Terlihat 4 manusia yang masih muda, mungkin lebih muda dari Sean. Ke-4 manusia itu tengah melawan sekelompok goblin. 2 laki-laki dan 2 perempuan. Sekelompok mahluk hijau itu terdiri 5 goblin.
Setiap dari mereka bertarung melawan lawannya masing-masing dengan menggunakan pedang. Namun hanya satu goblin saja yang berdiam
Goblin itu berbadan besar. Mungkin dia adalah ketua kelompoknya. Tingginya mungkin 2 meter lebih, dan anak buahnya hanya mungkin tingginya hanya 1 meter saja.
Salah satu dari mereka berhasil mendorong satu perempuan hingga terjatuh. "Goblin sialan !!" Perempuan itu, dan kembali berdiri, ia langsung melancarkan ayunan pedangnya.
Terlihat goblin berbadan besar, mulai menyerang dengan menggunakan gada besarnya. Semua keempat orang itu menghidari serangnya.
Boom !!
Serangan Goblin itu cukup lumaya. Lalu salah satu dari mereka berempat, seorang laki-laki mengeluarkan Api dari telapak tanganya, lalu membesar, dan mengarahkannya ke sekelompok goblin itu.
"Serangan Bola Api !!"
Laki-laki itu berucap bersamaan menyerangkan Bola apinya.
Boom !!
Namun serangan bola apinya masih belum bisa menjatuhkan kelima goblin itu. Lalu kedua temannya mengarahkan tangannya ke arah lawannya.
Di telapak tangan mereka berdua muncullah sebuah pusaran air. Lalu mereka berdua melepaskan serangannya, secara bersamaan mereka berucap. "Serangan Pusaran Air !!"
.....
Sementara disisi Lain, Sean menganga dan kedua matanya melebar apa melihat pertarungan ke-4 manusia dengan ke-5 moster hijau itu. "What !! Dunia ini juga ada sihir ?"
Sean terduduk lemas di dahan pohon besar itu. Pikirannya entah kemana. Tempat dunia yang sekarang ia tempati ternyata dunia sihir. "Siapapun sadarkan aku dari mimpi ini."
Sean masih tak percaya kalau dirinya terlempar dunia sihir. Ia mengira kalau dirinya terlempar dunia lain yang sewajarnya, namun hal mengejutkan kalau duniany sekarang adalah dunia sihir.
Sean memang tak asing dengan sihir. Karena waktu masa kecil ia menyukai film action yang berbau sihir. Dan sekarang dirinya benar-benar terlempar di dunia sihir.
"Setelahnya, apa akan ada yang membuatku terkejut lagi ?" Sean bertanya sendiri.
DUAR !!
Sean menoleh kepalanya. Ia melihat sumber suara ledakan itu. Ia melihat ke-4 manusia itu saling berjaga. Rupanya salah satu teman mereka terluka.
Terlihat ke-5 goblin mulai maju mendekati mereka. Sean yang nelihatnya tentu saja tidak akan diam saja. Ia mengeluarkan senapan sniper terbaiknya, BARRETT M82.
Sean menurunkan satu lututnya untuk berlutut berlutut. Ia mulai melihat goblin dari teropong senapannya. Saat melihat wajah mahluk hujau itu, Sean sampai merinding.
"Astaga wajahnya tak hanya menyeramkan, tapi juga sangat jelek." batinnya.
Sean menarik nafasnya, dan mengeluarkannya dari mulutnya. "Haaaahhhh..."
Dor !!
Craattt !!
Brukk !!
Salah satu goblin terjatuh dan mengeluarkan darah dari kepalanya. Tentu saja, semua terkejut melihat salah satu goblin tiba-tiba jatuh mengeluarkan darah dan mati begitu saja.
Salah satu dari ke-4 manusia itu berkata. "Apa yang terjadi ?"
"Kenapa dia tiba-tiba mati ?" tanya salah satu temannya.
"Kalau dia yang mati, siapa yang membunuhnya ?" tanya temannya yang mereka yang perempuan.
Sementara, disisi Sean, ia tersenyum. Ia tak manyangka kalau senapannya mampu membunuh mahluk hijau itu. Lebih kerennya lagi, pelurunya sampai tembus ke belakang kepala.
"Ternyata, Senapanku mampu membunuh mahluk jelek itu."
Krek-krek..!!
Sean kembali melihat goblin berikutnya dari teropongnya. Tanpa ragu dan yakin akan kena ke targer berikutnya, ia langsung menekan pelatuknya.
Dor !!
Craattt !!
Brukk !!
Salah satu goblin terjatuh lagi dan mati, dengan luka yang sama di kepala. Darah keluar dari lukanya. Ke-4 manusia yang melihat semakin penasaran, siapa yang menolong mereka.
