Merah dan Putih>

Di dalam kamar

Hera sedang membaca beberapa buku mantra, tulisan demi tulisan ia baca dengan sangat teliti sambil meminum segelas susu yang di bawakan oleh pelayan.

"Tertulis di sini, kau hanya perlu fokus pada benda yang akan kau gunakan lalu..."

Ia sepertinya memahami isi buku tersebut. Hera beranjak dari kasur kemudian, ia mengotak-atik isi kotak kayu yang ada di sebelah tempat tidur. Hera mengambil sebuah barang yang menurut nya sangat pas untuk di jadikan bahan percobaan, ia meletakkan barang itu di lantai kemudian ia mundur beberapa langkah, kemudian ia mulai membacakan mantra.

"Azaret Aurum !"

Balok mainan yang ia letakkan tadi di kerumuni oleh partikel cahaya berwarna hijau, balok tersebut perlahan terangkat ke atas tetapi itu tidak bertahan lama. Cahaya yang mengerumuni balok itu menghilang dengan sekejap. Balok mainan tersebut terjatuh ke lantai. Ia merasa tak melakukan kesalahan apapun saat membaca mantra, ia mengulanginya lagi dan lagi hingga energi nya mulai terkuras habis.

"huh!... balok nya hanya terbang ke sesaat!, aku harus lebih giat lagi belajar!"

Hera mencoba melakukan tehnik sihir lagi, kali ini dengan medium yang lebih berat. Yaitu, kursi yang ada di meja belajarnya. Ia mulai membacakan mantra dengan yakin dan lantang. Partikel-partikel cahaya mulai menyelimuti kursi tersebut dan alhasil kursi tersebut tidak hanya terbang. Tetapi, ia juga bisa menggerakkan kursi itu ke arah manapun yang ia inginkan.

"Berhasil !"

Ia meloncat-loncat dengan kegirangan,

"Yeay!, Yeay!, Yeay!"

Tetapi Hera tidak sepenuhnya memahami isi buku mantra yang di baca nya. pada bagian lembaran buku mantra tersebut, terdapat sebuah peringatan yang di cantumkan.

...la bisa bergerak tak terkendali jika emosi sang pengguna tidak setabil !...

Kursi itu bergerak ke sembarang arah, kesana kemari bagaikan layangan terbang tanpa menggunakan tali. Kursi tersebut sesekali jatuh ke lantai dan bergetar tanpa sebab yang jelas.

Hera mencoba mengendalikan kursi itu dengan mana nya. tetapi sudah terlambat, kursi itu melayang dan melesat dengan cepat ke arah nya.

"!!!!"

...****************...

...Tartara...

...istana tenggara...

"Bagaimana dengan hari ini tuan ?, apakah anda berhasil bertemu lagi dengan sosok wanita yang Anda bicarakan ?" *tanya seorang pelayan pria bercadar sambil menuang sebotol wine

"Tidak baik !, seakan-akan wanita itu sudah di telan bumi. aku tidak bisak menemukannya Diamana pun !" *Kata Reginal sambil meminum segelas wine

"Benarkah yang ku dengar ini yang mulia, seseorang seperti anda kesulitan menemukan satu wanita saja?" *kata pelayan tersebut sambil bercanda

"Tentu saja !, tetapi karena itu aku jadi makin bergairah" *Reginal lalu terkekeh

"Bukannya tuan bilang wanita itu sudah memiliki ikatan kontrak roh dengan seorang Exorcist ?"

°Kontrak roh: biasanya di lakukan oleh dua belah pihak untuk suatu tujuan atau ingin mendapatkan sesuatu berupa kekuasaan, keabadian, kekuatan dan lain-lain. Di tandai dengan kemunculan tanda atau simbol khusus di bagian tubuh saat kedua belah pihak menyetujui kesepakatan dari kontrak.

"ya!, memang benar. Tetapi itu tidak akan menghalangiku untuk mendapatkannya" *senyum reginal

"terserah anda saja tuan..."

Setelah menuangkan wine, Pelayan itu pergi sambil membawa nampan berisikan gelas kotor di tangan nya. Regi beranjak dari sofa rambut putih panjang nya bergerak lalu menjuntai kebawah.

"..."

Angin malam menerpa dengan lembut, semua tirai melambai-lambai karena tiupan angin yang kencang. Helaian rambutnya melambai pelan, warnanya amat terang bagaikan cahaya bulan. sang pemilik helaian itu sedang melihat bintang di langit dengan tatapan sayu. Iris merah nya berkilau bagaikan berlian merah.

"..." *Reginal tersenyum dan buliran bening mulai menetes

Ia merasa aneh dengan dirinya sendiri, pikirannya baik-baik saja tetapi ia malah menangis.

