Namun bagi Lucy, itu hanyalah angin lewat. Senyuman yang ia berikan adalah senyuman palsu, itu karena ia harus profesional dalam bekerja. Tetapi senyuman palsu miliknya saja, sudah membuat para laki-laki terpesona.
Brian pamit undur diri kepada Sean dan Lucy. Sean dan Lucy mempersilahkan, lalu ia mengajak Erza, Rin, dan Lisa untuk pergi pulang, karena mereka ingin segara istirahat.
Sean pun meminta kepada Lucy itu untuk mendaftar menjadi petualang kota Kerajaan Erlang. Lucy menjelaskan, biaya pendaftaran untuk petualang baru, sebesar 1 koin emas.
Dunia yang Sean tempati saat ini, jika ingin membayar sesuatu, mereka menggunakan koin untuk metode pembayaran.
50 Koin Perunggu \= 1 Koin Perak.
50 Koin Perak \= 1 Koin Emas.
50 Koin Emas \= 1 Koin Platinum.
50 Koin Platinum \= 1 Koin Berlian.
Rata-rata orang-orang biasa hingga petualang, biasanya memegang Koin Perunggu, Koin Perak, dan Koin Emas.
Sedangkan Koin Platinum, dan Koin Berlian, biasanya hanya-hanya orang-orang bangsawan dan anggota keluarga Kerajaan.
Sean pun memberikan 1 Koin Emas untuk biaya pendaftaran petualang baru. Lalu Lucy meminta Sean untuk menulis di sebuah kartu, namun Sean menolak karena ia buta huruf.
Yah, karena Sean memang tidak bisa membaca bentuk huruf dunia barunya. Lucy akhirnya membimbingnya untuk mengisi kartu identitas petualang baru milik Sean.
"Namamu ?" tanya Lucy.
"Sean Alexander."
"Namamu terdengar bagus juga." ucap Lucy sambil menulis nama Sean di kartu.
Setelah selesai menulis, Lucy meminta setetes darah milik Sean. Sean pun melukai jarinya, lalu ia meneteskan darahnya ke arah kartunya.
Setelah Sean memberikan setetes darahnya. Lucy menyentuh kartu itu dengan kelima jarinya. Dan tiba-tiba tangan Lucy sedikit bercahaya.
Sean sedikit terkejut melihatnya. Beberapa detik kemudian, perlahan cahayanya menghilang. Sean pun paham, karena mengingat penjelasan Brian sebelumnya.
Lucy memiliki Sihir cahaya untuk membuatkannya kartu identitas petualang. Wanita cantik itu meggambil kartu identitas petualang milik Sean dan membacanya.
Lucy terbelalak. "I-ini..."
Sean mengerut dahinya melihat reaksi Lucy membaca kartu identitas petualang miliknya. "Kenapa ?"
"Kamu jangan kemana-kemana !! Aku akan segera kembali." ucap Luci buru-buru meninggal Sean dengan membawa kartu identitas petualang laki-laki itu
Sean hanya mengerut dahi. "Aneh."
Beberapa lama kemudian, Lucy datang dan mendatangi Sean. "Sean, kamu ikut denganku."
"Kemana ?" sahut Sean bertanya.
"Ada yang ingin bertemu denganmu." jawab Lucy, Sean hanya menurut lagian ia juga penasaran.
Sean mengikuti Lucy dari belakang. Beberapa saat kemudian, mereka telah sampai di depan pintu ruangan. Lucy membuka pintu ruangan itu, lalu Lucy mengajaknya masuk.
Di dalam ruangan itu terlihat seorang pria dewasa tengah duduk di sofa. Mungkin bisa dibilang orang itu terlihat berumur 35 tahun. Lucy pun bersuara. "Master, saya telah membawa orangnya."
"Ya, kalau begitu, kamu kembali bekerja." balas pria dewasa itu yang dipanggil master oleh Lucy.
Lucy pun undur diri meninggalkan ruangan itu dan menutup pintunya. Pria itu mempersilahkan Sean untuk duduk di sofa yang ada di hadapannya.
Sean pun duduk. Kini mereka duduk saling berhadapan. Hanya meja kayu yang di depan mereka yang menghalangi.
"Perkenalkan namaku Richard Kamilton, aku adalah Master Guild ini. Kamu bisa memanggilku Richard, atau Master." ucap pria dewasa itu memperkenalkan dirinya.
Sean mengangguk kecil kepalanya. "Aku Sean Alexander, panggil saja Sean."
Richard memulai bicara. "Tadi, salah satu pegawaiku bilang padaku bahwa kamu adalah petualang baru yang baru mendaftar."
Sean mengangguk kepalanya.
Richard menyerahkan sesuatu, dan meletakannya di atas meja. Sean melihat, rupanya kartu identitas petualang. Sepetinya kartu itu miliknya.
Richard bersuara. "Setelah kubaca kartu identitasmu, menandakan kalau kamu pasti adalah manusia dari dunia lain yang terkirim ke dunia ini."
