimana apanya?" Nara tanya balik.

"Perjalanan kamu ke kota, apa ada masalah?" Jelas Laras dan itu membuat Nara tersenyum kecil.

"Lancar Ras, di kota indah sekali ya Ras banyak sekali lampu-lampu di pinggir jalan," Nara melihat jalanan yang begitu indah.

Coba kalau di kampung Nara, pasti begitu gelap apalagi di kampung masih sangat jarang adanya lampu.

"Iya, nanti aku ajak kamu jalan-jalan biar kamu tahu." Kata Laras, dia menghentikan mobilnya tepat di depan rumahnya.

Nara begitu kagum melihat rumah Laras, sungguh besar sekali dan ada beberapa mobil di depan rumahnya.

"Rumah kamu bagus sekali Ras," puji Nara dengan penuh kekaguman.

Laras dan Nara kenal dulu waktu jaman mereka sekolah SMA, dulu Laras tinggal di desa yang sama dengan Nara. Tapi karena papanya Laras mendapat proyek besar di kota akhirnya Laras terpaksa harus pindah sekolah, tapi mereka berdua tidak pernah lepas kontek, mereka sering kirim-kiriman surat untuk mengetahui kabar satu sama lain.

"Iya Ra, tapi aku hanya tinggal sendirian saja." Kata Laras, terlihat pelupuk matanya menahan air matanya agar tidak sampai keluar.

Nara menyadari itu, dia melihat sahabatnya ini dengan tatapan begitu tulus.

"Kamu kenapa Ras?" Tanya Nara, terlihat kawatir di benak matanya.

"Kedua orang tua aku sudah meninggal dan aku sekarang hanya hidup sebatang karah," akhirnya Laras meneteskan air matanya, karena tidak kuat menahan kesedihannya.

Nara langsung membawa Laras masuk ke dalam pelukannya, saat ini dia hanya bisa menenangkan Laras dalam pelukannya.

"Ras, jangan sedih! Maaf aku tidak tahu," kata Nara dia terus memeluk Laras.

Laras melepaskan dirinya dari pelukan Nara, lalu mereka berdua masuk ke dalam rumah Laras. Kini mereka duduk di sofa, Laras juga menceritakan kepada Nara kalau orang tuanya meninggal karena sakit keras.

"Kita dari tadi terus mengobrol, bagaimana kalau kita makan dulu?" Laras beranjak dari tempat duduknya, lalu dia menuju ke dapur.

Nara mengikuti langkah kaki Laras, kini di dapur Nara yang memasak dan Laras hanya duduk menunggu masakan siap.

Setelah makannya siap, Nara dan Laras sama-sama menikmati makanan malam bersama.

"Biasanya aku hanya makan sendirian Ra, tapi sekarang ada kamu aku jadi ada teman makan," kata Laras terlihat matanya berbinar senang.

"Mulai sekarang, kita bisa bareng terus Ras." Jawab Nara dan di anggukin oleh Laras dengan begitu senang.

Setelah selesai makan, Laras membawa Nara ke kamar untuk Nara tidur.

Kini Nara terdiam, Laras juga ikut terdiam duduk di samping Nara.

"Kenapa?" Laras membuka obrolan.

"Kamar ini sangat luas, aku tidak tahu harus bilang apalagi padamu Ras. Terimakasih ya Ras," Nara memeluk Laras, hanya ucapan terimakasih yang bisa Nara ucapankan untuk saat ini.

Laras hanya tersenyum, dalam hatinya dia begitu senang karena bisa bertemu dengan sahabat lamanya ini.

"Sudahlah, kamu mandi dulu terus istirahat! Kamu pasti sangat lelah hari ini," kata Laras melepaskan dirinya dari pelukan Nara.

Nara menganggukan kepalanya, lalu dia bergegas pergi ke kamar mandi. Laras keluar dari kamar Nara.

Setelah selesai mandi, Nara duduk di tepi ranjang.

"Besok, aku harus mencari pekerjaan!" Nara menghembuskan nafasnya dengan pelan.

BERSAMBUNG 🙏

Terimakasih para pembaca setia 😊

Terpopuler

Comments

Fadillah Ahmad

Fadillah Ahmad

Apa? memantau ke kota? memantau apa merantau?

2023-02-18

1

Mat Grobak

Mat Grobak

👍👍👍

2022-11-04

0

Leni Maysaroh

Leni Maysaroh

akhirnya datang juga ..... salam kenal Thor ..... semangat terus ya

2022-10-30

0

lihat semua
Episodes
1 Kinara Intan Permata
2 Laki-laki berjas
3 Laki-laki sombong
4 Tidakkkkk
5 Perasaan Alvian
6 Rasa penasaran Nara
7 Belum tentu jodoh
8 Daniel dan Nara
9 Berangkat bareng Daniel
10 Panggil aku Davin!
11 Dasar anak manja
12 Laras sahabat terbaikku
13 Kencan buta Davin
14 Ngabisin uang Davin
15 Ke cantikan Nara
16 Menjadi kambing hitam
17 Alvian dan Laras
18 Di antar Daniel
19 Entah siapa?
20 Salah paham
21 Seperti orang ketiga
22 Sultan itu bebas
23 Cinta sendirian
24 Rasa kecewa Alvian
25 Alvian terbaring lemah
26 Di rumah sakit
27 Lagu lama Davin
28 Gara-gara satu gadis
29 Sikap aneh Davin
30 Sikap cuek Alvian
31 Cinta tak terbalas
32 Kita sama-sama b*d*h
33 Terimakasih sahabatku
34 Laki-laki c*b*l
35 Davin laki-laki gila
36 Gadis biang masalah
37 Ketegasan Al & Daniel
38 Gadis otak udang
39 Apartemen Davin
40 Rasa kesal Laras
41 Perhatian tapi gengsi
42 Menjadi pacar pura-pura
43 Nara setuju
44 Manusia menyebalkan
45 Tuan Davinnnn
46 Mall orang kaya
47 Terimakasih Davin
48 Kesambet cinta Nara
49 Lima kalimat
50 Kencan buta Davin
51 Lalat gatal
52 Berhenti jadi pacar pura-pura
53 Davin mulai gila
54 Mencari Nara
55 Pulang bersamaku
56 Pulang bersama
57 Davin tidak waras
58 Suara siapa itu?
59 Datang ke rumah Davin
60 Tidak sepadan
61 Sandiwara cinta
62 Mama sungguh keterlaluan
63 Gendengan sama angin
64 Perdebatan antara sahabat
65 Davin vs Alvian
66 Davin selalu berdebat
67 Menjadi pelayan cafe
68 Hanya pelayan cafe
69 Setia menunggumu
70 Berenang sama kecebong
71 Gadis kampung
72 Gandengan sama Daniel
73 Kesadaran tingkat dewa
74 Daniel kurang gesit
75 Gandengan seperti truk
76 Cincin untuk Nara
77 Ngomongin move on
78 Tidur sama siapa?
79 Laras diabaikan
80 Laras tamu tak diundang
81 Gadis lain untuk Al
82 Alvian dan Rena
83 Ibu Nara sakit
84 Apa Al ngebet kawin?
85 Menikah dengan Rena
86 Sindiran keras buat Davin
87 Laras tidak terima
88 Tidak sudih punya mantu miskin
89 Tidak mau ada Monica kedua
90 Cerita sedih Davin
91 Debaran hati Davin
92 Daniel kaget
93 Meminta kesempatan kedua
94 Tidak ada kesempatan kedua
95 Ada yang sedih & ada yang bahagia
96 Aku bukan Nara!!!
97 Daniel dan Manda
98 Aku akan bertanggung jawab
99 Pernikahan Rena & Alvian
100 Alvian & Rena bulan madu
101 Pernikahan Davin & Nara
102 Davin dan Nara
103 Rasa kesepian Marlin
104 Dasar Pada Bucin
105 Pernikahan Daniel & Manda
106 Beberapa Bulan Telah Berlalu
107 TAMAT
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Kinara Intan Permata
2
Laki-laki berjas
3
Laki-laki sombong
4
Tidakkkkk
5
Perasaan Alvian
6
Rasa penasaran Nara
7
Belum tentu jodoh
8
Daniel dan Nara
9
Berangkat bareng Daniel
10
Panggil aku Davin!
11
Dasar anak manja
12
Laras sahabat terbaikku
13
Kencan buta Davin
14
Ngabisin uang Davin
15
Ke cantikan Nara
16
Menjadi kambing hitam
17
Alvian dan Laras
18
Di antar Daniel
19
Entah siapa?
20
Salah paham
21
Seperti orang ketiga
22
Sultan itu bebas
23
Cinta sendirian
24
Rasa kecewa Alvian
25
Alvian terbaring lemah
26
Di rumah sakit
27
Lagu lama Davin
28
Gara-gara satu gadis
29
Sikap aneh Davin
30
Sikap cuek Alvian
31
Cinta tak terbalas
32
Kita sama-sama b*d*h
33
Terimakasih sahabatku
34
Laki-laki c*b*l
35
Davin laki-laki gila
36
Gadis biang masalah
37
Ketegasan Al & Daniel
38
Gadis otak udang
39
Apartemen Davin
40
Rasa kesal Laras
41
Perhatian tapi gengsi
42
Menjadi pacar pura-pura
43
Nara setuju
44
Manusia menyebalkan
45
Tuan Davinnnn
46
Mall orang kaya
47
Terimakasih Davin
48
Kesambet cinta Nara
49
Lima kalimat
50
Kencan buta Davin
51
Lalat gatal
52
Berhenti jadi pacar pura-pura
53
Davin mulai gila
54
Mencari Nara
55
Pulang bersamaku
56
Pulang bersama
57
Davin tidak waras
58
Suara siapa itu?
59
Datang ke rumah Davin
60
Tidak sepadan
61
Sandiwara cinta
62
Mama sungguh keterlaluan
63
Gendengan sama angin
64
Perdebatan antara sahabat
65
Davin vs Alvian
66
Davin selalu berdebat
67
Menjadi pelayan cafe
68
Hanya pelayan cafe
69
Setia menunggumu
70
Berenang sama kecebong
71
Gadis kampung
72
Gandengan sama Daniel
73
Kesadaran tingkat dewa
74
Daniel kurang gesit
75
Gandengan seperti truk
76
Cincin untuk Nara
77
Ngomongin move on
78
Tidur sama siapa?
79
Laras diabaikan
80
Laras tamu tak diundang
81
Gadis lain untuk Al
82
Alvian dan Rena
83
Ibu Nara sakit
84
Apa Al ngebet kawin?
85
Menikah dengan Rena
86
Sindiran keras buat Davin
87
Laras tidak terima
88
Tidak sudih punya mantu miskin
89
Tidak mau ada Monica kedua
90
Cerita sedih Davin
91
Debaran hati Davin
92
Daniel kaget
93
Meminta kesempatan kedua
94
Tidak ada kesempatan kedua
95
Ada yang sedih & ada yang bahagia
96
Aku bukan Nara!!!
97
Daniel dan Manda
98
Aku akan bertanggung jawab
99
Pernikahan Rena & Alvian
100
Alvian & Rena bulan madu
101
Pernikahan Davin & Nara
102
Davin dan Nara
103
Rasa kesepian Marlin
104
Dasar Pada Bucin
105
Pernikahan Daniel & Manda
106
Beberapa Bulan Telah Berlalu
107
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!