-Alice PoV-
Aku berjalan menyusuri lorong-lorong dalam bangunan tua ini. Aku memasuki kamar ku di sini, meski sudah 2 bulan aku tidak pulang kamarku masih tetap rapi dan bersih tanpa debu. Aku yakin para suster membantuku merapihkannya.
Nama ku Alice Anatasya saat ini usiaku 20 tahun. Aku tinggal dan besar di Panti Asuhan Cahaya Hati sejak usia ku 10 tahun. Selain itu aku tidak dapat mengingat apapun, mungkin aku masih terlalu kecil saat itu sehingga banyak memory yang aku lupakan begitu pikirku.
Aku pernah bertanya kepada Suster Kepala saat aku menginjak sekolah menengah pertama bagaimana aku bisa sampai di sini, namun Suster Kepala bilang aku di temukan oleh salah satu suster bernama Anita tepat di depan pintu panti saat usia 10 tahunan dalam keadaan kelaparan dan kedinginan meringkuk di depan pintu.
-Author PoV-
....9 tahun yang lalu…
Suster Anita tampak akan pergi keluar panti untuk menemui salah satu donatur yang ingin mengadakan acara kegiatan di panti yang akan dilakukan minggu depan, dia terkejut saat membuka pintu utama panti. Dia melihat seorang anak kecil dengan pakaian tipis meringkuk tepat di depan pintu panti, tidak tahu sudah berapa lama bocah itu berdiam diri di sana. Suster Anita mendekati anak itu yang tampak meringkuk dan bergetar di seluruh tubuhnya. Suster Anita membatalkan niatnya untuk pergi keluar dan membantu membawa masuk anak kecil itu memberikan pakaian hangat dan makanan hangat yang segera dia buatkan, karena anak itu tampak lemah.
Saat keadaan anak itu sudah menghangat dan kenyang, anak itu tampak lebih baik. Suster Anita mulai menanyakan identitas anak kecil itu.
“Nak.. Siapa nama mu?” Tanyanya.
Anak itu hanya terdiam.
“Bagaimana kamu bisa kesini? Di mana orang tuamu? Apakah kamu terpisah dari orang tuamu?” Tanyanya lagi, namun anak kecil itu tetap terdiam dan hanya memandanginya.
“Nak.. Di mana alamatmu? Suster bisa mengantarkan mu pulang.” Ucapnya lagi.
Anak itu tetap terdiam namun kini dia hanya menundukan kepalanya.
“Ada apa? Apakah kamu takut? Suster bisa mengantarkamu ke kedua orang tuamu. Kau tidak perlu takut.” Jelasnya lagi.
“Aku tidak tahu..” Ucap anak itu pelan hampir terdengar seperti bisikan.
“Tidak tau apa?” Tanya suster Anita bingung.
“Aku tidak tau di mana orang tua ku dan di mana alamatku, bahkan aku tidak tau siapa namaku..” Cicitnya pelan.
“Bahkan aku tak tahu bagaimana aku bisa sampai di sini.” Lanjutnya lagi sambil menunduk melihat jari-jari kakinya yang bertelanjang tak menggunakan alas.
“Oh sungguh anak yang malang.” Ucap suster Anita pelan.
“Tunggulah di sini sebentar ya Nak.” Pinta suster Anita dan segera bergegas menemui suster kepala di ruangannya.
Suster Anita menjelaskan semua yang dia lihat dan dia ketahui kepada kepala panti. Kepala panti menyarankan untuk melaporkan ke pihak kepolisan terlebih dahulu agar dapat mengetahui identitas sang anak.
Pihak dari kepolisan datang kemudian, mereka melakukan hal yang sama dengan menanyakan identitas sang anak dan tetap tidak menemukan jawaban dari sang anak.
Bahkan mereka juga bekerja sama dengan pihak dokter untuk mengetahui pemeriksaan medis sang anak.
Dokter menyatakan “Bahwa anak ini sepertinya mengalami Amnesia Disosiatif yang merupakan kondisi ketika pasien tidak mampu untuk mengingat berbagai informasi pribadi yang bahkan di nilai sangat penting, termasuk informasi pribadinya. Hal ini bisa terjadi karena kecelakaan yang mengakibatkan trauma pada kepalanya, atau bisa juga karena mengalami kondisi stres.”
“Selain itu di tubuh pasien juga terdapat beberapa bekas luka. Sepertinya dia mengalami kecelakaan hebat sebelumnya, mengingat ada beberapa luka yang terlihat masih sangat jelas yang dia miliki di tubuhnya.” Jelas sang dokter.
Sudah dua minggu berlalu, pencarian identitas anak ini pun tidak membuahkan hasil. Pihak kepolisian bahkan tidak mendapatkan adanya laporan anak hilang ataupun data atau informasi riwayat kecelakaan yang bisa saja merupakan salah satu kejadian yang terjadi pada anak itu, namun semuanya nihil.
Akhirnya pihak kepolisian memutuskan untuk menutup pencarian itu dan menyerahkan anak itu kepada Kepala Panti Asuhan di bawah naungannya, sehingga di berikan identitas baru.
Kepala Panti Suster Salsa menyanggupinya karena melihat kondisi yang memprihatinkan yang di alami anak itu. Beliau membawa masuk anak itu dan menyayanginya seperti anaknya sendiri dan dia juga yang memberikan nama untuk anak itu. Namanya adalah Alice Anatasya.
Selain di beri tempat untuk tinggal, makanan dan pakaiannya selama di Panti Cahaya Hati dia juga di sekolahkan oleh kepala Panti Suster Salsa ke sebuah Sekolah Dasar swasta yang merupakan milik salah satu donatur dan pendiri panti ini yaitu keluarga besar Hadi Cahya.
Begitupun saat dia menginjak Sekolah Menengah Pertama, anak itu di bebaskan 100% dari semua biaya belajar mengajar begitu pula dengan segala kebutuhan perlengkapannya. Dia tak menaruh rasa curiga apapun karena dia masih kecil untuk mengetahui itu semua. Padahal teman-teman panti yang lain yang seumuran dia bersekolah di tempat lain yang berbeda dengannya.
Namun saat dia mau masuk Sekolah Menengah Atas, dia mencoba untuk bekerja sambil bersekolah. Meski suster melarangnya untuk mencari pekerjaan lebih awal, karena beliau bilang anak itu mendapatkan donasi penuh untuk pendidikannya namun dia tetap pada keinginannya.
Dan keputusan saat itulah dia membuat pertemuan pertamanya dengan Kak Roy tanpa di sengaja. Saat itu dia baru bekerja selama dua minggu pada sebuah kafe coffe yang terbilang cukup ramai di kawasan elite. Laki-laki itu menolongnya dari percobaan pelecehan yang akan dilakukan bos pemilik kafe yang memang seorang mata keranjang. Dia membantunya memberikan pelajaran kepada mantan bos itu dan memberikan tawaran kepada anak itu untuk sebuah pekerjaan baru.
Tawarannya menjadi seorang asisten rumah tangga di sebuah apartemen miliknya. Namun dia memiliki waktu yang fleksible mengingat anak itu masih sekolah. Setelah 6 bulan dia bekerja kepadanya sebagai asisten rumah tangga di apartemennya dan terkadang membantu pekerjaan yang dia bawa bosnya itu ke rumah. Di sisitulah dia mengenal bahwa Roy Adiputra merupakan orang yang cerdas dan sangat baik selain tentu saja ketampanan yang ada pada wajahnya. Dia juga merupakan pemilik perusahaan swasta dalam bidang jasa pelayanan keamanan yang saat ini sedang terkenal itu Roy Jaya Putra atau lebih di kenal sebagai “RJP Corp”. Padahal usianya masih cukup muda, hanya selisih 8 tahun dengan gadis itu.
Kemudian Roy memberikan penawaran kepada Alice untuk menjadikannya salah satu karyawan magang di perusahaannya. Mengingat kemampuannya dalam membantu Roy menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan akurat. Tentu saja Alice segera mengambil kesempatan itu, Roy juga memberikan jam kerja yang fleksible sama seperti saat dia menjadi asisten rumah tangga. Sehingga tidak mengganggu jadwal sekolah dan nilai-nilainyapun tidak terganggu.
Suster Kepala Salsa juga tidak melarang keinginan gadis itu lagi dan mendukungnya, meski Alice terkadang harus pulang malam jika pekerjaannya belum selesai.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
Dianita Indra
lanjut
2022-03-12
0
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
Alice adel sama ga sih thor. Aduh aku ga fokus 😆🤭
2021-12-15
1
solin
5 like mendarat kak jangan lupa mampir dikaryaku
2021-10-22
1