Naila berlari kecil menghampiri sosok laki-laki tersebut sambil tersenyum manis.
"Tuan," sapa Naila seraya menarik lengan jas yang dikenakan oleh laki-laki tersebut.
Karena merasa ada yang memanggilnya, Laki-laki itupun segera menoleh kepada Naila yang berdiri disampingnya sambil tersenyum hangat.
"Apa?!" sahutnya ketus, seraya menarik kembali tangannya dengan kasar agar Naila tidak menyentuh jas mahal miliknya.
Naila terkejut sekaligus kecewa mendapati perlakuan laki-laki itu kepadanya. Ternyata ia benar-benar salah jika selama ini mengira bahwa laki-laki itu akan menyambut dirinya dengan baik.
"Ehm, apakah benar nama Tuan adalah Tuan Rendra Hermawan?" tanya Naila sedikit ragu-ragu.
Laki-laki itu mengerutkan keningnya ketika mendengar Naila mengucapkan namanya dengan benar. "Ya, memang kenapa?! Dan apa mau mu?!" tanya laki-laki itu.
"Ehm, Tuan... coba anda lihat, apakah anda mengenali foto ini?!" tanya Naila seraya memperlihatkan foto pernikahan Ibu dan Ayahnya, satu-satunya foto kenang-kenangan yang mengingatkannya dengan sang Bunda.
Tuan Rendra Hermawan meraih foto tersebut kemudian memperhatikan foto itu secara seksama. Raut wajahnya memang terlihat berubah sejenak, namun setelah itu wajahnya kembali datar, seolah tidak terjadi apa-apa. Kemudian setelah itu ia kembali memperhatikan Naila dari ujung kepala hingga ujung kaki sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Aku tidak kenal dengan foto ini! Kamu salah orang!" ucapnya seraya melemparkan kembali foto itu dengan kasar kepada Naila.
Naila kelabakan menangkap foto tersebut. Dan Naila tidak menyerah begitu saja. "Cobalah Tuan, lihat sekali lagi! Ini foto Ibu saya, namanya Ariana! Saya tidak berbohong, Tuan! Saya mohon, Tuan! Lihatlah sekali lagi..."
Namun laki-laki itu terus mencoba menghindari Naila dan tepat disaat itu, Melisa menghampiri lelaki itu.
"Ada apa, Ayah?! Apa dia mengganggu mu?!" tanya Melisa kepada Tuan Rendra Hermawan.
"Entahlah, dia hanya sok kenal saja!" sahut Tuan Rendra.
"Ayah?!" gumam Naila.
Tubuh mungilnya bergetar ketika mengetahui bahwa laki-laki yang bernama Rendra Hermawan, yang selama ini ia cari-cari keberadaannya adalah Ayah kandung Melisa.
"Heh! Jangan coba macam-macam sama Ayahku, ya!" bentak Melisa seraya mendorong tubuh mungil Naila hingga terjengkang di lantai.
"Naila, Naila! Apa yang kamu lakukan disini, Nak?!" ucap Bi Iyem, dengan tergesa-gesa ia menghampiri Naila yang baru saja didorong oleh Melisa didepan banyaknya tamu undangan.
"Bi, bawa dia kedalam! Dan jangan biarkan ia keluar dari kamarnya! Mengganggu saja!" hardik Melisa.
"Baik, Non!" sahut Bi Iyem.
Keanu menghampiri Melisa yang sedang marah-marah dan di depannya, ada Naila yang masih terduduk di lantai sambil menatap Melisa yang tengah memarahinya dihadapan orang banyak.
"Ada apa lagi, Melisa?!" ucap Keanu.
"Dia mencoba mengganggu Ayahku, Sayang!" sahut Melisa.
"Benarkah?!" sahut Keanu sambil mengerutkan kedua alisnya.
Bi Iyem membantu Naila bangkit. "Mari, Nak! Sebaiknya kita kembali ke kamarmu!" ajak Bi Iyem seraya menuntun Naila kembali ke kamar sempitnya.
Sementara Bi Iyem membawa Naila masuk kedalam kamarnya, Keanu masih berdiri disamping Melisa sambil memperhatikan wajah Melisa yang masih menekuk.
"Melisa, tidak sepatutnya kamu mendorong Naila dihadapan orang banyak! Apa kamu tidak kasihan melihatnya seperti itu?!" ucap Keanu dengan setengah berbisik kepada Melisa.
Mata Melisa membulat sempurna setelah mendengar ucapan Keanu kepadanya. "Owh, jadi sekarang kamu membela gadis bodoh itu?! Jangan katakan kamu sudah mulai ada rasa sama gadis itu, ya?!" sahut Melisa kesal.
Keanu menghembuskan nafas berat, "Bukan seperti itu maksudku, Melisa! Hanya saja, aku kasihan melihatnya diperlakukan seperti itu dihadapan orang banyak! Sebesar apa sih kesalahannya, hingga Naila pantas diperlakukan seperti itu?!"
Melisa tertawa sinis, "Hohoho! Kasihan kamu bilang! Lama-kelamaan rasa kasihan itu bakal menjadi rasa cinta kalau dibiarkan!" ketus Melisa, kemudian pergi meninggalkan Keanu.
Sementara itu,
Bi Iyem dan Naila tiba dikamar sempitnya. Bi Iyem menuntun Naila duduk di tepi tempat tidurnya sambil mengelus puncak kepala Naila dengan lembut.
"Sayang, sebenarnya ada apa? Kenapa Nona Melisa tiba-tiba saja mendorong mu seperti itu?" tanya Bi Iyem sambil memperhatikan wajah Naila yang terlihat sendu.
"Bi, coba lihatlah foto pernikahan Ibuku ini..." ucap Naila seraya menyerahkan foto pernikahan Ayah dan Ibunya kepada Bi Iyem.
Bi Iyem meraih foto tersebut dan memperhatikannya secara seksama. Tiba-tiba mata Bi Iyem terbelalak dengan mulut menganga,
"I-inikan Tuan Rendra Hermawan? Mertuanya Tuan Keanu?! J-jadi Tuan Rendra Hermawan adalah..." Bi Iyem tak kuasa meneruskan ucapannya karena Naila kembali terisak sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Nai..." Bi Iyem memeluk erat tubuh mungil Naila dari samping dan mencoba menenangkannya.
"Berarti Naila tidak salah lihat kan, Bi? Tapi kenapa Tuan Rendra tidak sudi mengakui Naila sebagai anaknya?! Apa karena Naila miskin?!" tanya Naila disela isak tangisnya.
"Lihatlah, Bu! Dia sama sekali tidak seperti yang Ibu bilang ke Naila! Dia bukanlah laki-laki yang bertanggungjawab! Dia bahkan tidak sudi mengakui Naila, Bu?!" seru Naila seraya melemparkan foto pernikahan Ibunya ke lantai.
"Sudahlah, Sayang! Jangan berkata seperti itu tidak baik!" ucap Bi Iyem.
Naila melepaskan pelukan Bi Iyem kemudian menjatuhkan dirinya diatas tempat tidur sambil membenamkan wajahnya kedalam bantalnya.
"Biarkan Naila sendiri dulu, Bi..." ucap Naila.
Bi Iyem pun bangkit dan meraih foto pernikahan Ibunya Naila yang tergeletak di lantai kamar. Kemudian memasukkannya kembali kedalam laci meja.
"Bibi tinggal dulu ya, Naila." ucap Bi Iyem.
Ditempat lain,
"Tidak mungkin! Tidak mungkin Ariana memiliki seorang putri dari hasil pernikahan kami!" gumam Tuan Rendra sambil memijit pelipisnya.
"Ada apa, Tuan?" tanya Assisten Tuan Rendra yang baru saja tiba setelah mendapatkan panggilan dari majikannya tersebut.
"Tom, tolong kamu cari tahu keberadaan istri muda ku, Ariana. Dimana dia sekarang dan bagaimana keadaannya?! Pokoknya cari informasi lengkap tentang kehidupannya dan juga orang-orang di sekelilingnya!" perintah Tuan Rendra kepada Assisten pribadinya.
"Baik, Tuan!"
Walaupun sebenarnya Tom sempat ragu namun ia tetap menyanggupinya. Karena Tuan Rendra sudah lama meninggalkan istri mudanya tersebut setelah Istri pertamanya mengetahui pernikahan mereka.
Tuan Rendra terpaksa melepaskan istri mudanya karena Istri pertamanya (Ibunda Melisa) tidak bersedia membagi suami maupun hartanya kepada wanita lain.
Tom pun segera pamit kepada Tuan Rendra untuk melakukan tugasnya. Sedangkan Tuan Rendra masih terlihat cemas sepeninggal Tom.
"Bagaimana jika yang dikatakan oleh gadis itu adalah benar?! Bagaimana jika gadis itu adalah putri ku bersama Ariana?! Oh, Tuhan! Apa yang harus aku lakukan sekarang! Aku yakin, baik Melisa maupun Ibunya tidak akan pernah menerima hal ini!" gumam Tuan Rendra.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Norlaila Yaacob
ya Allah takdir tuhan tidak dapat disangkal lagi kenapa dia dan perempuan tu mempunyai ayah yang Sama
2023-08-24
3
Cicih Sophiana
thor tolong dong Naila nya jadi pinter... biar pergi yg jauh setelah Keanu tau Naila hamil...
2023-07-28
0
sri sudaryati
Thor buat Naila pergi dari rumah itu , bahaya .
2023-04-28
0