Siang hari, semua orang sudah pergi dari gedung sekolah, Kecuali Al. Ia sedang di hukum membersihkan seluruh bagian ruang olahraga hari ini, dia membersihkan kotoran demi kotoran yang ada di lantai. Ia menggerutu kesal, kenapa sensei Zal memberikan nya hukuman seberat ini. Padahal ia tidak sengaja melakukannya. Belum lagi ruangan tersebut sangat luas, tidak mungkin ia akan menyelesaikan nya sebelum malam tiba
"Sialan, padahal aku sudah minta maaf. Kenapa sensei memberikan hukuman seberat ini padaku. Pekerjaan ini tidak akan mungkin beres sebelum malam, sepertinya aku akan menginap sekolah malam ini"
"Krukkk...krukkk...krukk"
Perut nya tiba-tiba bergemuruh, ia sangat lapar. Apa lagi ia belum makan dari tadi pagi. Dia ingin sekali kabur dan pulang kerumah, memakan masakan yang sudah di sediakan oleh ibunya lalu kembali lagi kemari. Tetapi jika dia pulang, sensei zal akan menambah masa hukuman nya. Ia frustrasi dan mengurungkan niatnya untuk kabur.
Sepasang kaki masuk keruang olahraga, orang itu membawa banyak sekali roti sandwich di tangannya. Sosok tersebut mendekat ke arah Al, Al yang merasakan kehadiran seseorang. Ia menoleh dan melompat terkejut saat melihat sosok wanita yang di kenalinya, sekarang berada di hadapan nya.
"huaaa..." Al melompat karena kaget
Al refleks menjauh, wajah nya memerah seperti tomat matang. ia berusaha menutupinya tetapi percuma, wajah merah tetap kelihatan sangat jelas.
"K..k..kau!"
Terpapar raut wajah sedih seakan-akan ia merasa sangat bersalah, Hera datang menemui Al untuk meminta maaf karena sudah menyusahkannya. itulah kenapa ia membawa banyak sekali roti sandwich di tangan nya, ia tahu Al pasti lelah dan kelaparan karena dia tidak di izinkan ke kantin. Al yang memiliki gengsi tinggi, berlagak seolah-olah dirinya tidak mempermasalahkan hal tersebut. walaupun, dirinya memang benar-benar keberatan dengan hukuman yang di terima.
"Mau apa kau kesini?. Kau tidak lihat, aku sedang sibuk menyapu ruangan ?. Kau pergilah sana!"
"Ah...itu... Aku ingin minta maaf soal kejadian tadi. Aku tidak sengaja menghantam kepalamu, aku pikir tidak ada orang di dekatku. Sekali lagi aku minta maaf" Hera Menunduk sebagai tanda permintaan maaf
"Ya sudahlah!, sekarang kau pergilah!. Aku harus membersihkan gudang. Sampai nanti!"
Al pergi menjauh menuju gudang, sebernarnya ia sedang berpura-pura marah kepada Hera. Al berakting, akting Al sepertinya benar-benar berhasil menipu Hera. Hera berlari mengejarnya sambil membawa roti isi di tangan nya,
"(kikikik... kena kau!)" tawa Al dalam hati
"Tunggu!"
Dia menoleh, dan mendapati hera hampir menangis di hadapannya.
"eh!?..."
"Aku benar-benar minta maaf" Hera Menangis
"....(kurangajar!)" wajah Al memerah
Wajah Al memerah, hatinya melunak. ia tak tahan melihat wanita menangis apa lagi orang itu adalah hera. Baru kali ini, ada wanita yang dapat meluluhkan Al yang terkenal keras kepala. Dia buru-buru menenangkannya agar, tidak ada seseorang ataupun Sensei Zal yang mendengarnya. Karena bisa saja sensei zal menambah masa hukuman nya,
"Iya-iya baiklah, aku memaafkan mu. sekarang berhentilah menangis sebelum sensei Zal mendengar mu"
"..."
Hera menghentikan tangisan nya, ia menyeka-nyeka buliran bening yang tersisa di wajah nya. Kemudian ia menawarkan satu roti sandwich kepada al,
"ini..."
Al melirik roti sanwich tersebut. ternyata roti sandwich itu adalah roti sanwich kesukaannya. Terdapat daging ham goreng, telur dadar dan mie bumbu pedas didalam nya. Nafsu makan Al bertambah saat ia melihat roti sandwich tersebut, ia ingin sekali mengambil dan memakannya. tetapi dia punya perinsip untuk tidak menerima makanan sebelum berbasa-basi.
"...(itu kesukaan ku)" Al meneteskan air liur
"makanlah, aku tau kau belum makan"
"Terimakasih!, jadi merepotkan!" Al menoleh kanan kiri
Tanpa basa-basi lagi, Al langsung menyambar roti sandwich tersebut.
"Am nyam-nyam"
Al duduk di tengah-tengah ruangan olahraga bersama Hera, Al menyantap roti sandwich tersebut dengan sangat lahap sampai mulut nya menggelembung karena terlalu banyak memasukkan makanan.
"... (Hera tersenyum sambil menatap Al)"
"emmmm... terimakasih!, ini makanan kesukaan ku" kata Al sambil mengunyah
"..." Hera tersenyum mendengarnya
"Oh ya!, siapa namamu?. aku tidak pernah melihat mu sebelumnya di sekolah ini, apa kau murid pindahan?" tanya Al sambil mengunyah
"Namaku?"
"Iya, nama mu!" tanya Al sambil mengunyah
"Ohh, Namaku hera. Aku baru bersekolah disini"
"ohh" mengunyah lalu melahap beberapa sandwich
"Lalu nama mu siapa?"
"heh?!, kau tidak tahu siapa namaku?"
"hehehe, tidak. aku tidak tahu siapa namamu, aku tidak punya satupun teman disini. Jadi, aku sangat malu untuk berkenalan"
"hehhhh!, Kalau begitu, Namaku Almatara. Kau bisa panggil aku Al, senang bertemu dengan mu."
"oh!, kau adalah anak yang di perkenalkan di depan kelas?, apa kau putranya sensei Zal?
"tidak-tidak!, aku bukan anak si pak tua itu!. dia adalah pamanku!" Al mengerutkan wajah nya tanda kesal
"hahaha"
Pipi nya merah merona, tak berapa lama kemudian Al tersedak. Hera cepat-cepat mengeluarkan sebotol susu dari tas nya, lalu memberikannya kepada Al
"ini minumlah!"
Al meminum nya dengan cepat, teguk demi tegukan masuk ketenggorokannya. setelah lega, ia melanjutkan kembali makan siang nya.
"am nyam-nyam"
"..." Hera tersenyum sambil berdiam diri
"kau tidak makan?"
"ah!... tidak, tidak, tidak. kau saja, lagi pula aku tidak lapar"
"kau yakin?" Al memainkan alis nya sambil tersenyum menggoda
Kemudian terdengar suara Keras.
"krukkk!!" pipi Hera memerah
"hahaha!!"
"..."
"Kalau begitu makanlah!"
Hera mengambil sebungkus roti lalu memakannya, mereka berdua jadi sahabat setelah hari itu.
Sedangkan di luar jendela, Sensei Zal sedang mengintip gerak-gerik mereka sembari menyeka air matanya.
"Kau sudah dewasa Al" Semi Zal terharu
Ke esokan harinya, Al berjalan sendirian menuju gedung sekolah. Seseorang yang mengenali rambut landak berwarna merah terang miliknya, langsung berlari dan menghampirinya.
"selamat pagi Al!"
"Ah!, pagi!" pipi merona
"Kau sendirian?"
"tidak, aku biasanya pergi bersama teman ku. tetapi hari ini, ia bangun lebih pagi untuk membantu guru dansa, jadi aku berangkat sekolah sendirian pagi ini" Al mengusap kepalanya
"Hehhhh!!, Kau tidak perlu khawatir sekarang Al"
"Maksudmu ?"
"Karena aku akan menjadi salah satu sahabat mu mulai sekarang" dengan nada riang
"..." wajah Hera memerah
"Ayo kita masuk!"
Hera menggenggam tangan Al, lalu menarik tangan nya menuju gedung sekolah
"..." Al terdiam sambil berjalan mengikuti Hera
"(Ya tuhan!)" hati Al berdebar-debar
Merekapun berpisah dikarenakan bidang studi mereka tidak sama, Hari ini Al ada kelas sastra sedangkan dirinya ada kelas menari.
Iapun pergi berlari keruang ganti bersama para Exorcistta yang lain. Pakaian hari ini sangat tidak bermutu baginya, pakaian tari yang di sediakan sangat terbuka.
pakaian tersebut terdiri dari bra berlengan transparan, lalu selendang dan celana putri jasmine. semuanya didominasi dengan warna hijau tosca yang sangat indah.
"Pakaian ini sangat terbuka, bagaimana para penari nyaman memakai ini?"
Kelaspun di mulai, mereka berada di posisi masing-masing sesuai dengan aturan dari guru menari.
"Baiklah, bersiap-siap musik akan di mainkan"
"Baik nyonya!"
...(----)...
Perhatian!
untuk mendapatkan pengalaman membaca yang lebih baik, harap para readers membaca sambil mendengarkan musik "Aladin 2019 dance with jasmine"
thank you :)
Mentor meberikan aba-aba kepada para instrumen yang berada di kelas dansa tersebut, sebuah alunan musik yang sangat indah bergema di ruangan itu.
Mentor langsung mengajarkan mereka gerakan tarian yang sangat indah, mereka semua mengikuti mentor dengan sangat baik.
"Ayo anak-anak, gerakan pinggul kalian!"
"..."
Mereka semua membentuk gerakan yang indah, ruagan itu seakan-akan di sinaru oleh baju dansa mereka.
Mentor mulai menari-nari sendiri, mengikuti alunan musik yang di mainkan. Saat asyik menari, matanya tertuju pada satu anak di tengah-tengah barisan
"(wah!, gerakan nya sangat meliuk-liuk dan indah. Ayo kita lihat apa dia bisa mengimbangi Xana)"
Hera sedang fokus menari di tengah barisan, ia menari sangat indah badan nya sangat lentur. Dirinya dengan mudah meniru gerakan yang mentor ajarkan,
"Baiklah!, ikuti gerakan ku selanjut nya nona-nona!"
"Baik nyonya!"
Mentor menunjukkan sebuah gerakan, gerakan tersebut mengunakan lengan bagian kanan yang di ayunkan ke bawah sambil membungkuk lalu berputar di imbangi dengan lompatan. Gerakan itu terlihat sangat mudah di mata Hera, tetapi tidak dengan siswa wanita yang lain.
"(Ternyata menari itu sangat mudah!, sepertinya aku akan menggemari tari mulai hari ini)"
"Bagus sekali anak-anak! Yang belum bisa melakukan gerakannya maju ke depan!, yang lainnya sambung gerakan yang ku ajarkan di belakang!"
"Baik!"
"(anak ini sepertinya akan menjadi seorang penari yang sangat hebat, anak manusia memang tidak bisa di remehkan)"
Sementara di barisan belakang, Hera sedang sibuk-sibuk nya menari bersama dengan kelompok yang lainnya. Ia melakukan gerakan dengan sangat baik, sampai pada saat gerakan memutar dan berganti posisi. matanya tertuju pada seorang gadis yang gerakan nya lebih indah dari pada siswi-siswi lain.
"(Wah anak ini sangat cantik dan gerakan nya juga sangat lemah gemulai)"
Dan tiba-tiba saja anak tersebut juga melihat ke arah nya,
"..." gadis tersenyum
"(Ya ampun!, apa dia melihatku?) berpaling
"..."
Mereka tetap fokus melakukan gerakan, sampai nyonya Hemine menyuruh mereka berhenti menari pada saat itu.
"Baiklah, kalian melakukannya dengan sangat baik!. Kelas telah berahir dan sampai jumpa di pertemuan selanjut nya"
"Sampai jumpa nyonya Hemine!!"
"See you!! ><"
...(----)...
Para siswi berjalan keluar dari ruangan sambil berbincang-bincang riang dan lagi-lagi hanya dirinya siswi yang selalu berdiam diri.
"(Aku ingin tau, Apa yang sedang di lakukan Al di kelas?)"
Sementara itu di kelas Sastra,
"(Huhuhu!!, Sejarah dari era mana ini?. Aku sama sekali tidak mengerti akur cerita nya!)"
"Al tolong jelaskan!"
"°□°" Al panik
"(Pasti dia sedang bersenang-senang disana)" pikir Hera
Dari belakang, ada seseorang menepuk pundak nya. Hera dengan spontan berbalik dan melihat seseorang dari balik tubuh nya.
"Halo!"
"(Ternyata gadis yang tadi, dia lebih cantik jika di lihat dari jarak yang lebih dekat)"
"Kau gadis yang menari di hadapan ku tadikan!?" tanya gadis itu dengan nada riang
"Eh!... i...i...iya heheh maaf tadi aku menatapmu dengan aneh. Gerakan mu sangat indah dari pada gadis-gadis yang lain, jadi aku tidak sanggup untuk berpaling"
"Wahh!, kau menyukai gerakan ku!?"
"ya tentu saja!"
"Kalau begitu!, Kau adalah sisiwi pertama yang memuji gerakan ku!" gadis itu tersenyum riang
"Apa!, benarkah?. Hanya aku?!"
"Ya!"
"Kenapa hanya aku?!, Apa siswi lain tidak memuji-muji dirimu. Gerakan mu sangat indah, tidak mungkin orang lain tidak kagum dengan mu!"
Anak itu memasang senyum, tetapi Hera bisa melihat kesedihan di wajah nya. dengan cepat anak itu menyembunyikan ekspresinya dan tersenyum riang kembali seakan-akan tidak ada yang terjadi.
"Ah sudahlah!, Oh ya..."
Anak itu melompat dan berdiri di hadapannya, suara gelang kaki yang ia pakai, bergemerincing sesuai dengan ekspresinya yang sekarang. Suara nya terdengar sangat riang dan merdu.
"Siapa namamu?!"
"Oh ya aku lupa memperkenalkan diriku, nama ku adalah Hera"
"..." gadis itu terdiam
"Ada yang salah?"
"eh tidak-tidak!,aku hanya melamun saja. heheh..."
"..."
"Namamu Hera ya?!, salam kenal!. Aku Roxana, panggil saja Roxa"
"Baiklah Roxa!"
sambil berjalan di koridor, Roxa menatap jam yang ada di dinding (08.30) .
"apa mata pelajaran mu selanjut nya Hera?!"
"eh!... emmm... oh ya!, Ilmu sihir (Wizard)"
"Wahhh!, artinya kita berada di kelas yang sama!"
"benarkah?!"
"iya!, kalau begitu ayo kita pergi!. tiga puluh menit lagi kelas akan di mulai!"
"..."
Mereka berdua berlari di koridor sambil tertawa dan berbincang-bincang. Saat mereka hampir mendekati kelas, mereka berhenti karena takut akan di beri sangsi oleh guru. Jadi, mereka berjalan kaki menuju pintu,
"Huh!, untung saja!"
"heheh"
Saat mereka berdua mencapai pintu, seorang anak laki-laki membawa beberapa buku menabrak Hera. Untunglah buku-buku itu tidak terjatuh,
"Eh, eh, maafkan aku. kau baik-baik saja!?"
"Ah! ya!, aku baik-baik saja!"
...(----)...
Perhatian!
Agar mendapat pengalaman membaca yang lebih baik lagi, Harap para readers membaca sambil mendengar musik "Elfen Lied-lilium music box"
Terimakasih :)
Saat mata mereka bertemu, anak itu diam terpaku. Dia tidak bergerak sama sekali dari tempat nya berdiri, ia hanya menatap dan menatap tanpa berkedip sedikitpun. Tak berapa lama kemudian, sebulir air bening mengalir jatuh di wajah nya.
"Hei, kenapa kau menangis?!, apa ada bagian tubuh mu yang sakit?!"
"... tidak ada!, maaf permisi!" Berjalan masuk ke kelas
"(ada apa dengan anak itu?)"
"Hera!, apa yang terjadi?!. kau baik-baik saja?!. apa dia melukai mu!"
"eh !?, tidak-tidak dia tidak sengaja menabrak ku"
"Syukurlah, ku kira dia menyihir mu atau semacam nya"
"Menyihir!?"
"Kau tahu?, dia adalah anak terpintar di sekolah ini!. tetapi tingkah nya agak aneh!, dia..."
"..."
Saat mereka asik bergosip, Roxa melihat guru berjalan dari kejauhan. mereka segera masuk dan duduk bersebelahan di bangku paling belakang nomor dua di kelas tersebut.
"Selamat pagi, Master!!"
"selamat pagi anak-anak!"
..."Liumin"...
...Elf...
...Exorcist pelatih Tingkat A...
Pelajaranpun di mulai, hari ini master Liu hanya menjelaskan materi-materi dasar dan menunjukkan beberapa tehnik ilmu sihir.
"Anak-anak..."
"Master!"
Tiba-tiba anak berambut kuning di barisan paling depan berdiri.
"Ya?!, ada apa snow!?. Apa ada yang ingin kau tanyakan?" tanya sang master
"Master!, aku ingin pindah tempat duduk!. Aku lelah kepanasan terus-menerus terkena sinar matahari disini. boleh aku duduk di bangku paling belakang?!"
"ou!, baiklah Snow!. Silahkan duduk di belakang. Zee kau duduklah di depan!"
Snow mengemasi barang-barang nya dan pergi duduk di bangku paling belakang.
"Lihatlah Hera!, inilah yang ku maksud!" Roxa berbisik
"..."
"hiii!, dia duduk tepat di belakang mu Hera!. berhati-hatilah!" Roxa berbisik
Hera menoleh ke belakang, ia menatap anak tersebut. Anak itu juga kembali menatap mata nya dengan sangat intens,
"..."
"..."
Kelaspun kembali di mulai dan akhirnya bel sekolahpun berbunyi.
"(...)" anak itu tersenyum dalam hati
...Asenor Willhenmus...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments