"Tumben banget lo datang agak telat. Lo kenapa? Telat bangun?" Tanya Tania sesaat aku baru tiba di kelas.
Awalnya, aku selalu datang lebih awal ke sekolah hanya untuk menunjukkan sikap baik ku sebagai siswi teladan. Tapi sekarang tidak lagi. Karena hal itu sudah menjadi kebiasaan yang melekat pada diriku.
Pak Herman yang sangat menjunjung tinggi kedisiplinan itu juga jadi menyukaiku karena sikap baik ku. Membuat para guru menyukaiku adalah keahlianku. Meski terkadang ada saja orang-orang yang tidak suka padaku dan malah mengataiku caper.
"Ini nih gara si Farel lama banget. Pake acara jemput gue segala lagi." Kataku.
"Hah? Ga salah nih? Malah gue yang nungguin elunya sampai kelamaan di mobil." Timpal Farel.
Dahi Farel tampak mengerut. Sepertinya dia kesal karena ucapanku. Sementara itu aku hanya meresponnya dengan tertawa kecil.
"Kalian berdua berangkat sekolah bareng?" Tanya Tania padaku dan Farel.
"Iya, memangnya kenapa?" Tanyaku balik.
"Yah.. ga ada sih."
Tania menatap aku dan Farel lekat-lekat. Entah apa yang ingin dia lihat pada diriku dan Farel hingga terus menatap kami berdua seperti itu. Aku jadi merinding karenanya. Begitu pula dengan Farel.
"Apaan sih? Ngapain lo ngeliatin gitu? Creepy tau!"
Aku langsung berjalan melewati Tania menuju tempat dudukku dengan langkah terburu-buru. saat aku berbalik, ku lihat Farel juga langsung melewati Tania yang menghalangi pintu sejak tadi.
"Mereka kan udah temenan dari kecil. Udah ga aneh lagi sih." Gumam Tania.
"Hah? Lo bilang apa?" Tanyaku pada Tania.
"Engga! Ga ada! Udah jangan dipikirin!" Balasnya.
"O..Okey.."
Aku menatapnya heran. Kenapa dari tadi Tania aneh sekali sih? Aku tak bisa menebak apa yang ada di pikirannya. Hah sudahlah! Tak ada gunanya juga aku memikirkannya berlarut-larut.
*****
Teett..
2 jam berlalu. Suara bel tanda pergantian jam pelajaran berbunyi dengan nyaring. Guru Sebelumnya yang mengajar di jam pertama terlihat sudah tidak ada lagi di kursinya yang kosong.
Di sela-sela menunggu jam berikutnya dimulai, suasana kelas terasa bising. Banyak yang saling mengobrol dengan suara keras, bahkan ada yang tidak segan-segan berlarian di dalam kelas.
Ya, kita bisa menebak siapa pelaku utama yang memulai hal ini. Siapa lagi kalau bukan Surya. Sepertinya anak itu juga baru kembali dari ruang BK. Dirinya lah yang memimpin segala keributan di kelas ini. Meski menjengkelkan, di sisi lain aku juga tidak bisa membayangkan jika dirinya tidak ada di kelas ini.
Sebagai pemegang nama sekolah swasta yang elit. Kebanyakan murid yang bersekolah disini adalah anak-anak konglomerat yang kaya. Namun tidak sedikit pula murid-murid beasiswa yang bersekolah disini.
Rendi dan Surya termasuk ke dalam salah satu murid beasiswa itu. Hubungan antar anak-anak konglomerat biasanya tidak harmonis. Kesombongan akan kekuasaan sengaja ditampakkan secara terang-terangan.
Karena itu atmosfer di sekolah ini terasa dingin dan penuh keseriusan. Namun karena Surya ada disini, ia bisa mencairkan suasana dan membuat hubungan semua orang di dalamnya menjadi lebih dekat.
"Hei! Semuanya tolong diam dan tenang!"
Suara itu terdengar sangat keras hingga mampu menarik perhatian semua orang di kelas. Kulihat suara itu berasal dari Bu Guru Nea yang baru saja datang.
Sesaat Bu Nea berkata seperti itu, seluruh anak-anak di kelas serentak mengatupkan mulutnya. Tak ada satu orang pun yang berani untuk membuka mulutnya. Aku merasa takjub dengan Bu Nea yang bisa membuat kebisingan di kelas ini menjadi tenang hanya dalam hitungan detik saja.
"Nah nak, hari ini kalian harus membuat keterampilan dari tali-tali yang ada di sini."
Bu Nea membawa banyak tali dengan beragam warna. Murid-murid di kelas yang sebelumnya diam kini mulai saling berbicara lagi satu sama lain. Sudah pasti mereka sedang membicarakan tali-tali itu. Karena aku pun juga penasaran akan hal itu.
"Ibu akan memberikan waktu selama 2 jam hingga jam istirahat pertama untuk membuat keterampilan ini."
Setelah menjelaskan seperti itu, Bu Nea mempersilahkan kami untuk maju ke depan satu per satu. Setiap orang hanya boleh memilih 2 warna saja.
Aku mengambil beberapa tali berwarna hitam. Jika yang lain mengambil tali dengan setiap warna yang berbeda, aku malah hanya menggunakan satu warna saja.
"Buat gelang aja deh! Yang simple." Kataku.
Setelah mengambil tali-tali itu, aku lalu duduk di kursiku. Kedua mataku hanya fokus pada setiap jariku yang sibuk memainkan tali-tali itu. Meski hanya sebuah gelang yang sederhana, aku sudah cukup puas dengan hasilnya yang bagus menurutku.
Gelang berwarna hitam yang sebelumnya polos itu aku tambahkan dengan beberapa aksesoris yang terbuat dari emas asli. Karyaku memang luar biasa! Ya, memang harus begitu. Gelang ini kan aku buat dengan rasa cinta dan penuh ketulusan. Tak akan ada yang bisa menandingi karyaku ini.
"R? Rendi ya? Dasar bucin!"
Entah darimana Tania datang, tau-tau dia sudah muncul di sebelah kananku. Sambil berdiri di sampingku, Tania menatap gelang buatanku di setiap sisinya. Aku yang sedang duduk di kursiku jadi tersentak kaget karena kemunculannya yang tiba-tiba itu.
"Kalau iya kenapa? Yang ga punya pacar mending diam aja deh." Aku mendengus kesal.
Sesaat aku berkata seperti itu, Tania langsung berkacak pinggang. Aku menoleh ke arahnya. Karena dirinya yang sedang berdiri tegak, sementara aku hanya sedang duduk, Tania jadi terasa jauh lebih tinggi dariku.
Ketika aku menatap wajahnya, raut wajah Tania yang sebelumnya datar, berubah cemberut sambil memicingkan kedua matanya padaku.
"Iya iya aku jomblo aku diam deh." Ucap Tania sambil merengut seolah sedang menahan tangis.
"Hahaha canda elah." Balasku.
Aku mendorong pelan bahunya hingga membuat Tubuh Tania sedikit oleng. Namun Tania langsung sigap menahan keseimbangan tubuhnya lagi. Hm.. responnya itu hebat juga ya.
"Lo mau ngasih tuh gelang ke cowo lo?" Tanya Tania. Aku mengangguk mengiyakan perkataannya.
"Temenin gue ya Tan kesana.. gue malu ke gedung kelas 3 sendirian." Pintaku padanya.
"Hedeh.. iya deh. Apasih yang engga buat lo."
Tania mengelus kepalaku. Dengan posisiku yang masih duduk, memudahkan Tania menyentuh kepalaku sesuka hati. Aku merengut padanya karena merasa kesal. Aku tidak suka jika diperlakukan seperti anak kecil begini.
Padahal usia kami berdua tidak jauh berbeda. Tania hanya lebih tua 2 bulan dariku. Namun terkadang di waktu tertentu, Tania bisa bersikap seperti orang yang jauh lebih dewasa dariku.
"Pokoknya ntar temenin! Awas aja ya kalo engga!" Ancamku.
"Kan barusan gue udah jawab iya, lo gimana sih? Kuping lo budek ya?" Balas Tania.
"Buat mastiin jawaban lo! Mana tau kan lo ntar tiba-tiba kaga mau." Timpalku.
Emerald Garden. Nama sekolahku. Sesuai namanya, tempat ini adalah sekolah yang banyak menghasilkan anak-anak berbakat. Bagi sekolah, anak-anak berbakat itu sama berharganya seperti sebuah permata.
Sekolah ini sangat luas. Terdapat banyak bangunan-bangunan kecil seperti ruang kepala sekolah dan guru, koperasi, UKS, laboratorium, ruangan komputer, dan masih banyak lagi di sekolah ini.
Di antara bangunan-bangunan itu, ada 3 gedung besar yang letaknya berada di tengah-tengah sekolah. Ketiga gedung itu disebut sebagai 3 Gedung Utama. Tempat itu tidak lain adalah tempat proses pembelajaran para murid. Ya, ruang kelas.
Masing-masing gedung ini di peruntukkan pada angkatan yang beda-beda pula. Gedung 1, ditempatkan untuk murid kelas 1. Gedung 2, ditempatkan untuk murid kelas 2. Dan gedung utama 3, ditempatkan untuk murid kelas 3.
Aku malu jika harus ke gedung utama 3 sendirian. Apalagi yang akan kutemui disana adalah pacarku. Pacarku yang sangat terkenal di 3 angkatan sebagai ketua osis dan siswa teladan itu, pasti akan membuatku menjadi pusat perhatian.
Karena itu aku meminta Tania untuk menemaniku kesana. Setidaknya rasa takut ini akan sedikit mereda jika aku pergi sambil ditemani seseorang.
Kalau dipikir-pikir, selama ini aku juga belum pernah mengunjungi gedung kelas 3. Kira-kira di dalamnya seperti apa ya? Aku penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Suci Oktaviani
Msi nyimak nih thorr semngtt ditunggu kelanjutannya,,,hhe💪🏻😄
2021-08-03
1
fz.xeul
Hii... aku mampir nih. semangat upnya. 🔥 mampir juga ya ke karya ku 😁👍
2021-08-02
0
Ceritaku
Hai kakak aku hadir dari mendadak hamil, memenuhi undangan mu😘😘😘
2021-08-01
1