Sebulan Kemudian,
"Naila sayang, Bibi mau belanja dulu ke pasar, ya! Jangan kemana-mana dan jaga dede bayi dalam kandungan mu..." ucap Bi Iyem seraya mengelus lembut perut Naila sambil tersenyum.
"Baik, Bi." sahut Naila.
Bi Iyem pun bergegas pergi meninggalkan kediaman Tuan Keanu menuju pasar untuk membeli kebutuhan dapur yang sudah mulai menipis. Dan beruntung, pasarnya tidak berada jauh dari komplek perumahan Tuan Keanu.
Kini Naila sendirian dirumah yang besar itu. Tak ada siapapun disana. Tuan Keanu dan Sid sudah pergi ke kantor sedangkan sang Istri, Melisa selalu pergi selepas suaminya berangkat ke kantor. Itulah yang selalu dilakukan oleh Melisa setelah resmi menjadi Nyonya Keanu Armani Putra, dan tak ada yang tahu kemana ia pergi.
Naila duduk sendirian didepan teras sambil menunggu kedatangan Bi Iyem. Dari kejauhan, Naila memperhatikan seorang penjual rujak buah yang sedang mendorong gerobak dagangannya.
Tiba-tiba saja Naila ingin mencicipi rujak buah tersebut. Naila segara bangkit dari duduknya dan berlari kecil menuju kamarnya. Ia berniat mengambil uang untuk membeli rujak buah tersebut.
Sesampainya didalam kamar, Naila segera membuka laci meja yang berada disamping tempat tidurnya, dimana biasanya ia menyimpan barang-barang berharganya.
Naila begitu terkejut sekaligus kecewa karena uang yang ia miliki hanya tersisa 5000 rupiah saja. Sedangkan ia tidak tahu berapa harga satu bungkus rujak buah tersebut.
Naila melangkah gontai menuju halaman depan dengan selembar uang kertas 5000 rupiah di tangannya. Naila menghentikan langkahnya tepat didepan pagar sambil memperhatikan pedagang rujak yang kini semakin memilih mendekat ke arahnya.
"Pak, berapa harga satu bungkus rujak buahnya?" tanya Naila dengan wajah sendu menatap Pedagang itu.
"Sepuluh ribu, Nak. Kamu mau beli?" sahut Pedagang itu.
Naila kembali melirik uang kertas lima ribu rupiah yang sedang ia pegang. Kemudian ia mengangkat kepalanya sambil menggeleng pelan. "Tidak, Pak..." sahut Naila,
"Oh, ya sudah. Bapak jalan lagi, ya!" sahut Bapak Pedagang itu.
Naila hanya bisa menatap rujak buah itu sambil menelan air liurnya. Ia benar-benar menginginkannya namun sayang uangnya tidak cukup. Padahal Tuan Keanu sudah berjanji akan mencukupi kebutuhannya tapi karena Melisa yang mengendalikan keuangan, Melisa sama sekali tidak pernah memberikan uang kepada Naila.
Pada akhirnya Naila menangis didepan pagar sambil terus menatapi Bapak Penjual rujak yang semakin menjauh dan menghilang dari pandangannya. Cukup lama Naila terisak disana, hingga akhirnya Bi Iyem tiba dan segera menghampiri Naila.
"Lho, Nai?! Kamu ngapain disini?" tanya Bi Iyem seraya meraih tubuh Naila yang masih bersandar di pagar.
"Naila sayang, kamu menangis?!" sambung Bi Iyem yang terkejut melihat Naila bercucuran airmata.
Bi Iyem menuntun Naila hingga ke teras depan rumah dan mendudukkan nya di kursi. "Coba jelaskan sama Bibi, sebenarnya ada apa? Apa yang membuat Naila menangis seperti ini?!" tanya Bi Iyem lagi.
"Naila ingin beli rujak buah, Bi. Tapi duitnya tidak cukup..." ucap Naila seraya memperlihatkan uang kertas lima ribu rupiah yang sejak tadi ia genggam.
Tanpa disadari Bi Iyem, air matanya meluncur begitu saja setelah mendengar penuturan polos Naila. "Ya ampun, Naila sayang... baiklah, tunggu sebentar! Bibi buatkan rujak buah yang enak buat kamu! Sekarang berhentilah menangis, dan ikuti Bibi ke dapur!" ucap Bi Iyem seraya menuntun Naila kembali menuju dapur.
Sesampainya di dapur, Bi Iyem segera meraih buah-buahan didalam kulkas dan memotong-motongnya. Bi Iyem juga membuatkan sambal kacang ala rujak buah yang begitu menggoda. Naila bahkan berkali-kali menelan air liurnya melihat Bi Iyem mengulek sambal kacang tersebut.
"Nah, selesai! Sekarang cicipi lah!" ucap Bi Iyem seraya menyerahkan buah yang sudah ia potong-potong bersama sambal kacang buatannya kepada Naila.
Naila tersenyum lebar ketika menyambutnya. Dan dengan lahapnya, ia menyantap buah-buahan itu tanpa bicara sepatah katapun. Bi Iyem hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil mengelus puncak kepala Naila.
"Lain kali, Naila tidak perlu menangis seperti itu lagi, ya? Kalau mau makan apa, tinggal bilang Bibi. Nanti Bibi buatkan untuk Naila..." ucap Bi Iyem.
"Tapi, Bi... bukankah buah ini milik Tuan Keanu? Aku takut Tuan Keanu marah karena aku sudah berani memakan makanan miliknya tanpa seijin darinya." sahut Naila.
"Sekarang Bibi mau tanya? Dede bayi yang tumbuh di perut Naila, anaknya siapa? Anaknya Tuan Keanu, bukan?! Itu artinya Dede bayi itu lebih berkuasa dirumah ini, karena dia adalah pewaris Tuan Keanu, lho!" sahut Bi Iyem sambil tersenyum kepada Naila.
"Tapi pernikahan Naila..."
"Sudahlah, Sayang! Jangan pikirkan yang tidak-tidak! Sekarang ini, kesehatan kamu dan bayi dalam kandungan mu, itu lebih penting dari segalanya!" potong Bi Iyem.
***
Menjelang Sore
Deru mobil Tuan Keanu terdengar dari halaman depan. Itu artinya, lelaki itu sudah kembali dari kantor. Dan seperti biasanya, Naila segera menyambut majikan sekaligus suaminya itu dengan membawakan sebuah kopi manis kesukaannya.
"Melisa belum kembali?" tanya Keanu,
"Belum, Tuan." sahut Naila seraya menyerahkan kopi kesukaan Tuan Keanu.
Keanu menyambut cangkir kopi yang diberikan oleh Naila kemudian menyeruput nya. Wajahnya yang tadinya terlihat kusut karena mengetahui istri tercintanya belum juga kembali, kini terlihat lebih tenang setelah menyeruput kopi manis buatan Naila.
"Terimakasih, Naila." ucap Tuan Keanu.
Naila mengangguk pelan kemudian kembali ke dapur, meninggalkan Tuan Keanu yang masih bersantai diruang tengah.
Hingga malam menjelang, Melisa belum juga kembali. Keanu bahkan berkali-kali menghubungi nomor ponsel istri kesayangannya itu namun tetap tidak bisa tersambung.
"Melisa sudah keterlaluan! Istri macam dia itu?! Tiap hari kerjanya keluyuran tidak jelas!" gumam Tuan Keanu sambil bertolak pinggang.
"Tuan, makan malam sudah siap. Apa anda ingin makan malam sekarang?!" tanya Bi Iyem.
"Ya, Bi! Aku sudah lapar." sahut Keanu.
Keanu segera menuju ruang makan dan duduk di kursi miliknya. Ketika Tuan Keanu tiba, Naila segera membantu memasukan makanan keatas piring milik Tuan Keanu. Sedangkan Tuan Keanu terus memperhatikan Naila yang melakukan tugasnya tanpa bicara sepatah katapun.
"Selamat menikmati makan malamnya, Tuan." ucap Naila seraya memundurkan tubuhnya.
"Naila!" Tuan Keanu tiba-tiba meraih tangan Naila sambil menatapnya.
"Temani aku..." pinta Tuan Keanu tanpa melepaskan tangan Naila yang masih ia genggam erat.
Naila mencoba melepaskan tangannya namun Tuan Keanu menggenggamnya dengan begitu erat hingga Naila tidak bisa melepaskannya.
"Please..." bujuk nya lagi,
"Baiklah, Tuan." sahut Naila.
Malam itu, pertama kalinya Naila dan Tuan Keanu makan bersama. Bi Iyem pun turut bahagia menyaksikan kebersamaan mereka. Walaupun saat itu Naila terus saja menundukkan kepalanya karena Tuan Keanu tidak hentinya memberikan senyuman hangat kepadanya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Norlaila Yaacob
Rasa sangat bahagia waktu itu walau utk seketika
2023-08-24
1
Cicih Sophiana
ngidap rujak aja ga bisa kebeli padahal suami kaya... Keanu kan kaya walau keuangan di pegang si Marisa. tp kan bisa Keanu ngasih diam diam...sama sama istri itu punya hak yg sama...
2023-07-28
0
Tie Tea
dr Part pertama smpi part ini bikin aku 😭😭😭😭
2023-05-08
1