"KAMU NGAPAIN BUKA BAJU?!" sergahku pada Rendi.
"Memangnya kenapa? Aku mau ganti baju." Rendi menjawab seolah-olah dirinya tidak bersalah sedikit pun.
"Enak aja kalau ngomong! Aku ini cewek! Sopan dikit dong!"
Aku terus menutup kedua mataku dengan telapak tangan. Jantungku berdebar kencang. Meski aku tidak bisa melihat wajahku, tapi aku yakin sekali kalau saat ini wajahku sudah memerah seperti udang rebus.
Kini aku tidak lagi mendengar suara Rendi. Mungkin dia sudah pergi ke kamarnya. Karena kupikir sudah aman, aku pun mulai membuka mata.
Namun tanpa kusadari, sesaat aku baru saja membuka mataku, Rendi tiba-tiba sudah ada di depanku dengan wajahnya yang berjarak tidak lebih dari satu jengkal dengan wajahku.
"E-Eh! Kamu mau ngapain?!"
Karena terkejut, tanpa sadar aku jadi mendorong Rendi hingga dirinya tersungkur ke belakang. Apa aku mendorongnya terlalu keras? Ah tidak usah dipikirkan! Memangnya siapa yang menyuruhnya bersikap seperti itu?
"Aduh Sil.. sakit tau!" keluh Rendi sambil mengelus punggungnya yang terasa sakit.
"Biarin! Siapa suruh kamu begitu?" balasku.
"Hmm kamu malu ya? Lucu banget sih kamu," goda Rendi.
"Si-Siapa yang malu? Aku marah tau!" timpalku.
Aku berpaling dari Rendi. Bohong kalau kubilang aku tidak merasa malu. Aslinya aku benar-benar malu sampai rasanya ingin menghilang saja. Hanya saja aku kesal jika Rendi meledekku seperti itu.
"Iya deh, aku ganti baju dulu ya!" ucap Rendi.
"Iya," kataku.
Rendi tampak berjalan masuk ke dalam sebuah kamar. Apa itu kamarnya?
Aku duduk bersila tepat di dekat jendela. Dari kaca jendela yang transparan, aku bisa melihat derasnya air hujan yang membasahi jalan.
Kuperhatikan, Rumah yang Rendi tempati ini hanyalah rumah petak sederhana yang letaknya berada di ujung jalan. Sangat sederhana jika dibandingkan dengan rumahku yang luas dan besar, juga memiliki dua lantai. Bahkan kamarku saja mungkin lebih luas daripada rumah ini.
Kulihat di sebelah kiri rumah Rendi tidak terlihat adanya rumah lagi. Aku hanya bisa melihat sebuah lapangan yang luas di sana.
Rumah Rendi menghadap ke arah barat sehingga sore hari akan terasa sangat panas, itu karena cahaya matahari sore akan menyinari rumah ini secara langsung.
Dari mana aku bisa tau tentang itu? Sebenarnya Rendi pernah bercerita padaku soal itu. Ia mengeluh padaku bahwa dirinya sangat kepanasan saat sore hari. Aku bersyukur karena cuaca di luar sedang hujan deras sehingga aku tidak merasa kepanasan saat ini.
Kuambil ponselku dari dalam ransel. Sambil menunggu Rendi yang masih berganti pakaian, kutonton beberapa episode drama korea yang baru saja rilis.
"Maaf Sil, kelamaan ya?"
Aku menoleh ke arah Rendi yang baru saja datang. Kulihat seragam putih abu-abu yang ia kenakan sebelumnya sudah berganti dengan celana hitam pendek selutut dan kaos lengan pendek berwarna putih polos.
"Enggak kok, gak lama," kataku.
Lagipula aku menunggunya sembari menerima hiburan dari layar ponselku. Meski Rendi pergi selama 1 jam pun aku tidak akan merasa bosan menunggu.
"Oh iya, ngomong-ngomong Ren, kamu cuma tinggal sendirian di sini? Di mana keluargamu yang lain?" tanyaku pada Rendi.
"Hm? Iya, aku cuma sendirian tinggal di sini. Ibu dan adik-adikku tinggal di kampung. Aku ngontrak di sini buat sekolah," ujar Rendi.
Aku tercengang. Aku sungguh tidak menyangka. Sebelumnya kupikir Rendi adalah anak dari suami istri yang kaya.
Pemikiranku itu tidak lepas dari posisi ketua osis yang Rendi emban di sekolah. Karena biasanya posisi itu hanya bisa didapat oleh orang yang hebat, jadi kupikir latar belakang keluarga Rendi juga sama hebatnya dengan posisinya itu.
Mataku hanya tetap fokus pada layar ponsel meski Rendi duduk di sampingku, hingga salah satu adegan di layar ponsel memunculkan dua sepasang kekasih tengah berciuman dengan mesranya.
"KYAA!!"
Spontan aku menutup kedua mataku. Aku benar-benar tidak menyangka adegan seperti itu akan muncul dari layar ponselku. Yang anehnya, aku merasa malu melihatnya. Padahal bukan aku yang melakukannya.
"Kenapa Sil?"
Kubuka kedua mataku, lalu aku menoleh ke arah Rendi. Rendi terlihat khawatir. Mungkin Rendi mengira ada sesuatu yang terjadi padaku hingga membuatku berteriak. Kulirik ponselku. Syukurlah kini scene kiss itu telah berlalu.
"Kamu kenapa?" tanya Rendi lagi.
Aku merasa malu untuk menjawab pertanyaan Rendi dengan alasan yang sebenarnya. Aku berniat untuk berbohong agar tidak merasa malu. Tapi entah mengapa mulutku ini tidak mau selaras dengan keinginanku.
"Tadi.. ada adegan kiss, aku kaget," ujarku.
"Hm? Terus kenapa?" tanya Rendi lagi.
Dasar Rendi! Apa dia mau menggodaku? Untuk mengatakan ucapan yang tadi saja sudah membuatku malu.
"Ya.. gitu deh. Lagian kenapa mereka bisa santai begitu sih ngelakuinnya? Aku aja ga pernah begitu."
Aku memunyunkan bibirku. Kumatikan layar ponselku karena sudah tidak mood lagi untuk menonton drama. Sementara Rendi yang berada di sampingku terus saja tersenyum sembari menatapku.
"Kenapa kamu senyum-senyum begitu?" tanyaku sambil mengerutkan dahi.
"Kamu gak penasaran?" tanya Rendi.
Aku tidak mengerti apa yang Rendi maksud. Aku memiringkan kepalaku ke samping sambil menatap Rendi dengan tatapan bingung.
"Adegan barusan, kamu gak penasaran gimana rasanya?" jelas Rendi.
"HAH?!"
Mataku terbelalak, bahkan mulutku sampai ternganga saking terkejutnya dengan apa yang Rendi katakan. Dia bertanya apa aku penasaran atau tidak dengan rasanya? Yang benar saja!
"Apaan sih kamu? Aneh-aneh aja pertanyaannya." Kupukul punggung Rendi dengan telapak tanganku.
"Aduh! Jangan keras-keras dong mukulnya! Kebiasaan nih ciwi-ciwi!" Rendi mengelus punggungnya yang terasa sakit karena pukulanku.
"Sorry-sorry, lagian pertanyaan kamu aneh banget. Tapi.. kalau boleh jujur aku penasaran sih," kataku dengan malu-malu.
"Emm.. mau nyobain gak?" tanya Rendi padaku sambil tersenyum. Lantas ucapannya itu membuatku terkejut untuk kedua kalinya.
"Hah? Nyoba? Kamu kalau ngomong yang bener dong Ren!" Kutatap Rendi dengan tajam.
"Ayolah sekali aja gapapa kan? Kamu bukannya penasaran?" Rendi semakin mempersuasi diriku.
"Tapi-"
Cup
Tanpa aba-aba, Rendi langsung saja menempelkan bibirnya pada bibirku tanpa persetujuan dariku. Aku ingin memukul bahunya, tapi tidak bisa karena Rendi langsung menangkap pergelangan tanganku dan menahannya.
Aku meronta-ronta agar bisa menjauh darinya. Tapi entah mengapa semakin lama rasanya semakin nyaman. Tanpa sadar aku mulai terbuai dan menikmatinya juga.
Karena merasa sudah tidak ada perlawanan dariku, Rendi mulai mendekap tubuhku. Posisiku yang sebelumnya tengah duduk bersila, perlahan di dorong oleh Rendi hingga punggungku bersandar pada meja kecil yang ada di belakangku.
Kami berdua saling memejamkan mata. Aku tidak tau alasan pasti, tapi entah kenapa Rendi terasa sangat handal, tidak sepertiku yang kaku karena belum pernah melakukannya sekali pun.
Aku bisa merasakan tangan Rendi yang menyentuh leherku. Sementara tangannya yang satu lagi melingkar di pinggangku. Rendi terus memagut bibirku hingga nyaris membuatku tak bisa bernafas.
Setelah beberapa menit, Rendi mulai menghentikan kegiatannya di bibirku. Aku yang masih bersandar pada meja perlahan mulai membuka mata. Jantungku berdegup dengan sangat kencang seakan aku baru saja berlari dari Monas ke Istana Negara.
Kulihat Rendi yang menatapku dengan senyuman di wajahnya. Setelah melihat wajahnya, aku pun baru tersadar dengan apa yang baru saja kulakukan. Aku memukul dada Rendi dengan kencang karena merasa malu.
"Kamu jahat! Kamu jahat!" kataku sembari memukul dada Rendi.
"Duh aduh! Aku jahat kenapa?" tanya Rendi yang kebingungan.
"ITU CIUMAN PERTAMAKU TAU!" teriakku pada Rendi.
Wajahku terasa hangat. Aku benar-benar malu. Aku tak bisa mengontrol perasaanku. Seperti air yang meluap dari sebuah kolam, seperti itulah perasaanku saat ini.
"Kamu udah ngerebut ciuman pertamaku!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Yunia Afida
tat dia g setia, hati hati sil jika cowok ngajak begitu
2021-10-01
0
mama angga
itulah kenapa pacaran gak dibolehin.. krn gak mungkin kan klo lagi pacaran gak ngapa ngapain bayangin aja yg pacaran bertahun tahun masa coba pegangan tangan doang gak mungkin bangettt kaaann... silvi yg baru pacaran aja udh disosor heheheh
2021-08-18
0
🌸 andariya❤️💚
next kak
2021-08-17
2