Aku Hamil Anak Pacarku
Pacaran. Di mana sepasang laki-laki dan perempuan menjalin hubungan berdasarkan cinta dan kasih sayang. Banyak orang-orang yang memanfaatkan tahapan ini untuk saling mengenal satu sama lain, sebelum melanjutkan hubungan yang lebih serius ke jenjang pernikahan.
Meski begitu, tetap saja ada batasan yang harus dijaga. Namun, kebanyakan para remaja terkadang melupakan batasan itu hingga tanpa sadar membuat diri mereka sendiri jatuh ke dalam jurang yang dalam.
Seperti diriku saat ini. Di saat aku sudah mulai mengerti dengan apa yang terjadi, di saat itulah aku baru sadar bahwa aku sudah terlambat untuk memperbaiki segalanya.
PLAK
Tamparan yang amat keras dan menyakitkan kurasakan pada pipiku. Air mataku tidak henti-hentinya mengalir sejak tadi. Yah, aku memang pantas mendapatkan tamparan ini. Aku tidak bisa membela diriku lagi saat ini. Bahkan aku merasa jijik dengan diriku sendiri.
"APA INI SILVIA?!"
Orang yang menampar dan baru saja berteriak di depanku kini adalah mamaku. Benar, mama kandungku. Sambil memegang sebuah testpack di tangan kirinya, dan dengan gemetar, mama menatapku dengan mata melotot.
"SUSAH PAYAH MAMA JAGAIN KAMU SELAMA INI, TERUS INI YANG KAMU PERBUAT?!"
Aku hanya bisa tertunduk sambil mendengarkan segala perkataan mama yang menusuk perasaanku. Aku mengerti kenapa mama sampai marah seperti ini. Aku pun juga marah dengan diriku sendiri.
"...."
Mama tiba-tiba diam. Segala perkataan menusuk yang kudengar tiba-tiba terhenti. Karena itu aku memberanikan diri untuk mengangkat kepalaku. Kulihat mama yang tengah menangis. Dengan tangan kirinya yang masih memegang testpack, mama menutup wajahnya dengan tangan kanannya.
"Bilang siapa ayahnya!" sentak mama tiba-tiba.
"Pa-pacar Silvi ma.." jawabku lirih.
"Kamu beneran bikin mama malu Silvia!" Suara mama terdengar parau.
"Maaf.."
Hanya itu yang dapat kukatakan saat ini, meski sia-sia untuk diucapkan karena nasi sudah menjadi bubur. Apa yang sudah kuperbuat sudah tidak dapat lagi dikembalikan seperti semula.
Mama mulai terduduk lemas sambil terus menangis. Lalu aku? Aku hanya bisa diam di sini seperti orang bodoh. Air mataku sejak tadi tidak mau berhenti mengalir meski aku ingin.
Aku benar-benar menyesal. Apa tidak ada cara untuk memperbaiki ini semua?
Perlahan kutatap perutku yang kini terdapat sebuah janin di dalamnya. Beberapa bulan lalu aku ingin menggugurkannya, namun hal itu tidak dapat kulakukan karena janinnya sudah terlalu besar.
"Maaf.."
Kata itu terus-menerus terucap olehku. Andai saja sejak awal aku tidak menerima laki-laki itu untuk masuk ke dalam kehidupanku. Jika aku menolaknya saat itu, kehidupanku pasti tidak akan hancur seperti ini.
Kini semuanya hanya tinggal penyesalan. Walau segala cara dikerahkan, semuanya sudah terlambat. Bahkan jika air mata ini terus jatuh hingga membentuk danau Kaspia, waktu yang berharga tidak akan pernah bisa dikembalikan.
Semuanya dimulai sejak beberapa bulan yang lalu. Saat di mana aku masih menjadi siswa baru di SMA, dan baru saja selesai menjalani masa-masa orientasi siswa.
Saat itu adalah masa-masa di mana hidupku masih berjalan dengan baik dan penuh kebahagiaan sebelum semuanya terjadi.
-
-
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, DAN VOTE YA~♡
KALAU SUKA DENGAN CERITA INI, JANGAN SUNGKAN-SUNGKAN BUAT MASUKIN CERITA INI KE LIST FAVORIT AGAR TIDAK KETINGGALAN DENGAN CERITA TERBARUNYA..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Juju Siti Julaeha
pergaulan bebas dapat mengakibatkan seperti ini, hati hati aja
2022-10-22
0
Freen 🐰
hadir ya
2021-12-21
0
indah
Bagus, awal yg menarik, jadi ingin baca lanjutannya karena banyak kemungkinan yg akan terjadi. Tutur bahasanya juga👍👍
2021-12-18
0