Setibanya di kediaman Tuan Keanu, Naila segera membersihkan dirinya dan melakukan ritual mandinya. Setelah selesai melakukan ritualnya dan berpakaian seadanya, Naila pun kembali melangkahkan kakinya menuju dapur. Ia berniat membantu pekerjaan Bi iyem yang masih belum selesai.
Tapi langkahnya terhenti ketika menyaksikan Tuan Keanu dan Melisa yang sedang asik bercengkrama diruang tengah. Melisa duduk di pangkuan Tuan sambil bermanja-manja. Sedangkan Tuan Keanu memeluk tubuh Melisa dan sesekali mengelus lembut perut Melisa yang masih rata.
"Sayang, bayi ini akan terus membesar seiring waktu dan tubuhku semakin hari akan semakin berubah. Aku akan terlihat lebih gendut dengan perut yang membesar. Apa kamu akan terus mencintaiku walaupun keadaan ku yang tidak lagi terlihat menarik?!" tanya Melisa.
Keanu tersenyum seraya merangkul tubuh Melisa. "Tentu saja, Melisa sayang! Aku tidak pernah mempermasalahkan penampilan mu. Aku mencintaimu tulus tanpa memandang apapun darimu. Walaupun kamu berubah lebih gendut, aku akan tetap mencintaimu!" sahut Keanu.
Keanu begitu memperhatikan Melisa. Sesekali ia melabuhkan ciuman hangatnya ke perut Melisa sambil bercanda-ria.
Sedangkan Naila hanya terdiam sambil memperhatikan kemesraan pasangan itu. Naila sadar posisinya dan juga bayinya tidak ada apa-apanya untuk Keanu. Karena bagi Keanu, Melisa dan Bayi dalam kandungannya lah yang lebih berharga dari apapun dan siapapun.
Naila melangkahkan kakinya kembali ke kamarnya. Ia melupakan niat awalnya ingin membantu Bi Iyem di dapur. Setibanya didalam kamar, Naila segera meraih tas lusuh miliknya dan mulai mengambil satu-persatu pakaiannya yang tersusun rapi didalam lemari kayu yang ada di kamarnya.
Naila memasukkannya kedalam tas lusuh tersebut sambil sesekali menyeka air matanya yang mengalir tanpa bisa ia tahan. Setelah semua pakaiannya sudah tersimpan rapi didalam tas lusuhnya, Naila juga meraih cincin pernikahannya yang ia simpan didalam laci mejanya dan memasukkannya kedalam sebuah amplop kecil.
Setelah semuanya siap, Naila pun mulai merebahkan tubuh mungilnya diatas tempat tidurnya hingga akhirnya ia benar-benar terlelap karena kelelahan.
***
Pagi-pagi sekali, Naila sudah siap untuk keluar dari rumah Tuan Keanu. Setelah meletakkan dua lembar surat untuk Tuan Keanu dan Bi Iyem diatas meja makan, Naila bergegas keluar dari rumah itu.
Karena masih terlalu pagi, penjagaan para penjaga keamanan pun mulai lenggang. Dan hal itu mempermudahkan Naila untuk pergi tanpa ketahuan oleh mereka.
Hanya dengan bermodal nekat, Naila melangkahkan kakinya menyusuri jalanan yang masih terlihat sepi. Bahkan tak sepeser pun uang yang ia bawa hanya untuk sekedar menahan lapar dan haus yang akan hadapi nanti.
Tanpa rasa takut sedikitpun, Naila terus melangkahkan kakinya sambil memeluk tas lusuh yang berisi pakaiannya. Sesekali Naila menoleh ke kanan dan ke kiri, mencoba mencari tumpangan yang bersedia membawanya. Namun tak ada satupun kendaraan yang lewat di jalanan tersebut.
Sementara itu di kediaman Tuan Keanu,
Bi Iyem baru saja bangun dari tidurnya dan segera membersihkan diri untuk melakukan ritual paginya. Selesai mandi dan berpakaian, Bi Iyem bergegas menuju dapur sama seperti hari-hari biasanya, memasakan sarapan untuk majikannya.
Bi Iyem memperhatikan sekeliling ruangan dapur sambil menautkan kedua alisnya. Ini pertama kalinya gadis polos itu bangun terlambat. Biasanya Naila terlebih dahulu berada diruangan itu sebelum Bi Iyem dan menyambutnya dengan senyuman hangat.
"Tumben Naila terlambat," gumam Bi Iyem
Bi Iyem melangkah menghampiri meja makan dan ingin membersihkan meja tersebut. Namun ia sempat terkejut ketika melihat dua lembar kertas yang di tindih dengan sebuah gelas tepat ditengah-tengah meja.
