Saat ini, Arka masih terus berlari menuju ke pedalaman hutan. sebelum Arka merasa tenang, Arka terus berlari secepat mungkin dengan menggunakan skillnya.
Karena kehilangan konsentrasinya akan pandangan kedepan. Arka tersandung akar pohon dan terjatuh menimpa tanah yang berlumpur.
...
Dengan nafas yang terengah - engah, Arka terus berlari. pikirannya sudah mulai kacau akan ketakutan yang ia lalui.
Setelah beberapa menit berlalu Arka mulai kelelahan. dirinya ingin tetap terus berlari, akan tetapi stamina yang dimiliki tidak bisa mendukungnya.
Arka pun terjatuh dan pingsan. dirinya terbaring di atas permukaan tanah. kegelapan menghampiri, disambut dengan bulan yang menyinari.
<><><><><><><>
Seketika pandangan Arka gelap. tanpa disadarinya ia telah berada di suatu tempat yang tak asing baginya.
Ternyata Arka kembali ke tempat dimana Etrina dan yang lainnya masih berada di luar hutan.
Terlihat di mata Arka, Etrina terlihat baik - baik saja. Elzet dan teman - temannya juga masih hidup dan sehat bugar sedia kala.
Arka berkeringat dan menekan dahinya.
"Apa yang barusan itu ... mimpi?" Arka menundukkan kepalanya dan mulai keringat dingin.
Etrina memanggil Arka dan mengulurkan tangannya. "Tuan ... ayo kita pergi."
Arka pun menoleh ke arah Etrina. akan tetapi betapa kagetnya Arka, wajah Etrina berubah menjadi sangat mengerikan. luka cakaran yang besar terlihat di tubuhnya, wajahnya sudah terkoyak - koyak, tangannya yang sudah hilang sebagian menggenggam tangan Arka.
*AAAARRRGH!!
Arka seketika menjerit,e pandangan pun menjadi kabur.
!!
Ternyata yang Arka alami sebelumnya hanyalah sebuah mimpi buruk. seketika, Arka terbangun dari tidurnya.
Wajah Arka memucat dengan keringat dingin yang bercucuran. Arka juga merasa seperti mau mengompol.
Arka melihat sekeliling, bukannya berada di hutan. saat ini Arka berada di suatu gubuk dengan kamar kecil. dan saat ini, Arka lebih tepatnya berada di atas sebuah ranjang tidur dengan selimut yang lembut.
Arka kebingungan dan keluar dari ranjang tidur.
"D-dimana ini?" Arka diam - diam keluar dari ruangan.
Arka keluar dari ruangan tersebut dan disaat Arka keluar dari ruangan. seorang pria tua berada di belakangnya.
"Hm ... kau sadar juga." Pria tua tersebut memegang pundak Arka.
Seketika karena waspada. Arka mengeluarkan pedangnya seketika dan menyerang pria tua tersebut tanpa disadarinya.
*Sswwung!
Bukannya pria tua tersebut terkena serangan tersebut. pria tua tersebut malahan, bisa menghindari serangan Arka dengan mudah.
Arka yang tersadar menarik pedangnya.
"M-maafkan aku! k-kakek pasti orang yang menyelamatkanku." Arka menundukkan kepalanya.
Pria tua tersebut tertawa kecil melihat Arka. pria tua tersebut mengangkat pundak Arka.
"Anak - anak jaman sekarang ternyata masih ada yang sopan sepertimu yah." Pria tua tersebut memainkan jenggotnya.
Pria tua tersebut bertanya kepada Arka dengan ramah.
"Sebenarnya. apa yang terjadi sehingga kau pingsan di tengah hutan seperti itu? kau bisa saja mati dimakan monster disaat kau pingsan." Pria tua tersebut menaruh tangannya di dagu.
Arka seketika teringat akan Etrina yang menahan monster serigala tersebut sendirian.
"A-aku memiliki sebuah misi dihutan ... tapi ..."
Arka pun menceritakan semua peristiwa buruk yang terjadi. pria tua tersebut menyuruh Arka untuk duduk sambil membicarakannya.
Arka menunduk dan berkeringat.
"Aku sekarang sangat khawatir kepadanya. tapi apa yang kulakukan?! aku meninggalkannya sebelumnya. aku ingin menolong ... tapi aku takut!" Arka menekan kepalanya.
Pria tua tersebut memandang langit malam.