Krek-krek..!!
Sasaran kali ini sungguh indah. Kenapa tidak ? 2 goblin berdiri dengan posisi yang sangat pas. Sean kembali menekan pelatuknya.
Dor !!
Craattt !! Craattt !!
Brukk !! Brukk !!
2 goblin terjatuh. Sungguh mengejutkan bagi yang melihatnya. Tiba-tiba 2 goblin mati lagi di luka yang sama. Tinggallah, satu goblin berbadan besar, karena ke-4 anak buahnya telah mati.
Krek-krek..!!
Sementara disisi ke-4 manusia itu.
"Hei, siapa yang membunuhnya ?"
"Kau bertanya kepadaku, aku hanya bertanya kepada siapa ?"
"Sungguh luar biasa, siapa yang membunuh mereka dengan mudah."
"Tapi, tinggal satu goblin lagi."
Itulah percakapan ke-4 manusia itu. Sedangkan goblin berbadan besar marah, karena anak buah telah mati. Ia menyerang sembarang arah dengan gada besarnya.
Disisi Sean, ia menarik kembali pelatuk senapannya.
Dor !!
Goblin itu tidak tumbang setelah mendapat luka tembakan dari senapan. Melainkan membuat kulit hijaunya berlubang, dan berdarah. Goblin berbadan besar itu semakin marah.
Sean mendengus kesal, ia segera kembali memasukkan BARRETT M82 ke dalam cincin penyimpanannya. Lalu ia berlari cepat ke goblin itu yang tengah mengamuk.
.....
Sementara Ke-4 manusia itu, segera menghindar dari serangan bruntal oleh goblin itu. Namun ada satu perempuan yang masih terluka, dia tidak bisa berlari cepat. Ia dibantu oleh teman satunya.
Namun goblin itu mendekati mereka berdua. Goblin itu mengayunkan gada besarnya ke arah dua manusia itu. Mereka berdua pasrah.
Sedangkan dua temannya lagi, ingin berbalik dan membantu, tetapi apa daya. Mereka tak sanggup, meskipun berbalik juga akan tidak akan sempat menolong.
Tiba-tiba seseorang berambut hitam sedikit panjang sebahu, dan berpakaian aneh serba hitam berlari melewati mereka berdua dan membuatnya terkejut. Pasalnya larian orang itu sangatlah cepat.
Sean yang berlari mendekat mendekati sepasang laki-laki dan perempuan yang akan diserang oleh goblin berbadan besar itu. Sean langsung melompat dan ia siap memberi pukulan tangan logam kirinya.
BUGH !!
Wajah Goblin itu terkena pukulan Sean. Tubuhnya sedikit terdorong, gada dipegangannya terjatuh. Hantaman di wajahnya sangatlah sakit, seperti dihantam sebuah benda yang keras
Sean yang kini berdiri dihadapan goblin itu, ia memukul tubuhnya. Gerakkan cepat. Ia memukul-pukul perut goblin itu dengan kedua tangannya.
BUGH..!! BUGH..!! BUGH..!! BUGH..!!
BUGH..!! BUGH..!! BUGH..!! BUGH..!!
Tubuh goblin itu cukup keras, namun pukulan Sean mampu membuat goblin itu kesakitan. Sean melompat mundur, bersamaan ia mengeluar pistol dari cincin penyimpanannya.
Dor...!!
Dor...!!
Sean menembaki Goblin itu dengan pistol DESERT EAGLE. Ia menembaki ke arah kedua mata goblin itu. Jika kulitnya keras, maka, ia hanya perlu menembaki kedua matanya. Karena hampir semua mahluk hidup kedua matanya adalah salah satu kelemahannya.
Bruukk !!
Goblin berbadan besar itu akhirnya berlutut sambil memegang kedua matanya. Ke-4 manusia itu menganga tak percaya melihat Goblin berlevel diatas mereka mampu dilakukan oleh satu orang saja.
Wajah orang itu tidak jelas. Namun bisa dilihat, karena sebagian wajahnya tertutup, hanya kedua matanya yang terlihat. Rambutnya hitam panjang sebahu. Dari kulit di wajahnya yang terlihat bisa ditebak, putih mulus.
Setelah memasukan kembali pistolnya ke dalam cincin penyimpanannya, Sean menendang wajah goblin itu hingga terjatuh dan tergeletak di tanah. Sean meloncat dan menaiki atas tubuh mahluk hijau itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Bagus + / Jelek -
sudah ketebak
pasti ada ceweknya
2023-06-17
1
X_Shadow
"target"
2022-12-28
0
Risa
ngakak
2022-07-02
0