Bagian 2

Matahari semakin lama semakin menampakkan keberadaannya, membuat orang-orang berlomba melindungi tubuh dari sengatan cahaya matahari, mulai dari memakai payung, topi, dan bernaung sementara ditempat-tempat yang tidak terjangkau cahaya matahari. Namun, tak jarang terdapat orang-orang yang cuek akan hal itu. Begitulah yang terjadi pada Kaysa saat ini. Dengan santainya ia terus berjalan menelusuri jalan yang memang diperuntukkan untuk pejalan kaki.

Hari ini, Kaysa pergi ke kampus setelah mendapat panggilan dari temannya, Mikha, yang meminta ditemani mengikuti diskusi yang merupakan salah satu proker dari HMD (Himpunan Mahasiswa Departemen) mereka. Walaupun Kaysa juga salah satu anggota dari HMD itu, karena hari libur, jadi dia agak malas untuk ke kampus dan memang dia mendadak ada urusan penting saat pagi harinya dan menurutnya ia tidak akan sempat ikut diskusinya.

Sebenarnya Kaysa masih mengurus urusan pentingnya itu yang tak lain urusannya dengan Devan. Ia terpaksa menyudahi dulu, karena ia terus diteror oleh Mikha melalui Hp nya yang terus berbunyi. Pada waktu yang sama, Devan juga berkali-kali mendapat pesan dan panggilan dari temannya yang menyuruhnya ke kampus juga.

Awalnya Devan mengajak Kaysa untuk pergi bersamanya, tetapi Kaysa buru-buru menolaknya. Jika hal itu terjadi, maka sudah dipastikan ia tidak akan tertidur nyenyak esok dan seterusnya.

Devan dan Kaysa memang kuliah di jurusan yang sama. Devan hanya beda dua tahun diatas Kaysa. Mereka juga masuk dalam HMD dan saat ini angkatan Devan menjabat sebagai pengurus di HMD mereka. Hal itu sudah pasti Kaysa termasuk salah satu anggotanya. Itulah salah satu alasan kenapa ia menolak pergi bersama Devan ke kampus. Jika sampai ketahuan dengan kakak pengurus lain, maka kemungkinan terburuk yang akan terjadi adalah hidupnya akan terus ditemani dengan teror-teror yang sangat mengerikan.

"Daritadi aku tunggu kamu disini, aku kira kamu sudah siap-siap ke kampus, kan kamu paling rajin kalau diskusi-diskusi begini", ucap Mikha saat Kaysa sudah ada di depannya

"Kamu kali yang rajin, toh ini kan jari libur, aku tadi pagi juga ada urusan mendadak, jadi sebenarnya aku tidak ada niatan untuk pergi, Tapi gara-gara kamu, aku terpaksa menunda urusanku pagi tadi" ucap Kaysa masih dengan muka datarnya

"He hee, kamu kan tau, aku ikut diskusi ini karena apa", Ucap Mikha cengengesan

"Kamu kan bisa lihat dia tiap hari di kampus" ucap Kaysa

"Dia gak setiap hari kali di kampus" balas Mikha

"Sok tahu aja" Ucap Kaysa

"Mikha gitulohh" ucap Mikha sambil senyum lebar menampilkan deretan gigi putihnya

Mikha dan Kaysa adalah dua sahabat yang sering bersama dalam setiap kegiatan di kampus, baik itu kegiatan organisasi kampus ataupun kegiatan perkuliahan. Namun, sifat mereka sangat jauh berbeda. Kaysa yang identik dengan sifat yang cuek dan tidak banyak bicara. Sedangkan Mikha yang cerewet dan suka cari perhatian, apalagi dengan senior yang dikaguminya.

"Sepertinya diskusinya sudah dimulai, ayo kita segera pergi kesana," ajak Kaysa sambil melihat banyak orang yang telah berkumpul di taman tempat mereka akan melaksanakan diskusi.

Mereka ikut bergabung dan larut dalam diskusi tengah berlangsung. Namun, disisi lain tempat kumpulan para cowok, ada seseorang yang terus melirik ke kumpulan para cewek.

2 jam kemudian

Diskusi akhirnya selesai

Mikha harus pulang duluan karena telah di jemput oleh kakaknya yang mengajaknya jalan-jalan

Setelah kepergian Mikha, Kaysa akhirnya pulang ke kostnya dengan berjalan kaki dengan mengambil rute jalan yang panjang agar ia tidak bertemu dengan Devan yang ternyata sedari diskusi berlangsung ia selalu diawasi oleh Devan, sehingga ia kurang fokus dalam diskusi.

* * * *

"Dev, loh tumben jam segini ke kampus ?"

"Gara-gara dia, bikin ketenangan hari liburku terganggu", balas Devan sambil menunjuk seseorang di depannya dengan lirikan matanya

"Lo sendirikan yang bilang kemarin buat ingetin kegiatan diskusinya, kok malah kesal sih, jawab orang yang ditunjuk Devan tadi

"iyah, gak di teror juga kali, cukup ingatkan, sebatas itu"

"yah, kan kurang afdhal gitu kalau kamunya tidak hadir diskusi" ucap Ari selaku pelaku yang meneror Devan.

Devan malam menanggapi kembali ucapan Ari, ia memilih untuk masuk ke ruangan kecil di dalam sekretnya yang sudah disulap menjadi perpustakaan mini. Ia kemudian mengambil buku, hanyut dalam pesona buku yang dibacanya tanpa menyadari bahwa teman-teman yang sejak tadi bersamanya pergi entah kemana meninggalkan dia sendiri.

*****

drrttt. . . .drrt. . . . .

bunyi dering telpon yang sedari tadi menggema diruangan yang kecil yang sudah tidak bisa disebut kamar, tetapi sudah selayaknya seperti gudang yang dengam buku berserakan dimana-mana, piring-piring kotor yang masih belum dibersihkan, plastik-plastik berisi barang-barang yang sepertinya baru dibeli untuk keperluan sehari-haripun hanya ditaruh sembarangan.

Drrrtttt . . . . .Drrrtttttt

Drrrrttt.. . . .  .Drrrrttttt

Lagi-lagi bunyi dering telpon terus menggema. Si pemilik malah asik rebahan sambil memainkan pena dan kertas, menulis sesuatu yang tampaknya sudah menjadi hobinya hingga dering telpon dan kebersihan serta kerapihan kamarnyapun tak dihiraukannya. Ia masih saja terus berkutat dengan pekerjaan menulisnya, tanpa peduli siapa yang menelponnya.

Selang beberapa menit

Akhirnya ia telah selesai dengan kesibukan menulisnya. Ia membaringkan tubuhnya sebentar, mata menatap kosong di langit-langit kamar dan perlahan-lahan tangannya meraba-raba meja tempat hpnya berada tanpa merubah posisi tidurannya. Ia melihat-lihat siapa saja yang menghubungi dia sejak tadi dan cukup kaget dengan deretan nama yang tertera menu panggilan tak terjawab. Terdapat tiga nama berbeda disana dan satu nomor asing. Ia kemudian beralih ke via chattingnya dan sudah ia duga, yang menelponnya tadi pasti mengirimkan pesan juga padanya.

Kak Dena

Assalamu alaikum, lagi dimana dek?

dek ?

Kak Devan

Dek

kamu sudah pulang?

Alina

kay

K

E

y

p

p

p

tidur yah ?

Kaysa to Kak Dena

wa alaikum salam, lagi di kost kak

Kaysa to Kak Devan

iya kak

Kaysa to Alina

iya, kenapa?

Setelah membalas beberapa chat yang masuk, Kaysa menonaktifkan hp-nya, mematikan lampu dan bersiap untuk berkelana di alam mimpinya

5 menit

10 menit

20 menit

Matanya tak kunjung mau menuruti dirinya. Ia ingin mengistirahatkan tubuhnya barang sejenak saja, membuang keluh kesahnya di alam mimpi, namun tak disetujui oleh matanya yang masih terjaga.

lama ia terdiam, memikirkan cara agat ia cepat tidur. Akhirnya ia tak punya cara lain selain membuka kembali hp-nya menjelajah di youtube mencari konten yang saat ini memang sangat suka ia dengar. Vlog tentang kriminal, bedah buku, kasus-kasus yang sulit terpecahkan bahkan masih ada yang belum terpecahkan hingga sekarang. Sembari mendengar melalui earphone-nya, ia memejamkan matanya.

10 menit berlalu, ia masih fokus mendengarkan konten yang bertema kriminal detektif itu. Hingga tanpa sadar matanya mulai berat untuk terbuka dan akhirnya ia pun tertidur dan masih menyisahkan video yang belum selesai.

konten yang masih berputar itu seketika berhenti saat ada yang video call dan tanpa disadari Kaysa yang terlelap, jarinya tidak sengaja menerima video call dari seseorang yang sepertinya menanti kabar darinya namun hanya dibalas sekenanya oleh Kaysa.

Halo

Assalamu alaikum

Kay

.

.

.

(tak ada jawaban)

Kaysa

kamu dimana, kok gelap layarnya?

Kaysa

.

.

Kaysa

Orang diseberang telpon nampak bingung, tak ada yang membalas ucapannya dan mulai khawatir dengan layar telpon yang menampilkan suasana gelap. Setelah sekian lama menunggu tidak ada suara dibalik telpon, akhirnya telpon dimatikan secara sepihak.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!