"Kau mempunyai masalah akan ketakutan. kau sungguh bodoh sekali."
Pria tua tersebut tiba - tiba menceritakan kehidupannya yang memiliki sifat yang sama seperti Arka.
"Dulu ... aku mempunyai sifat yang sangat penakut. jika aku melihat seseorang yang lebih kuat dariku, aku pasti tak bisa bergerak." Pria tua tersebut mengambil minuman yang entah datang darimana ada di sebelahnya.
Arka menggenggam tangannya.
"Jika saja aku tak bisa merasa takut ..." Arka merasa putus asa.
Pria tua tersebut tiba - tiba menampar wajah Arka dengan keras.
*SLAAP!
Pria tua tersebut menekan pundak Arka kebawah.
"Apa yang kau bicarakan?! yang kau katakan itu sungguh salah." Pria tua tersebut menundukkan kepalanya.
Arka menaikkan tangan pria tua tersebut.
"Tidak! kakek pasti bisa merasakannya kan?! mempunyai rasa takut sangat memalukan ... padahal aku ini seorang pria ..." Arka menggenggam erat tangannya.
Pria tua tersebut kembali duduk ke tempatnya dan kembali minum.
"Ada dimana seorang pria harus merasa takut. rasa takut itu malahan adalah senjata terkuat kita." Pria tersebut merenung.
Arka tak mengerti apa yang dimaksud pria tua tersebut. "Senjata ... terkuat?" Arka menoleh.
Pria tua tersebut mengangkat cangkir kecil yang berisi air.
"Rasa takut itu seperti pedang bermata dua. bisa menjadi senjata yang kuat dan juga bisa menjadi penghalang. yang harus kau lakukan adalah ..." Pria tua tersebut mendekati Arka.
Pria tua tersebut kembali menekan pundak Arka kebawah. akan tetapi dengan lembut.
"Mengendalikan ****ketakutanmu****." Pria tua tersebut menatap Arka dengan serius.
Arka melarai tangannya dengan wajah yang menunduk.
"Bagaimana ... aku saja sudah tak bisa berpikir dengan jernih jika merasa takut ..." Arka mengerutkan dahinya.
Pria tua tersebut menepuk pundak Arka sambil meminum minuman yang ada di cangkirnya.
"Untuk itu ... kau harus mencarinya sendiri. seharusnya kau bisa sadar lebih awal." Pria tua tersebut berdiri.
Arka merasa terpuruk. ia merasa sangat bersalah akan kejadian yang menimpanya saat ini. Arka juga khawatir akan kondisi Etrina saat ini.
Meskipun Etrina bukanlah siapa - siapa baginya. Arka merasa mempunyai tanggung jawab untuk melindunginya karena Arka adalah tuan dari Etrina.
Arka juga terbayang akan ketua kelasnya dulu, Lilina. Arka berpikir tentang apa yang terjadi jika Lilina tahu bahwa dirinya meninggalkan seseorang yang telah membatunya.
Arka tak ingin selamanya menjadi seorang pengecut dan bodoh. Arka ingin membuat dirinya menjadi sangat kuat dan berani seperti tokoh utama film pahlawan yang ia sering lihat di televisi.
Dengan gemetar di dalam. Arka menegapkan dirinya untuk pergi keluar mencari Etrina di malam hari. "A-aku! akan mencari temanku!!" Arka berteriak kepada pria tua tersebut.
Arka pun berlari dengan cepat menuju ke pedalaman hutan, dan kembali ke lokasi dimana Arka lari.
Pria tua tersebut ingin memanggilnya. akan tetapi percuma, Arka sudah sangat jauh pergi meninggalkannya.
"Huh ... padahal aku ingin memberikan kalung ini kepadanya. kalung keberanian, kalung inilah yang membuatku tidak takut lagi." Pria tua tersebut menghela nafas.
... TO BE CONTINUED ......
>
... [ Info ]...
Kalung keberanian ( Aksesoris )
Grade : A+
Efek : Menjadi lebih berani dan tak kenal takut.
Keterangan : Sebuah kalung yang mengandung energi misterius. konon katanya kalung ini dihuni oleh raja keberanian, Zeladras.
... <<_____>>...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Aoi
Ini serigala nya kemana woy?🗿🗿🗿
2021-11-22
1
~The Libies ~
folow back akun gw bro, punya lu udah gw folow
2021-07-30
1