Sebastian dan Hera berjalan menuju kamar baru milik nya, mereka menyusuri lorong yang sangat luas dan panjang. Hera bosan karena lelah berjalan, ia berusaha menghilangkan rasa bosan nya. ia berjalan sambil melihat-lihat barang yang terpajang di sepanjang koridor. Lantai koridor dilapisi karpet merah mewah dan sebagian dindingnya dilapisi semacam logam berwarna emas sedangkan bagian yang lainnya dicat dengan warna putih terang. Banyak sekali Lukisan dan Foto yang sangat kuno di pajang di dinding bahkan bingkainya seperti terbuat dari emas asli.
"(Madam ternyata adalah orang yang sangat sukses, aku harap suatu hari aku bisa menjadi sepertinya!)"
Saat sibuk melihat-lihat lukisan dan foto di kanan dan kiri dinding. Ada satu foto yang sangat mencolok dan berhasil menarik perhatian Hera sepenuhnya, yaitu sebuah foto yang dimana dua orang wanita sedang merayakan kelulusan to juniors (berhasil memasuki jenjang pelatihan kedua). Mereka berdua terlihat cantik mengenakan seragam junior exorcista (siswi wanita Exorcist).
dari kedua wanita tersebut, Hera sepertiny mengenali salah seorang dari mereka. Yaitu seorang anak berambut pirang dengan gaya rambut kepang sedikit berantakan. Anak tersebut memakai lencana junior di kepalanya dan apa yang membuatnya semakin yakin bahwa ia mengenali anak tersebut adalah warna mata anak itu yang berbeda sebelah. Warna mata hijau di sebelah kiri dan warna mata biru di sebelah kanan. Tak salah lagi, wanita di foto itu adalah madam eadline.
"sebastian!"
Sebastian menoleh, ia melihat Hera sedang memperhatikan sebuah foto di dinding.
"Ah!, apakah Anda menyukai potret ini My Lady?"
"Ya tentu saja!, Madam eadline ternyata sudah mewarisi kecantikan yang luar biasa ketika dia masih sangat muda, benar begitu bukan?" Tanya Hera dengan penuh semangat
Sebastian tersenyum
"Nyonya Eadline dulunya adalah murid terbaik di akademi pengusiran setan, itu sebabnya dia sekarang bisa menjadi pemimpin suci para pengusir setan"
Hera sangat terkesan mendengarnya
"Sudah selesai my lady?" tanya sebastian
"Ah...ya, aku sudah selesai"
"Baik, sebelah sini my lady!" ajak sebastian
Sebastian membawa Hera ke sebuah kamar, ia segera membukakan pintu kamar itu untuknya. Saat sebastian membukanya, Hera melihat sebuah kamar tidur yang sangat luas, rapi dan bersih. Dinding kamar di cat dengan warna kuning pudar, di sediakan juga kasur king size mewah dan dilapisi dengan sprei putih. Di atas tempat tidur di sediakan selimut kuning cerah polos yang sangat tebal, tempat tidur itu juga di siapkan beberapa bantal dan boneka berbentuk binatang yang sangat imut dan lucu. Hera yang sudah tak sabar berlari melompat ke atas ranjang, lalu memeluk boneka teddy bear berukuran sangat besar di atas kasur nya.
"Lucu sekali!" Kata Hera
"Kau menyukainya my lady?" tanya sebastian
"Um, tentu saja aku menyukainya!" Tutur Hera
"Haha, aku senang jika lady menyukai nya"
Sebastian berjalan ke arah lemari lalu mengeluarkan sehelai handuk dan sebuah piyama kotak-kotak berwarna pink yang sangat imut. ia meletakan handuk dan piyama tersebut di atas tempat tidur.
"Lady, sambil menunggu makan malam tiba. sebaiknya lady membersihkan diri terlebih dahulu" kata Sebastian
"Baiklah Sebastian" ucap Hera
Hera beranjak turun dari kasur. ia mengambil handuk kemudian berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
"Sabastian..." Hera memberi isyarat agar Sebastian keluar dari kamar nya
"..."
Sebastian mengerti apa yang di maksud Hera, Hera melambaikan tangan ke arah Sebastian sambil tersenyum begitu pula dengan Sebastian. Hera buru-buru menutup pintu kamar mandi dan di ikuti dengan Sebastian yang berjalan keluar ke arah pintu.
Bugh!
"Au!"
"!"
Belum sempat keluar, terdengar suara yang sangat keras seperti suara benda berat yang terjatuh. Sebastian yang takut terjadi apa-apa Hera, ia langsung berlari ke dalam kamar memeriksa apa yang terjadi pada nona kecil nya.
"My lady, apakah anda baik-baik saja?!"
Sebastian mendobrak pintu kamar mandi, wajahnya memerah ketika melihat Hera terduduk di lantai. pasal nya Hera hanya mengenakan pakaian dalam berwarna putih dengan pita biru kecil menghiasi bagian dada di gaun mandi nya.
"ah sebastian, aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir hehe..."
Sebastian segera menawarkan diri untuk membantu Hera. tetapi Hera bersikeras menolak bantuan Sebastian dan menyuruh nya untuk segera pergi.
