Di Perusahaan milik Tuan Rendra Hermawan,
Tuan Rendra terdiam sambil menatap kosong kearah luar jendela. Lalu lalang dijalan raya dan suara berisik klakson yang saling bersahutan tidak berhasil mengalihkan pikirannya kali ini.
"Tuan Rendra!" sapa Tom.
Tuan Rendra masih terdiam dan sama sekali tidak mengindahkan panggilan Tom saat itu. Tom menghela napas dalam kemudian mencoba menyapa Tuan Rendra yang masih mematung sambil menatap lalu lalang keramaian kota.
"Tuan Rendra," sapa Tom lagi.
Samar-samar Tuan Rendra mendengar seseorang memanggil namanya. Ia berbalik kemudian menoleh kearah asal suara yang tak lain adalah Tom, Assisten pribadinya.
"Bagaimana, Tom?!" tanya Tuan Rendra.
"Tuan Rendra, sebenarnya saya punya berita buruk untuk anda..." sahut Tom. Ia tidak berani menyampaikan berita itu langsung kepada Tuan Rendra tanpa seizin dari Tuan Rendra nya sendiri.
"Katakanlah, Tom!" perintah Tuan Rendra,
"Sebenarnya, Nyonya Ariana sudah meninggal dunia beberapa bulan yang lalu dan dia meninggalkan seorang anak perempuan yang sekarang berusia 16 tahun bernama Naila. Gadis itu bekerja sebagai Pelayan dirumah Tuan Keanu Armani Putra, menantu anda." sahut Tom.
"Apa?! Ariana sudah meninggal?!" tanya Tuan Rendra histeris karena tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Tom barusan.
"Ya, Tuan. Nyonya Ariana meninggal setelah lama berjuang melawan penyakitnya." sahut Tom
"Penyakit? Penyakit apa? Setahu ku Ariana tidak mengidap penyakit apapun!" bantah Tuan Rendra.
"Setelah anda meninggalkan Nyonya Ariana, ia memilih untuk berjuang bersama putri semata wayangnya tanpa memilih kembali kepada keluarganya. Sejak saat itu Nyonya Ariana mulai mengidap berbagai penyakit. Mungkin karena faktor pikirkan ataupun yang lainnya, sehingga tubuhnya mudah diserang berbagai penyakit." sahut Tom.
Tuan Rendra sempat terdiam. Ia sadar mungkin semua itu adalah kesalahannya yang begitu tega meninggalkan Ariana tanpa pertanggungjawaban sama sekali.
Tunggu sebentar! Apa kamu yakin gadis itu anak kandung dari Ariana?! Atau mungkin gadis itu hanya seorang anak angkat, anak sepupu atau keponakannya, bisa jadi kan?!" tanya Tuan Rendra lagi.
Tom menggelengkan kepalanya pelan. "Menurut informasi, anak perempuan itu memang anak kandung dari Nyonya Ariana." sahut Tom.
"Apa Ariana menikah lagi setelah aku meninggalkannya saat itu?"
"Tidak, Tuan. Nyonya Ariana tidak pernah menikah lagi setelah anda tinggalkan. Dan saya pun bisa memastikan anak gadis itu adalah anak anda dan Nyonya Ariana." sahut Tom yakin.
Tuan Rendra mengusap wajahnya kasar kemudian menjatuhkan dirinya ke sofa miliknya sambil menatap langit-langit ruangan.
"Bearti selama ini aku memiliki seorang anak perempuan dari Ariana dan Ariana tidak pernah menceritakan hal ini kepadaku?!" gumam Tuan Rendra.
"Mungkin saja Nyonya Ariana sengaja melakukannya, karena ia tidak ingin mengganggu kehidupan rumah tangga anda bersama istri pertama anda." sahut Tom.
"Ya sudah, terimakasih banyak atas informasinya. Dan sekarang kamu bisa pergi..." ucap Tuan Rendra
"Baik, Tuan!"
Tom pun pergi meninggalkan Tuan Rendra diruangan itu sendirian. Sepeninggal Tom, Tuan Rendra bangkit dari tempat duduknya kemudian kembali berdiri didepan kaca jendela diruangan itu sambil menatap kosong kearah jalan raya.
"Apakah tidak terlambat jika aku bertanggungjawab kepada anakku sekarang ini? Apa ia bersedia memaafkan aku setelah aku memperlakukan dia dengan kasar saat di acara kemarin?!" gumam Tuan Rendra.
Sementara itu,
Naila duduk sendirian disamping makam Ibunya sambil membersihkan rumput-rumput kecil yang mulai tumbuh disisi-sisi makam. Sesekali Naila menyeka air matanya yang masih jatuh dikedua pipinya.
"Bu, aku sudah melihat sosok Tuan Rendra Hermawan yang selalu Ibu sebut-sebutkan namanya. Ternyata Ibu salah, Tuan Rendra tidak seperti yang sering Ibu ceritakan kepadaku. Dia bukan laki-laki yang baik. Dia begitu kasar dan juga sombong! Aku tidak sudi punya Ayah sombong dan kasar sepertinya, Ibu! Lebih baik Naila tidak punya Ayah daripada memiliki Ayah seperti Tuan Rendra Hermawan. Dan yang lebih menggelikan lagi, Tuan Rendra Hermawan adalah Ayah dari Nona Melisa, wanita yang kini sah menjadi Istri Tuan Keanu!" gumam Naila disela isak tangisnya.
"Naila, sudahlah... tidak baik berkata seperti itu. Kasihan Ibu mu, ia pasti akan merasa sakit hati setelah mendengar ucapanmu." ucap Bi Iyem yang ternyata mengikuti Naila hingga ke makam Ibunya.
Naila menoleh kepada Bi Iyem yang tengah berdiri dibelakangnya. "Bibi kenapa ada disini?!" tanya Naila.
"Bibi mengikuti mu, Naila. Bibi tidak ingin terjadi sesuatu kepadamu. Bibi mengkhawatirkan dirimu..." sahut Bi Iyem seraya berjongkok kemudian mengelus lembut puncak kepala Naila.
"Naila baik-baik saja, Bi. Naila hanya ingin ke makam Ibu karena sudah hampir sebulan ini Naila tidak sempat menjenguk tempat ini." sahut Naila.
Bi Iyem pun tersenyum kepada Naila. "Baiklah, Bibi akan menunggu mu sampai selesai. Setelah itu kita kembali ke kediaman Tuan Keanu." ucap Bi Iyem.
Naila sempat terdiam ketika mendengar nama Tuan Keanu disebutkan. Entah mengapa ia merasa enggan kembali kerumah itu. "Baiklah, Bi. Sebentar lagi." sahut Naila.
Setelah beberapa saat, Naila pun selesai dan segera mengajak Bi Iyem untuk kembali ke kediaman Tuan Keanu. Di perjalanan menuju pulang, langkah kaki Naila terasa sangat berat. Ia benar-benar enggan kembali kerumah yang selama ini sudah menghancurkan hidupnya sedemikian rupa.
"Bi, seandainya Naila pergi dari rumah Tuan Keanu, mungkin tak akan ada yang mencari keberadaan Naila ya, Bi..." ucap Naila sambil tertunduk.
"Ish, kenapa Naila berkata seperti itu?! Jangan pernah berpikir seperti itu, Naila. Jika Naila pergi dari rumah itu, Bibi bisa gila mencari keberadaan Naila. Bibi kan sayang sama Naila..." sahut Bi Iyem seraya merengkuh pundak gadis polos itu. Naila hanya bisa tersenyum kecut sambil memeluk tubuh Bi Iyem dari samping.
"Tapi... apa yang Naila harapkan tinggal disana, Bi? Tuan Keanu sama sekali tidak menganggap keberadaan Naila. Lalu bagaimana nasib bayi yang ada di kandungan Naila nantinya? Apakah dia akan bernasib sama seperti Naila yang tidak pernah dianggap oleh Ayahnya sendiri?!" sambung Naila.
Bi Iyem menghela napas berat. Apa yang dikatakan oleh Naila memang benar adanya. "Seandainya Naila bisa pergi dari rumah itu, memangnya Naila ingin pergi kemana, kalau boleh Bibi tahu?!" tanya Bi Iyem sambil terus melangkahkan kakinya.
"Naila tidak tahu, Bi. Tapi jika Ibu bisa menghidupi Naila seorang diri tanpa adanya seorang suami. Naila yakin, Naila pun bisa membesarkan anak Naila seorang diri tanpa bantuan Tuan Keanu!" sahut Naila yakin.
Tanpa diduga, airmata Bi Iyem meluncur begitu saja setelah mendengar perkataan polos Naila. Hatinya terasa dicubit dengan sangat keras ketika mendengar penuturan gadis itu. Bagaimana tidak, usianya masih terlalu dini untuk menghadapi kerasnya dunia. Apalagi harus menghidupi seorang mahluk kecil bersamanya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Mmh'a Azam Yasmien
😭😭😭
2024-01-21
0
ita🍓
Thor 😭 😭 padahal sdh pernah baca tapi tetap 😭😭😭
2023-12-02
4
Dyah Oktina
naila.... 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
2023-08-15
0