Eneng Oh Eneng
"Neng loe kerumah bu romlah ya antar cucian"
"Asyiap mak"
Eneng bergegas masuk dan mengambil cucian milik tetangga desanya. Eneng mengerjakan apapun yang penting halal. Dia hanya hidup bertiga dengan emak dan adiknya surti. Walaupun hidup sederhana yang penting tak punya utang. Itu moto eneng.
"Neng loe mau kemana"
Teriakan mak ijah saat dia melewati kebun kelapa.
"Kerumah bu romlah mak"
"Balik nanti mampir sini ya"
"Wokey mak. Eneng otewe dulu mak. Bye bye"
Eneng sudah berlalu mengayuh sepeda tua peninggalan dari mendiang ayahnya. Sedangkan mak ijah masih mencerna omongan eneng.
"Otewe. Paan tuh ya"
"Oh maksud si eneng ote-ote kaliya. Tau gitu gue titip tadi"
Mak ijah meneruskan pekerjaannya sambil ngedumel karena lupa tidak memintang membelikan ote-ote.
Eneng sudah sampai dirumah bu romlah. Dia memarkirkan sepeda kesayangannya yang diberinama jacky. Sambil menenteng tas berisi pakaian bersih, Eneng mengetuk pintu rumah bu romlah.
"Assalamualaikum bu romlah. Eneng comming" (baca sesuai huruf ya)
Tak ada sautan dari bu romlah dari dalam rumah. Eneng mencoba berjalan kearah samping rumah bu romlah. Hingga sesuatu terdengar dari dalam sana.
"Aa uh kencengan dikit aa. Ahhh"
"Uhhh neng ini uda mentok ahhhh"
Eneng menempelkan telinganya didepan jendela. Saking penasarannya dengan suara aneh itu.
"Suara apaan sih itu. Apanya yabg dikencengin"
Dari dalam kembali terdengar suara yang mendesis desis. Membuat jiwa kepo eneng semakin menjadi.
"Aaaaa ish ish mantapp"
"Enennggg pinggang aa encok ini"
"Ayolah bangggg eneng belummm keluar ini"
"Ayo barengannn ajahhhhh"
Jiwa kepo miss eneng sudah sampai diubun-ubun. Dia mencoba mencari cara untuk mengintip kedalam ruangan itu.
"Ah untung ada kursi disini. Aman gak ya. Aman aman"
Eneng mulai menaiki kursi itu. Dia menaiki secara perlaham takut si empunya rumah memergokinya. Setelah sampai tujuan eneng langsung melongokkan kepalanya ke celah diatas jendela. Sesuatu mengejutkan eneng hingga membuatnya jatuh dan si empunya rumah meneriakinya dari dalam rumah.
"Oh my gosh terong burik"
Dubrak
"Woy siapa ituuuu"
Eneng sudah melejit berlari ke depan. Dan menyeret sepedanya pergi menjauh dari sana. Bu romlah dan suaminya membuka jendela memastikan siapa yang diluar sana.
"Siapa aa"
"Gak ada siapa-siapa tuh neng"
"Alah palingan kucing tetangga aa"
"Iya bener kamu neng"
"Lanjut yuk aa"
"Gak sanggup neng. Nyerah aa neng"
Kembali pada eneng yang sedang melarikan diri tanpa arah. Dia ternyata sudah sampai diwarung kopi pinggir jalan besar.
"Hosh hosh..astoge noge itu tadi gue gak salah lihat kan"
"Bener-bener gede. Tapi kok burik gitu"
Eneng yang masih bermonolog sendiri disamping warung kopi dikageti sahabatnya anak si pemilik warung.
Dorrr
"Eh terrong terong. Ish ais ngagetin aja. Ntar kalau jantung eneng copot gimana coba"
"Gampang tuh jantung pisang nganggur banyak tinggal diganti"
"Sa ae loe is. Is bagi air dong haus gue"
"Loe habis dikejar apaan sih neng ngos ngosan gitu"
"Terong burik"
"Hah terong burik. Maksud loe apa neng"
"Air dulu mana ais. Kering kerontang ini"
"Iya bentar"
Ais masuk mengambilkan air minum untuk sahabatnya itu. Dan kembali mendekati eneng.
"Nih minum"
"Thanks"
Eneng langsung menegak habis minumannya. Dan mulai bisa mengatur naafasnya.
"Sekarang loe cerita ke gue. Tadi loe ligat apaan"
"Sesuatu yang wow pokoknya"
"Iya apaan neng"
Eneng menceritakan kronologi kejadiannya kepada ais sahabatnya. Detail-sedetailnya bahkan dia bercerita dari perjalanan awal berangkat kerumah. Ais dengan setia mendengarkan tanpa mencoba menyelanya.
"Gila loe neng. Mata loe bintitan ntar ngintipin orang"
"Iya apa. Masa biaa kayak gitu"
"Beneran. Tuh si japri kemarin dia ngitipin emaknya mandi pagi harinya matanya bintitan gede banget"
"Wah gawat dong. Menghilangkan pesona gue ntar. Loe ada solusi gak ais"
"Gue gak tau. Tapi ntar coba loe tanya si japri kemarin sembuh dikasih apaan"
"Oh iya ya loe beneran. Ya uda gue kerumah si japri dulu sekarang"
"Heh gak usah bentar lagi juga orangnya lewat ngangon bebek"
"Ya uda gue tunggu disini dulu"
Tak lama japri lewat dengan menggiring bebek mereka ke area persawahan yang sudah dipanen. Eneng dan Ais langsung memanggil japri.
