-Author PoV-
“Ya.. Aku akan menghubungi mu.” Ucap pria itu.
‘Dalam mimpi mu.’ Jawab gadis itu dalam hati.
Gadis itu tidak membalas ucapan pria itu, dia hanya tersenyum manis dan meninggalkan tempat itu dengan segera. Senyumannya sangat manis.. ya.. itu di karenakan dalam misi kali ini dia berhasil dengan sukses tanpa kendala apapun.
Gadis itu berhasil memasukkan microchip pada laptop kerja Johan saat dia berpura-pura jatuh di dalam pelukannya. Dan dia menginstal otomatis virus yang sudah di program dan beberapa saat kemudian dia mengambil chipnya kembali tanpa di ketahui oleh Johan.
Gadis itu sudah tiba di lantai dasar tempat pintu keluar-masuk yang membutuhkan penjagaan yang mengharuskan menempelkan pass card selain itu di haruskan melakukan pemeriksaan tubuh, dan gadis itu berhasil melalui semuanya lagi.
Gadis itu mendekati sang resepsionist yang tadi memberinya kartu pass dan mengucapkan terima kasih.
Gadis itu kemudian keluar melalui lobby dan sebuah mobil tiba di depannya. Gadis itulangsung masuk dan duduk di kursi depan penumpang.
“Good job. Semua sudah terkoneksi dengan sistem kita.” Kata Galih yang duduk di bangku pengemudi.
“Mana Jun?” Tanya gadis itu, padahal saat berangkat tadi mereka pergi bertiga.
“Jun balik ke kantor dahulu. Ada keperluan mendadak.”
“Ohh yasudah.. kau.. jangan bicara.. Biarkan aku tidur.” Ucap gadis itu sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi dan menurunkan sandarannya.
“Astaga… lagi?? Lama-lama aku beneran jadi sopir pribadi mu ini!” Sungut dia kesal.
“Ke toko.” Jawab gadis itu.
“Apaaa??? Astaga kau ini.. jangan kurang ajar kau bocah..” Ucapnya namun tetap menjalankan mobilnya menuju tempat yang di katakan gadis itu tadi.
“Ohya apa kau tau? Sinta masuk rumah sakit semalam. Dia terluka tembak di paru-parunya saat ini dia masih di ICU.” Paparnya.
“Apa maksud mu? Kau bercanda bukan?” Gadis itu langsung bangkit dari posisi tidurnya dan langsung duduk tegak mendengar pemaparannya tadi.
“Aku tidak bercanda. Dia sedang membantu dalam oprasi penangkapan saksi kunci sekaligus peredaran senjata illegal tadi malam dan oprasinya sukses namun saat akan kembali ke dalam mobil untuk kembali ke markas, ternyata masih ada seorang buronan yang bersembunyi dan menembaknya. Penembak itu sudah di tangkap dan di
amankan. Namun sayangnya Sinta mendapatkan timah panas itu karena saat itu dia melepaskan rompinya. Aku tidak mengerti mengapa dia melepaskan rompinya saat masih dalam oprasi di jalankan.” Jelasnya.
“Antarkan aku kesana.. Sekarang!!!” Kata gadis itu.
Gadis itu kalut tentu saja.. Sinta sudah dia anggap sebagai kakak kandungnya sendiri. Dia orang pertama yang dia kenal saat pertamakali memasuki kantor Roy Jaya Putra (RJP) setelah dia masuk sebagai karyawan biasa di perusahaan itu, Sinta sangat baik dan perhatian kepadanya dan membantunya jika ada hal yang tidak di pahami oleh Alice, dan Sinta akan membantunya menyelesaikan tugas-tugas itu di kantor.
Bahkan Alice di kenalkan kepada kedua orang tuanya dan seorang adik laki-lakinya Viki. Hubungan mereka sudah seperti keluarganya sendiri. Bahkan Ayah dan Ibu Sinta juga sangat menyayangi Alice seperti anaknya sendiri.
Setelah sampai di ruang ICU tempat Sinta di rawat.
“Apakah orang tuanya sudah tau?” Tanya Alice pada Galih tanpa memandang pria itu. Alice hanya terus memperhatikan dan memandang Sinta dari balik kaca ruang ICU itu.
“Belum..” Jawab Galih pelan.
“Apa kata dokter?”
“Dia mengalami Syok Hipovolemik saat sampai di rumah sakit, dan saat di ruang oprasi dia sempat mengalami serangan jantung. Untungnya dokter segera bisa menanganinya, namun akibat dari kejadian itu dia mengalami koma karena kekurang pasokan oksigen pada otaknya. Begitu jelas dokter yang menanganinya.” Papar Galih.
“Kapan dia akan bisa sadar?” Tanya Alice.
“Dia sudah melewati masa kritisnya, untuk kesadarannya dokter hanya mengharapkan tidak ada gejala lainnya yang akan terjadi nantinya.” Jelas Galih.
“Bukankah kita harus memberitahukan kepada orang tuanya?”
“Hemm ya.. kau benar..” Ucap Galih.
“Baiklah.. aku yang akan mengatakan pada orang tuanya.” Ucap gadis itu sendu.
“Kau tau apa yang harus kau ucapkan kan? Karena kau tidak bisa memberitahukan penyebab dia berada di sana.” Ucap lelaki itu sambil menunjuk dengan dagu kearah Sinta yang terbaring di ruangan ICU.
“Ya aku paham.”
Gadis itu meninggalkan ruang perawatan itu dan pergi meninggalkan Galih, dia berjalan keluar untuk segera menemui keluarga kak Sinta.
“Ku antar kau.” Ucapnya tiba-tiba ada di samping gadis itu saat dia akan menghentikan sebuah taksi.
Gadis itu hanya terdiam. Ternyata Galih mengejarnya dan mengikutinya turun, hanya saja gadis itu tidak memperhatikannya karena terlalut dalam pikirannya sendiri.
Sesaat sampai di rumah Sinta. Alice sedikit ragu untuk masuk ke dalam. Namun dia meneguhkan hatinya dan masuk ke pekarangan rumah keluarga Sinta.
“Sore Tante.. Om..” Ucap Al pada sepasang orang tua yang sedang mengobrol bercanda di depan teras rumah mereka.
“Ahh.. Nak Al.. tumben main kesini, sudah lama banget loh kamu gak main kesini, tante mu hampir mengira kamu melupakannya dan uring-uringan.” Kata lelaki tua di sana yang merupakan ayah dari Sinta.
“Iya Om.. banyak tugas dan pulang larut jadi belum sempat mampir.” Ucap gadis itu.
“Ada apa? Kamu cari Sinta ya?” Tanya sang Tante yang dari tadi diam mendengarkan pembicaraan Al dan pria tua itu.
“Sinta belum pulang sudah 4 hari ini, katanya dia lembur di luar kota.” Lanjut Tante menjelaskan.
“Tante.. Om..” Kata-kata terbata yang keluar dari mulutnya.
“Ada apa Nak?” Lelaki tua itu sepertinya memahami ke kalutan gadis di depannya ini.
“Kak Sinta mengalami kecelakaan.. saat ini dia di rawat di rumah sakit.” Ucap gadis itu sambil berlinangan air mata dia menundukkan wajahnya.
“Astaga… Apa yang terjadi.. Pahh.. Ayo cepat kita ke rumah sakit..” Ucap sang istri sambil terburu-buru ingin bergegas. Sang suami menahannya dan melanjutkan bicara.
“Tenang Bu..” Pintanya pada sang istri yang sudah berdiri akan pergi. “Lanjutkan Nak.” Ucap sang Om yang berusaha tenang dan meminta Al untuk melanjutkan ucapannya.
“Kak Sinta di rawat di ruang ICU saat ini dia masih koma..Om..Tante...” Ucap gadis itu, air matanya turun dengan deras dia sudah tidak bisa membendung air matanya lagi setelah mengatakan hal itu.
Sang istri langsung terduduk lemas di kursi “Astaga..” Ucapnya dan tak bisa berkata-kata lain lagi.
“Tenangkan diri Ibu, sana siap-siap kita harus cepat berangkat.” Ucap sang suami masih dengan sikap tenang namun tetap terdengar getir dalam suaranya. Sang Istri menuruti perkataan suaminya dan masuk ke dalam rumah dan menyiapkan beberapa hal.
Laki-laki tua itu memandang Al dengan tatapan sendu.
“Om..”
“Kamu tak perlu menjelaskan detailnya. Karena Om tau itu pasti hanya sebuah kebohongan. Om tau kamu dan sinta tidak bisa menjelaskan secara rinci kepada kami mengenai pekerjaan kalian. Tetapi Om tau, kalian tidak akan melakukan sesuatu yang salah. Dan kecelakaan ini Om yakin pasti berhubungan dengan pekerjaan kalian kan.” Ucapnya dengan wajah sendu.
“Ma'af…” Hanya kata-kata itu yang terucap dan dia meneteskan air matanya lagi dengan deras.
“Tak apa. bukan salah mu. Om juga tau bagai mana kamu juga menyayanginya.” Ucap Omnya itu dan menepuk pundak gadis itu.
“Mari kita pergi.” Ucap sang Suami saat melihat istrinya sudah siap di depannya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
💫✰✭ᵀᵀ°𝓔𝓵𝓪 𝓐𝓻𓅓 𝓝𝓛✰✭🌹
bagus orang tuanya sinta tahu pekerjaan mereka . dan itu resiko dari pekerjaan mereka yang sangat berbahaya. smengat thor.
2022-01-10
1
M.J.M
sepuluh like mendarat disini thor 👋
semangat ya,
salam dari story' About Of Tiara
2021-10-28
1
Laxndy
Semangat selalu ya kak...
2021-08-20
1