17 ) Itu Sangatlah Sakit ...

Di atas permukaan tanah yang berlumpur. seorang pria bernama Arka dan seorang wanita bernama Etrina terbaring dengan darah yang terus bercucuran keluar. Arka dan Etrina tak sadarkan diri dibawah hujan yang deras, di langit malam di mana banyak bintang bertebaran di atas langit.

Seorang wanita tua misterius yang memegang payung berlindung dari hujan, dan melihat Arka yang terbaring di permukaan tanah dengan darah yang bercucuran di tubuhnya.

Wanita tua tersebut menatap Arka.

"Eliz, bawa mereka." Wanita tua tersebut tersenyum.

Seorang wanita berambut pirang seumuran Arka yang bernama Eliz. merangkul Arka dan Etrina dengan kedua pundaknya.

"Cih! dasar orang tua. sebaiknya kau memberiku bonus kali ini." Eliz meludah.

<><><><><><><><>

Saat ini jauh di dalam pikiran Arka. Arka tiba di suatu tempat yang gelap. Arka berkeliling di tempat yang gelap tanpa ujung tersebut.

Arka merasa gelisah, takut, dan marah. akan tetapi perasaan tersebut terasa seolah - olah emosi tersebut bukanlah dari dirinya sendiri.

....

...

Seketika Arka membuka matanya. terlihat langit - langit di depan pandangannya. Arka sadar bahwa dirinya saat ini sedang berada dalam posisi terbaring di atas sebuah ranjang tidur.

Arka berdiri dari atas ranjang tidur. Arka merasakan rasa sakit yang cukup perih di area perutnya.

"E-eh?" Arka terkejut.

Arka terkejut bahwa luka - luka yang ia alami telah di perban, sehingga rasa sakit yang dirasakan tidak terlalu parah.

Arka pergi ke ruangan di balik pintu yang tak jauh darinya. terlihat seorang wanita tua yang terlihat berumur 70 tahunan sedang duduk dan meminum tehnya yang ada di meja yang ada di dekatnya.

Wanita tua tersebut menatap Arka yang baru saja sadar.

"Hm ... jadi kau sudah sadar. kuat juga fisikmu." Wanita tua tersebut melanjutkan minum tehnya.

Arka mengerti bahwa wanita tua tersebutlah yang menyelamatkannya. Arka baru sadar bahwa Etrina saat ini sedang tidak bersamanya.

Arka panik dan berteriak.

"Dimana Etrina?!" Arka berkeringat.

Wanita tua tersebut menaruh cangkir tehnya ke meja.

"Oh, wanita itu? dia ada di luar bersama cucuku." Wanita tua tersebut menoleh ke belakang dimana pintu keluar berada.

Arka seketika langsung berlari keluar dengan cepat meskipun tubuhnya masih belum sepenuhnya pulih.

Arka seketika terkejut melihat pemandangan yang tak terduga. terlihat Eliz yang tanpa busana bersama Etrina di dekatnya.

Ternyata diluar yang wanita tua tersebut bicarakan adalah tempat dimana. Eliz dan Etrina sedang membersihkan diri ( mandi ).

Arka berkeringat dan seketika mundur perlahan - lahan ke belakang. "Yah ... ini sungguh buruk." Wajah Arka memerah.

Sentak Eliz melihat Arka yang perlahan - lahan kembali masuk kedalam. Arka seketika bisa merasakan aura mengerikan yang terpancar keluar dari tubuh Eliz.

Eliz menggenggam tangannya kedepan.

"Dasar kau ..." Eliz dengan tangannya melesat dengan cepat ke arah Arka.

"MESUM!!"

*PAACK!!

Karena hal tersebut. Arka berakhir dengan tamparan bertubi - tubi yang menyakitkan.

<><><><><><><>

Saat ini Arka duduk di sebuah kursi. Etrina duduk bersebelahan dengan dirinya, dan di hadapan Arka dan Etrina saat ini, Eliz dan seorang wanita tua duduk dan memandang Arka dan Etrina.

Wanita tua tersebut mengerutkan alis dan dahinya.

"Karena kau sudah sadar. aku harus mengatakannya sekarang." Wanita tua tersebut mengeluarkan secarik kertas dari saku bajunya.

Wanita tua tersebut memberikan secarik kertas tersebut kepada Arka. secarik kertas tersebut berisi tulisan yang terlihat seperti biaya tagihan.

...Biaya pengobatan...

