Goro menyudahi serangan Sihirnya. Ia segera maju berlari dan melayangkan lagi pedang besarnya ke arah Sean yang juga berlari ke arahnya. Goro melompat dan mengayunkan pedang besarnya ke arah Sean.
Brakk !!
Serangan Goro tidak mengenai lawannya, melainkan mengenai tanah saja, karena Sean menghindar ke samping dengan memutar tubuhnya, dan ia langsung memberi hantaman dengan tangannya.
BUGH...!!
Dengan tangan kanannya, pukulan Sean mengenai wajahnya. Meskipun tangan biasa tidak logam seperti tangan kirinya, pukulannya dapat membuat Goro terdorong ke samping 10 meter dan jatuh ke tanah.
Sean berjalan mendekatinya dan dengan tangan logam kirinya ia mengambil pedang besar milik Goro. Sean melompat dan mengayunkan pedang besarnya ke arah Goro.
Tiba-tiba terdengar suara. "Pasir Pengikat !!"
Tiba-tiba gerakan Sean terkunci, dan tubuhnya melayang beberapa meter dari tanah. Lalu ia melihat sekelilingnya. Ternyata salah satu anggota party Goro menghentikannya dengan menggunakan pasir dan mengikat kedua tangan dan kedua kakinya.
"Pasir ?" Sean bertanya-tanya di dalam pikirannya.
Pasalnya yang ia tau hanya ada 7 jenis Sihir yang diceritakan Brian sebelumnya. Lalu, kenapa ada orang yang bisa bisa menggunakan Sihir untuk mengendalikan pasir ?
Pertanyaan yang ada di dalam pikirannya, sementara ia tepis dulu. Sekarang ia harus fokus mengatasi Goro dan kelima anggotanya. Sean tetap tenang, dan tidak berontak sama sekali.
Dengan sengaja Sean melepas pedang besar milik Goro yang ia genggam. Pedang besar itu jatuh dan langsung ditangkap seseorang, dan berlari ke mendekati Goro. Rupanya orang itu salah satu anggota party-nya Goro lagi.
Pedang besarnya telah dikembalikan ke pemiliknya. Goro memutar-putar pedang besarnya. Lalu terhenti dan mengarahkan ujung pedangnya ke arah Sean dari tempatnya berdiri.
"Kamu benar-benar harus kuhabisi." ucap Goro dengan wajah marahnya.
Sean yang masih terikat oleh pasir, hanya bisa diam dan menatap dingin ke arah Goro. Pria berambut aneh itu berbicara lagi. "Kamu hanyalah sampah. Petualang Tingkat Platinum ? Sepertinya itu hanyalah kebohongan."
Dibalik penutup sebagian bawah wajahnya, Sean tersenyum simpul. Lalu dengan kedua tangannya, ia berontak, akhirnya, pasir yang mengikat terlepas.
Semua terkejut melihat Sean bisa melepaskan ikatannya. Meskipun hanya tangan kiri, tetapi itu adalah hal yang mengejutkan. Karena salah satu anggota party Goro, disebut-sebut Petualang merepotkan.
Selagi semua terdiam terkejut, Sean memanfaatkannya, salah satu tangannya meraih sesuatu dari dalam jubahnya, dan langsung ia arahkan ke salah anggota party Goro yang menggunakan Sihir pengendali.
Dor !!
Seketika pasir yang mengikatnya, rapuh jatuh ke tanah, begitu juga dengan Sean yang turun mendaratkan kedua kakinya. Goro dan keempat anggotanya terkejut melihat orang yang mengikat Sean tejatuh terbaring, dan menjerit kesakitan.
"Aggrrhhh !!"
Semua terkejut melihat Sean menyerangnya dari jarak jauh dalam sekejap. Tak terlihat, namun bisa membuat seorang manusia tumbang.
Mereka benar-benar tidak tau benda apa yang Sean genggam hingga mampu membuat suara kejut dan menjatuhkan lawan. Mereka lalu yakin, kalau Sean berada di Tingkat Platinum.
Sean berdiri dan menatapnya dengan dingin. Ia berhasil melepaskan diri setelah ia menembaki perut orang itu. Lalu ia berjalan mendekatinya.
"Seharusnya kamu tidak mengganggu pertarunganku dengan ketuamu." ucap Sean sambil menginjak bekas tembakan di perut orang itu.
"Aggrrhhh !!" orang itu berteriak kesakitan lagi.
"Pukulan Gumpalan Tanah !!"
"Pukulan Gumpalan Tanah !!"
Tiba-tiba Sean merasa ada 2 orang yang bergerak cepat ke arahnya dengan Sihir tanah yang menyelimuti tangan mereka berdua.
Sean melompat dan memutar tubuhnya. Serangan 2 orang itu tidak mengenaiknya. Sean langsung menghantan punggung 2 orang itu bersamaan dengan kedua kakinya
Braakk !!
Braakk !!
Setelah jatuh karena hantaman kedua kakinya, dengan kedua tangannya Sean mencengkram kedua belakang kepala orang itu, dan bersamaan ia menghantamkannya ke tanah.
