Sepuluh hari berlalu, Bram benar-benar tak direcoki lagi oleh Lena. Dan hari itu hari presentasi tugas kelompok mereka. Bram tak terlalu berharap Lena akan membuktikan ucapannya kala itu. Dia sudah menyiapkan presentasi tugasnya sendiri jika Lena tak dapat membuktikan ucapannya.
Beberapa waktu lalu, Bram mendapat kiriman email dari Lena yang membahas tentang tugas kelompok mereka. Jika suatu waktu ada pertanyaan kelompok. Dan Bram mengakui hal yang dibahasnya dalam tugas itu cukup menarik. Kini semua siswa kelasnya sudah siap untuk pelajaran pertama, namun Lena seperti biasa, masih belum menampakkan batang hidungnya agar masuk ke kelas.
Bram hanya menggeleng kepala meremehkan sifat Lena yang sering terlambat itu benar-benar tak bisa dihilangkan sama sekali.
Saat kelas mulai berdoa, pintu kelas secara kasar terbuka dari luar. Semua siswa yang ada di kelas menoleh ke arah pintu itu terbuka.
Muncullah kepala Lena diantara daun pintu menatap guru kelasnya yang sudah cemberut tak suka hampir saja memarahinya. Entah kenapa kebiasaan terlambat Lena benar-benar tidak berubah sama sekali.
"Kau kira ini jam berapa Lena?" tegur guru mata pelajaran itu. Lena hanya nyengir kuda.
"Maaf, Bu. Saya semalam lembur mengerjakan tugas kelompok." jawab Lena santai.
Bram menatap Lena terdiam. Mungkin sebagian orang mengira kalau ucapan Lena adalah kebohongan hanya untuk beralasan.
Namun Bram tahu, Lena tidak berbohong, buktinya tugas pembahasan kelompok mereka baru saja file nya dikirim Lena. Mungkin benar-benar semalam Lena begadang hanya untuk tugas mereka. Terlihat juga lingkaran hitam di mata Lena.
"Untuk kali ini saya maafkan, masuk!" seru guru mata pelajaran.
"Baik Bu." Lena masuk ke dalam kelas menuju bangkunya di sebelah Bram.
Bram menatap Lena mulai dari pintu sampai duduk di bangku sebelahnya.
"Hai..." sapa Lena. Bram hanya tersenyum... tersenyum... hal yang langka untuk Lena melihat Bram tersenyum.
Pelajaran pun dimulai, satu persatu kelompok mulai menunjukkan presentasi tugas mereka masing-masing. Kini giliran kelompok Bram dan Lena, mereka pun maju bersamaan.
Guru mulai memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang tugas mereka bergantian. Bram dan Lena menjawab dengan lancar dan tanpa ada kesalahan sedikitpun.
Hingga berakhir, guru memberikan nilai A+ pada kelompok mereka. Keduanya pun bersorak bertos ria karena mendapatkan nilai yang sangat memuaskan.
***
"Selamat, kau berhasil." ucap Bram mengulurkan jemari tangannya untuk berjabat tangan memberi selamat pada Lena.
Lena tersenyum. Saat itu semua siswa sudah pulang sekolah hanya tinggal mereka berdua di kelas.
"Terima kasih. Kau juga, kau cepat tanggap tentang tugas yang hanya kukerjakan sendiri. Kau sungguh cerdas." jawab Lena menerima uluran tangan Bram. Mereka pun berjabat tangan.
"Aku menarik kembali ucapanku waktu itu. Dan kau berhasil membuktikan padaku kalau penilaianku salah tentang mu." Bram tersenyum lagi.
"Tidak... aku juga salah. Aku terlalu menyepelekan pelajaran. Kau tahu aku berusaha mati-matian untuk tugas ini. Dan maaf, karena ku kau kesulitan." jawab Lena merendah.
"Kita saling memaafkan."
"Tentu... sahabat?"
"Tentu. Sahabat." jawab Bram tersenyum lebar.
Sejak itulah persahabatan mereka terjalin, tanpa adanya pihak yang mengambil keuntungan dan diuntungkan. Keduanya simbiosis mutualisme.
***
Setelah hari itu, mereka selalu bersama berdua. Baik saat pelajaran maupun saat istirahat. Lena banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan bersama Bram. Semua siswa di sekolah itu menatap heran pada Lena karena perubahan yang terjadi pada gadis itu.
Termasuk guru-guru di sekolah. Mereka bersyukur ada Bram yang dapat mengubah Lena sedemikian rupa. Bahkan penampilannya perlahan berubah feminim. Dan sangat cantik. Hingga mereka pun lulus sekolah menengah atas.
Keduanya berpisah meski saling kontak telpon. Dan hasil kelulusan mereka sungguh membanggakan. Bram di urutan pertama juara umum satu sekolah dan Lena di urutan kedua setelah Bram.
***
Pelajaran baru dimulai. Bram memasuki kehidupan kampus di fakultas ekonomi jurusan manajemen bisnis di kampus elite swasta terkenal di ibukota karena beasiswanya. Begitu juga Lena. Hingga saat penyambutan Maba di kampus itu mereka dipertemukan kembali dan kembali menjadi sahabat.
Dan penampilan Lena sungguh sangat berbeda dengan saat menjadi sekolah menengah atas dulu. Lena terlihat anggun dan dewasa, dan entah kenapa Bram merasa Lena terlihat agak sombong. Namun Bram segera menepis perasaannya itu. Mungkin karena sudah kuliah semua hal terlihat berbeda.
Hingga saat semester tiga, keduanya beda kelas juga beda jurusan sehingga waktu bertemu mereka semakin berkurang.
"Hei Bram, dimana ekormu?" tanya salah seorang temannya yang melihat Bram duduk di bangku kelas.
Bram menatap menoleh pada pria teman sekelasnya yang terlihat usil itu.
"Maaf, aku tak mengerti ucapanmu." jawab Bram langsung memalingkan wajahnya ke arah depan kelas.
Pria itu pun menghampiri bangku Bram dan duduk di sisi Bram sambil mengalungkan lengannya di pundak Bram. Dan Bram tampak risih dan tak suka, namun dia menahannya tak mau menyulut pertikaian.
"Apa kau sudah putus dengannya?" tanya pria itu.
Bram semakin menatap tak suka dengan pertanyaan teman sekelasnya itu. Dia tahu siapa yang dimaksud, siapa lagi kalau bukan Lena. Keduanya tampak sering bersama namun belakangan ini hampir satu bulan lebih tak tampak berdua.
"Apa maksudmu?"
"Bukannya kalian pacaran?" tanya temannya itu lagi.
"Kurasa kau salah paham, kami hanya bersahabat. Itu saja tak lebih." Bram membuang lengan pria itu dari pundaknya yang semakin membuatnya tak nyaman.
Apalagi pertanyaan yang selalu diterimanya jika sedang tidak dengan Lena.
"Sungguh? Kau bisa hanya bersahabat dengan gadis secantik dia?"tanya pria itu heran setengah tak percaya.
"Terserah kau mau percaya atau tidak, tapi itulah kenyataannya." jawab Bram ketus membuang pandangannya ke depan kelas lagi.
Untung saja dosen segera tiba, hingga pria itu tak meneruskan lagi pertanyaannya dan Bram benci tentang masalah pribadinya diusik oleh orang lain yang bahkan tak tahu apa-apa.
TBC
Maafkan typo
Semoga suka...
Beri like, rate dan vote nya makasih 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments