Dengan hanya menatap Deyandra tanpa berniat untuk menyapanya, aku langsung bergerak menjauh menuju dapur. Tak ingin merusak konsentrasi kerja, jadi sebaiknya aku tak menambahkan agenda lain yang tidak terlalu prioritas bagiku.
Memang sudah sepantasnya aku harus lebih fokus pada sesuatu yang memang lebih penting. Bukan berarti rumah tanggaku tidak penting. Hanya saja, untuk saat ini aku tidak ingin restoran ini mendapat masalah baru hanya karena keteledoranku.
"Hei ...!" sapaku pada Arnas, yang merupakan kepala koki di tempat ini.
Ia membalikkan badan, lalu tersenyum anggun ke arahku. "Pak Ibra ... selamat datang, Pak!" sapanya balik dengan kedua tangan masih memegang teguh peralatan tempurnya.
"Bagaimana kabarmu? Apa ada masalah dengan pekerjaanmu?" tanyaku yang mulai mengungkit permasalahan yang sempat diceritakan oleh manajerku tadi. Namun, ia hanya menggeleng pelan seakan tak ingin masalah itu diangkat kembali ke permukaan.
"Semuanya baik-baik saja, Pak. Termasuk kabar saya juga demikian," responnya dengan tetap tersenyum.
"Bagus, tetap semangat, oke! Namun, jika ada yang membuatmu tidak nyaman dengan beberapa karyawan bawahanmu, kamu bisa memberitahuku!" titahku, kemudian berlalu. Meneruskan perjalanan untuk berkeliling menemui beberapa pelayan.
Karena kunci utama suksesnya sebuah usaha kuliner itu ada dua. Yang pertama adalah terletak pada cita rasa. Jika cita rasa yang diberikan kepada pelanggan--dalam artian produk yang kita jual itu sangat unggul dalam hal rasa, maka hal itu akan membuat pelanggan ketagihan dan terus menerus ingin merasakan kelezatannya. Tanpa harus kita minta.
Dan ... yang kedua adalah pelayanan. Jika para pelayan yang bekerja di restoran yang sedang kita rintis sudah mendapatkan pelatihan untuk memberikan pelayanan yang baik, maka para pelanggan akan merasa nyaman ketika berada di restoran kita. Dan pastinya mereka akan merasa betah, seperti sedang menikmati jamuan di rumah sendiri.
Nah, kedua kunci tersebut bisa kita pertahankan karena tanpa melakukan promosi pun, para pelanggan yang pernah berkunjung ke restoran akan membantu kita untuk mempromosikan kualitas dan keunggulan yang kita miliki kepada orang-orang terdekatnya.
Bayangkan saja!
Sebagai contoh; jika ada sepuluh pengunjung yang datang dalam sehari, maka kita akan mendapatkan kesempatan sepuluh orang lagi dari sepuluh orang yang pertama. Bayangkan jika kita mendapatkan lebih dari sepuluh pengunjung dalam sehari!
Jadi, kita bisa menghemat tenaga untuk melakukan promosi. Karena pelanggan yang sudah terlanjur jatuh hati, maka mereka akan dengan suka rela memberikan bantuannya untuk melakukan promosi, tanpa kita sadari.
Semoga, kilas informasi ini bisa bermanfaat untuk kalian yang memiliki usaha kuliner di luaran sana.
...🍂🍂🍂...
Tak terasa, sepekan berlalu begitu saja. Ini adalah hari jum'at, menurut info yang aku dapatkan dari Vida, besok dia akan pulang ke rumah karena tidak ada lembur akhir pekan.
Syukurlah, jadi aku bisa mengajaknya ke luar kota untuk kepentingan kerja. Itupun jika ia juga bersedia.
"Kamu gak perlu jemput aku, Sayang. Besok aku pulang sama Deyandra, kebetulan dia ada urusan di sini." Isi pesan dari Vida yang baru sempat aku baca.
DEG
Deyandra lagi?
Bagaimana anak itu bisa ke sana kemari tanpa merasa letih?
Awalnya aku ingin menidakkan pesan singkat Vida. Menolaknya, lalu aku sendiri yang akan menjemputnya. Namun, terlalu posesif rasanya jika aku tak mempercayainya. Aku takut Vida akan merasa tidak nyaman dengan sikap ketidakpengertianku itu. Ya, begitulah pemikiranku.
"Baiklah, besok hati-hati, ya. Aku tunggu kamu di rumah."
Setelah mengirim pesan balasan itu, Vida langsung pamit untuk istirahat karena jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Namun, berbanding terbalik dengan diriku, yang mulai curiga lagi kepada Deyandra yang sepertinya memiliki hubungan yang tidak biasa dengan istriku.
Pikiran jelek mulai menggerogoti logikaku. Asumsi positif tentang pria itu tempo hari, sepertinya sudah mangkir dari benak ini. Apakah aku benar-benar merasa cemburu? Atau ini hanyalah bisikan setan yang bisa merusak hubungan dengan Vida, jika kuturuti?
Ah, aku mulai bingung sendiri. Haruskah aku menyewa seorang intel untuk membuntuti pria itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
tuh kan aku bilang jg ap ibraa. Jan sneng dlu 🤧
2021-12-14
1
Aini
hemm.. gregetan..
2021-11-02
1
KHARDHA LOVE
Harus itu daripada mumet sendiri mikirin macam-macam yang belum jelas terbukti mending sewa orang buat jadi detektif.
2021-10-17
2