"Pri japri"
"Apa eneng"
"Sini bentar dong"
"Ya bentar. Gue giring bebek dulu"
Japri menggiring bebeknya masuk kedalam sawah tersebut. Selesai dengan pekerjaannya, Japri mendekat ke arah warung ais.
"Da apa. Loe kangen gue neng"
"Ish gak lah ngapain kangen sama loe"
"Kirain gitu loe uda ada rasa sama gue"
"Rasa ingin muntah melihat wajahmu yang eksotis"
"Hahaha loe neng mujinya tinggi banget"
"Serah loe deh. Jap gue mau tanya"
"Apa"
"Kata ais loe bintitan kemarin"
"Ah ais buka rahasia aja"
"Eleh bukan rahasia kali. Banyak yang lihat"
"Terus kenapa kalau gue bintitan"
"Loe obatin pake apa jap kok uda sembuh tanpa bekas gitu"
"Oh itu mah gampang. Loe cari masalah awal loe bisa bintitan. Nah itu obatnya"
"Maksud loe gimana. Gue gak paham"
"Dasar oon. Nih gue jelasin tapi sekali aja ya. Denger baik-baik"
"Iya"
Ais dan eneng diam mendengarkan setiap perkataan japri tanpa berkedip hanya bernafas dan melongo.
"Kan gue bintitan karena gue ngitipin emak gue mandi. Gue penasaran aja kayak apa wujud gunung himalaya emak gue. Yang kata bapak gue itu wow. Biar hilang penasaran gue, ya uda gue intipin aja. Eh paginya bintitan mata gue"
Japri diam dan mengambil air minum karena haus. Sedangkan dua pendengar setianya masih tak bergerak.
"Terus gue baca tuh artikel di mbah gulgul. Katanya dalam menyelesaikan masalah kita harus mencari akar masalahnya dan solusinya juga dari sana. Ya uda karena masalah gue ngintipin emak gue jadi gue bilang ke emak aja kalau gue mau lihat himalaya. Sama emak langsung dikasih lihat sembuh mata gue"
"Oo gitu. Jadi gue harus kembali ke akar masalah gue"
"Iya. Emang loe ngintipi apaan kok takut bintitan"
"Terong burik dirumah bu romlah"
"Oalah cuma terong toh. Loe bilang aja je bu romlah mau lihat tuh terong burik langsung biar gak bintitan"
"Oh gitu ya. Ya udah gue kerumah bu romlah sekarang. Ini juga bajunya malah kebawa gue lagi"
"Eneng semangat demi mata loe"
"Iya ais doain gue"
"Iya selalu"
"Semoga berhasil ya neng"
"Makasih pri"
Eneng kembali mengayuh sepedanya menuju rumay bu romlah. Sedangkan japri yang penasaran sama cerita awal eneng, dia menanyakan kepada ais.
"Is emang ceritanya gimana kok eneng takut bintitan"
Ais menceritakan seperti apa cerita eneng tadi. Japri langsung menggebrak meja karena menyadari sesuatu.
"Guoblok. Gue yakin eneng bakalan dikuliti bu romlah"
"Lah emang kenapa jap"
"Maksud solusi gue tadi, emak gue beliin gue gambar gunung himalaya bukan gunung himalaya emak gue yang gue lihat gue"
"Loe yang bego jap ngasi solusi setengah-setengah. Kasian nasib eneng jap"
"Gue gak ikutan pokoknya"
Sedangkan dirumah bu romlah, eneng bingung cara mengatakan keinginannya. Apalagi suami bu romlah juga berada disana masih menggunakan sarung.
"Mau ngomong apa sih neng. Ham hem terus dari tadi"
"Itu bu. Eneng mau terong"
"Terong. Saya gak punya terong eneng"
"Bukan terong ibu"
"La terus punya siapa neng. Ngomong yang jelas"
Eneng mencoba menarik nafasnya dalam dalam dan mengatakan maksudnya kepada bu romlah secara cepat.
"Eneng mau lihat terong burik punya pak somad. Tadi eneng gak sengaja ngitip. Eneng takut bintitan"
Bu romlah dan pak somad yang mendengar itu sama sama kaget mendengar perkataan eneng.
"Apaaaa"
"Maafin eneng bu pak"
Bu romlah yang gemas dengan tingkah absurd eneng langsung menjitak anak itu.
"Dasar bocah nakaal. Loe bilang senjata laki gue terong burik. Dasar bocah konslet"
"Aduh bu jangan dijitakin dong. Otak eneng limited edition ini"
"Dasar bocah tengikkkk"
Pak somad yang melihat itu tertawa terpingkal-pingkal hingga tanpa sadar sarungnya kembali melorot.
"Haaaa terong burik loyo"
_______
Nih othor balik dengan membawa markoneng. Bosen othor sama cerita anak kaya melulu... hahahaha
Tetap bahagia...
Jangan lupa jempol
Happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Sujat Etnika
Thor bikin lagi yang kaya gini donk
2023-10-28
1
Sweet Girl
🤣🤣🤣🤣🤣habis ngeluarin lahar Neng....
2023-10-07
1
Sweet Girl
Bwahahahaha emboh wes Jap...
2023-10-07
1