2 kantung darah : 2 gold

Jahitan sihir ( sedang ) : 2 gold

Pengobatan racun : 30 perak

Penyembuhan daging tubuh ( kaki ) : 1 gold

Pelayanan yang ramah : 50 perak

Kesulitan dalam pengobatan : 20 perak

Uang tip : ( minimal 10 koin perak )

.........

Arka seketika melihat isi dari secarik kertas tersebut menepuk meja di dekatnya.

*Pukk! "Apa apaan ini?! aku kira kau ikhlas menolong, dan dimana letak pelayanan yang ramahnya!? bahkan ada uang tip?!!" Arka protes dan kesal.

Wanita tua tersebut berdiri dan mengeluarkan aura yang mengerikan disekitarnya, seketika tekanan yang besar menekan Arka untuk bernafas.

"Kau ... pasti akan membayarnya kan? lagipula nyawa itu lebih penting dari uang." Wanita tua tersebut tersenyum di balik aura membunuhnya.

Arka terpaksa menuruti permintaannya. jika dirinya menolak, ia tak tahu apakah ada hari esok atau tidak untuk dirinya.

Arka ingin membayar. akan tetapi, Arka bahkan tidak punya satu koin emas pun. saat ini Arka hanya mempunyai beberapa koin perak dan itu pun hanya cukup untuk membeli satu roti gandum

Arka menurunkan dahinya.

"Yah ... aku tak punya uang yang banyak. jadi aku harus bagaimana?" Arka berkeringat.

Wanita tua tersebut pun tersenyum kecil kepada Arka.

"Kalau begitu. hanya ada satu cara untuk membayar hutangmu itu dengan cepat." Wanita tua tersebut melekuk kedua tangannya untuk menaruh dagunya.

Raut wajah Eliz seketika berubah akan terkejut.

"H-hei ... yang benar saja. dia?" Eliz khawatir.

Arka saat ini semakin penasaran tentang apa yang ia harus lakukan untuk melunasi hutangnya

dengan cepat. Arka pun bertanya.

"Jadi ... apa yang harus kulakukan?" Arka menunggu.

Wanita tua tersebut pun mengambil secarik kertas lagi dari dalam meja. dan memberikan secarik kertas di dalam meja tersebut kepada Arka.

Wanita tua tersebut memberikan secarik kertas tersebut kepada Arka secara langsung.

"Kau harus mengikuti labirin bumi bulan depan." Wanita tua tersebut menurunkan alisnya.

Arka memiringkan kepalanya karena tak tahu apa yang sedang dibicarakan.

"Labirin ... bumi? kegiatan macam apa itu?" Arka menggaruk kepalanya.

Eliz menepuk dahinya dan menghela nafasnya.

"Huh ... kau ini. sebenarnya darimana kau berasal. akan ku jelaskan." Eliz menaikkan jarinya.

Eliz pun menjelaskan apa yang ia tahu tentang labirin bumi kepada Arka yang tidak tahu apa - apa.

Eliz menjelaskan bahwa labirin bumi adalah sesuai dengan namanya. labirin, labirin bumi merupakan suatu labirin yang besar dan luas. di dalam labirin tersebut terdapat banyak kumpulan monster dan harta tersembunyi. konon katanya jika ada orang yang bisa sampai ke inti labirin, maka orang tersebut akan dikaruniai akan kekuatan yang tak terbatas. semua partisipan tidak akan terjebak di dalam labirin selamanya. jika dalam waktu 120 jam tidak keluar, maka pastisipan tersebut otomatis dengan ajaibnya akan kembali ke tempat awal masuk labirin.

Eliz menundukkan kepalanya dengan sedikit gerakan sombong.

"Hmph! kau sekarang mengerti kan? sebaiknya sering - seringlah membaca buku." Eliz menunjuk Arka.

Arka hanya menganggukkan kepalanya tanpa mengerti apa yang ia bicarakan sebelumnya.

Arka pun menoleh ke arah wanita tua tersebut.

"Jadi, nenek. aku hanya harus mengikuti ini kan?"

Seketika sebuah sihir listrik yang berbentuk cambuk menuju mengenai Arka.

*Zzztz!

"Hiik!!"

Wanita tua tersebut tersenyum sambil memegang sihir cambuk listriknya.

"Kau ini sungguh tidak ada sopan santunnya. aku ini masih berumur 69 tahun!"

Arka hanya bisa bersujud dan meminta maaf saat ini. "Jangan cambuk aku lagi!!" Arka panik.

...TO BE CONTINUED ......