Sean terbelalak. Richard kembali bersuara. "Kau adalah manusia kedua yang datang dari dunia lain kan ?"
"Dari mana kau tau ?" tanya Sean dingin.
"Karena Levelmu terlalu tinggi." jawab Richard. Ia kembali bersuara. "Di kartu identitasmu ini, tertulis, Levelmu tertulis Level 77, Petualang Tingkat Platinum. Karena semua orang yang baru saja mendaftar menjadi Petualang, pasti berada di Level Tingkat terendah, yaitu Tingkat Perunggu."
Sean terdiam mendengar, meski di dalam hatinya ia puas ternyata dirinya berlevel tinggi. Tapi ia harus tetap waspada dengan pria yang ada dihadapannya.
"Tenanglah, aku tidak akan memberitahu siapapun kalau dirimu berasal dari dunia lain." kata Richard yang paham kewaspadaan Sean terhadapnya.
Richard adalah orang yang selalu menempati janjinya. Jika ia ingin membocorkan siapa Sean, saat ini pasti ia akan mati dibunuh Sean. Secara Level dia 45 tingkat Emas. Sudah pasti ia kalah atau mati.
Richard pun memulai bercerita tentang beberapa bulan yang lalu, saat ada seorang wanita cantik yang datang dari dunia lain mendaftar dirinya sebagai petualang. Ia bisa tahu asal wanita itu, karena wanita itu yang mengakunya sendiri. Richard pun berjanji menjaga rahasianya.
Wanita itu berumur 30 tahun. Awal mendaftar menjadi petualang, Level wanita itu langsung berada di Level 55, Petualang Tingkat Emas. Dan sekarang, mungkin dia sudah di Level 62, yang berarti dia sudah menjadi Petualang Tingkat Platinum.
Wanita itu cukup terkenal. Bukan hanya kecantikannya, tapi keahliannya dalam berpedang. Namun, wanita itu jarang terlihat, karena tidak suka menjadi pusat perhatian. Dia memilih berpetualang sendiri.
Sudah banyak sekali laki-laki yang melamarnya, termasuk Richard sendiri, tapi ditolak mentah-mentah. Bahkan banyak laki-laki dari kalangan Bangsawan juga tertarik padanya.
Sean juga bercerita dimana dirinya terkirim berpindah dunia. Setelah mendengar Cerita Sean, Richard mengatakan kalau Sean dan Wanita itu berpindah dengan cara yang berbeda.
Sean yang langsung terkirim bersama tubuhnya. Sedangkan wanita itu, terkirim ke dunianya setelah kematian. Jiwanya berpindah ke tubuh wanita yang telah meninggal.
Richard juga memberitahu, kalau wanita itu memiliki salah satu Senjata Legendaris. Mendengar itu, Sean teringat cerita Brian sebelumnya. Pasti wanita yang dibicarakan oleh Richard, adalah wanita yang dimaksud oleh Brian.
"Begitulah." kata Richard menyelesaikan ceritanya. Lalu ia berkata. "Sepertinya, setelah mendengar ceritaku, kamu pasti juga ingin mengejar wanita itu. Tapi kalau dipikir-pikir, kamu dan dua tidak cocok, kamu terlalu muda untuknya, karena kamu berusia 25 tahun."
"Jangan bicara yang tidak-tidak. Ehh..., dari mana kamu tau umurku ?" tanya Sean heran.
Richard terkekeh, lalu ia menjawab. "Karena setetes darahmu mengatakan kalau dirimu sudah berusia 25 tahun, 5 bulan lagi, umurmu sudah 26 tahun."
Kartu identitas petualang, bisa mendeteksi umur pemiliknya melalui darah dari si pemilik kartu itu.
"Sudahlah, ini sudah akan malam. Aku harus pergi, aku ingin mencari penginapan." ucap Sean yang bosan mendengar cerita Richard.
"Kebetulan, disini juga menyediakan penginapan." kata Richard.
"Benarkah ?" sahut Sean memastikan.
"Ya, apa kamu tidak lihat besar Bangunan Guild ini. Bangunan Guild milikku bukan hanya untuk tempat petualang mengambil misi saja. Jika kamu mau ingin makan, tempat penginapan, dan tempat untuk rapat party, disini menyediakannya." kata Richard menawarkan sambil membanggakan dirinya.
"Baiklah, aku mau." balas Sean,menerima tawaran Richard.
Richard segera bangkit dari duduknya. Ia mengambil salah satu kunci kamar dari meja kerjanya. Richard segera mengajak Sean keluar dari ruangannya.
_______________________________________
Visual.
Richard Kamilton.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
X_Shadow
sejauh ini ada beberapa typo
tapi ga terlalu banyak
2022-12-28
0
Rhade Cobra
benget cwo nya sama semuanya
2022-04-06
0
Sandi
fisual toko utamanya kok jelek ya thour biasanya kan gagah🙏🙏🙏
2021-12-19
0