Bi Iyem meraih kertas tersebut dan mulai memperhatikannya. Disalah satu kertas tersebut ada yang bertuliskan, "Untuk Bi Iyem" dan satunya lagi bertuliskan, "Untuk Tuan Keanu"
Bi Iyem meraih yang bertuliskan untuk dirinya dan mulai membaca pesan yang ditinggalkan oleh Naila dipesan tersebut.
"Bi Iyem, Naila pergi dulu ya! Bibi tidak usah khawatir, Naila akan baik-baik saja, kok. Naila ingin mencari kebahagiaan untuk Naila dan dede bayi yang sedang tumbuh bersama Naila. Tapi... Naila mohon, jangan pernah ceritakan tentang dede bayi ini kepada Tuan Keanu. Naila tidak ingin suatu saat nanti Tuan Keanu mengambilnya dari Naila..." tulis Naila di selembar kertas yang sedang dipegang oleh Bi Iyem.
Tubuh Bi Iyem bergetar hebat, tubuh tuanya meluncur ke lantai sambil terisak disana. "Naila... anakku... kenapa kamu nekat seperti ini, Nak?! Kamu tidak tahu, kehidupan diluar itu lebih keras, Nak! Bibi khawatir terjadi sesuatu padamu dan juga bayi dalam kandungan mu!" ucap Bi Iyem sambil memeluk selembar surat yang masih ia genggam.
Bi Iyem panik, ia segera bangkit dan berlari sambil membawa kertas yang ditinggalkan oleh Naila ke kamar Tuan Keanu dan Melisa.
"Tuan! Tuan Keanu! Tolong saya, Tuan! Saya mohon!" ucap Bi Iyem sambil menggedor-gedor pintu Tuan Keanu.
Keanu yang sedang tertidur pulas bersama Melisa, tiba-tiba saja terbangun karena mendengar suara berisik yang diciptakan oleh Bi Iyem diluar pintu kamar mereka.
"Ada apa sih, Sayang! Berisik sekali!" ucap Melisa kesal seraya menarik selimutnya hingga ke puncak kepalanya.
"Sepertinya Bi Iyem lagi dalam masalah, biar aku lihat. Kamu tidur saja lagi, Sayang!" sahut Keanu seraya mencium puncak kepala Melisa.
Keanu meraih kimono tidurnya kemudian mengenakannya untuk menutupi tubuh polosnya. Setelah mengenakan kimono tersebut, Keanu segera menemui Bi Iyem yang masih berdiri didepan pintu kamarnya dengan wajah cemas.
"Ada apa, Bi? Ini masih terlalu pagi untuk membangunkan aku?!" ucap Keanu agak kesal.
"Tuan, Tuan Keanu! Naila melarikan diri! Dia meninggalkan pesan ini untuk anda!" ucap Bi Iyem dengan wajah panik sambil menyerahkan selembar surat yang bertuliskan "Untuk Tuan Keanu" kepada majikannya tersebut.
"Naila pergi?!"
Mendadak wajah Keanu menjadi serius. Ia menutup pintu kamarnya dan segera mengajak Bi Iyem ke ruang tengah, agar Melisa tidak mendengar percakapan mereka.
Sesampainya di ruang tengah, Keanu bergegas membuka pesan yang diberikan oleh Naila untuknya dan membacanya dengan seksama.
"Tuan Keanu, terimakasih Naila ucapkan atas semua yang Tuan berikan kepadaku selama ini. Dan terimakasih pula atas pernikahan singkat yang Tuan berikan kepada Naila sebagai tanda pertanggungjawaban Tuan.
Naila berjanji, setelah ini Naila tidak akan mengganggu kehidupan Tuan Keanu dan Nona Melisa lagi. Dan soal cincin pernikahan kita waktu itu, ini ku kembalikan kepada Tuan. Karena cincin itu adalah milik Tuan dan aku tidak berhak memilikinya." tulis Naila.
Tuan Keanu meraih amplop kecil yang berikan oleh Naila. Dan benar saja, ternyata didalam amplop tersebut ada dua cincin emas yang ia beli untuk pernikahan mereka saat itu.
Tangan Tuan Keanu bergetar ketika menggenggam kedua cincin tersebut. Ia tidak menyangka gadis polos itu kini pergi meninggalkannya.
"Naila, maafkan aku!" gumam Keanu sambil memperhatikan cincin pernikahan mereka.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Masih lengang
2023-12-04
2
Lhinda Ratnasari
kok nyesekk yo dadaq😭
2023-10-03
2
Norlaila Yaacob
sebenar Aku juga bersetuju Tapi dengan keadaan dia begitu amat payah utk memerlukan hidup dengan tiada Wang sedikit pun
2023-08-24
0