DUGH !!
DUGH !!
Hingga akhirnya, 2 orang itu terjatuh pingsan tak sadarkan diri. Tinggal 3 orang yang tersisa, termasuk Goro, terkejut di tempat mereka berdiri. Sean berjalan ke arah Goro dan kedua anggotanya yang tersisi.
Namun, lagi-lagi ada sesuatu yang menghentikan salah satu langkah kakinya. Sean melirik ke bawah. Ia hanya berguman. "Pasir lagi."
Sean menoleh dan memandang ke arah orang yang sedang duduk di tanah sambil mengarahkan salah satu tangannya ke arah Sean. Rupanya orang yang tadi, ia menggunakan Sihirnya lagi untuk mengendalikan Pasir dan menghentikan Sean.
Dor !!
Orang itu akhirnya mati. Sean menembakinya tepat di dahitnya, sudah dipastikan peluru yang ditembakinya menembus ke dalam dan menembus ke belakang kepala.
Goro dan kedua anggotanya yang tersisa terkejut melihat temannya telah tak sadarkan diri, namun yang membuatnya terkejut, temannya mati.
Entah serangan apa yang dikeluarkan dari benda yang digenggam oleh Sean. Tapi kini mereka sangat yakin, kalau Sean berada di Tingkat Platinum. Secara ia mampu melepaskan pasir yang mengikatnya.
"Kau membunuh salah satu anggota terbaikku !!" ucap Goro berteriak marah.
Sean memandang Goro dan ia menjawab. "Di dalam pertarungan, kita harus mengerahkan semuanya agar lawan kita tumbang. Entah dia tak sadarkan atau dia mati. Lagi pula, bukankah awalnya kamu menantangku bertarung ? Yang berarti kita bertarung, satu lawan satu. Tetapi, kenapa salah satu anggotamu mengganggu pertarungan kita ?"
Goro terdiam, memang benar apa yang dikatakan Sean, karena awalnya dirinya yang menantangnya bertarung. Goro menggeleng-gelengkan kepalanya, karena ia juga tak terima salah satu anggota mati. Lalu ia menatap Sean dengan tajam.
"Seharusnya kamu tidak membunuhnya, cukup membuatnya tidak bergerak !!" ucap Goro.
"Apa kamu tidak melihatnya, aku sudah membuatnya untuk tidak mengganggu, tetapi ia kembali menggangguku. Berarti, dia adalah pengganggu, maka langkah terakhirku adalah membunuh pengganggu itu." jawab Sean, lalu ia berjalan mendekati Goro.
Dor !!
Dor !!
"Aggrrhhh !!"
"Aggrrhhh !!"
Kedua anggota Goro langsung terduduk di tanah dan berteriak kesakitan setelah Sean langsung menembaki salah satu kaki mereka berdua. Kini tinggallah Goro, ia semakin waspada dengan benda yang digenggam oleh Sean.
"Benda yang dipegang olehnya mengeluarkan suara kejut dan seketika targetnya terluka. Benda yang menarik. Tetapi mustahil kalau aku bisa merebutnya, secara dia sangat kuat." batin Goro.
Tiba-tiba ada gerakan cepat ke arah Sean. Sean langsung menggunakan lengan kirinya untuk menahan serangan yang datang. Sean melotot ke arah seseorang berpakaian sangar yang menyerangnya.
Meski tertahan, dan tak merasakan sakit, tetapi mampu membuat kedua kakinya posisi yang bertahan bergeser mundur.
Orang itu melompat mundur setelah pukulannya tertahan oleh Sean. Orang itu mendarat dan berdiri di samping Goro. Sean meneliti orang itu.
"Pemandangan apa ini, Goro ? Kenapa kamu dan anggotamu bisa dibuat seperti ini oleh Petualang itu." kata orang itu bertanya, sambil menatap Sean.
"Dia tiba-tiba datang dan mengganggu. Tapi, seharusnya kamu jangan muncul sebelum aku membunuhnya." kata Goro kesal.
"Aku paling tidak suka menunggu. Ini bisa menghambat rencana tuan kita." ucap orang itu membentak.
Sean yang diam dan memperhatikan mereka berdua. Ia mengerut dahinya mendengar percakapan Goro dan lawan bicaranya. "Tuan mereka ?"
______________________
Sebelumnya Terimakasih sudah mengikuti cerita ini. Dan Saya ingin minta maaf, untuk kedepannya mungkin Cerita ini Update 1 Bab dalam sehari, karena saya memiliki kesibukan di dunia nyata.
Jadi Cerita ini Update pelan-pelan. Tapi saya usahakan sesekali untuk Update 2 Bab dalam sehari.
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
----prince.''of_night
ckck
2021-08-14
0
Jino roy
Goro buang-buang waktu, terlalu banyak tingkah dan banyak omong, belum tentu menang sudah begitu sombong.
kedua mahluk itu jelas komplotan bandit!
geram sama si Goro!😠, nunggu Sean bantai kedua mahluk itu.
2021-07-12
5
Rachmat Hidayat
mantul..... lanjit thor. seru abisss.
2021-07-12
2