Siang nya, setelah mereka sampai di rumah. Hera sangat penasaran dengan keadaan anak yang tadi ia temui di sebuah gang.
"(apa Leslie baik-baik saja ya?)" Tanya Hera
Hera berbaring di atas kasur, kemudian menutup mata nya sejenak sambil memikirkan banyak hal di kepala nya.
Waktu berlalu dan berlalu hingga tak terasa langit menunjukkan cuaca hampir sore saat itu
"Sebentar lagi natal, apa yang harus aku berikan kepada Madam dan lainnya. Al dan Roxa, aku memberi mereka hadiah juga. Tapi apa yang mereka sukai?"
Tok-Tok-Tok
"...masuk lah"
Sebastian masuk ke dalam kamar Hera, sambil membawakan beberapa roti isi dan Segelas susu di tangan nya.
"Silahkan di makan My lady!"
Sebastian Menaruh nampan berisi makanan itu di meja nakas kemudian buru-buru pamit pergi karena masih ada pekerjaan rumah yang harus ia urus.
"Ya, baiklah" Jawab Hera dengan suara malas
"...lady, anda baik-baik saja?" tanya Sebastian dengan nada khawatir
Sebastian duduk di pojok ranjang tepat di sebelah Hera yang tengah tidur terlentang sambil menatap langit-langit.
"ya aku baik-baik saja Sebastian" jawab hera
"Hm...tetapi raut wajah lady tidak membuat saya yakin bahwa lady baik-baik saja. Ada apa lady, apa kah ada sesuatu hal yang mengganggu anda?"
"em... sebenarnya aku sedang memikirkan hadiah apa yang harus ku berikan kepada Madam"
"Hm?, hadiah?. Oh ya, aku lupa kalau sebentar lagi natal. Jadi, hadiah apa yang akan Lady berikan kepada madam?"
"itu dia Sebastian..." Hera berguling mendekat ke arah Sebastian
"aku bingung harus memberikan apa. madam sudah memberikan ku banyak sekali hadiah. sekarang giliran ku untuk memberi hadiah kepada madam" Hera menggelembungkan kedua belah pipi nya
"Madam tidak perlu hadiah yang mewah lady, Madam akan sangat menyukai apa pun yang akan lady berikan. asalkan hadiah itu di berikan dengan hati yang benar-benar tulus dari lady sendiri" Lalu Sebastian tersenyum
"Baiklah-baiklah....Sebastian!"
"Ya lady?"
"Apa kau bisa membawa ku pergi bermain setiap sore mulai sekarang?"
"tentu saja my lady, Madam tidak berniat menjadikan lady sebagai hewan peliharaan yang di kurung di dalam rumah"
"Kalau begitu ayo bawa aku jalan-jalan"
"Tentu, tetapi Lady harus habiskan makanan nya dulu"
"Baiklah"
"Selagi menunggu lady selesai makan, Sebastian menunggu di bawah sambil memeriksa pekerjaan para pelayan yang lain"
Sebastian beranjak pergi dari kamar meninggalkan Hera yang tengah melahap makan siang nya sendirian di kamar itu
...Di ruang makan...
Srek-srek-srek
terlihat Claudet sedang mengelap beberapa peralatan di makan di meja makan. ia begitu menikmati pekerjaan hingga ia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikan nya.
"(hmm...aku sudah lama tidak melakukannya, aku ingin sekali menerkam tubuh indah itu)"
Cornellion mengintip dari balik dapur, sedangkan Christoffer sedang menatapnya sinis dari balik tubuh nya.
"jangan berfikir macam-macam!, aku tau kau tidak akan berani melakukannya di tempat yang terbuka!" Tegur Christof
"...(tatap Cornellion datar dengan tatapan penuh Kecaman)"
"Kau kira aku tidak berani melakukannya?"
"Ya!, aku yakin!. dan kalau kau ingin melakukannya aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi!"
"Hm, benarkah?" tanya cornellion sambil meremehkannya
"cih..." decak kesal Christoffer
"Kalau begitu aku akan melakukannya tepat di hadapan mu"
Cornellion berjalan ke arah Cloudet yang sedang menata alat-alat makan di atas meja. Caludet terkejut ketika ia melihat kakak tiri nya itu tiba-tiba berjalan mendekatinya.
"(Apa yang akan di lakukan orang gila ini?!)"
Ia berusaha menjauh menghindari nya. Tetapi sudah terlambat, Cornellion lebih dulu mencengkram tangan nya sebelum ia berhasil melarikan diri. Dengan cepat Cornellion menarik lengannya mendekat dan hal yang telah di duga Claudet pun benar-benar terjadi.
Cup!
Ctar!!! bagai pohon yang di sambar petir. Pemandangan yang ada di hadapan nya ini membuat Christoffer marah sekaligus sedih saat melihatnya. ia mengepalkan tangan nya erat, berusaha untuk menahan amarah yang bergejolak di hati nya. tanpa ia sadari, satu persatu cairan merah pekat mulai menetes ke bawah membasahi lantai marmer putih yang baru saja ia bersihkan pagi itu.
"(!)" Christof terkejut Melihat penampakan yang ada di depan mata nya
Cornellion mencium bibir Cloudet tepat di hadapan Christof. Cloudet sangat terkejut sanking terkejutnya, ia hanya bisa diam terpaku membiarkan Cornellion mencumbui bibir Cloudet dengan sangat ganas. Cornellion menarik dan merangkul pinggang ramping cloudet dengan sangat erat sambil meneruskan aktivitas intim mereka.
"..." (cornellion menatap mata Cloudet dengan sangat intens)
Cloudet melirik ke arah Christof, dengan perasaan yang seakan di sambar petir berkali-kali. Kekecewaan besar yang ia rasakan tepat 10 tahun lalu kembali muncul dalam ingatannya. Persis seperti hari itu, Christof lagi-lagi hanya diam tak bersuara ketika melihat dirinya di lecehkan oleh kakak tiri nya sendiri. Cloudet langsung menangis ia berusaha melawan tetapi tidak bisa. Semakin ia berusaha semakin erat dan semakin ganas hal bejat yang di lakukan oleh Cornellion.
Claudet pasrah, ia mulai memanjatkan doa dan hal yang tak di duga-duga pun terjadi.
"(Hiks...tuhan, tolong kirim siapapun untuk menghentikan bajingan ini)"
Dan benar saja, Hera yang sudah tidak sabar lagi untuk pergi berjalan-jalan bersama Sebastian. ia tiba-tiba turun dari anak tangga dengan tergesa-gesa melangkah dengan cepat sambil tersenyum riang. Ia memanggil-manggil nama Sebastian.
Hal itu membuat perhatian Cornellion teralihkan.
"Sebastian!"
"(!)" Cornellion langsung menyudahi ciuman nya ketika menyadari ada orang lain yang hadir di dekat Mereka
"..."
Cloudet langsung mendorong cornellion menjauh. Ia berbalik dan kemudian berlari dengan cepat meninggalkan ruang perjamuan sambil menangis.
"Hiks..." Cloudet berlari sambil menutupi wajahnya
"(Ah sial!, Padahal aku belum puas)" Cornellion menyeringai sambil menjilat bibir nya penuh nafsu
"Loh?, Nona Cloudet mau kemana?. Dan dimana Sebastian?" Tanya Hera Polos kepada Christof
"um...nona cloudet sedang merasa tidak enak badan, jadi dia pergi untuk mengambil obat. Benarkan Cornellion?" Tanya Christof sambil menatap Cornellion
Cornellion terdiam kemudian ia menyeringai pernuh arti membuat siapapun melihat itu akan merasakan kejanggalan pada dirinya.
"Iya nona kecil!, Yang di katakan nya benar" ucap cornel sambil tersenyum ramah
"Hmmm..." Hera mengangguk paham
"Tunggu sebentar!, Tuan ini siapa?. sepertinya Hera belum pernah melihat tuan berambut putih ini disini"
"emm...itu..."
"Nona?" Tiba-tiba Sebastian muncul dari salah satu ruangan
"?, Sebastian!" Hera melambaikan tangan ke arah Sebastian
"a..." (Sebastian Menatap Cornellion dan juga Christof)
Sebastian merasakan sesuatu di antara Mereka berdua. Sebastian tidak tahu apa yang terjadi, tetapi ia yakin bahwa mereka berdua baru saja bertengkar di ruangan itu.
"(Lagi-lagi)"
......Sementara itu......
"Hiks..."
Cloudet berlari masuk ke arah kamar sambil membanting pintu dengan sangat keras.
BLAM!
"Kurangajar... berani-beraninya dia...hiks"
Claudet melompat ke atas kasur dan menangis sejadi-jadi nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments