[Preview chapter 3]
"Hmm... Tidak salah sih kalau bermimpi. Dengar aku baik baik. Kalau kemampuanmu tidak berkembang, jangankan bertemu Kaisar, menginjakkan kaki di Istana megahnya pun kau tak akan bisa." Ledek Guru Ri.
***
[Lanjutan]
Mendengar ucapan yang tidak enak didengar itu, Oshun spontan merapatkan senyumannya. Dengan rasa kesal dan malu yang tiba-tiba entah datang dari mana, Dewi muda itu terpaksa kembali ke tempat duduknya sambil tertunduk.
Cleon, sahabat Oshun, tidak tega melihat sahabatnya dipermalukan dan disepelekan di depan umum seperti itu.
Jadi ia bermaksud melakukan pembelaan untuk Oshun. Ia berkata dengan berani dan percaya diri,
"Guru, meskipun Oshun adalah anak yang nakal dan selalu bermain ketika sedang belajar, tapi aku berani menjamin dia dapat menggapai impiannya. Bertemu dengan Kaisar bukanlah hal yang terlalu sulit kok."
Mendengar pembelaan Cleon barusan, Oshun menjadi terhibur dan merasa sangat senang.
Seketika bibir manyunnya itu berubah menjadi senyuman manis yang indah. Dan dengan percaya diri, ia kembali menegakkan kepalanya.
Sementara guru Ri menghela napasnya kasar. Tampaknya ia tidak tertarik lagi untuk melanjutkan topik pembicaraan itu. Jadi guru Ri langsung mulai pada topik pembelajaran yang sudah disiapkannya.
Ia menjelaskan pembelajaran dengan sangat baik.
"Psstt... Oshun..." Cleon berbisik memanggil Oshun yang tempat duduknya hanya berjarak satu langkah dari dirinya.
Mendengar bisikan yang sangat terdengar jelas itu, Oshun memalingkan pandangannya ke arah sumber suara.
"Kau serius ingin bertemu Kaisar langsung ke Istana Langit?"
"Kau ini seperti baru mengenaliku dua atau tiga hari yang lalu, tahu. Apa aku pernah tidak melakukan apa yang aku katakan atau inginkan?" Balas Oshun berbisik juga.
Dari ekspresi yang tadinya datar, tiba-tiba Oshun terpikir sesuatu dan ia mulai menatap dengan mata penuh kecurigaan pada Cleon.
"Ah, jangan-jangan kau juga mengira impianku ini mustahil ya?"
"B-bukan begitu, aku hanya mau bilang sebaiknya kau mempersiapkan diri dengan baik dulu. Kalau tidak, sebelum ketemu Kaisar kau sudah diusir dan dilempar ke dunia fana duluan loh." Jelas pria muda itu dengan tatapan khawatir pada Oshun.
"Kau ini memberi saran tapi kenapa terdengar menyakitkan ya?" Gumam Oshun pelan
Ia terlihat sedikit kecewa mendengar ucapan dari sahabatnya itu.
"Kau bilang sesuatu?" Bisik pemuda itu lagi pada Oshun.
"Tidak ..." Balas Oshun singkat.
Dia ada benarnya juga. Sebelum membuat rencana, sebaiknya aku harus tahu lebih banyak tentang Kaisar Ou.
Ah, bagaimana kalau aku tanyakan saja pada Paman tentang Kaisar? Benar, begitu saja. Ahh... semoga pelajaran hari ini cepat berakhir!! Batin Oshun sambil melamun menatap ke arah guru Ri dari kejauhan.
"Hari ini tugasnya sangat mudah, hanya mengandalkan imajinasi saja." Kata guru Ri dengan santainya.
"Nah, ketika aku mengucapkan kata 'Istana Langit' , apa yang ada di kepala kalian? Nah, imajinasikan dan tuang semuanya di atas kertas yang ada di setiap meja kalian itu. Setelah itu baru boleh pulang." Jelas guru Ri pada semua muridnya.
Lalu masing-masing dari mereka mulai mengambil alat tulis dan kertas gambar mereka.
"Hah membosankan... Heh Oshun, pasti yang seperti ini kesukaanmu kan? " Tanya Cleon setengah berbisik pada Oshun di sebelahnya.
Oshun memilih tidak menggubris perkataan sahabatnya itu, ia malah mulai melukiskan imajinasi yang ada di kepalanya, ke atas selembar kertas yang ada di hadapannya itu.
Ia seserius itu karena ia menyukai apapun yang berkaitan dengan Kaisar.
Goresan demi goresan Oshun ciptakan dengan kehati-hatian. Oshun tampak sangat hati-hati menampung kuas dengan tangannya, agar cat hitam itu tak tumpah dan merusak gambarnya yang indah.
Beberapa saat kemudian dengan wajah berseri- seri dan senyuman yang merekah, Oshun berteriak kegirangan.
"Yeyy...!! Aku sudah selesaii!"
Mendengar teriakan yang begitu bersemangat itu, semua mata spontan tertuju pada Oshun. Ia sungguh Dewi yang terlihat begitu percaya diri dengan apa yang dilakukannya.
"Biar kulihat." Guru Ri berkata demikian, sekali lagi dengan tatapan menyepelekan ciri khasnya. Kakek Ri datang mendekati tempat duduk Oshun untuk melihat gambarnya.
"Huh? Kenapa malah menggambar sepasang kekasih? Kau dengar kan tadi aku bilang Istana Langit?" Tanya guru Ri dengan ekspresi yang benar-benar bingung.
"Hehehe... Iya guru, telingaku masih sangat bagus kok." Balas Oshun sambil tertawa ringan. Ia kemudian berdehem keras lalu sambil tersenyum bahagia berkata dengan sangat percaya diri,
"Ini adalah lukisan yang menggambarkan Oshun Zoi yang cantik, dan Kaisar Agung Ouranos yang tampan!!"
"Huuu..."
"Ahh dasar... "
"Harapannya tinggi sekali."
"Dia memang cantik, tapi menaklukkan hati Kaisar mustahil deh."
Banyak murid di tempat itu yang meledek Oshun karena terlalu percaya diri dengan impian konyolnya.
Semua orang di tempat itu kecuali Cleon, dan beberapa murid lainnya, mulai bergumam sesaat setelah Oshun menjelaskan mengenai lukisannya.
"Hei Oshun, sadar atau tidak, kau ini jadi terlalu terobsesi pada Kaisar. Kau pasti pernah mendengar kan, cinta yang dipaksakan itu tidak akan pernah berakhir bahagia." Jelas Guru Ri pada Oshun.
Sedikit sakit hati mendengar ucapan dari gurunya, Oshun pun berdiri tepat di hadapan guru Ri dan membuat gerakan seperti sedang membersihkan debu di bahu sang Guru, yang sebenarnya terlihat bersih itu.
"Guru, Anda akan mengerti apa yang kurasakan jika Anda memiliki seorang pujaan hati. Aku akan berusaha dan menunjukkan pada kalian semua bahwa Kaisar itu hanya dapat ditaklukkan olehku saja, Oshun Zoi." Ucap wanita cantik itu dengan lantang dan percaya diri.
Sebenarnya ada perasaan kekesalan dan kecewa yang tengah ditahannya dalam hati, namun tidak ia ungkapkan begitu saja. Karena ia mengingat pesan ayahnya yang berkata,
"Seorang pemimpin itu harus tenang, tidak boleh sampai terbawa emosi. Karena kadang kala emosi bisa membawa kita pada keputusan yang salah. Sebisa mungkin tahanlah, atau bila sudah tak sanggup menahan, maka pergi menjauh untuk menenangkan pikiran."
Maka dari itu, Oshun memilih untuk meninggalkan tempat itu. Ia langsung kabur dan berniat untuk pergi ke tempat Pamannya untuk menanyakan suatu hal, seperti yang sudah direncanakannya.
Dengan kekuatan Dewanya, Oshun terbang secepat kilat, hingga membuat gurunya kesulitan menahannya.
"Heii!! Dasar anak nakal..!! Kau belum kuizinkan pulang, sudah pulang duluan... Dasar!!" Teriak guru Ri.
Kakek tua itu tampak sangat marah pada muridnya karena seenaknya kabur. Sementara Cleon hanya tertawa kecil melihat tingkah nakal sahabatnya itu.
"Cih, ternyata guru terhormat berani juga mengumpat di tempat suci." Ucap Oshun ketika ia menoleh ke belakang dan mendengar guru Ri teriak-teriak dengan wajah yang terlihat sangat kesal.
Belum puas membuat gurunya kesal, Oshun kemudian berhenti. Ia melayang sebentar di udara. Lalu,
"Wleeee..." Ledek Oshun sambil menunjukkan ekspresi dan gerakan konyol pada Kakek Ri.
"KURANG AJAARRRR!!!" Teriak Guru Ri sekuat tenaga hingga membuat burung-burung alam Zoi gusar dan terbang menjauh.
"Hehehehe..." Tawa Oshun. Lalu ia terbang menjauh dari tempat itu.
.
.
.
Di Lembah Zoi, Tempat Keluarga Kerajaan
"Pamaaann.. Pamaann.. Kau dimana?"
Dewi muda itu memanggil-manggil Pamannya dengan setengah berteriak. Matanya sibuk menjelajahi tiap sudut ruangan, mencari-cari figur yang sangat akrab dengannya itu.
"Ada apa ribut-ribut mencari Paman?" Sahut seorang pria muda.
Karena pria itu tiba-tiba muncul, Oshun tampak tersentak, ia sedikit terkejut dengan kemunculan pamannya yang tak memberi tanda apa pun.
"Begini Paman, ada yang ingin kutanyakan pada Paman."
"Apa itu Oshun? Tumben mau bertanya ... Ah, ngomong-ngomong kau sudah selesai belajar?" Tanya pamannya pada Oshun, ketika menyadari bahwa seharusnya Oshun belum pulang sekarang.
"Sudah kok, Paman tenang saja.." Ucap Oshun dengan santai meyakinkan Pamannya.
Avram kemudian tampak mengernyitkan dahinya karena merasa tidak yakin dengan perkataan keponakannya itu.
Sebenarnya Avram merasa ragu, mengingat Oshun yang terlampau sering menipu dan mengerjainya.
"Kalau aku bohong, Paman bisa menghukumku nanti. Tapi jawab dulu pertanyaanku, ya?" Pinta Oshun dengan wajah memelasnya yang terkesan imut dan menggemaskan.
"Ya sudah, Mau tanya apa?"
"Anu, eumm... Kaisar Ou itu seperti apa sih Paman?" Tanya Oshun sedikit ragu saat memulai pertanyaan pertamanya.
"Ya ampun, tergesa-gesa datang kemari hanya untuk bertanya hal ini?" Avram berkata dengan menunjukkan ekspresi tidak percaya pada sikap keponakannya.
"Hehehe... Soalnya kan hanya Paman harapan terakhirku. Yang lain tidak tahu banyak mengenai Kaisar selain Paman." Bujuk Oshun pada pria berambut indah itu.
"Kenapa sangat ingin tahu tentang Kaisar?" Tanya Avram mulai curiga.
Tanpa ragu sedikit pun, otak cemerlang Oshun dengan sangat cepat menemukan jawaban atas pertanyaan itu.
"Kita kan menghormati Kaisar Agung Ouranos, selain itu tidak beberapa lama lagi aku akan menjadi pimpinan Zoi. Bagaimana bisa aku tidak mengetahui siapa sebenarnya yang suku ku Agung-agungkan selama ini? Ahh, lebih tepatnya yang seluruh Alam Semesta Agung-agungkan." Jelasnya dengan ekspresi cemerlang dan antusias.
Avram yang mendengar itu kemudian melangkah mendekati tempat duduk yang berada di ruangan itu, lalu duduk dengan santai.
Ia merasa sepertinya akan membutuhkan waktu yang lama untuk berbicara dengan keponakannya ini.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments