Saat ini. di sebuah suatu kota yang makmur, seorang pria berambut putih dengan tubuh yang cukup besar berkeliling di sekitaran kota bersama rekan - rekan pribuminya dengan memakai peralatan yang bagus.
Pria berambut putih tersebut ternyata merupakan salah satu orang yang dipanggil oleh seorang pria misterius yang merupakan seseorang yang juga mengirim Arka ke dunia saat ini.
Pria berambut putih tersebut mengepalkan tangan kanannya. terlihat sebuah simbol aneh di tangan kanannya.
"Aku harus menemukan kelima rekanku segera." Pria berambut putih tersebut mengerutkan alisnya.
Disaat itu juga sebuah lembaran brosur muncul dihadapan pria berambut putih tersebut.
"Hey Aron! ini cukup menarik. mau ikutan?" Seorang pria yang memiliki tubuh besar tiba dihadapannya.
Aron melihat brosur tersebut. brosur tersebut ternyata berisi sebuah undangan kompetisi labirin bumi. karena bagi Aron hadiahnya cukup menarik, ia memutuskan untuk ikut berpatisipasi.
"Hm ... ini menarik, ayo kita coba." Aron menurunkan dagunya.
<><><><><><><>
Disisi lain, di suatu hutan yang luas. seorang pemuda bernama Arka berlatih bersama seorang guru yang merupakan seorang wanita tua jika dilihat dari penampilan luarnya.
Saat ini Arka menjalankan latihan rutin yang harus ia lakukan dimulai dari sekarang. Arka melakukan melatih banyak gerakan pedang yang dianjurkan oleh wanita tua yang merupakan gurunya.
Arka juga banyak belajar pengetahuan bertarung. seperti letak kelemahan, jenis monster, dan hal - hal yang harus dilakukan saat bertarung. karena semua hal tersebut bukanlah suatu hal yang sulit diingat seperti rumus matematika, Arka bisa memahaminya dengan mudah karena penjelasannya yang juga terbilang cukup sederhana.
Arka saat ini ditugaskan harus melatih fisik tubuhnya sampai ketitik dimana daya tahan tubuhnya melebihi manusia pada umumnya.
Cara melatih fisiknya juga terbilang sangat sulit bagi Arka. yaitu Arka harus mengayunkan pedang kayunya hanya ke satu arah. jika sedikit arah saja yang melenceng, wanita tua yang menjadi gurunya pun akan memukulinya menggunakan papan kayu.
Selain hal tersebut. ada banyak lagi latihan yang harus Arka lakukan secara rutin, seperti mengangkat beban yang sangat berat selama setengah jam penuh, meninju tungku beras yang panas terus menerus, menahan nafas di air selama mungkin, melatih keseimbangan di atas atap rumah kecil yang rapuh, dan banyak lagi.
Saat ini Arka sedang berlatih mengayunkan pedang kayu ke satu arah secara terus menerus. Arah dimana Arka mengayunkan pedang kayunya sedikit melenceng, sehingga dirinya menerima pukulan papan kayu dari gurunya.
*PTAAK!!
Arka kesal sambil menggosok kepalanya. wanita tua tersebut mengerutkan dahinya.
"Sudah satu minggu kau dibawah pelatihanku. jadi, apa kau sudah memahami arti 'ketenangan bagaikan air?'." Wanita tua tersebut menaikkan dagunya.
Arka tak memahami apapun tentang apa yang wanita tua tersebut katakan, karena Arka tidak mendapat atau diberikan petunjuk satupun darinya.
"Darimana aku harus memahaminya?! kau bahkan tidak memberiku petunjuk!!" Arka protes.
Arka sudah mencoba mencari tahu makna dan arti dari 'ketenangan bagaikan air' tersebut. akan tetapi, tak satupun upaya yang membuahkan hasil.
Wanita tua tersebut pun menghela nafasnya.
"Huh ... kau takkan bisa bertahan, kalau kau saja tidak bisa memahami arti kata itu." Wanita tua tersebut mengayunkan pedangnya ke depan.
Wanita tua tersebut pun menarik pedangnya dan mulai pergi
"Latihan hari ini kita akhiri dulu. masih ada 2 minggu lagi sebelum dimulai." Wanita tua tersebut meninggalkan Arka.
Arka pun duduk di atas permukaan tanah yang hijau dengan lemas, dan melihat statusnya saat ini.
"Status."
... [ Status ]...
