Al tiba di Rumah Sakit Swasta Kasih Ibu, dia bergegas ke bagian informasi untuk mengetahui di mana letak ruang perawatan anak itu serta mencari tahu informasi lengkap mengenainya. Kemudian setelah mengetahui informasi lengkap gadis kecil itu, Al pergi ke bagian keuangan. Al membantu membayar biaya perawatan gadis kecil itu yang belum terselesaikan oleh kedua orang tua gadis kecil itu. Selain itu juga perawatan-perawatan yang seharusnya gadis kecil itu jalani dan biaya kamar rawat, obat-obatan selanjutnya juga sudah Al selesaikan. Kemudian setelah itu Al pergi keruang perawatan. Saat melewati depan ruang keperawatan Al bertemu dengan seorang perawat di sana.
“Permisi sus.. Saya ingin bertanya mengenai pasien atas nama Anatasya penderita leukemia di ruang pelangi.” Tanya Al.
“Ah ya, ada pasien atas nama Tasya.. ada yang bisa saya bantu?" Jawab suster di sana, tertera Yayu di name tag yang dia gunakan.
“Saya boleh tau siapa dokter yang merawatnya?” Tanya Al lagi.
“Saat ini masih di bawah dokter specialist anak mbak, dengan dokter Antonius.” Jelas suster Yayu.
“Kalau boleh tau di mana saya bisa menemui dokter Antonius?” Tanya Al.
“Tunggu,, sepertinya 40 menit lagi beliau kan Visit.” Ucap Suster Yayu sambil memperhatikan jam di tangannya.
“Ahh begitu, terima kasih informasinya sus.” Ucap Al mengakhiri pembicaraannya dengan suster Yayu.
Alice bergegas ke ruang pelangi dan berhenti di depan pintu..
Tok.. Tok.. Tok
Kemudian Alice membuka pintu geser itu, di sana terlihat ada 3 pasien lainnya, dan Tasya terlihat duduk di kasurnya berada di ujung ruangan itu dekat dengan jendela. Al tersenyum dan mengangguk sesaat saat bertatapan dengan beberapa penjaga pasien di sana.
“Hai cantik..” Sapa Al pada gadis kecil itu yang terlihat memandang keluar jendela yang sepertinya tidak menyadari akan kehadirannya.
“Kak Ara,, kakak kesini.” Ucapnya dengan senyum terkembang di bibirnya.
“Iya .. kakak kan sudah janji sama Tasya, Ayah Ibu Tasya sudah berangkat?” Tanya Al.
“Iya kak.” Ucap gadis kecil itu sendu.
“Bukannya sudah berjanji akan lebih bersemangat hemmm.. kok malah lesu lagi?” Tanya Al.
Gadis kecil itu menepuk-nepuk kedua pipinya dengan kedua tangannya pelan lalu tersenyum.
“Hemm.. aku sudah bersemangat lagi.” Ucap gadis kecil itu sambil memberikan senyum termanisnya.
“kakak membawakan sesuatu buat Tasya, tetapi kakak gak tau Tasya akan suka atau tidak.” Ucap Al sambil memberikan sebuah papperbag kepada gadis kecil itu.
Tasya mengambil papper bag itu dan membuaka isinya, di sana terlihat sebuah boneka robot berbentuk Anjing lucu berwarna pink.
“Wahhh… Lucu sekali kak…Tasya sangat suka.. terimaksih kak Ara.” Ucapnya bahagia.
“Syukurlah kalau Tasya suka, kak Ara tadi takut kalau Tasya gak suka binatang ini.”
“Gak kok kak, Tasya sangat suka anjing.” Ucapnya bahagia.
Tok..Tok.Tok
Al dan semua orang di ruangan itu melihat kearah pintu. Di sana terlihat seorang pria berwajah tampan menggunakan jas sneli putih bersih dengan stetoskop di saku jasnya dan di ikuti seorang perawat di belakangnya. Sungguh pertemuan tak terduga.
“Selamat pagi.. saya akan periksa Zara dahulu ya.” Ucap pria itu sambil mendekati ranjang yang terdekat dengan pintu dan tersenyum hangat pada pasien itu.
“Ada keluhan?” Tanyanya pada gadis kecil itu.
“Tidak ada dok.” Ucap gadis kecil itu. Lalu pria itu memeriksanya dan berbicara sesuatu kepada perawat di belakngnya itu.
Al tidak berhenti menatap gerak-gerik laki-laki itu sejak pertama kali laki-laki itu muncul di ruangan ini.
“Kak.. Ara..” Ucap Tasya menyadarkannya.
“Ahh Yaa.. ada apa Tasya.” Ucapnya gagap karena malu ketahuan memperhatikan dokter tampan itu.
“Kakak suka ya sama dokter ganteng.” Ucapnya sambil menutup mulutnya agar gadis kecil itu tidak tertawa.
“Iihh apa kakak hanya liat sepertinya ada orang yang kakak kenal tadi lewat di depan pintu sana.” Ucapnya berbohong.
“hihihihi.” Tasya tertawa sambil menutup mulutnya sendiri agar tidak terdengar keras.
“Sudah-sudah. Tasya sudah makan?” Tanya Al mengalihkan pembicaraan.
“Sudah donk kak, ini kan sudah hampir siang.” Ucapnya. Kemudian merekapun mengobrol kemudian.
“Pagi Tasya. Bagaimana keadaannya? Ada keluhan?” Tanya dokter itu mendekati kearah ranjang mereka.
“Pagi dokter ganteng, gak ada dok, Tasya baik-baik aja.” Ucapnya dengan bahagia.
“Hari ini sepertinya Tasya sangat bahagia ya. Baiklah biarkan dokter periksa dahulu ya.” Ucap pria itu.
Tasya tiduran di kasurnya dan dokter itupun memeriksakan kondisi Tasya dengan mendengarkan bunyi detak jantungnya, pernafasannya dan bising ususnya Tasya dengan menggunakan stetoskop.
“Baik anak pintar.” Ucapnya pada Tasya. Lalu memberitahukan sesuatu kepada perawat di belakangnya.
“Baik kalau begitu dokter permisi dahulu ya.” Ucapnya.
“Emhh tunggu dok, bolehkah kita bicara. Ada yang perlu saya tanyakan.” Ucap Al.
"Ehemm..." Tasya pura-pura batuk sambil senyum-senyum.
"Stttt... Anak kecil." Ucap Alice.
“Baik.” Ucap dokter itu.
“Tunggu sebentar dok.” Ucapnya dan Al menyerahkan sebuah amplop kepada Tasya.
“Apa ini kak?” Tanya gadis kecil itu.
“Tasya nanti serahkan ini kepada kedua orang tuamu ya. Kaka pergi dahulu, nanti kakak akan kesini lagi jika kaka sempat. Untuk sementara biar si pinkki menemanimu ya.” Ucap Alice sambil mengelus boneka robot anjing berwarna pink itu.
“Ya kak.. Kak mau mendekati dokter tampan itu ya.” Bisiknya pelan di telinga Al.
“Astaga bocah ini, mana ada. Ya sudah kakak pergi dahulu ya.” Pamitnya dan berlalu pergi dari kamar itu mengekori dokter tampan di depannya.
“Ada yang bisa saya bantu?” Ucap dokter itu saat ke luar ruangan itu bersama perawat di belakang.
“Mengenai kondisi Tasya dok, ada beberapa hal yang ingn saya tanyakan.” Ucap Al.
“Ahh baiklah .. Suster Yayu sampai di sini saja, untuk laporannya nanti saya berikan. Saya akan keruangan saya dahulu.” Ucap dokter tampan itu.
“Baik dok. permisi.” Ucap suster Yayu pamit dan meninggalkan Al dan dokter itu sendiri.
“Mari ikut saya.” Ucap dokter tampan itu menunjukkan jalan kepada Al.
“Silakan masuk.” Ucapnya lagi dan membukakan pintu ruang kerjanya.
“Silakan duduk.” Ucap dokter itu. Sebelum duduk pria itu membuka jas snelinya dan menggantungkannya di stan hanger di belakang kursi kerjanya.
“Ada yang bisa saya bantu Ara?” Ucap dokter tampan itu.
“Dokter mengenali saya?” Ucap gadis itu tak menduganya. Pasalnya penampilan saat dia bertemu dengan lelaki ini memang dalam kondisi yang berbeda. Saat itu dia mengenakan gaun malam yang sexy dan make up yang agak tebal agar terlihat jauh berbeda dengan yang sedang dia pakai sekarang.
“Awalnya tidak.” Ucapnya. Pria itu tidak lain adalah Anton, pria yang menolongnya saat dia cedera kaki setelah pesta di Apartemen itu.
“Ha?” Gadis itu bingung.
“Tak ada. Lupakan. Apa yang ingin kamu ketahui.” Ucapnya mengalihkan pertanyaan.
“Mengenai penyakit Tasya dan pengobatannya.” Ucap Al.
“Anatasya menderita penyakit Chronic Myelocytic Leukemia(CML) atau leukemia mielostik kronis terjadi ketika sum- sum tulang tidak mampu memproduksi sel myeloid yang matang. Aku sudah mengkonfirmasinya dan melakukan kolaborasi dengan dokter Specialist Hematologi Onkologi (dokter specialist darah dan kanker) dia akan menentukan jenis pengobatannya. Selain pengobatan Kemoterapi (metode pengobatan dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker, dapat berupa tablet minum atau suntik infus), Terapi Imun/Imunoterapi (pemberian obat-obatan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh), Terapi Target (penggunaan obat-obatan untuk menghambat produksi protein yang digunakan sel kanker untuk berkembang), Radioterapi (Sinar radiasi berkekuatan tinggi), Transplantasi sum-sum tulang (penggantian sumsum tulang yang sehat). Untuk saat ini semua sudah dilakukan selain Transplantasi sum-sum tulang belakang. Saat ini itu tidak bisa dilakukan karena kendala lain.” Jelas dokter itu.
“Biaya oprasi kah?” Tanya gadis itu.
“Ya sepertinya.” Ucap Anton.
“Aku sudah menyelesaikan semuanya prosedurnya, kau tolong informasikan ke dokter yang akan menanganinya untuk mempersiapkan jadwal oprasinya.” Ucap gadis itu.
“Kau kenal keluarga anak itu?” Tanya Anton. Al menggeleng.
“Lalu kau yakin orang tua sang anak tidak akan menolak bantuan ini? apalagi kau orang asing bagi mereka.” Tanya Anton lagi.
“Mereka tidak akan menolakku.” Jawab Alice yakin.
“Mereka pasti tidak akan menerima bantuan dengan begitu saja. Orang tuanya sudah sangat berusaha bekerja keras untuk pengobatan anaknya, aku khawatir dia tidak mau menerimanya begitu saja.”
“Kau bisa melihatnya nanti dok. Orang tuanya besok pasti akan mendatangi mu untuk meminta mu melakukan pengobatan yang seharusnya di terima anak itu." Ucap Alice.
“Kau melakukan trik apa Ara? Sepertinya kau sangat yakin.” Tanya Antonius.
“Tidak ada.” Ucap Al sambil tersenyum.
“Ohya apa kah kau senggang dok?” Tanya Alice kemudian.
“Tak.. aku kosong, sore hari aku baru ada visit.” Jawab dokter tampan itu.
“Oh.. kalau gitu bersediakah kau makan siang bersama ku dok? Aku punya utang makan dengan mu dok.” Ucapnya.
“Baiklah.” Ucap Anton.
“Kau tau tempat makan yang enak daerah sini dok? Apa yang sedang ingin kau makan?” Tanya Alice.
“Baiklah tak jauh dari sini ada sebuah mall, kau mau kesana? Kita bisa memilih makanan apa saja di sana” Tawar Anton.
“Sure, yuk.. aku sudah mulai lapar.” Ucap Al tanpa basa-basi.
Al dan Anton bergegas keluar dari ruang kerjanya anton menuju parkiran mobil.
“Pakai mobil ku saja.” Ucap Anton.
Al mengekori Anton menuju mobilnya yang di parkir dan membukakan pintu depan penumpang mobilnya untuk Al.
“Terima kasih.” Ucap Al sambil tersenyum manis kepada dokter tampan di depannya itu.
‘Manisnya..’ Ucap Al dalam hati.
Anton masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya keluar dari parkiran rumah sakit dan bergegas membelah jalanan siang itu yang lumayan padat. Mereka sampai di mall tempat tujuan dan masuk ke basement untuk memarkirkan mobil mereka.
Mereka keluar dari mobil dan berjalan bersisian sesekali mereka berbicara sambil berjalan. Tanpa mereka ketahui seseorang sedang mengikuti dan memperkatikan mereka dari saat mereka akan masuk ke dalam mobil di basement rumah sakit.
Mereka memilih makanan jepang di sana. Anton memilih Gyudon merupakan beef rice di dalam mangkuk. Sedangkan Alice memilih Mille-Feuille Katsu merupakan katsu yang di sajikan dengan teknik mille feuille yaitu dengan penyajian berlapis, dagingnya di susun hingga 25 lapis sehingga teksturnya garing dan renyah di luar namun tetap ringan dan lembut di dalamnya. Dagingnyapun beragam bisa daging Ayam, sapi, atau salmon. Selain itu Al juga memesan Sushi Karachi roll yaitu adalah nasi gulung yang berbelit nori dan tidak ketinggalan Takoyaki yang merupakan makanan asal kansai, jepang dengan bentuk bola-bola kecil yang terbuat dari adonan tepung terigu dan berisikan potongan gurita berbumbu khas jepang.
Makanan mereka sudah datang dan mereka makan dengan tenang.
Bersambug....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
mampir kk. feedback y
2021-12-08
1
SyaSyi
mampir di karya ku
2021-11-06
1
solin
mampir thor
2021-10-25
1