Ketahuan Pacaran

"Hihi." Aku tertawa saat tak sengaja mengingat memori kecil yang selalu membekas di ingatanku.

"Kamu kenapa?" Tanya Rendi padaku. Dia heran melihatku yang tiba-tiba tertawa tanpa sebab.

"Engga, aku cuma teringat kejadian hari itu. Waktu kamu nembak aku itu lho." Kataku sambil tersenyum padanya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16:30. Setelah pulang sekolah, aku bersama Rendi menghabiskan waktu di kafe yang letaknya juga tidak jauh dari sekolah. Kafe ini lumayan terkenal di kalangan murid-murid sekolah kami.

"Hm.."

Rendi tiba-tiba menatapku lekat-lekat. Apa ada sesuatu di wajahku? Kenapa dia menatapku seperti itu? Tapi semakin lama dilihat, entah kenapa Rendi tampak seperti sedang mengasihani diriku.

"Kenapa?" Tanyaku padanya.

"Eh? Enggak, gapapa." Rendi terlihat panik.

Aku ingat hari itu. Saat aku sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Aku hendak dalam perjalanan menuju mobilku yang sudah menungguku di luar sekolah.

Tapi tiba-tiba saja ada seseorang yang menghentikan langkahku. Orang itu menyatakan perasaannya padaku di tempat itu juga. Orang itu adalah Rendi. Jujur saja saat itu aku benar-benar terkejut dan kebingungan saat ingin meresponnya.

Aku tak terlalu mengenal Rendi waktu itu. Yang aku tau tentangnya hanyalah dia yang menjabat sebagai ketua OSIS di sekolah ini. Seorang murid teladan yang juga menjadi panutan murid-murid di sekolah ini.

Rendi ikut menjadi salah satu dari kakak-kakak senior lain yang menjadi panitia di kelompok ku. Saat itu aku harus mengikuti kegiatan MOS yang diperuntukkan bagi para murid baru. Itulah saat pertama kali Rendi dan aku bertemu.

Saat aku melihat Rendi untuk pertama kalinya, jujur saja aku terpana dengan wajah tampannya. Teman-temanku juga selalu berisik membicarakannya.

Ternyata Rendi sangat terkenal di sekolah ini. Terutama di kalangan para siswi perempuan. Dia sangat populer. Karena itu tak pernah sekalipun terbesit di pikiranku untuk bisa bersama dengannya.

Namun tak kusangka orang yang sebelumnya kupikir tak akan pernah bisa kumiliki itu, sekarang malah menjadi pacarku. Aku adalah perempuan paling beruntung di antara banyaknya perempuan yang ingin bersamanya.

Aku sedikit sedih jika mengingat Rendi yang akan segera lulus dari SMA ini. Usia kami berselisih 2 tahun. Saat ini Rendi sudah kelas 3, sementara aku sekarang masih berada di kelas 1.

"Sil? Silvia!"

"Eh eh iya? Kenapa?"

Aku tersentak dari lamunanku karena Rendi memanggil namaku. Seketika itu pula aku langsung menoleh ke arahnya.

"Kamu kenapa? Kok kamu jadi sedih gitu? Daritadi kamu juga cuma diam aja." Ucap Rendi.

Aku tersadar. Aku tak menyangka Rendi akan bertanya seperti itu. Ternyata aku ini tidak ahli dalam menyembunyikan perasaan ya! Aku tidak mau Rendi jadi ikut sedih karenaku. Maka dari itu aku sengaja mencari alasan.

"Hm? Sedih? Haha kamu ini sembarangan aja Ren. Siapa yang sedih sih? Ya enggaklah, kamu ada-ada aja." Kataku.

"Kamu itu kan selalu ceria. Kalau kamu tiba-tiba diam begini pasti ada sesuatu kan?" Tanya Rendi.

Inilah salah satu alasan yang membuatku menyukai Rendi. Rendi adalah orang yang peka, bahkan untuk hal kecil sekalipun.

"Eh engga kok! Aku cuma.. lagi datang bulan, ya! Datang bulan!"

Aku terus menyangkal ucapannya. Rendi pasti tak akan percaya dengan jawabanku. Aku tau kalau aku ini adalah pembohong yang payah. Awalnya aku berpikir seperti itu. Tapi tak kusangka Rendi malah berkata sebaliknya.

"Oh gitu, ya udah kamu cepet habisin minumnya biar kita cepat pulang." Ucap Rendi.

Aku tercengang. Aku tak merespon ucapan Rendi dan hanya memandangnya heran. Tak kusangka dia malah mempercayai ucapanku. Padahal sebenarnya aku tidak sedang datang bulan.

"Hoi! Kenapa malah bengong? Ntar kesambet lho!"

Rendi menjentik keningku. Aku jadi langsung tersadar karenanya. Spontan ku sentuh keningku yang baru saja dijentik oleh Rendi.

"Sakit! Kamu nyebelin! Kenapa malah gituin aku!" Omelku.

Aku merengut hingga kedua pipiku tampak menggembung. Aku kesal! Aku sengaja memalingkan wajahku darinya agar dia tau kalau aku sedang marah padanya.

"Tututu pacarku ngambek ya? Jangan gitu dong Sil, maafin aku ya.."

Rendi menepuk-nepuk pelan kepalaku sambil berkata seperti itu. Aku terkejut. Bagaimana tidak? Di kafe ini kan bukan hanya ada kami saja! Di sekitarku dan Rendi ada banyak sekali orang. Mereka semua pasti melihat kami. Aku kan jadi malu.

"Udah ih! Iya-iya! Aku maafin."

Mau tidak mau aku jadi harus mengalah padanya. Kalau tidak, aku tak tau hal apa lagi yang akan Rendi lakukan di tempat ramai begini. Kulihat Rendi berusaha menahan tawanya saat melihatku.

Huh! Kalau begini kan, aku jadi tidak bisa marah padanya. Yah mau bagaimana lagi? Aku kan menyukainya.

Tanpa kami sadari, sejak tadi ada seorang kakak pelayan yang sedang membersihkan meja di sebelah kami. Kakak pelayan itu tersenyum melihat aku dan Rendi.

"Wah indahnya masa muda." Ucap kakak pelayan itu.

Aku dan Rendi saling melempar pandangan satu sama lain. Aku merasa malu karena ucapan kakak pelayan itu. Ternyata sejak tadi kami berdua terlihat seperti orang yang sedang pamer kemesraan ya?

"Udah ah, kita cabut yuk!" Ajakku.

Aku tidak bisa menahan rasa malu ini lebih lama lagi. Sekarang aku hanya ingin cepat-cepat pergi meninggalkan tempat ini.

"Iya.. Apasih yang enggak buat kamu." Ucap Rendi sambil mengedipkan sebelah matanya.

Dasar! Dia sengaja meledekku. Kulihat kakak pelayan tadi kali ini tertawa melihat kami. Hah.. Rasanya aku ingin menghilang saja dari tempat ini.

Aku langsung bergegas keluar dari kafe menuju parkiran motor. Rendi juga ikut menyusul di belakangku sambil tertawa karena berhasil menjahiliku. Aku menatapnya tajam. Aku tidak suka jika harus di permainkan lebih dari ini. Rendi pun jadi ciut karena tatapanku.

Motor Rendi melaju kencang membawa kami berdua menuju rumahku. Hembusan angin yang kencang menyapu kulitku dengan lembut bersamaan kami melaju. Tidak perlu waktu lama, rumahku sudah terlihat di mataku dari kejauhan.

Ckkittt.. DUK!!

"Duh Ren! Kenapa ngerem mendadak sih? Sakit tau!" Gerutuku.

"Iya maap.." Katanya.

Karena Rendi yang mengerem motornya secara tiba-tiba, keningku jadi harus bertabrakan dengan punggung Rendi. Aku mengusap keningku yang terasa sakit sambil cemberut.

Tanpa basa-basi lagi, aku langsung turun dari motornya dan berjalan ke arah pintu pagar rumahku tanpa menghiraukan Rendi. Ku buka pintu pagar rumahku lalu berbalik lagi untuk melihatnya sebelum dia pulang.

"Aduh.. ngambek lagi nih?" Tanya Rendi.

Rendi mengangkat kedua alisnya sembari melihatku. Aku kesal karena lagi-lagi dia meledekku. Sembari menutup pintu pagar rumahku kembali, aku memeletkan lidahku padanya. Aku baru bisa merasa lega jika sudah membalasnya.

