Bagian 3

Langit sudah terang dengan sinar matahari yang menyilaukan, dan sang putri masih tidur dengan lelap. Dengan posisi yang sangat unik, dan nampak sangat-sangat tidak elegan,di lengkapi dengan air liur yang menetes ke bantal.

Braaak!! tak! tak! tak! suara pintu terbuka, dan langkah kaki yang sangat terburu buru.

"Putri!? putri? cepat bangun putri? ini sudah siang, mana ada putri di dunia ini yang masih tidur sampai jam segini, dan.... dengan posisi menjijikan seperti itu. " Sang pelayanya Wenwen membanguknan sang putri.

Dengan enggan, dan kesal putri bangun, dan berkata.

" Wenwen aku sudah bangun, dan kamu berani menghina tuanmu?.Putri Way ne menatap pelayanya dengan tatapan yang menakut kan.

Dan si pelayan kaget, dan takut. iya lansung berlutut.

"Maaf kan saya putri, saya bersalah, silahkan putri hukum saya."

"Sudah lah. aku hanya bercanda kamu cepat rias saya saja."

Dengan sigap Wenwen langsung merias putri Way ne, dan setelah di hias iya menyuruh Woli mengundang putri Bilton rongrong untuk minum teh di taman bunga.

"Woli?! Undang lah kakaku putri Rongrong untuk minum teh di taman bunga."

"Baik putri. saya pergi dulu" woli langsung pergi mencari putri Rongrong.

Ditaman putri duduk di kursi, dengan meja yang sudah di tempati oleh teh, dan cangkir.Sambil menunggu putri Rongrong datang iya berpikir dalam hati.

" ini adalah hari kudua aku tiba di dunia ini.Aku harus membalaskan dendam putri yang malang ini. Dan hari ini aku akan membals dendam pada pelayan yang di suruh putri Rongrong untuk meracuniku."

Tak lama kemudian putri Rongrong sampai di taman tersebut, dan melihat adik tercintanya duduk dan menunggunya.

"Adik!? dalam rangka apa adik mengundangku minum teh di taman bunga?"

" Oh kakak sudah sampai, apa kah perlu acara yang khusus, supaya kita adik kakak ini untuk minum teh.?" Kata putri Way ne

" Oh tentu saja tidak adik". sambil tersenyum, tapi senyumanya bukan pertanda senang.

Saat mereka menikmati teh di taman sambil berbincang, dan tersenyum walau pun senyuman itu tidak talus. tiba tiba ada seorang pengawal datang berlari, dan menghampiri putri way ne dan berbisik. setelah mendengar bisikan itu seketika putri Way ne langsung marah, dan murka.

"Panggil pelayan itu!! bawa dia kehadapanku!! biarkan aku yang mengintrogasi dia!!" Putri bertetiak dan putri Rongrong kaget.

Tak lama kemudian pengawal membawa si pelayan dengan tubuh terikat di lemparkan ke hadapan putri.

"Pukul pelayan ini dengan 10 kali menggunakan rotan!!"

Sipelayan pun di pukili 10 kali oleh pengawal dengan keras, dan suraa kesakitan dari pelayan tersebut. Setelah di pukul pelayan itu bertanya.

"Atas dasar apa putri menghukum saya?"

"Kamu bertanya atas dasar apa saya menghukum mu?, kamu adalah pelayan yang mencuri dirumah tuanmu, dan mencelakai tuan mu? atas dasar itu lah kau di hukum."

Mendengar itu si pelayan kaget, dan menyangkal nya.

"Putri!, saya tidak pernah melakukan itu putri."

Puk!!! sebuah kertas di lempar ke wajah pelayan itu. Di situ tertulis kejahatan sang pelayan.

"Itu bukti nyata. Kau mencuri, dan masih menyangkal naya?" putri Way ne berkata dan menatap rendah.

Si pelayan kaget melihat isi surat itu, dan iya tak berniat minta ampun pada Putri Way ne, malah menghina nya.

"Ya!. aku memang melakukan itu,memangnya kenapa?. Kamu hanya lah putri yang tak berguna, dan lemah. Memangnya kamu bisa apa?."

Mendengar itu putri way ne sangat marah.

"Dasar tak tau diri!!!. Pukul wanita rendahan ini dengan rotan sampai mati!!."Putri bicara dengan keras.

Dan dengan segera pengawal memukulinya dengan sangat keras sampai berdarah, di tengah pukulan dan suara kesakitan sang pelayan berkata.

"Putri rongrong... tolang saya, tolong saya."

Mendengara ucapan sang pelayan putri Rongrong sangat takut, dan kaget. karena pelayan tersebut adalah orang suruhanya.

"Kakak kenapa pelayan ini meminta tolong padamu? dan bukan padakau. padahal aku tuanya" putri Way ne baertanya dengan senyum yang licik.

Mendengar ucapan putri Way ne. putri Rongrong menjadi sangat kaget, gugup, dan takut.Tapi langsung menyembunyikanya.

"Aku tidak tau, apa yang di katakan pelayan ini adik. Aku tidak mengenalnya mungkin iya ingin merusak persaudaraan kita adik." Rongrong berusaha menyangkal, dan meyakinkan Way ne.

Mendengar itu pelayan kaget dan berbicara.

"Putri sangat kejam. Padahal putri yang menyuruh saya memata -matai putri Wey ne."

Mendengar itu putri Rongrong kaget, dan marah. Iya mengambil rotan di tangan salah satu pengawa, dan berkata.

"Omong kosong apa yang kau katakan manusia hina!! . Jaga mulutmu kalau berbicara. Orang sepetrimu pantas di pukul samapi mati."

PAK! PUK!BUK! putri rongrong memukul kepala pelayan itu sampai mati.

"Seseorang!, bawa mayat pelayan ini keluar dari kediaman putri Way ne." Rongrong langsung memutar tubuh dan melihat putri Way ne.

" Adik jangan sampai kesalah pahaman ini merusak persau daraan kita."

"Kakak, itu tidak mungkin, dan adik ingin minta maaf karena kakak melihat kejadian ini. Adik mohon maaf dari kakak."

"Tidak perlu minta maaf adik, kita kan saudara. " sambil tersenyum putri Rongrong membalas perkataan puri Wayne. Tapi dalam hati iya berkata.

"Ada apa dengan way ne sampah ini?. Kenapa saat iya jatuh kekolam bukanya mati, tapi malah menjadi menakutkan."

Terpopuler

Comments

bochennyaKTH

bochennyaKTH

terlalu bnyk typo membuat cerita jdi tdk menarik.. saranku sih dikoreksi lagi naskah ceritanya, perbaiki typo. sering seringlah baca novel novel yg bergenre sama dan liat tata penulisannya, krna sejujurnya menurut aku tata penulisannya agk gak nyaman bacanya

2020-04-20

8

Eki•Putri(ভ_ ভ)

Eki•Putri(ভ_ ভ)

Sebelum kirim naskah lebih baik baca dulu!!

2020-03-15

8

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!