Arka Maleska ( Reguler )
Job : Gamer ( Evolusi ke - 0 )
STR : 30 ( E ) DEF : 29 ( F++ ) STA : 32 ( E )
INT : 22 ( F ) AGI : 30 ( E ) Divine P. : 0
Stats permanen khusus :
resistensi rasa sakit 40%
resistensi debuff tipe mental 100% ( immune )
ketenangan dalam bertindak 60% ( hanya aktif saat dalam mode bertarung. )
...<•____•____•>...
Arka cukup puas akan perkembangannya saat ini. akan tetapi, disaat wanita tua tersebut mengatakan bahwa dirinya tidak akan bisa bertahan. hal itu membuat Arka merasa gelisah.
"Gwaaa! lupakan! - lupakan! lebih baik aku melihat Etrina berlatih." Arka berdiri dan berlari menuju ke tempat dimana Etrina latihan saat ini.
<><><><><><>
Saat ini. di suatu lapangan di dekat rumah kecil. Etrina, berlatih bersama cucu dari guru yang mengajari Arka saat ini, Eliz.
Nafas Etrina terengah - engah dan staminanya berkurang banyak karena berlatih terus menerus. akan tetapi, meskipun begitu dirinya terus meminta dilatih.
Etrina saat ini terus menerus melatih kemampuannya. akan tetapi, sampai saat ini dirinya tidak bisa menyerang Eliz satu kali pun. bahkan, Eliz tidak tersentuh sedikitpun olehnya.
Arka melihat Etrina berlatih dari kejauhan. Arka terkejut karena Etrina juga serius mengikuti latihannya.
"Ternyata dia sungguh serius mengikutinya." Arka terkagum.
Eliz menancapkan pedangnya ke bawah tanah dan menatap Etrina.
"Kau sudah cukup berkembang. akan tetapi, mau sampai kapan kau tidak menggunakan sihirmu itu?" Eliz mengerutkan dahinya.
Etrina pun mengepalkan tangannya dengan nafas yang terengah - engah.
"Aku ... takkan menggunakan ... sihirku." Etrina pun seketika pingsan terjatuh ke atas permukaan tanah.
*Brukk!
Eliz langsung membawa Etrina ke dalam rumah dengan cepat. Eliz membawa Etrina terbaring ke ranjang tidur yang empuk. Eliz pun memandang Arka dengan dahi yang mengerut.
"Ada yang perlu kutanyakan kepadamu." Eliz pun membawa Arka ke suatu ruangan yang sangat sepi dan sunyi.
<><><><><><>
Arka pun tiba di tempat tersebut. tempat yang Arka lihat saat ini adalah ruangan bawah tanah yang terbengkalai. Eliz pun menatap Arka dengan serius.
"Arka, apa kau mengetahui semua tentangnya?" Eliz menunggu.
Arka tak mengerti apa yang Eliz tanyakan. Arka menjawabnya dengan jujur tanpa ada keraguan sedikitpun tertanda di wajahnya.
"Tidak. aku belum lama bertemu dengannya." Arka jujur menjawab.
Eliz pun menghela nafasnya dan menengok ke atas langit - langit yang berlubang.
"Jika kau bersamanya ... hanya akan ada masalah yang menanti. jika kau tak ingin terlibat banyak masalah, menjauhlah darinya." Eliz mengerutkan wajahnya.
Eliz pun pergi meninggalkan Arka. Arka terpikirkan oleh kata - kata yang Eliz katakan tadi. "Kenapa dia?" Arka memiringkan kepala.
Arka pun pergi keluar dari ruang bawah tanah yang terbengkalai tersebut dan kembali ke atas permukaan.
Arka masih harus menemukan suatu petunjuk untuk membuatnya mengerti akan arti dari kata 'ketenangan bagaikan air'. dua Minggu lagi sebelum labirin bumi dimulai, Arka dan Etrina saat ini berusaha keras untuk membuat diri mereka masing - masing menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Mereka tak menyadari. bahwa di sebuah tempat yang jauh dari mereka sedang menghadapi gelombang besar setiap saat, dan tak lama lagi waktunya bagi gelombang besar tersebut bercampur dengan badai dan menghancurkan segalanya.
Badai es pun datang menutupi suatu kejadian besar yang dilakukan satu tahun sekali ...
... TO BE CONTINUED ......
... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
IG: Saya_Muchu
Lanjut thor, semangat update.
Saling support ya thor.
2021-08-17
1