"ayo my lady, biar aku bantu berdiri" sebastian berlutut dan berusaha membantu Hera berdiri
"tidak apa-apa!, Aku baik-baik saja sabastian. Aku hanya tergelincir sabun. Lagi pula sebastian harus menyiapkan makan malam kan?. Sebaik nya Sebastian pergi dan menyiapkan makan malam saja" balas Hera
"Tapi lady..."
"Tenang Sebastian, aku baik-baik saja."
Hera perlahan berdiri sambil tersenyum ke arah Sebastian.
"baik lady, panggil aku jika lady butuh bantuan"
"baik!" jawab Hera sambil tersenyum manis
Sebastian keluar dari kamar menuju dapur di lantai bawah, Hera yang merasa situasi sudah aman buru-buru berlari ke arah pintu dan segera menutup nya.
"Hampir saja" (menghela nafas)
...^~Flashback to a while ago~^...
Hera mencoba membuka kotak obat yang di pajang pada dinding kamar mandi. ketika ia membukanya, sesuatu terjatuh dari kotak tersebut. Hera membungkuk dan mencoba mengambilnya dan betapa terkejutnya ia mendapati bahwa barang tersebut adalah sebuah bra berwarna merah. Desain bra tersebut juga membuatnya kaget, terdapat payet yang sangat lucu terbordir di bra ini. Hera menyadari bahwa Bra tersebut ternyata, adalah bra yang sering dikenakan para PSK wanita di klub malam. Hera terkesiap, pikirannya melayang kemana-mana. Wajahnya memerah dan terasa panas ketika ia membayangkan seorang wanita mengenakan bra ini. tubuh nya mulai goyah dan akhirnya Hera jatuh ke lantai. ia berusaha berdiri. tetapi tiba-tiba, Hera mendengar suara langkah kaki seseorang. dengan cepat Hera segera menyembunyikan bra tersebut ke dalam bak mandi dan kemudian menutupinya dengan tirai
...___kembali ke waktu sekarang___...
"huh, hampir saja"
Tanpa banyak memikirkan apa yang terjadi tadi, Hera segera membuka pintu kaca kamar mandi dan membersihkan diri di bawah tetesan air yang jernih.
sementara di ruangan lain, Sebastian dan para pelayan lainnya selesai menyiapkan makan malam, Sebastian berjalan naik ke atas untuk melihat apakah Hera sudah selesai membersihkan diri atau belum. Saat ia memasuki koridor dan dari kejauhan, ia mendengar para pelayan sedang bergosip tentang nona kecil nya dengan bahasa yang sangat kasar.
"apa kalian sudah dengar?, desas-desus tentang anak yang dibawa Madam Eadline?"
"Sudah, kudengar dia anak yang tidak diketahui asal-usulnya. Kakak ku yang anggota ekspedisi bilang, mungkin dia mata-mata Lucifer yang sengaja dikirim ke oulander"
"Benarkah?, itu menyeramkan sekali kita harus berhati-hati dengan anak itu, bisa saja anak itu menyerang kita di malam hari"
"haha... iya"
"...."
Sebastian ingin pergi ke sana dan menghukum para pelayan yang bergosip dibawah. tetapi dia harus menjadi contoh yang baik bagi Hera. ia ingin anak itu tinggal dengan nyaman dan aman di rumah ini. lagi pula, anak sekecil itu tak pantas menerima hinaan kejam para pelayan rendahan itu pikir Sebastian.
"(sial, rasanya ingin sekali aku menghukum mereka)"
Ia menghiraukan para pelayan yang sedang bergosip itu. Sebastian bergegas ke pergi ke atas menuju kamar Lady Hera.
Di kamar, Hera sudah selesai mandi. dia mengenakan piyama kotak-kotak biru muda yang sangat lucu, sambil mengeringkan rambutnya dengan sehelai handuk.
saat sedang sibuk mengeringkan rambut ia melihat sesuatu di dekat tempat tidurnya. itu adalah jendela yang sangat besar dengan bingkai kayu eg berwarna coklat tua, dia pergi ke arah jendela tersebut. jendela tersebut sangat besar sangking besarnya, di sebuah dudukan tepat di sebelah jendela itu. ini adalah tempat yang bagus untuk bersantai di sore hari sambil membaca buku.
Hera naik ke tempat duduk jendela tersebut. di luar jendela, samar-samar ia melihat ada sebuah hutan gelap yang diselimuti kabut tebal dari kejauhan. Ia penasaran, ada apa di hutan tersebut. kepalanya tiba-tiba mendengar suara seseorang memanggil namanya, suara orang ini sepertinya ia pernah mendengarnya di suatu tempat. Ia menghiraukan suara tersebut, ia pikir itu hanya hayalan nya saja. Tetapi suara itu terdengar lagi di kepalanya, ia mencari di sekeliling kamar. mencari siapa pemilik suara yang memanggil namanya tersebut, tetapi tidak ada siapapun selain dirinya di kamar ini. Ia melihat keluar jendela lagi dan betapa terkejut nya ia kali ini. di seberang pagar mansion, di bawah pepohonan, terlihat sesosok misterius memakai jubah dan tudung hitam sedang melihat kearah nya. Ia ketakutan, Hera mundur perlahan kemudian ia segera berlari ke luar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Rhea Rin
like ❤️❤️
2021-07-28
1