Rendi hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum karena melihat tingkahku. Kulihat Rendi melambaikan tangannya sebelum pergi dari rumahku.

Karena Rendi sudah pulang, dan tidak ada yang harus kulihat lagi, aku lalu masuk ke dalam rumah. Aku langsung merebahkan diriku ke atas ranjang sesampainya diriku di kamar.

Mungkin karena terlalu lelah setelah bersekolah seharian, daya tarik kasurku terasa dua kali lipat dari biasanya. Rasanya aku tidak mampu beranjak dari tempat tidurku meski hanya untuk berganti pakaian.

Aku terbaring lama di ranjangku dan tanpa aku sadari, aku tertidur pulas di waktu itu juga.

*****

"Heh! Sudah jam segini kok masih tidur? Mana belum ganti baju lagi. SILVIA! BANGUN!"

PLAK!!

"Duh duh sakit ma.. iya, ini Silvia bangun kok."

Aku mengelus punggungku yang terasa sakit karena terkena pukulan mama. Dengan terpaksa, aku jadi harus membuka kedua mataku.

"Ayo cepat mandi! Anak gadis ga boleh malas!" Perintah mama.

"Iya ma.." Jawabku.

Aku bangkit dari ranjangku lalu berjalan ke arah kamar mandi dengan langkah sempoyongan. Padahal barusan aku sedang seru-serunya bermimpi. Tapi mama malah mengacaukannya.

Byur

Tetesan air keluar dari shower membasahi rambut dan tubuhku. Sembari mengoleskan shampo di rambutku, aku tersenyum senang tanpa sebab.

"Tadi aku mimpi apaan yak? Kok aku bisa lupa sih? Hah.. Ya sudahlah."

Setelah selesai membilas rambut dan tubuhku, kuputar keran shower itu untuk menghentikan aliran air yang keluar. Setelahnya ku ambil handuk putihku yang tergantung, lalu aku lilitkan pada tubuhku.

Aku membuka pintu kamar mandi lalu berjalan keluar. Ku hampiri ranjangku, dan aku ambil baju tidurku yang sebelumnya memang sudah aku siapkan lebih dulu.

Setelah selesai berpakaian, aku berjalan keluar dari kamar menuju ruang makan. Di sana, sudah ada papa dan mama yang sudah menungguku.

"Hm.. aroma nasi goreng!"

Mataku berbinar-binar. Seketika rasa malasku menghilang begitu saja. Sudah lama mama tidak memasak nasi goreng. Aku sangat merindukan nasi goreng buatan mama karena rasanya sangat enak.

"Iya, kamu suka nasi goreng kan?"

Mama mengambil sendok nasi dan membagikan nasi goreng itu ke atas piringku dan piring milik papa.

"Makasih ma." Kataku sambil tersenyum.

Mama duduk di bangku kosong yang ada di samping papa. Meja makan milik keluargaku berbentuk persegi panjang dengan 2 kursi yang ada di kedua sisinya.

"Silvia!"

Lamunanku buyar oleh suara papa yang memanggilku. Seketika itu pula aku langsung menoleh ke arah papa.

"Iya pa?" Tanyaku.

"Katanya kamu punya pacar ya?"

Jantungku berdegup kencang. Sebenarnya papa memang tidak tau kalau aku sedang berpacaran. Aku sengaja tidak memberitahu papa karena takut jika papa tidak mengizinkannya.

Papa menatapku dengan serius. Sementara itu, aku lihat mama hanya melirikku tanpa berkata apa-apa.

"Hm.. itu.."

Aku sangat gugup. Bagaimana ini? Sepertinya papa marah denganku. Apa yang harus aku katakan pada papa?

Terpopuler

Comments

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

hayo loh, ketahuan sama Papa bakal dinikahin langsung nih🤣🤣🤣

2021-08-07

1

Alivaaaa

Alivaaaa

dag dig dug ya Silvia kalau udah dipertanyakan sama papa tentang pacar 😅😅😅

2021-07-29

3

Stoberi_baekhyun

Stoberi_baekhyun

lanjut Thor gak sabar banget lanjutannya

2021-07-22

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!