Besok adalah hari terakhir dalam misinya, gadis itu memutuskan untuk turun dari gua di tebing yang menjadi tempatnya bersembunyi beberapa hari ini dan akan pergi menuju ke tempat pertemuan untuk penjemputannya.
Dari tempat persembunyiannya ketempat penjemputan membutuhkan waktu seharian perjalanan, dia harus bergegas segera sekarang jika tidak ingin di tinggalkan oleh mereka. Meskipun dia tau mereka tidak mungkin meninggalkannya namun bagaimanapun dia tidak mau membuat mereka menunggunya.
Lagipula gadis itu tau mereka pasti mengawasi setiap pergerakannya saat ini dari suatu tempat, namun dia tetap bersikeras harus bisa berusaha sendiri untuk membuktikan kemampuannya kepada rekan- rekan dalam timnya. Karena dia berpikir di kemudian hari bisa kapan saja dia dalam situasi bahaya, jika dia tidak bisa melewati keadaan saat ini bagai mana mungkin dia bisa jadi partner yang tepat bagi rekan timnya nanti.
Dia akan melakukan abseilen/ rapelling (turun dari tebing) yang lumayan terjal dengan hati-hati dan perlahan. Dia akan melakukannya dengan teknik sling rappel, dia memastikan dahulu semua alat yang akan dia gunakan dalam keadaan baik, seperti sling, carabiner dan tali rappel yang aman tanpa adanya tanda simpul. Kemudian dia memastikan Anchor menempel kuat pada sebuah pohon yang besar sehingga dapat menopang beban berat tubuhnya dengan aman, tidak lupa juga mengukur panjangnya tali hingga sampai kebawah dasar tebing.
Selain melakukan sedikit pemanasan agar tidak membuat kaki ataupun tangannya kaku, karena nanti dia harus menggunakan gaya berat tubuh dan juga gaya tolak kaki pada tebing untuk pendorongnya turun tubuhnya dari tebing selain itu menggunakan satu tangan untuk keseimbangan dan tangan yang lainnya untuk mengatur kecepatan dalam menurun.
Bagaimanapun juga dia mengalami cedera di tangannya, luka itu kadang terasa tidak nyaman saat melakukan aktivitas berat. Sehingga dia memutuskan melakukannya dengan cepat pasti dan aman untuk mengurangi nyeri pada tanganya dan mempercepatnya dalam menuruni tebing, namun dia tidak lupa selalu mengutamakan keselamatnnya karena dia tidak ingin menyebabkan cedera yang lain nantinya.
Seharian sudah dia lewati dengan berjalan kaki menuju tempat penjemputan, setelah dengan selamat dia turun dari tebing. Sepertinya dia tiba pada saat yang tepat karena mereka ternyata sudah tiba di sana. Seorang petugas medis berlari kearahnya mencoba memapahnya dan mencoba mengambil ransel yang dia sangkutkan di sebelah bahunya yang tidak terluka. Sepertinya lukanya terbuka lagi, karena darah sudah menggenangi kain yang dia perbankan di lengannya.
“Tak apa aku bisa berjalan sendiri.” Katanya pada petugas medis yang menghampirinya dan hanya membiarkan petugas medis itu membawakan ranselnya, dan mereka berjalan mendekati helikopter.
“Yoo gadis singa, bagai mana kabarmu? Kusangka kau akan mati.” Tanya Galih pada gadis itu sambil tertawa. Saat dia baru saja tiba duduk di dalam heli.
“Hmmm dalam mimpi mu.” Balas gadis itu.
‘Nah kan aku tau mereka pasti mengawasiku entah dari mana, tetapi aku tak perduli.’ Batinnya.
Saat gadis itu sudah duduk dan seorang petugas yang tadi membawa ranselnya menyimpan tas ransel itu, petugas medis itu bergegas mengambil peralatan dan mendekatinya. Dia mencoba melihat luka dan mencoba mengobatinya lagi.
‘Sepertinya lukanya terbuka lebih lebar dan agak lebih dalam lagi. Mungkin saat aku mencoba turun dari tebing tadi.’ Batinnya lagi.
Petugas medis itu mencoba melakukan penjahitan pada luka Al untuk menghentikan perdarahan. Sebelumnya dia meminta izin untuk melakukan tindakan anastesi local untuk mengurangi rasa sakit saat penjahitan. Helicopter itupun mengudara menuju gedung pusat kantor mereka.
Helicopter itu turun, berhenti di helipad di atas gedung perusahaan Roy Jaya Putra (RJP). Al dan Galih turun keluar dari helikopter, ranselnya di bawakan oleh Galih karena lelaki itu tidak tega melihat luka cedera yang dia lihat saat penjahitan tadi.
“Biar aku saja.” Tolak gadis itu.
“Tak apa biar aku bawakan saja.” Tolak Galih dan tetap menggendong tas itu di bahunya.
Saat sampai di Ruang pertemuan.
“Ini semua yang ku dapatkan.” Gadis itu memberikan kotak pandora kepada Roy dan memberikan ratusan chip yang sebelumnya telah dia temukan di dalam hutan ranjau.
“Kau memang tak pernah mengecewakanku.” Jawabnya Roy tersenyum melihat hasil yang di bawa gadis itu.
“Bagaimana lukamu?” Tanyanya Roy.
“Hanya luka gores, tak masalah.” Balas gadis itu.
“Baiklah, kau bisa istirahat dan kau di bebas tugaskan selama seminggu ini sebagai hadiah pencapaianmu. Nanti jika ada misi kau akan di panggil, kau sudah bisa mengambil misi sungguhan.” Jelasnya sambil mengacak-acak rambutnya.
“Terimaksih Kak Roy.” Balas gadis itu tersenyum bahagia.
Ya Al memang selalu memangilnya Roy dengan sebutan kakak dan Roy pun tidak menolak panggilannya itu.
“Rawatlah lukamu dengan baik, jangan lupa minum obat dan sering ganti perban mu. Nanti aku akan memintakan Dr. Arjun membuatkan salep untuk lukamu agar tidak menimbulkan bekas luka. Bagaimanapun kau adalah seorang anak gadis.” Ucapnya sambil tersenyum manis dan mengacak lembut rambut gadis itu.
“Baik kak.” Ucap gadis itu.
“Astaga kau sangat berani melawan singa betina itu.” Ucap Juna mengalihkan pembicaraan.
“Dia bukan berani tetapi nekat.. Dasar bocah.. Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu. Mengapa tidak kau perhatikan dahulu situasi di tempat itu sebelum kau masuk. Dasar bocah..” Cercanya Galih panjang lebar.
“Aku hanya tidak mengira bahwa aku bisa sesial itu.” Sanggah gadis itu.
“Sudah-sudah.. Semuanya sudah selesai dan dia bisa menyelesaikannya jauh sangat baik.” Potong Roy mengakhiri perdebatan antara Galih dan Al.
“Bagaimana kita merayakan ini dengan makan malam di restoran korea kesukaan Al?” Tanya Roy kepada semuanya. “Aku yang traktir.” Lanjutnya Roy.
“Woahhh bos besar mentraktir.. Mengapa tidak.. Ayoo..” Ucap Galih cepat.
“Aku akan mentraktir es cream kesukaan mu Al, bagaimana?” Ucap Juna.
“Yaa.. Aku mau.. Yuk kak..” Kata Al.
Selama pelatihan satu tahun ini gadis itu selalu di perlakukan sangat baik oleh mereka bertiga. Mereka sudah mengganggap Al seperti adiknya sendiri. Kecuali bagi Galih tentu saja. Galih mengganggap Al sebagai wanita yang ingin dia lindungi, namun bukan dalam sebatas rekan kerja atau sebagai adik. Namun yang terjadi malah mereka berdua Al dan Galih malah seperti Anjing dan kucing. Al yang terlalu cuek dan galih yang tidak bisa menyembunyikan rasa sukanya. Jadilah mereka selalu berdebat dalam segala hal apapun.
Saat tiba di restoran korea, mereka memesan makanan masing-masing. Al memesan Dak Galbi merupakan makanan yang di masak di hot plate bundar di atas meja yang terdiri dari ayam goreng, kubis, kue beras, bawang merah, dan kentang manis. Tidak lupa dengan saus panas yang terbuat dari pasta cabai merah, kecap dan kunyit. Belum lagi di meminta tambahan ekstra keju mozzarella.
Kak Roy memesan Nakji Bokkeum yang bahan dasarnya adalah Nakji atau gurita dan tumis sayur yang di olah dengan bumbu khusus dan saus pedas yang membuatnya menjadi sangat nikmat.
Kak Jun memilih pesanan Jinju Bibimbap yang berupa semangkuk nasi putih dengan berbagai lauk di letakkan di atasnya yang berupa sayuran, daging sapi, telur dan saus pedas. Di tambah dengan yukhoe, daging sapi mentah yang di cincang dan di bumbui saus sedap.
Sedangkan Galih memilih Gomtang untuk makan malamnya berupa sop tulang yang terbuat dari sapi, yang di sajikan dengan mangkuk batu panas yang berisi nasi, daging sapi sanding lamur (bagian dada bawah), daun bawang, telur yang di potong tipis-tipis.
Makan malam mereka sudah tiba. Mereka semua menikmati makanan pesanan mereka masing- masing dan makan dengan mengobrol bahkan saling melemparkan candaan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
💫✰✭ᵀᵀ°𝓔𝓵𝓪 𝓐𝓻𓅓 𝓝𝓛✰✭🌹
hebat
2022-01-10
1
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
part terakhirnya bikin laper 🤧🤧
2021-12-15
1
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
Halo author saya mampir 💕
2021-12-04
1