BAB 18

Al keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk yang melilit pinggang nya, mata Al terpaku saat melihat pakaian nya sudah di siapkan oleh Aletta di atas tempat tidur.

“Siapa yang menyediakan pakaian ku? tidak mungkin pelayan? apa wanita itu!” Al bertanya tanya.

“Sejak kapan dirinya ingin melakukan hal seperti ini? Hem... apa dia ingin menjadi istri yang baik? aku tau, ini semua adalah bagian dari sandiwaranya!” ucap Al.

“Ternyata selera nya tidak terlalu buruk,” Al melihat pakaian yang di pilih oleh Aletta dan langsung memakainya.

***

Sementara itu tampak Aletta sedang menuruni anak tangga satu persatu, langkah Aletta terhenti mata nya melihat kesana kemari dan tampak para pelayan yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing.

“Apa yang harus ku lakukan di rumah ini? rumah ini sangat luas dan semua pekerjaan sudah di kerjakan para pelayan,” kata Aletta dalam hati karna hari ini adalah hari pertama Aletta menjadi menantu di keluarga Adhitama.

“Alexa.” Tegur seorang wanita paruh baya.

Aletta menoleh ke bawah, “Kenapa diam di situ? sini nak turun!” ajak wanita itu pada Aletta.

Aletta langsung mempercepat langkah nya menuruni anak tangga, “Mana suami kamu? kenapa kamu keluar kamar sendiri?” tanya wanita itu.

“Masih di atas tan, sedang mandi! soal nya Al lama banget mandi nya, jadi aku turun sendiri aja,” jawab Aletta.

“Kamu tadi manggil apa? tan? tante maksud kamu?” ucap wanita paruh baya itu.

Aletta mengangguk, “Mulai sekarang kamu manggil saya mama, oke! Ma-ma!” perintah wanita itu yaitu mama Al.

“I-iya tan, maksud nya mama,” ucap Aletta dengan canggung.

“Kita tunggu Al di sana aja ya!” ajak mama Al menunjuk ke arah meja makan.

Aletta berjalan berdampingan dengan mama Al menuju meja makan, di meja makan sudah ada papa Al yang tampak sedang menunggu mereka untuk menyantap sarapan pagi bersama.

Setelah beberapa menit mereka menunggu kedatangan Al, Al mulai menampakan dirinya dengan mengayunkan langkah kakinya menuruni anak tangga dan tangan Al terlihat sedang memperbaiki jas hitam yang melekat pada tubuh tegap nya.

Sampai di meja Al langsung duduk di tempat biasa di mana dirinya duduk, “Kamu ingin kemana Al? berkerja?” tanya papa Al.

“Iya pa,” jawab Al.

“Kenapa kamu harus bekerja? bukan kah kamu baru saja menikah? seharusnya kamu dan istri mu menikmati waktu bersama,” kata papa Al.

“Iya Al, papa kamu benar, kasihan istri kamu, baru saja menikah sudah kamu tinggal untuk bekerja!” ucap mama Al.

“Sudah lah ma, jangan buat mood Al berantakan pagi ini, Al sudah bicarakan hal ini pada Alexa dan Alexa mengerti kondisi Al karna ada pekerjaan yang tidak bisa Al tunda.” Alasan yang di buat buat oleh Al.

“Tidak ma, Al bohong! dirinya tidak pernah mengatakan hal itu pada ku,” ucap Aletta dalam hati.

“Benarkah apa yang di katakan oleh Al, Alexa?” Mama menoleh ke arah Alleta.

“A em, i-iya ma... Al sudah membicarakan hal ini pada Alexa dan Alexa tidak keberatan,” kata Aletta terbata bata.

“Kalian pengantin baru kok gak ada romantis nya sih? manggil nya nama, seharusnya manggil nya itu sayang atau mas, benarkan pa?” Mama menoleh ke arah papa Al.