Gadis itu mengangguk dan berjalan mengikuti Aqua masuk ke dalam rumah. Aqua menarik sebuah kursi, mempersilahkan gadis itu duduk. Sebelum menyeduh teh, Aqua berlutut di hadapan gadis itu. Dia mengarahkan tangannya ke gadis itu dan sebuah cahaya hijau muda keluar dari tangannya.
[ Recovery ]
Luka-luka yang ada di tubuh gadis itu sembuh seketika.
"Sihir penyembuhan?"
Setelah memastikan tak ada lagi luka di tubuh gadis kecil itu, Aqua masuk dan mengambil pakaiannya. Dia menyodorkan pakaian miliknya ke gadis kecil itu.
"Maaf, aku tidak punya pakaian untuk gadis. Mungkin ini tidak nyaman, tapi gantilah pakaianmu dengan ini. Gaun yang kamu pakai sudah sobek dimana-mana," ucap Aqua ramah.
"Kamu bisa menggantinya disana!" lanjut Aqua sambil menunjuk ruang ganti.
Gadis itu mengangguk dan mengambil pakaian Aqua lalu masuk ke ruang ganti. Beberapa saat kemudian, dia keluar dengan tampilan yang cukup keren.
"Meski dia perempuan, dia cocok pakai bajuku," kagum Aqua melihatnya.
Gadis itu menarik sedikit bajunya ke samping dan menunduk.
"Terima kasih atas semua bantuannya," kata gadis itu sopan.
"Tidak masalah," balas Aqua.
"Mana mungkin aku meninggalkan gadis kecil sendirian di tengah hutan berbahaya, kan?"
Aqua menyuruh gadis itu duduk dulu dan dia pergi ke dapur untuk menyeduh teh. Anak itu keluar dengan sebuah nampan dan dua gelas teh diatasnya. Lalu menyodorkan salah satu gelas ke meja depan gadis itu.
"Baiklah, aku tidak akan banyak bertanya. Aku yakin situasimu sedang tidak baik. Tapi, setidaknya aku bolehkan bertanya siapa namamu?" tanya Aqua.
Gadis itu terdiam sejenak. Sambil menunggu, Aqua meneguk tehnya.
"Aku… Rubylia," jawabnya.
"Bufftttt!!!!!" kaget Aqua.
Aqua menyemburkan tehnya dan terbatuk batuk setelah mendengar nama gadis itu.
"A… apa kamu baik-baik saja?"
"Uhuk… ti… tidak apa-apa. Aku baik-baik saja," jawab Aqua.
"Tunggu!!!! Rubylia? Bukankah itu nama villainess Dragon Wings???"
Setelah selesai terbatuk-batuk, Aqua mengelap mulutnya dengan sapu tangan. Meski agak takut, dia memberanikan diri untuk bertanya sesuatu.
"Aku hanya menebak, apa kamu putri Marquess Arsilla?" tanya Aqua ragu.
"Iya… Bagaimana kamu tau?" balas Rubylia bingung.
"Dia beneran!"
"Tidak… hanya saja, keluarga Ardilla itu cukup terkenal. Aku hanya pernah mendengarnya saja," jawab Aqua tak sepenuhnya bohong.
"... begitu."
"Ah, maaf terlambat memperkenalkan diri. Namaku Aquamarine, kamu bisa memanggilku Aqua saja!"
".... Hei, Aqua. Apa aku boleh minta tolong sesuatu?" tanya gadis itu dengan ekspresi datar.
"? Tentu. Kenapa?"
"Tolong menikahlah denganku!!!" pinta Rubylia tanpa ragu.
"??????????!!!!!!!!!!"
Aqua diam. Dia tak tau harus menjawab apa, tidak… dia bahkan tak yakin tentang apa yang didengarnya dari gadis kecil di depannya. Dengan panik Aqua mencoba mengoreksi pertanyaan Rubylia.
"Maaf??? Sepertinya telingaku bermasalah. Bisa tolong ulangi permintaanmu?" ucapnya panik.
"Tolong jadikan aku pengantinmu!!" balas Rubylia tanpa ragu sedikitpun.
"Tapi kenapa?!!!!"
".... Penjelasannya agak panjang."
"Tolong dengan sangat jelaskan padaku!"
Rubylia meminum tehnya sebelum memulai penjelasannya. Setelah teh habis, gadis itu mulai menerangkan alasan permintaan tak masuk akalnya.
"Di ibukota Kekaisaran, sedang ada pencarian tunangan untuk Putra Mahkota. Meski banyak calon untuknya, tapi aku adalah kandidat terkuat untuk menjadi tunangannya," kata Rubylia tenang.
"Mungkin kamu sudah tau. Keluarga Arsilla bukanlah manusia, kami berasal dari ras vampir. Keluarga Kekaisaran menginginkan darah vampir keluarga kami. Jadi rencananya, saat ulang tahun ke-12 ku nanti pertunangan akan diumumkan."
"Vampir… adikku juga pernah bilang begitu." pikir Aqua dalam hati.
"Kakak!! Ada perbedaan besar game ini dengan game lain loh. Kalau biasanya villain game lain itu karena cemburu dan membully heroin. Di game ini, Ruby jadi villain karena darah vampir dalam dirinya mengamuk dan hampir membuat heroin mati. Sejujurnya aku sedikit kasihan dengan Ruby, karena selain alasan itu Ruby sama sekali tidak berbuat jahat. Justru Ruby ini baik banget, bahkan sama orang asing yang dibawa ke keluarganya. Aku akan mengamuk ke produsernya kalau Ruby tidak mendapat akhir bahagia!!!" kata adiknya dimasa lalu.
"Baik aku maupun ayahku, sama sekali tidak mau pertunangan ini terlaksana. Tapi karena leluhur kami sudah bersumpah setia dengan kaisar melalui kontrak darah, kami jadi tidak bisa menolak tanpa alasan yang jelas."
Nada suara Rubylia agak meninggi. Dia mungkin sudah mulai kesal membicarakan masalah itu.
"Disitulah kamu muncul. Mendadak aku terpikirkan, kalau aku sudah punya kekasih, pasti Kaisar tidak bisa memaksaku bertunangan dengan Putra Mahkota," lanjutnya.
"Hmm? Bukankah dengan titah Kaisar, hubungan kita bisa diputuskan dengan mudah?" tanya Aqua.
"Benar, tapi jika kita menikah dengan sumpah darah ras vampir. Maka tidak ada yang bisa memisahkan. Karena jika dilakukan, maka kita berdua akan mati," jawabnya santai.
"Bagaimana bisa gadis ini mengatakan itu dengan mudah???"
"Tidak seperti keluarga bangsawan lain, keluarga kami tidak mementingkan darah kebangsawanan. Kami lebih mengutamakan kekuatan. Jika itu kamu, kelihatannya ayah tidak akan mempermasalahkannya."
Aqua berpikir sejenak. Sejujurnya dia tidak mau menikah tanpa ada cinta, apalagi menikah dengan gadis kecil. Aqua bukan seorang lolicon. Tapi jika dengan pernikahan itu, dia bisa mencegah kematian Rubylia. Maka sulit untuk menolaknya.
"Apa kamu yakin?" tanya Aqua memastikan.
"Yakin!" balas Rubylia tanpa keraguan.
"Kamu bahkan tak mengenalku loh."
"Aku bisa mengenalmu nanti."
".... Baiklah," jawabnya setelah berpikir cukup lama.
"!"
Walau tak nampak perubahan ekspresi di wajah Rubylia, tapi rona wajahnya sedikit mencerah. Dia senang karena Aqua tidak menolaknya.
"Tapi!! Hanya pertunangan! Dan itu juga hanya sampai usia 18 tahun. Jika nanti kamu memiliki orang yang kamu suka, maka aku dengan senang hati akan melepasmu. Namun jika tidak, kita bisa membiarkannya seperti ini sejenak sampai kamu menemukannya. Lagipula kita berasal dari ras umur panjang. Masih ada banyak waktu," sanggah Aqua hangat.
"Lagipula di umur segitu, dia akan lulus dari Akademi."
Rubylia tidak masalah dengan usulan Aqua. Dia mengangguk setuju dengan Aqua. Aqua hanya menghela napas panjang dan tersenyum.
"Apa ini akan baik-baik saja?"
Mereka berdua lalu membuat kontrak darah ras vampir. Caranya cukup sederhana, Rubylia menggigit sedikit jarinya hingga berdarah dan mulai membuat lingkaran sihir di kertas. Di lingkaran itu, Aqua meneteskan darahnya. Kertas itu terbakar begitu kontrak selesai dibuat. Isi kontrak sama seperti yang Aqua minta. Tanda kontrak muncul di lengan Aqua dan Rubylia.
"Kalau begitu, mohon bantuannya Aqua. Ah, juga… panggil aku Ruby saja. Orang-orang terdekatku memanggil ku begitu," kata Rubylia dengan senyuman menyilaukan.
"Hehh… jadi dia bisa tersenyum juga?" kata Aqua dalam hati.
"Manis…"
"Aku juga, mohon bantuannya Ruby."
Dan begitulah, Aqua mendapat seorang tunangan vampir manis tanpa sepengetahuan gurunya.
.
.
.
.
.
.
Ilustrasi Tokoh Rubylia Arsilla (12 Tahun)
(Sauce: Twitter @ttosom58)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
fujoshi akut
Kalo gurunya tau pasti Aqua bakal Mampus 🗿
2022-04-25
3
Syafiq Fahlefi
kayaknya kurang srekkk dehh episode ini, kayak kan si Aqua gak punya keuntungan ataupun hal bagus dengan pertunangan kali ini. Yang kita tahu sifat dari MC itu gak mau kesusahan dan yang lainnya. Tapi jelas jelas dengan pertunangan kali ini Aqua gak akan dapat manfaat apa apa
2021-11-07
2
John Singgih
bertunangan saat guru tidak ada
2021-10-11
5