"huh?... kenapa ini terjadi lagi?!"

Ia buru-buru menyeka air matanya sebelum, seseorang melihat nya menangis. Tetapi percuma, air mata nya tidak mau berhenti, tetesannya semakin deras hingga berubah menjadi buliran merah.

"..."

...****************...

"!!!!"

*Kursi itu melesat cepat ke arah nya

"(Aku tidak akan bisa menghindar tepat waktu!. apa yang harus ku lakukan?!)"

Hera hanya bisa pasrah, ia memejamkan mata, mempersiapkan diri untuk menerima hantaman keras dari kursi tersebut.

"(Oke!, aku siap!. Rasa sakit nya tidak akan seberapa, mungkin kepala ku hanya akan terluka sedikit!)"

Kursi tersebut semakin mendekat ke arah nya, Hera sudah mempersiapkan mental nya dengan baik. Hingga akhirnya,

"dug" *Hera membuka matanya

Sesosok berjubah tiba-tiba muncul di hadapannya. Sosok itu menangkap kursi itu sebelum mengenai kepala Hera, Sosok itu lalu menoleh ke arah nya.

"..." *sosok itu diam menatapnya

Hera menyadari bahwa sosok tersebut adalah sosok hitam yang pernah ia lihat sebelum nya. Siapa yang menyangka bahwa ia bisa melihat sosok tersebut dari jarak yang sangat dekat.

"Kau..."

Suara langkah kaki terdengar jelas dari luar. Sosok tersebut melemparkan kursi yang ia pegang lalu, buru-buru memanjat keluar dari jendela.

*Krieeet!

Pintu terbuka, memperlihatkan sosok Eadline yang sedang mengintip dari balik pintu.

"Hera!"

"..."

"Apa yang sedang kau lakukan ?!" *Eadline bertanya

"Ah!...em... aku berusaha mengambil boneka beruang itu !" *Hera menunjuk ke atas lemari

"Ohhh!, biar ku ambil kan!" *Eadline menggerakkan tangan

Boneka tersebut turun dengan sendirinya dari atas lemari. Eadline menggenggam boneka itu lalu memberikannya kepada Hera.

"Ini!, sekarang turunlah ke bawah untuk makan malam!" *pinta Eadline

"em!, baiklah!" *jawab Hera dengan nada riang

Eadline beranjak pergi, di ikuti oleh Hera yang ikut berjalan di belakang nya. Saat ingin menutup pintu, sosok berjubah tersebut mengintip keadaan dari balik jendela. Hera melambaikan tangan kemudian, sosok itu menghilang dari hadapannya.

"(lain kali, jika dia muncul lagi aku. akan mengucapkan terimakasih kepadanya)"

"..."

*Sosok tersebut melihat kembali ke adaan di dalam

"Huhh... hampir saja Eadl melihatku!" kata Christof

...Tengah Malam...

Varmello melompat ke atas atap lalu perlahan-lahan membuka pintu jendela kamar nya. ia melepaskan jubah nya, kemudian ia berjalan keluar dari kamar.

"(Semua orang sepertinya sudah tidur)"

Ia pergi menuju kamar mandi dan kemudian,

"Varmello" *Panggil Hera dengan suara rendah

Varmello terkejut dan langsung menoleh ke bawah, tampak Hera sedang berdiri di dekat nya sambil memeluk sehelai handuk.

"Nona Kecil ?, apa yang anda lakukan malam-malam di sini!" *Kemudian Varmello berjongkok

"madam bilang, jika kau sudah kembali. aku harus memberikan handuk ini kepada mu" Jawab Hera

"..." *Varmello tersenyum kecil

Varmello mengambil handuk tersebut lalu Hera berlari cepat menuju kamar nya.

"Selamat malam Varmello!" *Hera melambaikan tangan

"Selamat malam nona kecil !" *Varmello melambaikan tangannya dengan ragu-ragu

Hera masuk dan menutup pintu kamar nya, Varmello segera masuk ke dalam kamar mandi dan menyalakan shower.

Ia membuka satu-persatu semua pakaian yang ia kenakan, mulai dari dasi, rompi, kemeja dan lain-lain.

Tubuh nya kekar dan ramping, kulit putih nya mengeluarkan sebuah aura khusus tersendiri. Dia berjalan menuju shower yang menyala, kemudian seluruh tubuh nya mulai basah oleh air.

Varmello begitu menikmati waktu mandi nya, air mengalir deras menuju lubang pembuangan bersamaan dengan busa sabun yang terbawa oleh arus air. Perlahan-lahan, air sabun itu terus mengalir dengan tenang, mengalir terus tanpa henti sampai warna nya berubah menjadi Semerah darah.

"..." *Varmello tersenyum sambil menikmati setiap tetesan air

...Varmello...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!